Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Tipologi-Tipologi Lembaga Pendidikan Islam M. Wahid Tualeka
TADARUS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam - Fakultas Agama Islam ( FAI )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.659 KB) | DOI: 10.30651/td.v5i2.951

Abstract

Pendidikan Islam tumbuh bersamaan dengan munculnya agama Islam itu sendiri. Seiring dengan perkembangan masyarakat Islam di berbagai wilayah kekuasaannya, maka kebutuhan akan pendidikan bagi umat Islam sebagai metode tranformasi keilmuan dan kebudayaan Islam semakin meningkat, yang ditandai dengan semakin marak tumbuhnya institusi pendidikan dengan bentuk, jenis, dan tingkat yang berbeda-beda. Transformasi Tradisi Keilmuan dalam Islam yakni Melacak Awal Kemunculan Pendidikan Islam Adalah menjadi konsensus yang tidak terbantahkan bagi umat Islam bahwa akar kemunculan pendidikan dalam Islam dimulai sejak masa Rasulullah saw. Dalam pengertian yang lebih luas, pendidikan Islam berkembang seiring dengan muncul agama Islam itu sendiri. Bagi masyarakat Arab, kedatangan Islam telah membawa perubahan mendasar pada budaya dan peradaban mereka dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan.
Studi Pengelolaan Pendidikan Menengah Muhammadiyah di Surabaya Rusman Rusman; M. Wahid Nur Tualeka
TADARUS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Prodi Pendidikan Agama Islam - Fakultas Agama Islam ( FAI )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.201 KB) | DOI: 10.30651/td.v7i2.2486

Abstract

Abstrak Kepopuleran persyarikatan muhammadiyah dalam hal pengelolaan lembaga pendidikan memang sudah tidak diragukan lagi, bahkan diantara sekolah-sekolah negeri dan swasta, Muhammadiyah selalu menempati urutan pertama dalam kepercayaan masyarakat saat memilih sekolah bagi anaknya. Dampak kepercayaan tersebut mengakibatkan jumlah lembaga pendidikan muhammadiyah semakin banyak, sebagai konsekuensi logis akan jumlahnya yang banyak maka pengelolaan penddikan yang dilakukan pun memiliki ragam yang berbeda antar satu sama lain. Bahkan tidak jarang terjadi ketimpangan pengelolaan pendidikan yang berakibat pada maju mundurnya sebuah lembaga pendidikan yang dikelola oleh muhammadiyah. Namun demikian, Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi besar yang selalu menempatkan pendidikan sebagai sebuah amal usahanya yang diunggulkan. Diakui atau tidak, sistem pengelolaan pendidikan Muhammadiyah saat ini belum memiliki pedoman atau sistem pengelolaan pendidikan secara konseptual. Selama ini pengelolaan pendidikan muhammadiyah baru sebatas berpedoman pada sebuah kepanjangtanganan regulasi pemerintah dalam bidang pendidikan. Sehingga sistem pengelolaan pendidikan Muhammadiyah tidak mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum lainya. Berangkat dari persoalan ini, tujuan penelitian ini adalah berusaha mendeskripsikan sistem pengelolaan pendidikan muhammadiyah di surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara (interview),dan telaah kepustakaan. Lokasi penelitian adalah di SMA Muhammadiyah 2 dan SMA Muhammadiyah 7 Surabaya. Subyek penelitian adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan, Siswa dan Tokoh masyarakat sekitar. Analisa data yang digunakan adalah analisa data deskriptif berdasarkan fenomena sosial yang terjadi dilapangan. Fenomena sosial akan dianalisa dari berbagai pendekatan keilmuan (multidisiplin), sehingga analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah tergantung dari data yang didapat oleh peneliti dilapangan, melalui metode tersebut diharapkan dapat menemukan dan mengambarkan pengelolaan pendidikan muhammadiyah di surabaya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1. Prinsip pengelolaan pendidikan menengah muhammadiyah surabaya bersumber pada tiga pokok utama yaitu sekolah muhammadiyah yang menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan dan unggul sebagai center of excelence, sebagai agent of change, dan sebagai kebun ilmu tempat siswa menuntut ilmu, 2. Lingkup pengelolaan pendidikan menengah muhammadiyah meliputi beberapa hal berikut : Aspek manajemen, aset yang dimiliki, pendidik dan tenaga kependidikan, Kurikulum, Proses pembelajaran, Evaluasi, Sarana dan prasarana, dan penataan lingkungan, 3. Alur pengelolaan pendidikan menengah muhammadiyah diawali dari peserta didik yang kemudian melalui tahapan proses pembelajaran ( Pendidik, Kurikulum, Bahan Ajar, Sarana Prasarana, Pendanaan Pendidikan dan Peran Masyarakat ) dengan keterlibatan 6 komponen tersebut dalam proses akan menghasilkan lulusan yang berkualitas unggul, 4. Tantangan pengelolaan pendidikan menengah muhammadiyah terangkum dalam empat hal yakni Globalisasi, Ketidakpastian, Kompetensi dan Politisasi Pendidikan.
Studi Etnografi Gerakan Dakwah Di Sidoarjo Muhammad Wahid Nur Tualeka; Romelah Romelah
Al Hikmah Vol 7 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.323 KB) | DOI: 10.30651/ah.v7i1.8534

