Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Penerapan Revenue Sharing Contract Pada Klaster Industri Nurwidiana, Nurwidiana
Jurnal Teknik Industri Vol 13, No 1 (2012): Februari
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.025 KB) | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol13.No1.7-13

Abstract

Industry cluster are geographic concentrations of competing, complementary, or interdependent firm and industries that do business with each other and/or have common needs for talent, technology, and infrastructure. In a industry cluster, the relationship should be profitable for each other. However, in the absence of contract, Small Medium Enterprises (SMEs) as producers, do not have a strong bargaining position compared to a distributor as supporting industry so that SMEs are frequently lost. This research focus on the revenue sharing contract as an effort of coordination in snacks industry cluster. In the revenue sharing contract the manufacturer charges the distributor a low price and shares a fraction f of revenue generates by distributor. Based on the analysis has been performed, implementing revenue sharing model, can reduce the overstock cost so that it can increase the quantity orders from distributors and finally increase profits for both the SMEs and distributor. In order to gain optimum profit, it is needed to set the fraction (f) of profit sharing on revenue sharing contract. The implementation of this model requires information sharing between the SMEs and distributor.
Pendampingan Pengembangan Produk Baru Kerajinan Kulit Ikan Pari untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha di Pasar Ekspor Nurwidiana, Nurwidiana; Asyhari, Asyhari; Farisa, Sam
Community Empowerment Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.435 KB) | DOI: 10.31603/ce.v3i2.2451

Abstract

Launching a new product is important to improve the company’s competitiveness and revenue. White Blue is expanding its business by producing finished product for international market. Mentoring activities are conducted for developing product. There are seven stages for product development. The Handmade product concept is selected from the idea generation stage. Web based marketing will be applied for the marketing strategy. Mentoring activities are continued to attain the concept of product development. Training in production processes is providing for handmade methods according to the concept of selected product. Procurement of handmade production equipment is made to support production processes. Marketing training for web based marketing methods is given to support marketing so that the product of SMEs can be exported. The result of mentoring and training activities are: 1) SME’s has the concept of product development, namely handmade product, 2) SME’s has resources to produce handmade product, there are human resources, machinery and equipment, 3) The existence of online marketing the export market for SME’s is increasing.
Pendampingan Proses Produksi dan Kemasan Produk Industri Kecil Minuman Herbal Nurwidiana, Nurwidiana; Fatmawati, Wiwiek; Masidah, Eli
Community Empowerment Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.452 KB) | DOI: 10.31603/ce.v4i2.3067

Abstract

Kegiatan pendampingan ini dilakukan terhadap industry kecil rumah tangga yang memproduksi beragam minuman herbal cair dengan kemasan botol plastik. Proses produksi dilakukan secara manual menggunakan alat-alat sederhana, label pada kemasan produk belum mengikuti kaidah yang berlaku. Hal itu mempengaruhi kepercayaan konsumen pada produk yang berimbas pada rendahnya tingkat penjualan. Pendampingan dilakukan pada aspek legalitas, proses produksi , labeling dan kemasan. Dari sisi legalitas dilakukan komunikasi dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang, didapatkan informasi bahwa untuk produk dengan daya tahan kurang dari 7 hari tidak perlu medaftar PIRT, cukup memenuhi proses produksi sesuai pedoman Cara Pembuatan Makanan yang Baik (CPMB). Dari aspek proses produksi, dilakukan penataan tempat produksi sesuai ketentuan CPMB, namun industri ini perlu menyediakan sarana cuci tangan di ruang produksi untuk menjaga higienitas pekerja saat proses produksi. Pada aspek label dilakukan pendampingan dalam penetapan informasi-informasi yang wajib tercantum pada label yaitu : merek, isi bersih, komposisi, tanggal kadaluarsa dan informasi produsen. Dilanjutkan dengan pembuatan desain label sesuai dengan informasi yang telah ditetapkan dan pemilihan botol dengan volume yang sesuai strategi pemasaran Kepada pemilik industri diberikan bantuan berupa label produk dan botol, sehingga dapat segera memasarkan produknya menggunakan kemasan sesuai peraturan yang berlaku. Melalui usaha-usaha tersebut diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk sehingga pemasaran akan meningkat.
PENDEKATAN LEAN HEALTHCARE UNTUK MEMINIMASI WAKTU TUNGGU PELAYANAN RAWAT JALAN DI FASILITAS KESEHATAN Roselina Dwi Nuraina; Nuzulia Khoiriyah; Nurwidiana Nurwidiana
Jurnal Aplikasi Ilmu Teknik Industri (JAPTI) Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/japti.v2i1.1487

