Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Nutrition Management in Elderly with Diabetes Mellitus: Literature Review Eqlima Elfira; Bina Melvia Girsang; Franklin Asido Rossevelt
Caring: Indonesian Journal of Nursing Science Vol. 4 No. 1 (2022): Caring: Indonesian Journal of Nursing Science
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/ijns.v4i1.8835

Abstract

Diabetes often occurs in the elderly who have become a great social burden. The effects of diabetes are weakness, cognitive dysfunction which is closely related to the aging mechanism. Nutritional management is one of the therapeutic diets as the cornerstone of diabetes treatment based on healthy and wise dietary guidelines. The purpose of this study was to determine the nutritional management of the elderly in diabetes mellitus. The research method used is a literature review and to select studies using the PRISMA Checklist protocol and PICOS format To determine the articles to be reviewed from Googlescholar and PubMed, 15 articles were found that met the criteria indicating that nutritional management in the elderly with diabetes mellitus must consider the quality of health (health status, activity, functional and psychological status), nutritional intake (vitamins, minerals, and fiber), and changing eating habits by following a healthy diet.
Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) on agricultural products Silalahi, Mustika Febrianty; Devi Febrianto; Hamdi; M. Diva Bastian; Franklin Asido Rossevelt
Journal Of Management Analytical and Solution (JoMAS) Vol. 3 No. 2 (2023): Journal Of Management Analytical and Solution
Publisher : TALENTA Publisher, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jomas.v3i2.11143

Abstract

Intra-industry trade plays an important role in the current international economics literature. In 2019, Indonesia's total exports to RCEP member countries reached 61.65% of Indonesia's total exports, and 44% of total exports to RCEP came from the agricultural sector. The purpose of this research is to examine the interdependence of Indonesia and its 14 trading partners in RCEP. This research uses secondary time series data from the trademap, namely the flow of Indonesian agricultural trade with RCEP countries from 2010-2019. The data analysis method in this study is the intra-industry trade index. The results of the study of trade patterns identified through the Indonesia-RCEP Trade Relations (IIT) show that the raw material with the highest average IIT value is processed flour (HS 19). This shows that Indonesia's RCEP trade in flour products (HS 19) is bilateral. In terms of country, Malaysia is a country with the strongest trade relations with Indonesia. The average score of 19.74 between IIT Indonesia and RCEP reflects that the relationship between Indonesian agricultural products and RCEP is still low and classified as inter-industry trade. The low IIT value may be due to the large one-way trade in RCEP, where Indonesia is still the dominant importer. Therefore, it is important for the government to further increase potential commodity exports by encouraging agricultural product processing industries with tax breaks within a certain period.  
Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) on agricultural products Silalahi, Mustika Febrianty; Devi Febrianto; Hamdi; M. Diva Bastian; Franklin Asido Rossevelt
Journal Of Management Analytical and Solution (JoMAS) Vol. 3 No. 2 (2023): Journal Of Management Analytical and Solution
Publisher : TALENTA Publisher, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/jomas.v3i2.11143

Abstract

Intra-industry trade plays an important role in the current international economics literature. In 2019, Indonesia's total exports to RCEP member countries reached 61.65% of Indonesia's total exports, and 44% of total exports to RCEP came from the agricultural sector. The purpose of this research is to examine the interdependence of Indonesia and its 14 trading partners in RCEP. This research uses secondary time series data from the trademap, namely the flow of Indonesian agricultural trade with RCEP countries from 2010-2019. The data analysis method in this study is the intra-industry trade index. The results of the study of trade patterns identified through the Indonesia-RCEP Trade Relations (IIT) show that the raw material with the highest average IIT value is processed flour (HS 19). This shows that Indonesia's RCEP trade in flour products (HS 19) is bilateral. In terms of country, Malaysia is a country with the strongest trade relations with Indonesia. The average score of 19.74 between IIT Indonesia and RCEP reflects that the relationship between Indonesian agricultural products and RCEP is still low and classified as inter-industry trade. The low IIT value may be due to the large one-way trade in RCEP, where Indonesia is still the dominant importer. Therefore, it is important for the government to further increase potential commodity exports by encouraging agricultural product processing industries with tax breaks within a certain period.  
PERAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA BAGI REMAJA Asrina Putri Hasibuan; Franklin Asido Rossevelt
Journal of Social and Economics Research Vol 7 No 1 (2025): JSER, June 2025
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jser.v7i1.942

