Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Sosialisasi Pengenalan Alat-Alat Kualitas Udara di Stasiun Global Atmosphere Watch (GAW) Sorong murni murni; Anif Farida; Nur Abu
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 1 No. 11: November 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sosialisasi pengenalan alat- alat kualitas udara merupakan sosialisasi yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai kualitas udara. Sosialiasai ini menggunakan metode ceramah dan diskusi serta pendampingan kelapangan untuk melihat secara langsung alat kualitas udara. Setelah dilakukan sosialisasi, pemahaman peserta tentang kualitas udara bertambah. Respon peserta dalam sosialisasi ini sangat responsive dan antusias dalam mengikuti sosialisasi dari awal sampai akhir. Hal ini dapat menjadi pertimbangan untuk dilaksanakan sosialisasi lanjutan sehingga kemampuan dan keterampilan peserta bisa meningkat dengan lebih baik lagi.
SOSIALISASI PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA MINYAK GORENG BEKAS (MINYAK JELANTAH) UNTUK PEMBUATAN SABUN CUCI DI KELURAHAN REMU UTARA KOTA SORONG Umar Rusli Marasabessy; Nur Abu; Anif Farida
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 10: Maret 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v2i10.5428

Abstract

Sosialisasi pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Minyak Goreng untuk pembuatan Sabun Cuci merupakan sosialisasi yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pemanfaatan minyak goreng bekas atau minyak jelantah. Sosialiasai ini menggunakan metode ceramah dan diskusi serta pembagian kuesioner kepada warga untuk mendapatkan data primer yang terkait dengan Minyak Jelantah. Setelah dilakukan sosialisasi, komentar warga tentang pemanfaatan limbah Minyak Jelantah sangat baik. Warga dalam sosialisasi ini sangat responsive dan antusias dalam mengikuti sosialisasi dari awal sampai akhir. Hal ini dapat menjadi pertimbangan untuk dilaksanakan sosialisasi lanjutan sehingga warga mampu membuat sendiri baik secara perorangan atau pun kelompok dalam membuat sabun dari minyak jelantah.
Gerakan Pungut Sampah (GPS) Sebagai Upaya Membangun Kesadaran Lingkungan (Studi Kasus Kelurahan Kampung Baru Kota Sorong Azalia Fajri Yasin; Nur Abu
AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 10 : November (2023): AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Multi Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Litter Picking Movement was carried out after the Workshop activities with the aim of knowing the available information as well as knowledge about solutions in managing polluted environments, especially the ever-present waste problem, and providing understanding especially for future school children, as well as those involved in creating mutual care. Previously, a workshop was held on the role of millennials in creating a clean culture in the environment. Gerakan Pungut Sampah (GPS) is carried out in one of the Tourist Attractions in Sorong City in Kampung Baru Village, a gathering or relaxing place for young people as well as a Crossing Place (Port) to the Sorong Islands District. The results of the first Pungut Sampah Movement (GPS) service, in addition to holding habituation activities (habituation) in changing the culture of the lifestyle of the people in Papua, at the SAR Port of Sorong City managed to collect as many as 114 sacks, with a total weight of 2,124 kg of garbage sacks, including mixed garbage, plastic waste, and glass bottle waste in a day. Second, the habit that is always nurtured will produce care and it will be inherited by children and grandchildren in the future. Third, people's understanding of diverse cultures, religions or gender identities can reduce discrimination and increase tolerance.
Budidaya Sagu sebagai Pilar Utama Penghidupan Masyarakat Lokal di Kampung Baingkete Ponisri Ponisri; Anif Farida; Muh. Fadli Hasa; Darma Darma; Bertha Mangallo; Murtiningrum Murtiningrum; Nur Abu
Yumary: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Penerbit Goodwood