Abstract

Standar waktu pelayanan yang telah ditetapkan pemerintah dalam surat keputusan Menteri Kesehatan No.129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yaitu standar pelayanan rawat jalan dengan waktu tunggu  ≤ 60 menit. Berdasarkan indikator waktu tunggu di rawat jalan, waktu tunggu pelayanan adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dipanggil untuk dilayani oleh dokter. Permasalahan yang diketahui pada salah satu fasilitas kesehatan adalah lamanya waktu tunggu pelayanan melebihi 60 menit yaitu 2 jam 48 menit. Lamanya waktu tunggu pelayanan dikarenakan terdapat aktivitas – aktivitas yang tergolong dalam pemborosan. Analisa dan usulan dilakukan penerapan lean healthcare, value stream mapping serta root cause analysis dengan usulan perbaikan dengan rappid process improvement workshop (hanya sampai tahap planning). Diketahui akar penyebab pemborosan karena adanya double job, lamanya proses pengisian dan pencarian rekam medis, proses pencarian kembali rekam medis yang tidak ada, adanya tumpukan lembaran rekam medis baru dan nota pembayaran yang melebihi kapasitas penyimpanan. Diusulkan menggunakan rapid process improvement workshop menggunakan perhitungan workload indicator staff need yaitu menambahkan 2 petugas pada pengambilan nomor antrian dan 3 petugas pada registrasi, serta mengganti bentuk cetakan nomor pendaftaran, menggunakan sistem paperless, mengadakan intercom tiap departemen dan menambahkan infromasi secara visual pada ruangan rawat jalan. Setelah dilakukan pembuatan future state mapping dan diketahui total leadtime 9345,54 dengan value added time 196,54 detik, non value added time 9085 detik, dan necessary but non value added time 70 detik. Dan presentase process cycle efficiency menjadi 2,10%.  
ANALISA KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN CUTTING TOOL DENGAN METODE RELIABILITY, AVAILABILITY, MAINTAINABILITY(RAM) DAN MAINTENANCE VALUE STREAM MAPPING (MVSM) DI AREA MACHINING NR CRANKSHAFT PADA PT MMN Irwan Sukendar; Nurwidiana Nurwidiana; Mochammad Muyammamun Nafi
Tekmapro : Journal of Industrial Engineering and Management Vol 15 No 1 (2020): TEKMAPRO
Publisher : UPN Veteran Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/tekmapro.v15i1.139

