Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MONITORING TUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGIDERAAN JAUH DI KABUPATEN SITUBONDO Dina Tri Septiningtiyas
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 01 (2021): Juni 2021
Publisher : Universitas Teknokrat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33365/sendi.v2i01.785

Abstract

Dalam setiap kurun waktu terjadi perubahan tutupan lahan. Perubahan tersebut terjadi karena adanya pertumbuhan penduduk. Kabupaten Situbondo merupakan salah satu kabpaten di Jawa Timur yang memilki laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,61 pada Tuhun 2001- 2015. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabakan kebutuhan akan lahan pemukiman, industri, sarana dan prasarana dalam menunjang kehidupan juga semakin meningkat. Hal tersebut menimbulkan banyak lahan yang berubah fungsi. Untuk memonitoring tutupan lahan di Kabupaten Situbodno digunakan pemanfaatan penginderaan jauh yang dapat menjaungkau daerah yang luas. Data citra yang digunakan yaitu data citra Landsat tahun 2001, 2003, dan 2014. Dari hasil kalisfikasi tak terselia dengan tutupan lahan yang terbagi menjadi 6 bentuk tutupan lahan yaitu sawah, hutan, pemukiman, tanah kosong, badan air, dan industri diperoleh luas pemukiman juga berubah dari sebesar 13903,22 ha pada tahun 2001 menjadi 18150,12 ha pada tahun 2014.
Pembangunan Lantai Jemur Pupuk Kompos bagi Kelompok Tani Songgo Mulyo pada Kabupaten Langkat Guna Meningkatkan Produktivitas Nofriadi Nofriadi; Dina Tri Septiningtiyas; Mizanuddin Sitompul; Samiran Samiran
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 3, No 3: Agustus (2022)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v3i3.350

Abstract

Abstrak: Pupuk sangat diperlukan tanaman agar bisa tumbuh subur. Dibanding pupuk kimiawi, petani di Kelompok Tani Songgo Mulyo Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat lebih memilih pupuk kompos karena banyak keunggulan. Pupuk kompos karena berasal dari limbah organik sehingga aman untuk tanaman. Pupuk kompos juga relatif mudah pembuatannya. Kelompok Tani Songgo Mulyo mulai memproduksi pupuk kompos sejak tahun 2017. Karena memang fasilitas yang tersedia masih sangat terbatas sehingga mengurangi produktifitas pupuk kompos yang seharusnya bisa ditingkatkan. Dalam pengolahan sehari-hari, kelompok tani menggunakan bangunan sederhana dan untuk penjemuran menggunakan lantai tanah. Penjemuran bahan pupuk kompos pada lantai tanah tentu tidak efektif dalam mengurangi kadar air, terutama saat musim hujan. Solusi yang ditawarkan pada kegiatan ini berupa pembangunan lantai jemur sebagai tempat penjemuran bahan pupuk kompos di bawah sinar matahari untuk mengurangi kadar airnya. Pelaksanaan dimulai dengan pengukuran dan pemasangan bowplank, kemudian pembersihan dan perataan tanah/lahan, pemasangan pondasi batu kali keliling, pengurugan dan pemadatan tanah/lahan, pengurugan dengan pasir urug di atas lapisan tanah urug setebal 5 cm, pengecoran beton rabat 1pc : 3ps : 5kr, tebal 10 cm, dan finishing lantai dengan acian pc. Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah lantai jemur ukuran 5 x 10 m. Setelah kegiatan pengabdian, penjemuran limbah organik dilakukan pada lantai jemur yang telah dibangun dan hanya membutuhkan 1 hari saja untuk mendapatkan kekeringan yang diinginkan, dimana sebelum kegiatan, pengeringan membutuhkan waktu ± 2 hari.Abstract: Fertilizer is necessary for plants to thrive. Compared to chemical fertilizers, farmers in the Songgo Mulyo Farmer Group, Sidomulyo Village, Stabat District, Langkat Regency prefer compost because of its many advantages. Compost because it comes from organic waste so it is safe for plants. Compost is also relatively easy to make. The Songgo Mulyo Farmer's Group started producing compost since 2017. Because the available facilities are still very limited, thus reducing the productivity of compost which should be increased. In daily processing, farmer groups use simple buildings and for drying use earthen floors. Drying compost material on the ground floor is certainly not effective in reducing water content, especially during the rainy season. The solution offered in this activity is the construction of a drying floor as a place for drying compost material under the sun to reduce its water content. The implementation begins with measuring and installing the bow plank, then cleaning and leveling the soil/land, installing a stone foundation around the river, backfilling and compacting the soil/land, backfilling with backfill sand on top of a 5 cm thick layer of backfill, casting concrete rebates 1pc : 3ps : 5kr , 10 cm thick, and floor finishing with PC repair. The result of this activity is a drying floor measuring 5 x 10 m. After the devotion, drying of organic waste is carried out on the drying floor that has been built and only takes 1 day to get the desired dryness, where before the devotion, drying takes ± 2 days.
Rainfall Mapping in Medan Selayang Sub-District using Geographic Information System Dina Tri Septiningtiyas; Rifka Ananda
International Journal of Research in Vocational Studies (IJRVOCAS) Vol. 2 No. 4 (2023): IJRVOCAS - Special Issues - International Conference on Science, Technology and
Publisher : Yayasan Ghalih Pelopor Pendidikan (Ghalih Foundation)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53893/ijrvocas.v2i4.164

