Rini Esti Utami, Rini Esti
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SAPAAN DALAM RUBRIK “LAPOR GAN!” DI HARIAN TRIBUN JATENG (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK) (THE PRONOUNS IN LAPOR GAN! RUBRIC IN TRIBUN JATENG DAILY NEWSPAPER (SOCIOLINGUISTIC STUDY)) Utami, Rini Esti
JALABAHASA Vol 12, No 1 (2016): JALABAHASA
Publisher : Balai Bahasa Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36567/jalabahasa.v12i1.109

Abstract

Bahasa adalah sarana untuk melakukan kontak sosial dengan orang lain. Pilihan kata yang baik dan tepat akan memperlancar terjadinya komunikasi. Begitu pula dengan penggunaan sapaan dalam berkomunikasi. Sapaan yang digunakan penyapa merupakan gambaran hubungan dengan pesapanya. Sapaan yang digunakan oleh masyarakat kepada pemimpinnya akan mencerminkan hubungan antara masyarakat dan pimpinannya atau sebaliknya. Penelitian ini mengkaji sapaan dalam rubrik ?Lapor Gan!? di Harian Tribun Jateng. Penelitian ini bertujuan mendeskripsi sapaan yang digunakan oleh masyarakat dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, serta tujuan penggunaan sapaan tersebut. Dalam penelitian ini digunakan teori sosiolinguistik dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sapaan yang digunakan oleh masyarakat untuk menyapa gubernurnya adalah sapaan nama diri, nama kekerabatan, nama jabatan, sapaan lainnya, dan gabungan dari sapaan tersebut. Sapaan yang digunakan oleh masyarakat untuk menyapa diri sendiri, yaitu kata ganti orang pertama tunggal dan jamak. Sapaan yang digunakan oleh Gubernur Jawa Tengah kepada masyarakat adalah sapaan kata ganti orang kedua tunggal dan sapaan kata ganti orang pertama jamak. Sapaan yang digunakan oleh gubernur untuk menyapa diri sendiri adalah kata ganti orang pertama tunggal dan sapaan kata ganti orang pertama jamak. Adapun tujuan penggunaan sapaan tersebut adalah untuk kepraktisan, mengormati mitra tutur, menciptakan keakraban, dan menarik perhatian mitra tutur.   Language is a media to get contact with other people. The good and appropriate choice of words would make the communication runs well. The use of pronouns also plays an important role in communication. It pictures the relationship between the speaker and the hearer. The pronouns used by the people to their leader re? ect their relationship and vice versa. The research studies the pronouns in Lapor Gan! rubric in Tribun Jateng daily newspaper. It aims to describe the pronouns used by the people and the Governor of Central Java Province, Ganjar Pranowo, as well as its purposes. The research uses sociolinguistic theory and descriptive-qualitative approach. The pronouns used by the people to address the governor are self pronoun, kinship, occupation, other pronouns, and mix between the pronouns. The pronouns used by the people to address themselves are the ? rst person singular and ? rst person plural. The pronouns used by the Governor of Central Java Province to his people are second person singular and ? rst person plural. The pronouns used by the Governor to address himself are ? rst person singular and ? rst person plural. The purposes of the pronouns are to create practicality, to honor, to create the familiarity, and to draw attention.   
The language acceptability of Indonesian Omnibus Law: A structural approach Hendrastuti, Retno; Okitasari, Indah; Lestariningsih, Dewi Nastiti; Utami, Rini Esti; Maemunah, Emma
LITE: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol. 20 No. 2 (2024): September
Publisher : Universitas Dian Nuswantoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/lite.v20i2.11326

Abstract

Linguistically legal text is considered problematic and needs to be assessed whether it can be understood easily by the users or not. This research was a qualitative descriptive that wants to know the assessment of the level of acceptance of law texts from language teachers’ perspective. The data sources consisted of ten articles of Indonesia Job Creation Law 2020, which were examined from the language accuracy (orthography, diction, sentence structure) and informant assessments. The data were collected through observation and questionnaire. The research adapts content analysis techniques that employs four stages, i.e., 1) domain analysis, 2) taxonomy analysis, 3) componential analysis, and 4) cultural theme analysis. The results showed that the assessments of informants showed a relatively high level of acceptance, that was 2.64. Then, there were some language errors that can be used as an object of Indonesian language learning. In orthography some errors were found in the use of periods, colons, hyphens, and word writing. In terms of diction, errors are found in inappropriate words, that was in terms of sebagaimana ‘as’ and dalam hal ‘in terms of’. In sentence structure errors are found in accuracy, clarity, and coherency. It indicates the potency of law texts to be more accessible and ensures its efficient implementation, fostering trust and compliance among the public and legal community.
Implikatur Percakapan dalam Acara Bincang-Bincang Rumah Uya Trans7 Istriwati, Enita; Kurnianto, Ery Agus; Utami, Rini Esti
DISASTRA: PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Vol 5, No 2 (2023): JULI
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/disastra.v5i2.3252

Abstract

Pada saat ini acara bincang-bincang di berbagai televisi sangat disenangi oleh pemirsa. Tayangan ini tentu sangat berpengaruh terhadap perilaku positif atau negatif masyarakat yang menonton acara tersebut.. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran kepada masyarakat adanya penggunaan implikatur percakapan yang patut ditiru atau tidak patut ditiru oleh pemirsa televisi pada program acara televisi bincang-bincang Rumah Uya Trans7. Dalam acara ini ditemukan adanya pelanggaran prinsip percakapan yaitu implikatur percakapan. Implikatur percakapan adalah makna yang timbul sebagai implikasi pragmatis akibat terjadinya pelanggaran prinsip percakapan. yang membicarakan bentuk, makna tuturan, dan konteks. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah mengamati penggalan tuturan yang diduga mengandung implikatur percakapan periode November 2018. Metode yang digunakan ialah simak bebas libat cakap (SBLC). Adapun Tekniknya ialah rekam dan catat. Data kemudian dianalisis melalui metode deskriptif. Hasil analisis menunjukkan adanya implikatur percakapan yang digunakan berupa maksim kualitas dan cara.  Maksim kualitas dan cara sengaja digunakan untuk menggiring pemirsa televisi untuk tetap mengikuti acara tersebut. Terdapat dua fungsi implikatur percakapan yaitu memberikan penjelasan secara eksplisit kepada mitra tutur berdasarkan fakta kebahasaan dan menjelaskan berbagai fakta dan gejala kebahasaan meski tidak berkaitan.