Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Kaji Eksperimental Pengaruh Temperatur Permukaan Panel Surya Terhadap Keluaran Daya Syamsul Bahri Widodo; Zainal Arif; Slamet Royadi
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 2 No 02 (2015)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v2i02.673

Abstract

Penggunaan panel surya pada penyedia energi listrik rumah tangga dan lampu jalan terus meningkat. Akan tetapi panel surya juga memiliki masalah. Khususnya, pada saat tingginya penyerapan radiasi surya sehingga temperatur panel surya meningkat diatas temperatur maksimum. Akibatnya panel surya menghasilkan energi jauh lebih kecil dibanding pada kondisi dingin. Pada penelitian ini telah dibuat satu perangkat pengujian pendinginan panel surya menggunakan media udara. Panel surya yang digunakan memiliki ukuran panjang 839 mm, lebar 537 mm, dan tebal 50 mm, dengan daya output maksimum 50 W. Pada penelitian, digunakan dua panel surya, satu panel surya tanpa pendinginan dan satu panel surya dengan pendinginan menggunakan media udara. Panel surya diletakkan pada sudut kemiringan 15o, udara dialirkan pada variasi kecepatan 1-2 m/s menggunakan blower daya 3W.
Pengaruh Pembebanan Tekan Terhadap Kekuatan Material Komposit diperkuat Serat Ampas Tebu Zainal Arif; Husaini Husaini; Nurdin Ali; Sri Mulyati
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 5 No 01 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v5i01.707

Abstract

Pemanfaatan ampas tebu menjadi produk material berkompetensi tinggi masih terbatas dalam penggunaannya. Serat ampas tebu ini dapat diolah menjadi bahan atau struktur lain. Dengan demikian, nilai ekonomi dari bahan limbah dapat dihasilkan dan pada saat yang sama dapat memberikan solusi untuk menangani produk limbah. Limbah ampas tebu ini tidak dimanfaatkan maka akan mengganggu kebersihan lingkungan. Limbah ini dicampur dengan Resin, blowing agent dan katalis untuk menghasilkan material komposit busa polimer baru yang diperkuat oleh serat limbah ampas tebu yang ringan serta kekuatan. Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki tegangan dan regangan tekan material busa polimer komposit yang diperkuat oleh limbah tebu akibat uji tekan dengan menggunakan Universal Testing Machine. Standar uji mengikuti standar D-1021. Variasi komposisi diaplikasikan pada uji spesimen berdasarkan berat masing-masing komposisi, dan mesh 40. Dari hasil pengujian diperoleh tegangan dan regangan rata-rata adalah sebesar 13599,25 kN, 0,021m/m.
Pengaruh Beban Tarik Terhadap Variasi Ukuran Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Polymeric Foam Taufan Arif Adlie; Zainal Arif; Fazri Amir; Samsul Rizal; Nurdin Ali; Syifaul Huzni; Sulaiman Thalib; Suheri Suheri
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 5 No 01 (2018)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v5i01.708

Abstract

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai serat pada material komposit akan mempunyai arti yang sangat penting yaitu untuk pemanfaatan limbah pada industry kelapa sawit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai kekuatan uji tarik sifat dari material komposit polimeric foam diperkuat serat ampas Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) berdasarkan bentuk standar uji ASTM D-638. Pembuatan cetakan spesimen dibuat dari besi plat yang memiliki ketebalan 4 mm lebar 22.5 mm dan panjang 150 mm dan juga pada kedua sisi cetakan memiliki dinding cetakan yang menggunakan kaca transparan dengan tebal 5 mm. Komposisi yang digunakan bervariasi berdasarkan dari berat jenis dari serat, resin, dan material pembuat gelembung/busa (polyurethane), penambahan katalis untuk mempercepat reaksi pengerasan material komposit, dengan komposisi spesimen yang sama (70% Resin, 15% Serat TKKS, 15% Polyurethane) dan ukuran serat berbeda diantara ketiga spesimen yaitu mesh 80, 60 dan 40. Nilai tegangan dan regangan rerata spesimen A (mesh 80) yaitu 8,027 MPa dan nilai regangan yang diperoleh 0,026 mm/mm. Sedangkan nilai tegangan rerata spesimen B (mesh 60) yaitu 7,33 MPa dan nilai regangan yang diperoleh yaitu 0,02 mm/mm. Dan nilai tegangan rerata spesimen C (mesh 40) yaitu 7,09 dan nilai regangan yang diperoleh yaitu 0,022 mm/mm. Dari data hasil pengujian spesimen A lebih baik dibandingkan dengan spesimen B dan C. Semakin kecil ukuran serat TKKS maka kuat tarik materias komposit polimeric foam akan semakin baik.
Pengaruh Pelat Absorber Pada Alat Pengering Surya Tipe Lorong Untuk Mengeringkan Ikan Syamsul Bahri Widodo; Devy Suhendar; Zainal Arif
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 1 No 02 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v1i02.745

