Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH SUHU DAN CURING AIR LAUT TERHADAP BETON FC’ 30 MPa DENGAN AGREGAT KASAR BATU PANTAI Marguan Fauzi; Norma Puspita; Muhammad Al Iswana
Jurnal Tekno Global Vol. 11 No. 1
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jtg.v11i1.2207

Abstract

Temperatur pembakaran, kandungan senyawa kimia air laut pada proses perendaman, dan kekuatan batu pantai sebagai agregat kasar pada beton merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kuat tekan beton. Hal ini juga mengakibatkan perubahan struktur mikro beton akibat pengaruh suhu, senyawa air garam, dan kekuatan batu pantai sebagai agregat kasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur, curing air laut, dan agregat kasar batu pantai terhadap perubahan struktur mikro beton fc '30 MPa yang akan dianalisis menggunakan foto SEM (Scanning Electron Microscope). Penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu pengujian material, pembuatan benda uji, pengujian kuat tekan dan analisis hasil pengujian. Penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan 4 variasi pengujian yaitu beton water curing normal PDAM, beton normal curing air laut, beton agregat batu pantai curing air PDAM, dan beton agregat batu pantai curing air laut dengan suhu oven 100 °C, 150 °C , 200 °C selama 3 jam dan tanpa suhu oven sebagai pembanding. Dari hasil pengujian diketahui bahwa kuat tekan rata-rata beton pada umur 28 hari mengalami penurunan nilai kuat tekan setelah di oven. Sedangkan hasil analisis mikroskopis pada foto SEM menunjukkan bahwa adanya rongga pada struktur beton akibat pengaruh panas. Perendaman air laut mengakibatkan garam mengkristal di dalam rongga beton dan menutup sebagian pori-pori rongga beton, sehingga memperlambat proses pengikatan semen dan menurunkan kekuatan beton yang berpengaruh pada penurunan gaya tekan beton.
Durabilitas Geopolymer Foam Concrete Terhadap Ketahanan Sulfat Debby Sinta Devi; Marguan Fauzi; Belliana Syafitri; Agung Laksono
Jurnal Tekno Global Vol. 12 No. 01
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jtg.v12i01.3175

Abstract

ABSTRACT  Geopolymer is an inorganic polymer material which is rich in silica and alumina and undergoes a polymerization process. Geopolymer concrete is an innovative concrete by replacing some cement binders with industrial waste such as fly ash. In addition, the manufacture of foam concrete is widely used in industrial building construction, especially in the walls of earthquake buildings and energy-efficient buildings. Geopolymer foam concrete is a modification of geopolymer concrete with foam concrete. Geopolymer foam concrete is made by combining a geopolymer mixture in the form of a 14 Molar solution of NaOH and Na2SiO3 as an activator with a ratio of 2.5 and fly ash as a precursor, then adding foam formed from a foaming agent and water with a ratio of 1:20, 1:30, 1:40. The quality of the foam used in the mix for making concrete affects the specific gravity, compressive strength and durability of geopolymer foam concrete. The purpose of this study was to determine the structural ability of geopolymer foam concrete against environmental conditions exposed to sulfate by using several variations in the ratio of foaming agent and water. The results of the endurance test showed that the specimen after being exposed to sulfuric acid for 56 days had a decrease in the mass of the test object for the ratios of foaming agent and water 1:20, 1:30, 1:40 which were 7.64%, 7.90% and 8.56 %. The ratio of foaming agent and water in the manufacture of smaller foam indicates better specific gravity, compressive strength and durability against sulfate attack. Keywords: Geopolymer, fly ash, foam concrete, durability, sulfit acid   ABSTRAK  Geopolimer merupakan material polimer anorganik yang kaya akan silika dan alumina dan mengalami proses polimerisasi. Beton geopolimer adalah beton inovasi dengan mengganti sebagian bahan pengikat semen dengan limbah industri seperti fly ash. Selain itu, pembuatan beton busa banyak digunakan dalam konstruksi bangunan industri, terutama pada dinding bangunan gempa dan bangunan hemat energi. Geopolymer foam concrete merupakan modifikasi dari beton geopolimer dengan beton busa. Geopolymer foam concrete dibuat dengan menggabungkan campuran geopolimer berupa larutan 14 Molar NaOH dan Na2SiO3 sebagai aktivator dengan rasio perbandingan 2,5 dan fly ash sebagai prekursor, kemudian menambahkan busa yang terbentuk dari foaming agent dan air dengan rasio perbandingan 1:20, 1:30, 1:40. Kualitas busa yang digunakan dalam campuran pembuatan beton mempengaruhi berat jenis, kuat tekan dan durabilitas geopolymer foam concrete. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan struktur geopolymer foam concrete terhadap kondisi lingkungan terpapar sulfat dengan menggunakan beberapa variasi rasio foaming agent dan air. Hasil uji ketahanan menunjukkan bahwa spesimen setelah terpapar asam sulfat selama 56 hari memiliki penurunan massa benda uji untuk rasio foaming agent dan air 1:20, 1:30, 1:40  adalah sebesar 7,64%,  7,90% dan 8,56%. Rasio foaming agent dan air pada pembuatan busa yang lebih kecil menunjukkan berat jenis, kuat tekan dan durabilitas yang lebih baik terhadap serangan sulfat.  Kata Kunci: Geopolimer, fly ash, beton busa, durabilitas, asam sulfat
ANALISIS UJI KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR PADA BATU BATA DENGAN PENAMBAHAN SERBUK LIMBAH CANGKANG BIJI KARET Riszka Wulandari; Henggar Risa Destania; Marguan Fauzi
TEKNIKA: Jurnal Teknik Vol 10 No 1 (2023)
Publisher : Universitas IBA Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35449/teknika.v10i1.240

Abstract

Pesatnya perkembangan pembangunan di Indonesia membuat kebutuhan akan batu bata semakin meningkat. Oleh karena itu dilakukan penelitian pembuatan batu bata dengan campuran cangkang biji karet sebagai inovasi meningkatkan mutu batu bata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah cangkang biji karet terhadap nilai uji kuat tekan dan daya serap air pada batu bata. Metode yang digunakan pada penelitian ini yakni metode eksperimental. Hasil penelitian dan pengujian ini adalah setiap variasi benda uji (BT – 2, BT – 5, BT – 10, BT – 12) menunjukkan bahwa daya serap air pada batu bata dengan campuran cangkang biji karet lebih kecil dari 20%, maka daya serap air memenuhi standart SNI-15-2094-2000,sedangkan kuat tekan yang dihasilkan setiap penambahan persentase cangkang biji karet pada campuran batu bata diperoleh nilai kuat tekan semakin kecil. Berdasarkan ketentuan SNI-15-2094-2000, maka batu bata dengan campuran variasi cangkang biji karet tidak memenuhi standart.