Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Titik Kritis Penjaminan Kualitas Benih Kelapa Sawit di Indonesia Febrian Isharyadi; Biatna Dulbert Tampubolon; Bambang Prasetya; Nur Tjahyo Eka Darmayanti; Utari Ayuningtyas; Ary Budi Mulyono; Daryono Restu Wahono; Ellia Kristiningrum; Novin Aliyah; Rika Dwi Susmiarni; Nuri Wulansari
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 30 No 3 (2022): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v30i3.187

Abstract

Oil palm seeds are a very important element in determining the yield of oil palm plantations. The use of quality oil palm seeds will provide maximum productivity. However, until now there is still a lot of use of llegitimate oil palm seeds, especially on smallholder plantations. Standardization is the right way to guarantee the quality of oil palm seeds through the determination of strict criteria in the selection process for the seeds planted. As the initial stage and the basis for developing standards, it is necessary to identify the critical point in the supply chain of oil palm seeds to consumers. So, this study aims to analyze the critical point of guaranteeing the quality of oil palm seeds in Indonesia, to guarantee the availability of quality oil palm seeds. This study uses a qualitative exploratory method to obtain data and information related to critical points in the supply chain of oil palm seeds from respondents consisting of producer, breeder, Government, and expert in the field of oil palm seeds. The results showed there were 5 (five) critical points in ensuring the quality of oil palm seeds in Indonesia, namely the production process, especially at the pollination stage, the breeding process, the certification process, the supervision process, and the knowledge of the planters, especially in smallholder plantations. The critical points are recommended as the basis for developing national standards in guaranteeing quality oil palm seeds for the realization of the Government's program to increase the productivity of oil palm plantations in Indonesia.
Penentuan Titik Kritis Persyaratan pada SNI 8211:2015 dan Regulasi Teknis terkait Benih Tanaman Kelapa Sawit untuk Meningkatkan Produktivitas Utari Ayuningtyas; Febrian Isharyadi; Ary Budi Mulyono; Ellia Kristiningrum; Biatna Dulbert Tampubolon; Nur Tjahyo Eka Damayanti; Novin Aliyah; Daryono Restu Wahono; Nuri Wulansari; Rika Dwi Susmiarni
JURNAL STANDARDISASI Vol 24, No 1 (2022)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v24i1.964

Abstract

 Mutu benih sawit merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit. Terjadinya pemalsuan benih sawit atau benih yang tidak bersertifikat akan berdampak buruk bagi perkebunan kelapa sawit Indonesia, karena menyebabkan penurunan produktivitas benih kelapa sawit. Oleh sebab itu diperlukan penentuan titik kritis persyaratan atau tolok ukur untuk meningkatkan produktivitas benih kelapa sawit. Pada SNI 8211:2015 dan beberapa peraturan Kementerian Pertanian terdapat persyaratan atau tolok ukur yang masing-masing memiliki konteks yang mendukung perbaikan mutu benih kelapa sawit. Untuk dapat menentukan titik kritis dari persyaratan atau tolok ukur yang ditetapkan, maka dalam penelitian ini dilakukan penyandingan atau komparasi antara SNI dengan beberapa peraturan Kementerian Pertanian tersebut yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis, tahapan dalam produksi benih kelapa sawit dibagi menjadi 4 bagian diantaranya tahapan pemuliaan, tahapan reproduksi benih, tahapan pemrosesan benih, dan tahapan pengecambahan benih. Dari masing-masing tahapan tersebut diperoleh titik kritis persyaratan atau tolok ukur yaitu pada tahapan pemuliaan terdapat 4 parameter kritis seperti pembentukan populasi dasar, prosedur pemuliaan, pengujian progeni, dan kriteria seleksi persilangan. Pada tahapan reproduksi benih terdapat 2 parameter kritis yaitu mating design dan reproduksi benih, dan kondisi fisik tanaman. Pada tahapan pemrosesan benih terdapat 2 parameter kritis yaitu unit persiapan benih, dan unit pengecambahan. Kemudian tahapan selanjutnya pengecambahan benih terdapat 1 titik kritis yaitu mutu fisiologis kecambah. Titik kritis persyaratan atau tolok ukur dari setiap tahapan tersebut jika dipenuhi dan diterapkan dengan baik dan benar akan meningkatkan produktivitas mutu benih unggul yang komersil dan berkualitas tinggi.