Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

RANCANGAN PENYIMPAN BUAH DAN SAYURAN MENGGUNAKAN SISTEM PENDINGINAN PASIF/EVAPORATIF Amir, Fazri; arif, zainal -; Sanjaya, Ponidi -; Widodo, Syamsul Bahri
JMEMME (JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY) Vol 3, No 2 (2019): EDISI DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v3i2.3038

Abstract

Pembusukan buah dan sayuran dapat terjadi disebabkan kurangnya fasilitas penyimpanan yang tepat. Solusi terbaiknya adalah disimpan pada toko buah dan sayuran yang menyediakan sistem pendinginan yang komplit seperti yang ada di mall-mall kota besar, sedangkan petani-petani dan pedagangan ? pedangang khususnya di daerah pedesaan tidak memiliki modal yang cukup untuk membuat sistem pendingin yang memadai. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat dan merancang suatu teknologi sederhana tempat penyimpan buah dan sayuran agar tetap segar selama waktu tertentu menggunakan sistem pendinginan pasif. Metodologi Proses desain dan pembuatan alat ini menggunakan sampel sistem penyimpanan dingin buah dan sayuran segar menggunakan sistem pendinginan pasif. Pipa dan lembaran aluminium persegi panjang berongga diukur, dipotong dan dirakit untuk membentuk persegi panjang untuk ruang penyimpanan dengan sisi kiri dibiarkan terbuka untuk penyisipan pad goni dan kawat mesh sesuai dengan spesifikasi desain. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa alat ini sangat baik digunakan sebagai tempat penyimpanan buah dan sayuran yang dapat memperpanjang umur simpan sampai satu bulan
Rancangan Penyimpan Buah Dan Sayuran Menggunakan Sistem Pendinginan Pasif/Evaporatif Fazri Amir; zainal - arif; Ponidi - Sanjaya; Syamsul Bahri Widodo
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol 3, No 2 (2019): EDISI DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v3i2.3038

Abstract

Pembusukan buah dan sayuran dapat terjadi disebabkan kurangnya fasilitas penyimpanan yang tepat. Solusi terbaiknya adalah disimpan pada toko buah dan sayuran yang menyediakan sistem pendinginan yang komplit seperti yang ada di mall-mall kota besar, sedangkan petani-petani dan pedagangan – pedangang khususnya di daerah pedesaan tidak memiliki modal yang cukup untuk membuat sistem pendingin yang memadai. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat dan merancang suatu teknologi sederhana tempat penyimpan buah dan sayuran agar tetap segar selama waktu tertentu menggunakan sistem pendinginan pasif. Metodologi Proses desain dan pembuatan alat ini menggunakan sampel sistem penyimpanan dingin buah dan sayuran segar menggunakan sistem pendinginan pasif. Pipa dan lembaran aluminium persegi panjang berongga diukur, dipotong dan dirakit untuk membentuk persegi panjang untuk ruang penyimpanan dengan sisi kiri dibiarkan terbuka untuk penyisipan pad goni dan kawat mesh sesuai dengan spesifikasi desain. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa alat ini sangat baik digunakan sebagai tempat penyimpanan buah dan sayuran yang dapat memperpanjang umur simpan sampai satu bulan
Kaji Eksperimental Pengaruh Temperatur Permukaan Panel Surya Terhadap Keluaran Daya Syamsul Bahri Widodo; Zainal Arif; Slamet Royadi
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 2 No 02 (2015)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v2i02.673

Abstract

Penggunaan panel surya pada penyedia energi listrik rumah tangga dan lampu jalan terus meningkat. Akan tetapi panel surya juga memiliki masalah. Khususnya, pada saat tingginya penyerapan radiasi surya sehingga temperatur panel surya meningkat diatas temperatur maksimum. Akibatnya panel surya menghasilkan energi jauh lebih kecil dibanding pada kondisi dingin. Pada penelitian ini telah dibuat satu perangkat pengujian pendinginan panel surya menggunakan media udara. Panel surya yang digunakan memiliki ukuran panjang 839 mm, lebar 537 mm, dan tebal 50 mm, dengan daya output maksimum 50 W. Pada penelitian, digunakan dua panel surya, satu panel surya tanpa pendinginan dan satu panel surya dengan pendinginan menggunakan media udara. Panel surya diletakkan pada sudut kemiringan 15o, udara dialirkan pada variasi kecepatan 1-2 m/s menggunakan blower daya 3W.
Pengujian Unjuk Kerja Turbin Angin Type Savonius Dua Tingkat Delapan Sudu Lengkung U Syamsul Bahri Widodo; Suheri Suheri
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 1 No 01 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v1i01.716