Abstract

PT MMN merupakan sebuah perusahaan otomotif yang memproduksi engine mobil. Permasalahan yang ada yaitu downtime yang diakibatkan oleh penggantian cutting tool cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk mengurangi bahkan menghilangkan downtime akibat penggantian cutting tool tersebut. Metode yang digunakan adalah reliability, maintainability dan availability (RAM) dan cost of unreliability (COUR) untuk menghitung waktu penggantian cutting tool yang optimum dengan biaya yang terendah dan maintenance value stream mapping (MVSM) untuk meningkatkan efisiensi dengan mengeliminasi kegiatan yang tidak mempunyai nilai tambah. Hasil Penelitian ini rata – rata nilai reliability pada MTBF cukup rendah yaitu sebesar 46,95%. Rata – rata availability mencapai target yaitu 95% untuk nilai inherent availability (Ai) sebesar 98,60%, achieved availability (Ai) sebesar 98,64%dan operational availability (Ai) sebesar 94,91% (cutting tool OP030 T1, T2, T3 dan T4 tidak tercapai tingkat availabilitynya) serta nilai maintainability didapatkan hasil yang sangat rendah yaitu sebesar 5,212%. Sedangkan biaya ketidakhandalan penggantian cutting tool change ini cukup tinggi dengan rata - rata biaya ketidakhandalan akibat korektif sebesar Rp 39.645.551,958 dan rata – rata biaya ketidakhandalan yang disebabkan oleh downtime sebesar Rp 60.096.209,958. Hasil perbaikan pada MVSM maka didapatkan nilai VA (MTTR) sebesar 4,05 menit dengan presentase 39,74% atau sama dengan nilai dari presentase efisiensi maintenance. Sedangkan nila NVA (MTTO + MTTY) sebesar 6,14 menit dengan presentase 60,26%. Sehingga nilai future state Mapping yang lebih baik, hal ini dapat dilihat dari pengurangan NVA sebesar 30,02 menit yaitu dari 36,16 menit (90,43%) menjadi 6,14 menit (60,26%) serta naikknya presentase efisiensi perawatan dari 9,57% menjadi 39,74% atau lebih dari 3 kali efisiensi awal
Penerapan Revenue Sharing Contract Pada Klaster Industri Nurwidiana Nurwidiana
Jurnal Teknik Industri Vol. 13 No. 1 (2012): Februari
Publisher : Department Industrial Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.025 KB) | DOI: 10.22219/JTIUMM.Vol13.No1.7-13

Abstract

Industry cluster are geographic concentrations of competing, complementary, or interdependent firm and industries that do business with each other and/or have common needs for talent, technology, and infrastructure. In a industry cluster, the relationship should be profitable for each other. However, in the absence of contract, Small Medium Enterprises (SMEs) as producers, do not have a strong bargaining position compared to a distributor as supporting industry so that SMEs are frequently lost. This research focus on the revenue sharing contract as an effort of coordination in snacks industry cluster. In the revenue sharing contract the manufacturer charges the distributor a low price and shares a fraction f of revenue generates by distributor. Based on the analysis has been performed, implementing revenue sharing model, can reduce the overstock cost so that it can increase the quantity orders from distributors and finally increase profits for both the SMEs and distributor. In order to gain optimum profit, it is needed to set the fraction (f) of profit sharing on revenue sharing contract. The implementation of this model requires information sharing between the SMEs and distributor.
PERANCANGAN ALAT PENYIRAM LAHAN BAWANG MERAH BERBASIS TEKNOLOGI SOLAR FOTOVOLTAIK Nurwidiana Nurwidiana; Wiwiek Fatmawati; Affan Rifa’i
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 26, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.26.1.61-70.2022

Abstract

Menipisnya energi fosil dan isu lingkungan mendorong untuk beralih ke teknologi berbasis renewable energy. Pengembangan teknologi di berbagai sektor harus mengarah pada upaya penggunaan energi berkelanjutan. Sektor pertanian memerlukan banyak teknologi untuk membantu meningkatkan efisiensi produksi, salah satunya alat penyiram bawang. Penelitian ini mendesain alat penyemprot tanaman bawang berbasis energi surya dengan teknologi solar photovoltaic (PV).  Pengembangan desain dilakukan berdasar metode perancangan dan pengembangan  desain generik. Desain alat penyiram bertenaga surya mengunakan pompa DC 12 volt dengan sumber energi dari dari solar PV 50wp  dan baterai 12V 20Ah sebagai penyimpan daya untuk cadangan. Dari pengujian fungsional alat yang dirancang dapat diproduksi dan bekerja sesuai fungsinya. Dari analisa ekonomi alat mampu menghasilkan penghematan biaya penyiraman 89%. Biaya pembuatan alat akan mencapai break event point setelah penggunaan selama 19 hari. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menggukur energi listrik yang dihasilkan sistem PV dan mengopimalkan desain alat.
Sofabotik program assistance as a solution to the accumulation of plastic bottle waste Nurwidiana Nurwidiana; Wiwiek Fatmawati
Community Empowerment Vol 7 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.586 KB) | DOI: 10.31603/ce.6135