Abstract

Muhammadiyah adalah salah satu dari dua asosiasi Islam yang signifikan di Indonesia. Sejak didirikan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan Muhammadiyah dikenal sebagai Pembina Dakwah Islam 'Amar ma'ruf nahi munkar (menyambut kebaikan dan mencegah keburukan) untuk mengkomunikasikan pelajaran Islam dari perspektif humanis dan kembali kepada Al-Qur'an dan Hadits, karena model pembangunan ini menjadikan Muhammadiyah kurang penting bagi kelompok umat Islam secara keseluruhan, karena keteladanan masyarakat Jawa yang kental dengan adat Hindu dan Buddha yang berpadu dalam sifat-sifat keislaman duniawi. Motivasi di balik pemeriksaan ini adalah untuk memutuskan model pengembangan dakwah ketat Muhammadiyah di Rezim Sidoarjo. Dengan menggunakan cara subjektif untuk menghadapi model etnografi, berarti menggambarkan keadaan perkembangan dakwah Muhammadiyah yang ketat. Kajian ini dibatasi pada bagaimana model pengembangan dakwah Muhammadiyah yang tegas di tingkat cabang dan cabang Muhammadiyah di Rezim Sidoarjo. Kebetulan, dari hasil pemeriksaan, sangat baik dapat dilacak bahwa model pengembangan dakwah ketat Muhammadiyah di tingkat cabang dan cabang dimulai dari pembangunan sosial, khususnya membuat gerakan nyata untuk membantu daerah sekitarnya.
Kajian Kritis Tentang Toleransi Beragama dalam Islam M. Wahid Nur Tualeka
Al Hikmah Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.458 KB) | DOI: 10.30651/ah.v2i2.1104