Abstract

Krisis energi dewasa ini merupakan dampak dari ketergantungan terhadap energi fosil yang terus meningkat, padahal ketersediaannya sangat terbatas. Upaya untuk melepaskan diri dari penggunaan energi fosil menyebabkan sumber-sumber energi terbarukan menjadi alternatif yang semakin dimaksimalkan pemanfaatannya. Energi angin, yang merupakan salah satu energi terbarukan, dapat dikonversi menjadi energi listrik dengan cara menggerakkan generator listrik melalui perubahan gerak rotasi sudu turbin. Salah satu konsep turbin angin yang umum digunakan adalah turbin angin Savonius. Turbin ini dikenal memiliki efesiensi rendah, akan tetapi konstruksinya yang murah dan sederhana, serta dapat menerima angin dari segala arah dan torsi awal yang tinggi. Fokus penelitian ini adalah bagaimana menguji unjuk kerja turbin angin Savonius 2 tingkat sehingga dapat digunakan sebagai pembangkit listrik skala kecil melalui energi terbarukan yaitu angin sebagai sumber energi. Berdasarkan pada pengujian dengan beban generator, pada kecepatan angin 6,73 m/s, maka putaran maksimum yang dihasilkan Turbin angin Savonius 2 (dua) tingkat adalah 78 rpm dengan daya bangkitan 179.23 W. Putaran minimum yang dihasilkan adalah 30 rpm dan daya yang dibangkitkan adalah 4.91 W pada kecepatan angin 2.03 m/s. Sedangkan pada pengujian tanpa beban generator, putaran maksimum yang dihasilkan Turbin angin Savonius 1 (satu) tingkat adalah 83 rpm dengan daya yang dibangkitkan adalah 103.75 W pada kecepatan angin 7.01 m/s. Putaran minimum yang dihasilkan adalah 32 rpm dan daya yang dibangkitkan adalah 3.43 W pada kecepatan angin 2.25 m/s.
Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Serbajadi Kabupaten Aceh Timur Subhan Subhan; Teuku Azuar Rizal; Syamsul Bahri Widodo
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 1 No 02 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v1i02.738

Abstract

Provinsi Aceh memiliki 23 kabupaten/kota dengan 6453 desa. Hasil survei desa yang dilakukan pada tahun 2008, diperoleh ada 195 desa dalam 15 Kabupaten/kota belum memperoleh energi listrik dari PLN. Hasil survei yang dilakukan pada Juli 2009, diperoleh bahwa desa Serbajadi adalah salah satu desa dalam lingkungan Kecamatan Serbajadi Kabupaten Aceh Timur memiliki sumber energi air yang layak untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Hasil pengukuran diperoleh debit air tersedia sebesar 2,15 m3/s dan tinggi jatuh air sebesar 36 m, dengan efisiensi menyeluruh 67%, diperoleh daya air tersedia sebesar 508 kW. Dalam tulisan ini akan diberikan hasil perencanaan PMLTH Serbajadi, dengan menerapkan dua alternatif. Alternatif pertama, pembuatan dam untuk pemasangan satu unit turbin Kaplan dengan daya 350 kW. Alternatif kedua, tanpa dam untuk pemasangan satu unit turbincrossflow daya 40 kW. Dari hasil perencanaan dipilih turbin crossflow tanpa pembangunan dam yang mampu menjaga kerusakan lingkungan sungai. Tulisan ini juga memberikan gambaran hasil perhitungan biaya pembangunan PLTMH turbin crossflow dan metode pembuatan turbin dengan memanfaatkan potensi perbengkelan di Kabupaten Aceh Timur.
Kajian Eksperimental Pengering Ikan Energi Surya Efek Rumah Kaca Bujang Sugiono; Syamsul Bahri Widodo; Ahmad Syuhada
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 1 No 02 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v1i02.743