Abstract

As the use of plastic grows in both industry and households, it is becoming a more serious environmental issue. Used plastic bottles of bottled drinking water are one source of plastic waste. This activity designed to educate participants about the dangers of plastic waste and equip them with the skills to turn it into useful items. Counseling and training are the methods used. The program was successful in raising partner awareness of the dangers of plastic waste. Partners also know how to deal with plastic bottle waste by turning it into a sofa with economic value. In addition to the financial benefits, this program allows more and more used bottles to be reused, reducing the amount of plastic waste that is dumped into the environment.
Perancangan Produk Baru pada IKM Kerajinan Kulit Ikan Pari untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha di Pasar Ekspor N Nurwidiana; A Asyhari; Sam Farisa Chaerul Haviana
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang Sosial Ekonomi dan Psikologi
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.364 KB)

Abstract

Di era Masyarakat Ekonomi Eropa (MEA) pengembangan IKM menjadi hal penting untuk meningkatkan daya saingnya di pasar global. Untuk dapat memenangkan persaingan, industri harus mampu memproduksi barang sesuai dengan selera pasar. IKM White Blue yang bergerak dibidang usaha penyamakan kulit ikan pari akan mengembangkan usahanya ke pasar ekspor dengan memproduksi barang jadi. Penelitian ini membahas proses pengembangan produk yang dilakukan di IKM White Blue. Proses pengembangan dilakukan melalui 8 tahap yaitu: Idea Generation, Idea Screening, Concept Development and Testing, Marketing Strategy Development, Business Analysis , Product Development , Test Marketing, Commercialization. Setelah melalui tahap-tahapan tersebut terpilih produk handmade sebagai konsep pengembangan produk IKM white Blue. Dikembangkan produk kulit ikan pari kombinasi dengan kulit sapi dengan proses produksi menggunakan teknik hand made. Produk ditujukan untuk pasar ekspor dengan metode web based marketing. Dari analisa aspek ekonomi, pengembangan produk handmade ini dinyatakan layak karena mampu memberikan ROI > MARR yang ditetapkan perusahaan.
PENDEKATAN LEAN HEALTHCARE UNTUK MEMINIMASI WAKTU TUNGGU PELAYANAN RAWAT JALAN DI FASILITAS KESEHATAN Roselina Dwi Nuraina; Nuzulia Khoiriyah; Nurwidiana Nurwidiana
Jurnal Aplikasi Ilmu Teknik Industri (JAPTI) Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/japti.v2i1.1487

Abstract

Standar waktu pelayanan yang telah ditetapkan pemerintah dalam surat keputusan Menteri Kesehatan No.129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yaitu standar pelayanan rawat jalan dengan waktu tunggu  ? 60 menit. Berdasarkan indikator waktu tunggu di rawat jalan, waktu tunggu pelayanan adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dipanggil untuk dilayani oleh dokter. Permasalahan yang diketahui pada salah satu fasilitas kesehatan adalah lamanya waktu tunggu pelayanan melebihi 60 menit yaitu 2 jam 48 menit. Lamanya waktu tunggu pelayanan dikarenakan terdapat aktivitas – aktivitas yang tergolong dalam pemborosan. Analisa dan usulan dilakukan penerapan lean healthcare, value stream mapping serta root cause analysis dengan usulan perbaikan dengan rappid process improvement workshop (hanya sampai tahap planning). Diketahui akar penyebab pemborosan karena adanya double job, lamanya proses pengisian dan pencarian rekam medis, proses pencarian kembali rekam medis yang tidak ada, adanya tumpukan lembaran rekam medis baru dan nota pembayaran yang melebihi kapasitas penyimpanan. Diusulkan menggunakan rapid process improvement workshop menggunakan perhitungan workload indicator staff need yaitu menambahkan 2 petugas pada pengambilan nomor antrian dan 3 petugas pada registrasi, serta mengganti bentuk cetakan nomor pendaftaran, menggunakan sistem paperless, mengadakan intercom tiap departemen dan menambahkan infromasi secara visual pada ruangan rawat jalan. Setelah dilakukan pembuatan future state mapping dan diketahui total leadtime 9345,54 dengan value added time 196,54 detik, non value added time 9085 detik, dan necessary but non value added time 70 detik. Dan presentase process cycle efficiency menjadi 2,10%.