Abstract

Indonesia is a tropical country which has two seasons, namely the rainy season and the dry season. Rainfall that occurs will vary in each area depending on the altitude of the area, climate, season, and other factors. Medan Selayang Subdistrict is the Subdistrict with the closest distance to the rain station. Where the closer the location of the study area to the rain station, the more accurate the rainfall data obtained will be. One way to make it easier to record and process data is to create a rainfall map by utilizing spatial analysis through a Geographic Information System (GIS). The data in this study are rainfall data and geographic coordinate data obtained from the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency in the Medan City area. After data collection, data processing was carried out using the QGIS 3.10 application. with the Inverse Distance Weighted (IDW) interpolation method. From the results of processing rainfall maps in the Medan Selayang sub-district using Inverse Distance Weighted (IDW) interpolation, the rainfall values (rainfall) ranged from 3029.74 mm/year – 3164.20 mm/year.
Pembangunan Tembok Penahan Tanah di Desa Jambur Pulau, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara Muhammad Mabrur; Dina Tri Septiningtiyas; Rhini Wulan Dary; Alfiani Alfiani
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2023): Edisi Juni
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51510/komposit.v1i1.1008

Abstract

Mayoritas masyarakat Dusun IV Desa Jambur Pulau, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara memiliki mata pencaharian sebagai petani. Kelompok tani di daerah ini masuk kedalam organisasi P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) Kelapa Desa Jambur Pulau. Terjaminnya penyediaan air irigasi bisa diupayakan melalui peran Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). P3A mengelola dan memelihara jaringan irigasi tersier dan mencari solusi terhadap persoalan-persoalan menyangkut air irigasi yang muncul di tingkat usaha tani. Pada areal persawahan warga Dusun IV Desa Jambur Pulau, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara terdapat saluran irigasi sebagai pengairan persawahan. Tetapi apabila kondisinya hujan deras, air yang ada di saluran meluap keluar ke jalan yang menyebabkan jalan akses masyarakat yang dapat dilalui kendaraan bermotor untuk mengangkut hasil panennya menjadi becek dan lunak. Oleh karena itu, tim pengabdian membangun tembok penahan tanah dari pondasi batu kali untuk mencegah air saluran irigasi melimpah ke jalan saat hujan deras. Dengan adanya tembok penahan tanah akses jalan warga setempat tidak lagi becek dan juga tidak menghambat warga setempat dalam mengangkut hasil panennya, yang mengakibatkan roda perekonomian warga menjadi semakin meningkat.
Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis terhadap kerusakan jalan di Kecamatan Medan Selayang Dina Tri Septiningtiyas; Citra Utami; Tetra Oktaviani; Rifka Ananda
Jurnal Inotera Vol. 9 No. 1 (2024): January-June 2024
Publisher : LPPM Politeknik Aceh Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31572/inotera.Vol9.Iss1.2024.ID344

Abstract

Medan Selayang District is one of the sub-districts with the most populous activity center in Medan City where there is transportation infrastructure in the form of highways with various conditions, both roads with stable and unstable conditions so that they are vulnerable to roads damage. This study aims to map the level of potential road damage and analyze the level of potential road damage in Medan Selayang District using the Geographic Information System (GIS) application. The method used in this study is a data collection and data processing method using Quantum GIS. Data processing methods are in the form of georeferencing and digitization, parameter appreciation and overlap or overlay. The parameters used include slope, rainfall, soil type, traffic volume and the availability of drainage channels. The result of this study is a map of the potential level of roads damage in Medan Selayang sub-district with 3 categories of levels namely low damage along 4,714 Km (20.01%), moderate damage along 13,922 Km (59.12%) and high damage along 4,916 Km (20.87%). The distribution of potential road damage levels in Medan Selayang sub-district spreads for each category of damage levels