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan wilayah perairan yang luas, sehingga sektor perikanan memainkan peranan yang cukup strategis. Sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya dari sektor ini. Propinsi Aceh memiliki panjang pesisir pantai mencapai 1.660 km dengan luas perairan laut mencapai 295.370 km2, sehingga perikanan berpeluang menjadi pilar ekonomi lokal. Namun permasalahan umum yang dihadapi nelayan tradisional adalah pengelolaan dan penanganan hasil tangkapan, misalnya pada musim panen raya hasil ikan melimpah, menyebabkan harga jual menurun. Oleh sebab itu dibutuhkan teknologi pasca panen mengawetkan produk hasil tangkapan laut. Pengawetan ikan biasanya dilakukan dengan cara pengeringan atau pendinginan. Pengeringan dapat dilakukan secara alamiah atau menggunakan peralatan bantu. Dalam kajian ini pengeringan dilakukan secara alamiah menggunakan prinsip pemanasan effeck rumah kaca. Pengeringan secara alamiah. Pada kajian ini penulis melakukan pengukuran temperatur ruang pengering, pengukuran temperatur udara luar alat pengering, pengukuran kecepatan angin diluar alat pengering, pengukuran radiasi matahari diluar alat pengering, pengukuran perubahan berat ikan selama proses pengeringan. Penelitian ini hanya meliputi pengujian alat pengering surya efek rumah kaca. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan air ikan akhir yang diperoleh adalah sekira 28 %, dengan waktu pengeringan selama 10 jam, dengan kandungan air awal sebesar 65%, maka laju pengeringan adalah 3,29 %/jam.
Kaji Eksperimental Penggunaan Sirip Pada Pendinginan Panel PV Menggunakan Media Udara Syamsul Bahri Widodo; Hamdani Umar; Puput Heri Syahputra
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 1 No 02 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v1i02.744

Abstract

Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian pendinginan panel surya menggunakan udara sebagai media pendingin. Hasil pengujian juga dibandingkan dengan panel surya tanpa pendinginan. Dari hasil kedua pengujian diperoleh, efisiensi maksimum panel surya tanpa pendinginan adalah 6,7% pada temperatur permukaan 40oC dan akan menurun dengan meningkatnya temperatur permukaan panel surya. Efisiensi maksimum panel surya dengan pendinginan udara mencapai 7,8% pada temperatur permukaan 40oC. Sedangkan efisiensi termal sistem diperoleh sebesar 42,2 % dengan masa laju aliaran udara dipertahankan pada 0,052 kg/s. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendinginan udara dapat diterapkan untuk menjaga panel surya bekerja pada efisiensi terbaik.
Pengaruh Pelat Absorber Pada Alat Pengering Surya Tipe Lorong Untuk Mengeringkan Ikan Syamsul Bahri Widodo; Devy Suhendar; Zainal Arif
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 1 No 02 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v1i02.745

Abstract

Sumber hasil laut didaerah pesisir Kota Langsa khususnya ikan tangkap ditahun 2012 sebesar 7.185 Ton, dan ikan tambak sebesar 2.195 Ton. disamping itu tidak higienisnya atau pembusukan ikan kerap menjadi permasalahan oleh masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan ditambah kurangnya pengetahuan teknologi dalam melakukan proses pengawetan atau pengeringan ikan. Dalam hal ini penulis melakukan modifikasi alat pengering surya tipe lorong dengan dibantukan pelat absorber, Alat pengering yang sudah dirancang mempunyai ukuran panjang 240 cm x lebar 80 cm yang didalamnya ada 2 buah rak yang masing- masing dengan ukuran 120 cm x 80 cm dan pelat absorber pada rak 1 dengan ukuran 70 x 80 cm. Prinsip kerja dari alat pengering ikan ini ialah proses pengeringan dapat dilakukan pada siang hari dengan memasukkan bahan pengering ke dalam tiap rak penampung. Produk akan mengalami proses pengeringan dikarenakan temperatur ruang pengering yang meningkat akibat penyerapan radiasi surya oleh penutup transparan pada atap bangunan serta penambahan pelat absorber sebagai pengumpul panas untuk menaikkan temperatur udara ruang pengering. Proses pengeringan ini ialah untuk mendapatkan besar pengaruh pelat absorber dalam mendistribusikan temperatur kesetiap rak pengering. Proses pengeringan dilakukan dua hari, Didalam ruang pengering, udara panas hasil konveksi bertemperatur 40-60℃ mengeringkan ikan dari massa awal 850 gram dengan kadar air 69,41% hingga didapat hasil pengujian terakhir menjadi 360 gram dengan kadar air 16,1%, dalam kurun waktu 48 jam (2 hari) pengeringan dalam kondisi cuaca yang tidak menentu.
KAJI EKSPERIMENTAL PENGERING IKAN TIPE LORONG HIBRID DENGAN MENGGUNAKAN ENERGI SURYA – BIOMASSA DARI SEKAM PADI Syamsul Bahri Widodo; Nasruddin Nasruddin; Muhammad Alfi; Fazri Amir
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 2 No 01 (2015)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v2i01.795