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35912/yumary.v4i2.2588

Abstract

Purpose: The activities about sustainable sago cultivation techniques aim to increase knowledge and understanding of the Women's Fellowship and PKK farmer groups in the field of sago cultivation. This is because sago is the staple food of the local community in Baingkete and its surroundings. By increasing sago production, it is hoped that it can improve community welfare and reduce dependence on imported food ingredients. Research methodology: The methods applied in this activity include counseling (providing knowledge and understanding about sago cultivation), demonstration and training (direct practice of planting sago on land owned by farmer groups), discussion and consultation, and program evaluation (giving statements to participants before and after training). Result: The results of the activity showed that the participants were quite enthusiastic about asking questions regarding sago cultivation. They are also very active during the practice of planting sago on the land. The level of community knowledge about sago planting techniques has increased about 25%. Training, practice, and field assistance related to sago cultivation also increased from 40% to 85%. Limitation : The practice of sago cultivation techniques is carried out on 1 ha of agricultural land. And knowing how to increase sago production cannot be done immediately considering the length of time the sago plant grows until it can be harvested. Contribution: This activity is beneficial for the community, which learns about sustainable and environmentally friendly sago cultivation practices. This includes sustainable soil management techniques, the use of organic fertilizer, and the maintenance of a healthy ecosystem.
OPTIMALISASI LIMBAH AMPAS SAGU SEBAGAI PAKAN TERNAK UNGGAS DI KAMPUNG BAINGKETE KABUPATEN SORONG Ponisri Ponisri; Anif Farida; Muhammad Fadli Hasa; Darma Darma; Bertha Mangallo; Murtiningrum Murtiningrum; Nur Abu
Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024 Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #4 & International Community Service 2023
Publisher : Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah ampas sagu, melimpah di berbagai wilayah, terutama di daerah produsen utama sagu. Dalam konteks keberlanjutan lingkungan dan meningkatnya kebutuhan pangan, potensi pemanfaatan limbah ampas sagu sebagai pakan ternak unggas menjadi fokus eksplorasi. Berdasarkan kandungan nutrisi ampas sagu, optimalisasi limbah ini sebagai bahan pakan ternak unggas dianggap sebagai solusi berkelanjutan. Pemanfaatan limbah ampas sagu di Kampung Baingkete, Kabupaten Sorong, dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan, termasuk peningkatan kesejahteraan petani, pemberdayaan ekonomi lokal, keberlanjutan lingkungan, peningkatan produktivitas peternakan, dan peningkatan pengetahuan masyarakat. Metode pelaksanaan kegiatan yaitu penyuluhan, pelatihan, demonstrasi, implementasi sistem pengolahan, monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang potensi limbah ampas sagu, mengembangkan sistem pengolahan lokal, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Hasil kegiatan menyatakan bahwa penyuluhan memberikan pemahaman mendalam tentang potensi limbah ampas sagu, termasuk kandungan nutrisinya dan dampak positif penggunaannya. Pelatihan dan demonstrasi bertujuan memberikan pengetahuan, keterampilan, pemahaman praktis kepada peserta terkait pembuatan pakan ternak yang berkualitas. Proses pengeringan, sterilisasi, fermentasi, dan pengemasan dilakukan untuk menghasilkan pakan ternak dari limbah ampas sagu. Monitoring dan evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan peserta terkait pembuatan pakan ternak yakni sebesar 55-60 %. Dengan demikian, kegiatan optimalisasi limbah ampas sagu diharapkan memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat lokal, lingkungan, dan ekonomi.
BRIKET AMPAS SAGU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKAR RAMAH LINGKUNGAN Nur Abu; Ponisri Ponisri; Anif Farida; Bertha Mangallo; Muhammad Fadli Hasa; La Ibal
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i1.20470

Abstract

Abstrak: Masyarakat kampung Baingkete belum memanfaatkan ampas sagu sebagai bahan bakar briket karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Ampas sagu hanya di biarkan terbuang ke rawa - rawa dan sungai sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Terdapat dua mitra dalam kegiatan ini antara lain Kelompok Tani Kampung Baingkete dan Kelompok Persekutuan Wanita Kampung Baingkete dengan jumlah peserta 20 orang. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pembuatan briket dari ampas sagu adalah untuk memberikan pemahaman dan keterampilan dalam pembuatan briket sehingga di harapkan kontribusi positif dengan memanfaatkan limbah ampas sagu untuk menciptakan produk yang bernilai ekonomi dan sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini terdiri dari beberapa tahap yakni sosialisasi, praktek pembuatan briket, dan pendampingan. Hasil yang dicapai adalah kegiatan sosialisasi dan pembuatan briket ampas sagu di kampung Baingkete, Distrik Makbon, Kabupaten Sorong memberikan peningkatan pengetahuan dari 25% menjadi 75 % dan keterampilan dari 20% menjadi 65%.Kegiatan ini dapat berdampak secara ekonomi yaitu masyarakat Kampung Baingkete dapat mengurangi pengeluaran harian untuk membeli minyak tanah untuk keperluan sehari-hari.Abstract: The people of Baingkete village have not yet used sago dregs as fuel for briquettes due to limited community knowledge and skills. Sago dregs are simply allowed to be thrown into swamps and rivers, causing environmental pollution. The aim of community service activities regarding making briquettes from sago dregs is to provide understanding and skills in making briquettes so that positive contributions are expected by utilizing sago dregs waste to create products that have economic value and at the same time reduce negative impacts on the environment. The method for implementing this service activity consists of several stages, namely socialization, practice of making briquettes, and mentoring. The results achieved were socialization activities and making sago dregs briquettes in Baingkete village, Makbon District, Sorong Regency, providing an increase in knowledge and skills to the community by 45%. This activity can have an economic impact, namely that the people of Baingkete Village can reduce their daily expenses for buying kerosene for their daily needs.
INOVASI PRODUK LOKAL: MENINGKATKAN KETERAMPILAN IBU-IBU PKK DALAM MEMBUAT PRODUK ABON UDANG KASIA Sulfiana Sulfiana; Nur Abu; La Ibal; Andi Rahayu Anwar; Rahmi Rahmi; Siti Nur Kayatun; Murni Murni; Muhamad Saleh Rumwokas
Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024 Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5
Publisher : Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat (KOPEMAS) #5 2024