Abstract

Fokus penelitian ini adalah menjawab tiga permasalahan pokok, yaitu: pertama, bagaimana pandangan agma nIslam tentang toleransi antar umat beragma? Kedua, bagaimana batas-batas ajaran Islam tentang toleransi antar umat beragama? Ketiga, bagaimana realitas toleransi dalam Islam? Penelitian ini merupakan studi literer (library research) dengan model faktual-historikal yaitu fakta sejarah tentang bagaimana kaum Muslimin dari masa ke masa: mulai zaman Rasulullh saw, masa shahabat, masa tabi‟in dan sesudahnya selalu mengedepankan kehidupan toleransi beragama engan umat non-Islam. Di sini kaum Muslimin memperlihatkan prinsip-prinsip toleransi hidup antar umat beragama sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam pribadi Muslim. Ayat-ayat Al-Qur‟an an Hadits serta sejarah umat Islam diletakkan sebagai obyek penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, nilai-nilai yang ada di balik kiprah umat Islam dengan Al-Qur‟an dan Hadits Rsul mereka.. Temuan penelitian ini: : pertama, Islam termasuk agama samawi yang terakhir yang mengajarkan tentang pentingnya toleransi kehidupan antar umat beragama sebagai bagian dari kehidupan bersama antar umat beragama. Kedua, Islam mengajarkan dan menekankan adanya toleransi antara umat beragama dalam segala bidang kehidupan terutama social kemasyarakatan, selama tidak bertentangan dengan akiah dan syari‟ah. Tolerani beragama bukan harus menjual bendera agama yakni menggadaikan akidah Islamiyah. Ketiga, tidak hanya secara normative doktrinal dengan memunculkan ayat-ayat dan hadits tentang toleransi, melainian toleransi itu telah diimplementasikan kaum Muslimin dari masa ke masa hingga dewasa ini. Rekomendasi dari penelitian ini adalah bahwa a greement in disagreement hendaknyalah dijadikan cara yang sosialisti-religius dalam upaya-upaya bersama dalam mewujud toleransi hidup antara umat beragama. Wa Allahu A’lam. Kata Kunci: Toleransi beragama
Teori Konflik Sosiologi Klasik Dan Modern M. Wahid Nur Tualeka
Al Hikmah Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.054 KB) | DOI: 10.30651/ah.v3i1.409

Abstract

Konflik sosial merupakan fenomena sosial yang menarik dikaji dan diteliti. Hal ini memunculkan berbagai teori konflik. Banyaknya teori konflik membutuhkan pemetaan untuk memudahkan kita dalam mengenal dan memahami berbagai teori konflik yang ada. Secara sederhana bisa dikelompokkan ke dalam 2 hal yaitu klasik dan modern. Tokoh-tokoh teori konflik sosiologi klasik adalah sebagai berikut Polybus, Ibnu Khaldun, Nicolo Machiavelli, Jean Bodin, Thomas Hobbes. Adapun tokoh sosiologi modern yang mengemukakan tentang teori konflik adalah Karl Marx, Lewis A. Coser,  Ralf Dahrendorf. Teori konflik klasik cenderung memandang konflik ditinjau dari segi sifat alami manusia yang cederung saling memusuhi dan saling menguasai terutama dalam hal kekuasaan. Adapun teori konflik modern lebih bersifat kompleks dan muncul sebagai kritikan atas teori fungsionalisme structural.
Amar Ma‟ruf Nahy Munkar Dalam Perspektif Sayyid Quthb Eko Purwono; M. Wahid Nur Tualeka
Al Hikmah Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.123 KB) | DOI: 10.30651/ah.v1i2.1053

Abstract

Fokus penelitian ini adalah menjawab dua permasalahan pokok, yaitu: pertama, bagaimana makna amar ma‟ruf nahy munkar menurut Sayyid Quthb dalam tafsir Fi Zilalil Qur‟an? Kedua, bagaimana tahapan-tahapan untuk melaksanakan amar makruf nahy munkar menurut Sayyid Quthb dalam tafsir Fi Zilalil Qur‟an? Penelitian ini merupakan studi literer (library research) dengan model faktual-historikal yaitu fakta sejarah tentang kiprah Sayyid Quthb dengan kitab tafsir karyanya Fi Zilalil Qur‟an. Di sini Sayyid Quthb dan karyanya itu diletakkan sebagai obyek penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, nilai-nilai yang ada di balik kiprah Sayyid Quthb. Temuan penelitian ini: : pertama, al-makruf dan impliksinya adalah perbuatan yang dipandang baik menurut akal dan agama, sedangkan al-munkar adalah suatu perbatan yang dipandang buruk menurut akal dan agama. Kedua, Perintah amar ma‟ruf nahy munkar itu termasuk perintah kepada apa-apa yang diwajibkan oleh syari‟at untuk dikerjakan, atau apa-apa yang diwajibkan kepada manusia untuk dilakukan, seperti shalat, pusa, zakat, haji dan lain-lain, serta mencegah dari segala yang menyalahi syari‟at, baik yang terdiri dari keyakinan maupun perbuatan. Ketiga, dalam tahapan untuk mengubah kemunkarn yaitu yang pertama dengan lisan, kedua dengan hati dan ketiga dengan iman. Rekomendasi dari penelitian ini adalah bahwa dakwah amar ma‟ruf dan nahy munkar menjadi kewajiban di atas pundak setiap insan mukmin untuk dihidup-hidupkan dan jangan pernah berhenti. Wa Allahu A‟lam. Kata kunci: Perbandingan Agama, Amar Ma‟ruf Nahy Munkar
Kajian Kritis Tentang Tasawuf Al-Hallaj M. Wahid Nur Tualeka
Al Hikmah Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.443 KB) | DOI: 10.30651/ah.v3i2.1046