Abstract

Sumber hasil laut didaerah pesisir Kota Langsa khususnya ikan tangkap ditahun 2012 sebesar 7.185 Ton, dan ikan tambak sebesar 2.195 Ton. disamping itu tidak higienisnya atau pembusukan ikan kerap menjadi permasalahan oleh masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan ditambah kurangnya pengetahuan teknologi dalam melakukan proses pengawetan atau pengeringan ikan. Dalam hal ini penulis melakukan modifikasi alat pengering surya tipe lorong dengan dibantukan pelat absorber, Alat pengering yang sudah dirancang mempunyai ukuran panjang 240 cm x lebar 80 cm yang didalamnya ada 2 buah rak yang masing- masing dengan ukuran 120 cm x 80 cm dan pelat absorber pada rak 1 dengan ukuran 70 x 80 cm. Prinsip kerja dari alat pengering ikan ini ialah proses pengeringan dapat dilakukan pada siang hari dengan memasukkan bahan pengering ke dalam tiap rak penampung. Produk akan mengalami proses pengeringan dikarenakan temperatur ruang pengering yang meningkat akibat penyerapan radiasi surya oleh penutup transparan pada atap bangunan serta penambahan pelat absorber sebagai pengumpul panas untuk menaikkan temperatur udara ruang pengering. Proses pengeringan ini ialah untuk mendapatkan besar pengaruh pelat absorber dalam mendistribusikan temperatur kesetiap rak pengering. Proses pengeringan dilakukan dua hari, Didalam ruang pengering, udara panas hasil konveksi bertemperatur 40-60℃ mengeringkan ikan dari massa awal 850 gram dengan kadar air 69,41% hingga didapat hasil pengujian terakhir menjadi 360 gram dengan kadar air 16,1%, dalam kurun waktu 48 jam (2 hari) pengeringan dalam kondisi cuaca yang tidak menentu.
Kaji Eksperimental Pengering Surya Tipe Lorong Untuk Mengeringkan Terasi Nazaruddin Nazaruddin; Zainal Arif; Agus Rinaldi; Muhammad Zulfri
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 2 No 01 (2015)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v2i01.794