Abstract

Pengeringan merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengurangi kadar air suatu bahan dengan cara penguapan. Salah satu produk yang memerlukan proses pengeringan adalah ikan. Tujuan pengeringan ini untuk menghindari dari proses pembusukan pada ikan. Dalam hal ini jenis pengering yang akan diteliti adalah alat pengering tipe lorong dengan sumber panas yang berasal dari energi surya, energi biomassa, penggunaan alat pengering ini agar produk yang dihasilkan lebih cepat kering dan lebih higienis. Alat pengering yang sudah dirancang mempunyai ukuran panjang 240 cm x lebar 80 cm yang didalamnya ada 2 buah rak yang masing-masing dengan ukuran 120 cm x 80 cm. Prinsip kerja dari alat pengering ini ialah proses pengeringan dapat dilakukan pada siang hari dengan memasukkan bahan pengering ke dalam tiap rak dan dapat dilanjutkan untuk proses pengeringan pada malam hari dengan menggunakan biomassa. Produk mengalami proses pengeringan dikarenakan temperatur ruang pengering yang meningkat akibat penyerapan kalor dari radiasi surya dan kalor yang dihasilkan dari tungku biomassa sebagai alat bantu tambahan untuk menghasilkan panas dalam menaikkan temperatur ruang pengering di malam hari. Didalam ruang pengering, udara panas hasil radiasi bertemperatur 40℃-50℃dan udara panas hasil konveksi dan konduksi dari biomassa bertemperatur sama 40℃-50℃. Sifat-sifat termofisik ikan meliputi kapasitas panas jenis ikan (Cpikan) sebesar 3,18 kJ/KgoC, dan massa akhir ikan sebesar 390 gr dengan kadar air ikan basis basah sebesar 58,94 % bb. Dari hasil pengujian alat diketahui energi kalor yang diterima pengering dari biomassa sebesar 837,07 Wh, energi kalor radiasi matahari sebesar 769,49 Wh, dan energi kalor gabungan sebesar 803,28 Wh. Efisiensi sistem pengering yang dihasilkan untuk energi matahari sebesar 5,6 %, energi biomassa sebesar 5 %, dan energi gabungan sebesar 5,32 %.
DESIGN OF THERMAL CONDUCTING EQUIPMENT Iskandar; Parlindungan Lumban Batu; Nazaruddin Abdul Rahman; Syamsul Bahri Widodo
JURUTERA - Jurnal Umum Teknik Terapan Vol 9 No 02 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55377/jurutera.v9i02.6833

Abstract

This research presents the design and manufacture of thermal conductivity test equipment using heat transfer techniques (steady state) with the ability to test materials at high temperatures. The design of this test equipment is an extension of the ASTM D5470-06 standard, where the same is used to calculate the surface temperature and heat transfer through the sample during the test, where at each reference rod point, 10 K-type thermocouples are embedded. The maximum heater power required by the reference rod with a heating time of 1 hour is 30.4 KW. This test tool uses 3 pieces of 500-Watt power, and Thermoelectric TEC1-12706 12 Volt 6 Ampere 40x40 mm, Heatsink, 12 Volt DC Fan 0.15Ampere 38x38 mm, to keep the test at a steady state. And the use of Thermal Paste to minimize thermal contact resistance. From the calculations, it can be seen that the faster the time needed to heat the reference rod will require greater heater power, and vice versa. For high temperatures, this tool can reach a test temperature of 100 ℃. This research was conducted to measure the thermal conductivity of stainless steel, iron, wood, rubber, and Styrofoam. After the measurement, the thermal conductivity of stainless steel was 15.14037 W / mK Reference 14.00 W / mK, iron 41.07 W / mK Reference 79.5 W / mK, wood 1.54 W / mK Reference 0.21 W / mK, rubber 0.6 Reference 0.2 W / mK, Styrofoam 0.062 W / mK Reference 0.095 W / mK. Thus, further research is needed on the method of measuring the thermal conductivity of metals by transient means.