Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Diseminasi Mesin Spinner Rotary Encorder Sebagai Teknologi Transformasi Hasil Panen Ikan Lele Menjadi Abon dalam Meningkatkan Net Income Nurul Ulfatin; Andika Bagus Nur Rahma Putra; Teti Setiawati; Azizatus Zahro
Jurnal KARINOV Vol 6, No 1 (2023): Januari
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um045v6i1p11-15

Abstract

Desa Sambigede memiliki jumlah ikan yang dipanen kurang lebih 1 ton dalam kurun waktu 6 bulan atau sekitar 2 ton per tahun. Namun demikian, belum ada upaya pengolahan ikan pasca panen serta tidak ada alat untuk mengolah ikan sehingga ikan hanya berpotensi dijual mentah yang mana hal tersebut memiliki nilai ekonomis yang rendah apalagi di masa pandemi. Selain itu, penjualan ikan hanya bekerja sama dengan BUMDes karena terbatasnya wilayah distribusiPengabdian masyarakat ini bertujuan untuk: (1) menerapkan mesin atau teknokogi untuk mengolah ikan hasil panen; (2) meningkatkan SDM dalam memahami cara mengolah ikan yang dapat bertahan lama dan bernilai jual tinggi; (3) meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan teknologi; dan (4) meningkatkan kemampuan pemasaran dan penjualan ikan mentah menjadi abon. Menerapkan mesin atau teknokogi untuk mengolah ikan hasil panen. Meningkatkan SDM dalam memahami cara mengolah ikan yang dapat bertahan lama dan bernilai jual tinggi. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pemanfaatan teknologi. Meningkatkan kemampuan pemasaran dan penjualan ikan mentah menjadi abon. Hasil dari pengabdian ini, meliputi: (1) 1 buah mesin Spinner Rotary Encoder sebagai pembuat abon lele; (2) pendampingan penggunaan mesin spinner rotary encoder meningkatkan 94% pemahaman peserta; (3) pendampingan pemasaran produk abon ikan meningkatkan pemahaman peserta sebesar 88%. Kata kunci— Abon lele, Mesin spinner, Net income Abstract Sambigede village has a harvest of approximately 1 ton of fish in a period of 6 months or about two tons per year. One of these types of fish is catfish. Catfish can grow quickly and easily adapt to the environment. However, there has been no post-harvest fish processing effort and no tools to process fish so that fish can only potentially be sold raw, which has low economic value, especially during a pandemic. In addition, fish sales only cooperate with BUMDes due to the limited distribution area. This community service aims to: (1) apply machinery or technology to process harvested fish; (2) increasing human resources in understanding how to process fish that can last a long time and have high selling value; (3) enhancing public knowledge in the use of technology; and (4) improving the marketing and sales capabilities of raw fish into shreds. Applying machines or technology to process harvested fish. Increase human resources in understanding how to process fish that can last a long time and have high selling value. Increase public knowledge in the use of technology. Improve marketing and sales capabilities of raw fish into shredded. The results of this service include: (1) 1 Spinner Rotary Encoder machine as a catfish floss maker; (2) assistance on the use of a rotary encoder spinner machine increased 94% of participants' understanding; (3) marketing assistance for shredded fish products increased participants' understanding by 88%. Keywords— Abon lele, Mesin spinner, Net income
Perawatan Dan Perbaikan Lampu Tenaga Surya Untuk Menerangi Desa Pagersari, Kec. Ngantang, Kab. Malang Adim Firmansah; Aripriharta Aripriharta; Irham Fadlika; Quota Alief Sias; Azizatus Zahro; Ronny Ardiansah; Muhammad Adib Amin
Charity : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 (2022): Charity-Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : PPM Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/charity.v5i2.4254

Abstract

Energi listrik telah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan saat ini. Optimalisasi energi listrik masih belum merata sehingga menimbulkan beberapa permasalahan khususnya kondisi penerangan yang kurang. Desa Pagersari Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang Jawa Timur menjadi salah satu daerah yang mengalami kondisi penerangan yang kurang yaitu pada Penerangan Jalan Umum (PJU). Kondisi penerangan di Desa Pagersari masih sangat kurang dengan wilayah yang mayoritas masih berisi hutan dan lahan pertanian. Pemukiman warga masih sangat longgar sehingga cukup banyak area gelap (dark spot) di Desa Pagersari. Penggunaan lampu surya sebagai PJU menjadi solusi yang tepat untuk diterapkan di Indonesia yang merupakan negara tropis sehingga memiliki potensi energi surya yang besar. Penggunaan lampu surya sebagai PJU juga menjadi upaya untuk memaksimalkan penerapan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang saat ini sedang digencarkan. Melalui kegiatan ini Tim Pengabdian UM membantu menyelesaikan permasalahan pada Desa Pagersari sehingga memberikan dampak keamanan dan kesejahteraan lingkungan kepada masyarakat khususnya pada Desa Pagersari.