Suwandi Suwandi
Universitas Negeri Semarang

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EFL Students’ Perception of Interaction in Online Learning Practices Hanik Nurul Faizah; Suwandi Suwandi; Hendi Pratama
LINGUA : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 19 No. 2 (2022): September
Publisher : Center of Language and Cultural Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30957/lingua.v19i2.768

Abstract

This research investigates the English Foreign Language (EFL) lecturers' and students' perceptions of learning interactions when teaching-learning was conducted online during the pandemic of covid-19. The interaction concerned in this study included students-student interaction, student-lecturer interaction, and student-content interaction. Purposive sampling is used to determine the respondents of this study. The data were collected from 106 university students of non-English education majors through a questionnaire in one of the universities in Semarang. Additionally, an interview is used to get in-depth information on the students' perceptions. This study is a case study using a qualitative approach supported by a quantitative approach. The result shows that students tend to perceive student-student and student-lecturer interaction positively. However, they perceive student-content interaction quite negatively.
Komunikasi Interpersonal Dosen-Mahasiswa dalam Ujian Tugas Akhir Aisyah Ririn Perwikasih Utari; Januarius Mujiyanto; Sri Wuli Fitriati; Suwandi Suwandi
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fitur kebahasaan yang digunakan dalam Bahasa Inggris lisan dan tulisan sering menjadi bahasan dan analisis terutama dalam konteks akademik. Tulisan ilmiah yang ditulis mahasiswa dalam studi di Perguruan Tinggi berfokus pada bagaimana cara menyampaikan apa yang telah ditulis dalam sebuah forum yang mengharuskan penyajian secara presentasi. Hal ini mungkin sudah sering dilakukan mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan sejak awal semester hingga pada saatnya mereka mengikuti ujian tugas akhir dalam bentuk skripsi. Ujian skripsi pada umumnya terdiri dari beberapa sesi yaitu pembukaan, presentasi, tanya jawab, keputusan, dan penutup. Fitur kebahasaan yang digunakan dalam komunikasi antar dosen penguji dan mahasiswa inilah yang akan menjadi topik menarik untuk dianalisis, khususnya dalam komunikasi interpersonal melalui pengidentifikasian keterlibatan audiens seperti yang dikutip dari tulisan Forey dan Feng (2016) yaitu fungsi, keterlibatan, jarak sosial, dan affect menunjukkan perbedaan utama bahasa tulis dan lisan dalam makna interpersonal dan interaktifnya. Makna interpersonal penguji dan mahasiswa akan dianalisis untuk menafsirkan strategi bertanya, menanggapi, dan menjawab dalam sesi diskusi setelah presentasi. Dengan demikian, analisis wacana mutimodal diterapkan untuk menuju pada hasil penelitian.
Profil Pelajar Pancasila dan Pendidikan Warga Negara Lintas Budaya (Intercultural Citizenship Education) pada Pembelajaran Bahasa Inggris Fadhila Yonata; Dwi Rukmini; Sri Wuli Fitriati; Suwandi Suwandi
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Profil pelajar Pancasila yang menjadi target Pendidikan dalam kurikulum merdeka merupakan upaya pemerintah mempersiapkan peserta didik yang dapat bersaing secara global untuk menghadapi abad ke-21. Pengejawantahan karakteristik pelajar Pancasila tertuang dalam seluruh mata pelajaran di seluruh jenjang Pendidikan. Dalam konteks pembelajaran Bahasa inggris, prinsip yang serupa telah diperkenalkan oleh Byram (1997) dengan sebutan intercultural citizenship education (pendidikan kewarganegaraan lintas budaya) dengan pertimbangan era globalisasi dalam komunikasi dan interaksi memungkinkan peserta didik berinteraksi pada masyarakat multikultural, kondisi dimana terdapat beragam budaya, ras, dan kepercayaan bahkan kewarganegaraan. Sebagai artikel konseptual, studi ingin menganalisis bagaimana profil pelajar Pancasila sebenarnya beririsan dengan dimensi-dimensi kompetensi komunikasi lintas budaya. Dengan kata lain, integrasi intercultural citizenship education pada pembelajaran Bahasa asing secara tidak langsung telah mempromosikan siswa untuk memiliki karakter pelajar Pancasila.
Analisis Gaya Belajar Mahasiswa dalam Mata Kuliah Basic Reading Comprehension di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Bale Bandung Yayu Sri Rahayu; Januarius Mujiyanto; Suwandi Suwandi; Sri Wuli Fitriati
