Kondisi perpustakaan sekolah dasar di daerah terpencil seperti Nusa Penida masih menghadapi berbagai tantangan struktural dan fungsional, mulai dari keterbatasan koleksi, infrastruktur, hingga minimnya pemanfaatan teknologi. Padahal, perpustakaan merupakan elemen krusial dalam ekosistem pendidikan karena berperan sebagai pusat informasi, ruang belajar mandiri, serta penunjang literasi siswa. Studi ini mengangkat kasus pembenahan perpustakaan di SD Negeri 2 Batukandik, Klungkung, sebagai refleksi atas urgensi transformasi layanan informasi di kawasan tertinggal. Pembenahan dilakukan melalui pendekatan digital berbasis Senayan Library Management System (SLiMS), sebuah perangkat lunak manajemen perpustakaan sumber terbuka. Implementasi SLiMS bukan sekadar pembaruan teknis, melainkan bagian dari upaya strategis untuk merevitalisasi fungsi perpustakaan secara menyeluruh dan adaptif terhadap perkembangan era digital. Temuan awal menunjukkan bahwa digitalisasi melalui SLiMS mampu meningkatkan efisiensi pengelolaan koleksi dan akses informasi, serta membuka peluang integrasi layanan yang lebih inklusif bagi siswa dan guru. Kajian ini menegaskan bahwa transformasi perpustakaan, bahkan dalam kondisi serba terbatas, tetap mungkin dilakukan melalui sinergi antara teknologi, komitmen kelembagaan, dan kepekaan terhadap kebutuhan komunitas sekolah.