Abstract

Masalah penyalahgunaan narkoba, terutama di kalangan remaja, merupakan ancaman yang serius bagi suatu negara. Laporan “Indonesia Drugs Report 2022, yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Data dan Informasi Badan Narkotika Nasional (Puslitdatin BNN), mengindikasikan bahwa pada tahun 2021, sebanyak 4,8 juta orang berusia 15-65 tahun terpapar atau pernah menggunakan narkoba. Angka ini meningkat dari 4,5 juta orang pada tahun 2019. Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara memainkan peran penting dalam inisiatif pencegahan karena tingginya angka penyalahgunaan narkoba di wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan metodologi kualitatif. Para peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data sebagai alat bantu penelitian. Data yang terkumpul dievaluasi dengan menggunakan teori peran yang diartikulasikan oleh Jam Ife dan Frank Tesoriero (2008), yaitu Peran Fasilitatif, Peran Edukatif, Peran Perwakilan, dan Peran Teknis. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara dalam mencegah penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja sudah berjalan dengan baik, namun masih belum optimal. Hambatan masih ada dalam pelaksanaan indikator fasilitator kelompok karena kurangnya personil yang ditugaskan sebagai instruktur, sosialisasi yang tidak merata di seluruh wilayah rawan narkoba, dan keterbatasan anggaran yang terlihat dalam indikator sumber daya yang terkait dengan peran representatif.”
PERAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA BAGI REMAJA Asrina Putri Hasibuan; Franklin Asido Rossevelt
Journal of Social and Economics Research Vol 7 No 1 (2025): JSER, June 2025
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jser.v7i1.942

Abstract

Masalah penyalahgunaan narkoba, terutama di kalangan remaja, merupakan ancaman yang serius bagi suatu negara. Laporan “Indonesia Drugs Report 2022, yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Data dan Informasi Badan Narkotika Nasional (Puslitdatin BNN), mengindikasikan bahwa pada tahun 2021, sebanyak 4,8 juta orang berusia 15-65 tahun terpapar atau pernah menggunakan narkoba. Angka ini meningkat dari 4,5 juta orang pada tahun 2019. Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara memainkan peran penting dalam inisiatif pencegahan karena tingginya angka penyalahgunaan narkoba di wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan metodologi kualitatif. Para peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data sebagai alat bantu penelitian. Data yang terkumpul dievaluasi dengan menggunakan teori peran yang diartikulasikan oleh Jam Ife dan Frank Tesoriero (2008), yaitu Peran Fasilitatif, Peran Edukatif, Peran Perwakilan, dan Peran Teknis. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara dalam mencegah penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja sudah berjalan dengan baik, namun masih belum optimal. Hambatan masih ada dalam pelaksanaan indikator fasilitator kelompok karena kurangnya personil yang ditugaskan sebagai instruktur, sosialisasi yang tidak merata di seluruh wilayah rawan narkoba, dan keterbatasan anggaran yang terlihat dalam indikator sumber daya yang terkait dengan peran representatif.”
Implementasi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan Dalam Penyelenggaraan Dan Perlindungan Anak Untuk Menciptakan Informasi Layak Anak Franklin Asido Rossevelt; Uthami, Nindha Rizky
Jurnal Publik Vol. 19 No. 01 (2025): Jurnal Publik: Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Administrasi Negara
Publisher : Program Pasca Sarjana Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jp.v19i01.541

Abstract

Informasi Layak Anak (ILA) merupakan salah satu aspek penting dalam Klaster Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA), di mana pemerintah daerah memiliki peran strategis dalam menyediakan informasi yang berkualitas dan mudah diakses oleh anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam penyelenggaraan dan perlindungan anak melalui pemenuhan Informasi Layak Anak. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, melalui teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data mengacu pada teori implementasi kebijakan Edward III yang meliputi empat indikator: komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada indikator komunikasi, pelaksanaan sosialisasi masih belum merata, sehingga belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dari sisi sumber daya, terdapat kendala pada aspek kualitas sumber daya manusia yang belum memahami konsep ILA secara menyeluruh, serta keterbatasan anggaran dan fasilitas yang belum optimal. Pada indikator disposisi, pelaksana dan masyarakat cenderung mendukung kebijakan ini, namun mengharapkan peningkatan sosialisasi yang lebih merata. Struktur birokrasi telah berjalan dengan cukup baik melalui pembentukan gugus tugas KLA dan regulasi pendukung, namun ketiadaan Standar Operasional Prosedur (SOP) khusus ILA menjadi hambatan dalam pelaksanaan kebijakan secara efektif.