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemandirian ibu-ibu PKK melalui penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan dalam pengolahan udang Kasia menjadi produk abon. Program ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu penyuluhan yang memberikan pemahaman tentang pentingnya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam mengolah makanan, pelatihan tentang teknik penyimpanan bahan makanan yang aman dan higienis, serta pendampingan dalam memilih bahan baku berkualitas untuk menghasilkan produk yang aman dan lezat. Setelah penyuluhan, ibu-ibu PKK lebih memahami pentingnya penerapan SOP, seperti penggunaan celemek, masker, sarung tangan, dan penutup kepala, yang berfungsi menjaga kebersihan dan keamanan pangan. Selain itu, mereka juga mempelajari cara penyimpanan bahan makanan yang benar untuk mencegah kontaminasi, dan pentingnya menjaga kualitas bahan baku udang rebon untuk memastikan keamanan dan kualitas abon yang dihasilkan. Dengan demikian, ibu-ibu PKK semakin percaya diri dalam memproduksi abon udang Kasia yang berkualitas dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan mereka melalui usaha mandiri.
Pemanfaatan Meja Stainless Sebagai Media Penjemuran Udang Kasia Bagi Masyarakat Kampung Arar Kabupaten Sorong Sulfiana Sulfiana; La Ibal; Nur Abu; Rahmi Rahmi; Andi Rahayu; Murni Murni; Herlina Arifin; Aprisa Rian Histiariani; Salmawati Salmawati
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) Edisi September - Desembe
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arar Village, located in Sorong Regency, has abundant marine resource potential, especially in the catch of cassia shrimp. However, the cassia shrimp processing process still faces obstacles, especially in the drying stage, which is carried out traditionally, thus affecting the quality of the product. This study aims to improve the quality and cleanliness of cassia shrimp processed products through the application of stainless steel drying tables. The implementation method of this community service is carried out in three stages, namely preparation, implementation, and the final stage. The preparation stage involves coordination with the local government, situation analysis, and identification of community needs. At the implementation stage, education and training are carried out on the use of stainless steel drying tables, as well as direct practice simulations for the community. The final stage involves evaluating activities through questionnaires and interviews to measure the success of the training. The results of the community service show that the use of stainless steel drying tables improves the quality of cassia shrimp by maintaining cleanliness, reducing bacterial contamination, and extending shelf life. In addition, this training increases community knowledge about the importance of using hygienic tools in fisheries processing. In the future, it is hoped that this technology can be widely accepted by the Arar Village community to support increased productivity and more sustainable fisheries-based economic welfare.
PENINGKATAN KREATIVITAS DALAM PEMBUATAN KUE BERBAHAN BAKU TEPUNG SAGU PADA KAMPUNG BAINGKETE KABUPATEN SORONG Murtiningrum murtingrum; Ponisri Ponisri; Anif Farida; Bertha Mangallo; Darma Darma; Nur Abu; Muh. Fadli Hasa
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 8, No 1 (2024): June
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v8i1.1850

Abstract

Sagu memiliki potensi sebagai sumber pangan kaya kalori dan karbohidrat yang setara dengan beras. Distribusi luas tanaman sagu di Indonesia menjadikannya bahan pangan alternatif potensial untuk produk seperti tepung sagu, sirup, kue, mie, dan bio-etanol. Preferensi konsumen terhadap produk sagu menjadi kunci dalam strategi pemasaran. Kampung Baingkete di Kabupaten Sorong memiliki potensi besar dalam sumber daya alam, terutama sagu yang telah menjadi bagian integral kehidupan masyarakat untuk produksi tepung sagu dan produk olahan tradisional. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kreativitas pembuatan kue berbahan sagu, ekonomi lokal, dan pelestarian budaya. Metode meliputi sosialisasi, pelatihan, demonstrasi, monitoring, dan evaluasi. Pelatihan di Kampung Baingkete menghasilkan kue berbahan sagu seperti brownies sagu, kue gabus, chookies sagu coklat, dan chookies sagu keju. Kegiatan ini diharapkan menambah nilai ekonomi masyarakat, membuka pasar baru, meningkatkan daya saing produk lokal, serta melestarikan kearifan lokal dan penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan kelompok PKK sebesar 55%.  Abstract. Sago has the potential as a high-calorie and carbohydrate-rich food source, comparable to rice. The wide distribution of sago plants in Indonesia makes it a viable alternative food source for products like sago flour, syrup, cakes, noodles, and bio-ethanol. Consumer preference for sago products is crucial for marketing strategies. Baingkete Village in Sorong Regency has significant natural resource potential, especially sago, which is integral to local life for sago flour and traditional products. The activity aims to enhance creativity in sago-based cake making, boost the local economy, and preserve local culture. Methods include socialization, training, demonstration, monitoring, and evaluation. Training in Baingkete Village produced sago-based cakes such as sago brownies, kue gabus, chocolate sago cookies, and cheese sago cookies. This activity is expected to add economic value to the community, open new market opportunities, increase local product competitiveness, and preserve local wisdom and sustainable natural resource use. Pre-test and post-test evaluations showed a 55% increase in the knowledge and skills of the PKK group.