Abstract

Fokus penelitian ini adalah menjawab dua permasalahan pokok, yaitu: pertama, bagaimana tasawuf dalam perpektif Islam? Kedua, bagaimana Al Hallaj dan Tasawufnya? Ketiga, Bagaimana tinjauan terhadap taswuf Al Hallaj? Penelitian ini merupakan studi literer (library research) dengan model faktual-historikal yaitu fakta sejarah tentang kiprah Al Hallaj dengan tasawufnya yang menimbulkan kontroversial di kalangan ulama, yang mengantarkannya ke tiang gantungan hukuman mati. Di sisi lain, bahwa tasawuf memiliki keistimean dalam Islam, yakni bahwa syi’ar Islam pada masa awal penyebaran agama yang dibawa Nabi Muhammad saw ini. Di sini Al Hallaj dan Tasawuf karyanya itu diletakkan sebagai obyek penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, nilai-nilai yang ada di balik kiprah Al Hallaj. Temuan penelitian ini: : pertama, Keistimewaan tasawuf dalam Islam bahwa dengan pendekatan tasawuf oleh para Sufilah maka ajaran Islam dapat menembusa berbagai belahan bumi dan diterima serta dianut sebagai agama yang diyakini tanpa adanya kekerasan dan peperangan. Kedua, Pokok ajaran Al Hallaj adalah al hulul, nur Muhammad dan kesatuan segala agama, yang apabila didengan atau dibaca sepintas, apalagi oleh kaum awamm mereka bisa dengan mudah menerimanya mentah-mentah namun sesungguhnya mengandung sesuatu yang menyesatkan. Ketiga, menurut Islam, ajaran Al Hallaj tersebut dapat merusak esensi agama Islam karena mengandung unsur syirik serta bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Hadits. Rekomendasi dari penelitian ini adalah bahwa dakwah amar ma’ruf dan nahy munkar menjadi kewajiban di atas pundak setiap insan mukmin untuk dihidup-hidupkan dan jangan pernah berhenti, termasuk modifikasi tasawuf hendaknya selalu berujuk kepada alpQur’an dan Sunnah Nabi saw yang shahih. Wa Allahu A‟lam. Kata kunci: Perbandingan Agama, Tasawuf al Hallaj
Eskatologi dalam Perspektif Islam dan Protestan M. Wahid Nur Tualeka
Al Hikmah Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.328 KB) | DOI: 10.30651/ah.v2i1.1098