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menguji strategi pembelajaran yang disukai siswa yang terdaftar di kelas basic Reading Comprehension di program Studi Pendidikan Bahasa Inggris di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bale Bandung. Penelitian deskriptif ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Instrumen penelitian adalah angket dan tes pemahaman bacaan. Dalam penelitian ini, dua kuesioner dibagikan. Kuesioner VARK (Versi 8.01) asli mewakili gaya belajar visual (V), aural (A), baca/tulis (R), dan kinestetik (K) (K) dengan enam belas pertanyaan dengan empat pilihan jawaban, dan Indeks Gaya Belajar ( ILS). Empat dimensi digunakan untuk mengklasifikasikan kuesioner ini: aktif atau reflektif, visual atau verbal, sensitif atau intuitif, dan sekuensial atau global. Ini menampilkan 44 pertanyaan dengan dua pilihan jawaban masing-masing. Dalam analisis data, penulis mengklasifikasikan kategorisasi gaya belajar berdasarkan angket dan hasil tes pemahaman bacaan. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris yang mengikuti Kelas Basic Reading Comprehension. Menggunakan cluster sampling, 57 mahasiswa dari dua kelas, Kelas 2A dan 2B kelas Basic Reading Comprehension, dipilih. Berdasarkan kuesioner VARK, penelitian ini mengungkapkan bahwa mahasiswa di kelas 2A dan 2B memiliki gaya belajar yang bervariasi. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa di kelas tersebut dapat secara efektif mengikuti proses pembelajaran dengan memanfaatkan strategi visual, aural, baca/tulis, dan kinestetik. Berdasarkan angket ILS, terlihat bahwa sebagian besar mahasiswa di kelas 2A dan 2B memiliki gaya belajar visual, yang berarti mereka lebih suka belajar dengan bantuan gambar, grafik, dan video karena mampu mengasimilasi materi secara lebih efektif. Sedangkan hasil tes pemahaman bacaan, nilai rata-rata visual 77.4 aural 71.2 baca/tulis 66.2 dan kinestetik 65.
Engagement on Student’s Academic Presentation Aisyah Ririn Perwikasih Utari; Januarius Mujiyanto; Suwandi Suwandi; Sri Wuli Fitriati
International Conference on Science, Education, and Technology Vol. 8 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The basic aim of academic presentations is generally for turning the written ideas into the spoken ones. Most of the ideas presented are in academic or scientific matters. In the university level, the activities of prsentations become ordinary ways to share ideas and discussions, mostly done as the output of course assignments. This is why the skill of presentation is important for students, especially in English. Academic presentation for non-native English speakers will be a little bit hard to do, for some students in English Department as well. They will easily share ideas in Bahasa Indonesia or if it is in English, it is easier to have casual conversation rather than having a presentation in English. Students need this kind of experience. The experience that brings them to engage with audience when they do an academic presentation, even it is inside or outside the classroom, for example an international forum or conference. Choosing the mode that they choose for the presentation is also important to build the audience engagement. It becomes harder when they consider that speaking English during the presentation makes them facing more complicated problems dealing with how to communicate with the audience, both in presentation and question and answer sessions. Forey and Feng (2016) state that engagement is analyzed through four features of engagement in academic presentations: 1) speech signs; 2) involvement; 3) social distance; 4) affect. The features support relevant analysis of engagement visually on the verbal and nonverbal act during the students’ presentation. It practically opens the students’ mind and knowledge about how to achieve the audince’s engagement within their session.
Environment discourses for sustainability development in English language coursebooks Fadhila Yonata; Dwi Rukmini; Suwandi Suwandi; Sri Wuli Fitriati
International Conference on Science, Education, and Technology Vol. 8 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract. This article analyzes environmental discourses in English as Foreign Language textbooks used nationwide in senior secondary school education in Indonesia. Published by a recommended private publisher, the textbook serves as the supporting teaching material for a compulsory English subject for senior high school students. We focused our multimodal critical discourse analysis on themes and discursive affordance of the texts and images depicted in the textbooks. Anchoring in the type of environmental discourses proposed by Curdt-Christiansen (2021), this study scrutinized to what extent environment-related texts promote profound environmentalism. The study's conclusion is that the textbook authors consider environmental literacy though still in ‘shallow’ form, and limitedly provide an educational experience that would possibly enhance students’ environmental awareness and, by that means, prepare them to act by sustainability development.