Abstract

Kaji eksperimental pengering surya tipe lorong digunakan untuk mengeringkan terasi bertujuannya untuk menghasilkan suatu alat pengering terasi dan produk yang dihasilkan oleh alat pengering surya tipe lorong ini lebih bersih (higenis) bila dibandingkan dengan pengeringan secara teradisional. Alat ini diharapkan mampu mengatasi kesulitan yang selama ini dialami oleh nelayan penangkap udang rebon. Kaji eksprimen dilakukan menggunakan alat pengering surya tipe lorong adalah sebuah alat yang berfungsi membantu proses pengeringan dalam skala rumah tangga. Pengujian pada alat pengering ini untuk mengetahui seberapa besar kadar air yang dikandung terasi dapat dikurangi. Penelitian ini dilakulkan dengan menggunakan beban (terasi). Variabel yang dapat mempengaruhi pengeringan terasi antara lain: temperatur, kelembaban udara dan kecepatan udara. Pengujian dilakukan pada waktu siang selama 2 (dua) hari berturut- turut dimulai dari jam 09.00 sampai dengan 17.30 wib Bahan yang dipakai untuk penelitian ini adalah udang rebon seberat 1 kg. Sebelum melakukan pengujian udang dibersihkan kemudian dicampurkan dengan garam seberat 0,05 kg menjadi 1 bagian. Setelah itu udang rebon ditimbang kembali sehingga beratnya bertambah menjadi 1,05 kg, selanjutnya udang rebon diletakkan dirak ruang pengering tipe surya selama 13 jam selama proses pengeringan berat udang rebon berkurang menjadi 900 gram dan udang rebonpun sudah menjadi terasi dan kadar air yang hilang 14,19%.
SIMULASI DISTRIBUSI ALIRAN TEMPERATUR PADA LAPISAN DINDING TUNGKU (FURNACE) DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 5,4 Zainal Arif; Nazaruddin Nazaruddin; Teuku Kamaruzzaman
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 2 No 01 (2015)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v2i01.796

Abstract

Tungku pemanas (furnace) terdiri ruang pemanasan yang dibentuk dari beberapa lapisan diantaranya adalah lapisan bagian dalam dilapisi oleh batu tahan api (firebrick), lapisan isolasi firebrick, dan lapisan luarnya dari logam. Laju aliran panas pada suatu konstruksi dapat mempengaruhi sifat dan karakteristik suatu bahan. Makin besar aliran panas tentunya diiringi oleh besarnya distribusi temperatur pada setiap titik/node pada konstruksi tungku pemanas, dan konsumsi energi juga meningkat akibat dari tingginya temperatur operasionlanya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai distribusi temperatur pada lapisan dinding tungku (furnace). Metodologi penelitian ini menggunakan metode dan perhitungan manual diperoleh hasil nilai t1= 333.33⁰K, t2= 585,35⁰K, t3= 787,29⁰K, t4=1573⁰K. Pada proses Perhitungan secara program komputerisi Program Ansys menggukan Element Type Material Solid Quat 4node 55, Properties Material Konstan Isotropik, dengan penggambaran dimensi dalam meter ( m ) dan entry temperatur dalam derajat Kelvin ( ⁰K ) diperoleh nilai t1= 313.71⁰K, t2= 593,55⁰K, t3= 873,39⁰K, t4=1573⁰K.
Kajian Penggunaan Pembangkit Listrik Photovoltaik Atap Sebagai Upaya Implementasi Green Campus Suheri Suheri; Suri Purnama Febri; Zainal Arif; Fazri Amir
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 6 No 02 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v6i02.1911

Abstract

Konsep Green Campus mengartikan bahwa Universitas telah menerapkan kegiatan yang bertujuan melestarikan lingkungan, efisiensi energi, dan penciptaan kondisi yang nyaman untuk belajar dan bekerja. Pemanfaatan energi baru terbarukan merupakan salah satu langkah dalam upaya menuju Green Campus. Kajian ini ditujukan untuk menganalisa kelayakan secara teknik dan finansial pembangunan Pembangkit Listrik tenaga Surya di atap bangunan gedung dalam lingkungan kampus. Dengan menggunakan data masterplan kampus Universitas Samudra, telah dilakukan analisa kelayakan teknis dan finansial menggunakan software System Advisor Model (SAM), diperoleh hasil dengan luas atap yang tersedia, daya listrik yang dapat dibangkit sebesar 3 MW. Dan secara finansial membutuhkan biaya produksi listrik 11,7 cents/kWh
Analyze On Variation Composition of Composite Polymer Foam Polyurethane Reinforced by Bagasse Waste Due to Static Compressive Loading Aidi Sutikno; Zainal Arif; Taufan Arif Adlie
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 9 No 01 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v9i01.6743