Abstract

Eskatologi merupakan salah satu ilmu dasar di dalam ajaran teologi. Eskatologi diartikan juga sebagai ilmu yang mempelajari tentang akhir zaman seperti hari kiamat, kebangkitan segala manusia dan surga. Masalah yang dirasakan adalah bagaimana ketika salah satu dari ajaran teologi ini dianggap sebagai sesuatu hal yang tidak urgen untuk dibahas apalagi diimani. Untuk mengatasi hal ini tentunya harus ada penjelasan yang cukup eksplisit kepada setiap umat untuk kembali kepada ajaran teologi mereka dan mengimani kembali tentang peristiwa ini. Desain penulisan ini menggunakan metode studi pustaka dengan cara melakukan penelitian berbagai sumber pustaka dengan mengambil dan membandingkan ajaran eskatologi dari kedua agama yaitu Islam dan Protestan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah agama Islam memiliki perspektif yang sama dengan Potestan dalam hal; definisi, istilah lain hari kiamat dan tanda-tanda kiamat. Selain itu dua agama ini juga memiliki perspektif yang berbeda dalam hal sumber yang memuat definisi hari kiamat, banyaknya jumlah nama hari kiamat, pembagian hari kiamat, banyaknya jumlah tanda hari kiamat dan perihal kedudukan Isa (Yesus) yang akan datang pada akhir zaman. Melihat hasil penelitian ini maka kepercayaan dalam peristiwa hari akhir harus dibangun kembali dan diyakini sebagai ajaran teologi yang tidak dapat terpisahkan dari keimanan. Kata kunci : Eskatologi, Islam dan Protestan
MODERASI ISLAM DITENGAH PLURALISME INDONESIA Muhammad Wahid Nur Tualeka; Imtihanatul Ma’isyatuts Tsalitsah
Al Hikmah Vol 8 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ah.v8i2.16226

Abstract

Indonesia adalah negara dengan beragam agama, budaya dan suku. Hal tersebut dapat mengakibatkan kemajuan bangsa, dan sebaliknya dapat mengancam eksistensi bangsa. Isu yang sering menjadi sorotan adalah pluralisme agama. Karena agama lebih sensitif dari perbedaan lainnya. Islam di Indonesia merupakan agama mayoritas yang harus berperan dalam menstabilkan kehidupan di negara ini. Pandangan moderat terhadap keberagaman agama di Indonesia harus selalu ditumbuhkan agar Indonesia menjadi negara yang majemuk dan damai. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk membangun moderasi Islam sebagai cara merespons pluralisme agama di Indonesia. Dari argumentasi ini, Islam tidak menganggap semua agama sama, tetapi memperlakukannya secara setara, mengutamakan tasamukh (toleransi), syura antaragama (kasih sayang), dan sikap musawah (non-diskriminasi), dapat kita simpulkan demikian. 
KEHIDUPAN BERBANGSA DENGAN PRINSIP MODERASI Muhammad Wahid Nur Tualeka
Al Hikmah Vol 9 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/ah.v9i1.18708

Abstract

Indonesia sebagai negara bangsa memiliki keunikan dalam hal suku, ras, adat istiadat, tradisi, budaya, bahasa, kepercayaan dan kepercayaan yang dapat menyatu dalam ideologi pancasila. Besarnya janji Indonesia merupakan potensi luar biasa yang harus kita syukuri, jaga dan pelihara agar tidak dirusak oleh paham ekstrimisme dan radikalisme yang berkembang menyusup dalam arus globalisasi dan keterbukaan informasi. Perlu dicarikan solusi untuk menjadikannya sebagai filter bagi hantaran kehidupan bangsa yang harus disisipkan ke dalam jiwa bangsa. Moderasi menawarkan solusi perantara untuk memerangi pemahaman yang bertentangan dengan identitas nasional;Dalam konteks agama, moderasi dipahami oleh penganut dan pendukung Islam, yang dikenal dengan Islam Wasatiyah atau Islam moderat, yakni Islam moderat. Islam jalan tengah yang jauh dari kekerasan, cinta damai, toleran, menanamkan nilai-nilai moral yang baik, menerima segala perubahan. dan pembaharuan sebagai sesuatu yang bermanfaat.Prinsip-prinsip Islam yang moderat adalah sebagai berikut: 1)Tawassuth (jalan tengah), 2) Tawazun (seimbang), 3) I'tidal (lurus dan teguh), 4) Tasamuh (toleransi), 5) Musawah (persamaan), 6) Syura (pertimbangan), 7) Ishlah (pembaruan), 8) Aulawiyah (pengutamaan), 9) Tathawur wa ibtikar (dinamis dan inovatif), 10) Tahadhdhur (beradab). Kata Kunci : Moderasi, bangsa, Wasatiyah