Abstract

At this time, the discovery in the field of composites continues to grow. Using foamed polymer composites reinforced with natural fibers continues to be researched and developed to obtain alternative materials to replace metals. Composite materials have unique characteristics and are lighter in weight. Natural fibers from bagasse fiber can function as reinforcement in polymer composites. This study aimed to obtain the effect of variations in bagasse fiber on composite polymer foam materials due to compressive strength loads. This polymer composite material was made by varying bagasse fiber with a mesh fiber size of 300, 400, and 500. Three variations of the constituent materials were measured based on the density ratio of the materials. The constituent materials consist of resin, polyurethane, and fiber, respectively are: label A = (85%, 15%, 0%); label B = (84%, 15%, 1%); Label C = (83%,15%, 2%); and label D = (82%, 15%, 3%). Specimens, for each composition, are three specimens. The technique for making specimens uses the method of pouring into molds concerning ASTM D-638. The testing machine for compressive strength of this polymer composite material using the Tensilon RTF-1350 tool. From the data obtained from the results of the maximum compressive strength test occurs in the fiber size of the specimen labeled D (500 Mesh) with a compressive stress of 5.674 MPa and a strain of 0.186 mm/mm. From these data, it can be concluded that the smaller the size of the bagasse fiber, the better the tensile strength of the polymer foam composite material.
Flexural Strength Analysis of Laminated Composites Using Clam Shell Powder and Bagasse Powder Ramadani Siregar; Zainal Arif; Muhammad Zulfri; Syamsul Bahri Widodo; Nazaruddin Abdul Rachman
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 10 No 02 (2023)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v10i02.8268

Abstract

Composites are materials that have specific properties based on their constituent materials. The constituent materials consist of binders and reinforcements. Reinforcing materials come from synthetic fibers and natural fibers. Natural fibers can be waste that is wasted in the environment. These wastes include bagasse waste and clam shells. These wastes are made into fibers. Resin is mixed with fiber and blowing agent, then stirred until evenly distributed and poured into the mold, resulting in a composite material. This study aims to obtain the strength of composite materials due to three-point bending loading with the laminate fiber layer method. The manufacture of this test specimen uses bagasse powder and clamshell powder formed with a casting system. This material consists of 4 layers. The first and third layers are clamshell powder, and the second and third layers are bagasse powder. The fiber sizes of the specimens are 300mesh, 400mesh, and 500mesh. The fiber fraction ratio was 10% and 15%. The models were laminated and tested for three-point bending. The best results were found in the 500 mesh fiber size specimen, with a fraction ratio of 85% resin and 15% clam shell powder and bagasse. The maximum stress obtained was 63.46 MPa and strain 0.59 mm, with a bending force of 487.42 N.
Effect of Nacl Solution on Protection Rate of BJTP 40 Steel (SNI 07-2052-200219) With Sacrificial Anode Cathodic Protection Utilizing Zn Anode Syamsul Bahri Widodo; Nazaruddin Abdul Rahman; Zainal Arif; Joshua Tri Saputra
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 10 No 01 (2023)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v10i01.8449

Abstract

Reinforced concrete is a crucial element in infrastructure. However, it is unfortunate that the issue of corrosion in reinforced concrete structures has a significant impact and requires detailed consideration. Since the 1980s, research on corrosion-related problems has been initiated, one of which involves the SACP (Sacrificial Anode Cathodic Protection) approach using Zn sacrificial anodes. The purpose of this method is to control the corrosion rate in reinforced concrete. Environmental factors, such as the composition of solutions, play a role in influencing the resulting corrosion rate. Therefore, research is conducted by applying different solutions, namely 4% and 5% NaCl solutions, as well as Freshwater. This aims to compare the effects of these solutions on the measured corrosion rate using Zn anodes. The test results over a 4-week period indicate that the 5% NaCl solution exhibits a very high corrosion rate, as evidenced by the corrosion potential value of -790.3 mV. Conversely, the freshwater solution demonstrates a lower corrosion rate, with a corrosion potential value of -225.6 mV and a corrosion risk of only around 10%. This research provides a deeper understanding of the impact of solutions on the corrosion rate in reinforced concrete and offers a more scientific and contemporary perspective in line with current developments.