Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Desa Pulau Semambu dalam Pemanfaatan Limbah Puntung Rokok dan Daun Kelor sebagai Biopestisida Berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Afrah, Bazlina Dawami; Sari, Tuti Indah; Sari, Fitri Hadiah; Oktaviani, Oktaviani; Winda, Hanifa Permata; Saskia, Harifa Hadi; Shean, Rizqi Akbar; Anugrah, Muhammad Risky; Nabilla, Dinda Gusti Cahya; Farand, Muhammad Geo; Fadilah, Ibnu; Syabil, M. Ibnus
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 10 No 2 (2025): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v10i2.1226

Abstract

Pemanfaatan limbah puntung rokok dan daun kelor sebagai biopestisida merupakan inovasi ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif pestisida kimia. Limbah puntung rokok yang mengandung senyawa seperti nikotin dan alkaloid potensial sebagai pengendali hama alami. Daun kelor yang kaya alkaloid dan polifenol juga meningkatkan efektivitas biopestisida dalam menghambat hama dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Desa Pulau Semambu, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan dengan metode studi lapangan, pelatihan masyarakat, pembuatan, serta aplikasi langsung biopestisida pada tanaman yang terdampak hama. Pengujian menunjukkan bahwa biopestisida dari limbah puntung rokok dan daun kelor mampu membasmi hingga 100% populasi hama jangkrik dalam waktu 10 menit, tanpa menimbulkan kerusakan pada tanaman hias. Sosialisasi dan pelatihan melibatkan ± 30 warga, dimana 100% responden menyatakan tertarik mencoba membuat biopestisida sendiri di rumah. Oleh karena itu, program ini direncanakan untuk dikembangkan lebih lanjut melalui pendampingan berkala dan penyediaan panduan praktis bekerjasama dengan Karang Taruna Desa Pulau Semambu agar masyarakat dapat melakukan pembuatan biopestisida secara mandiri. Hal ini sesuai dengan 97% masyarakat menyatakan terbuka terhadap kegiatan pengabdian sejenis selanjutnya. The utilization of cigarette butts and Moringa leaves as biopesticides is an environmentally friendly innovation to reduce the negative impact of chemical pesticides. Cigarette butts containing compounds such as nicotine and alkaloids have potential as natural pest control. Moringa leaves, which are rich in alkaloids and polyphenols, also increase the effectiveness of biopesticides in inhibiting pests and increasing plant growth. This community service activity was carried out in Desa Pulau Semambu, Ogan Ilir Regency, South Sumatra with field study methods, community training, making, and direct application of biopesticides on plants affected by pests. Tests showed that biopesticides from cigarette butt waste and moringa leaves were able to eradicate up to 100% of the cricket’s pest population within 10 minutes, without causing damage to ornamental plants. The socialization and training involved ± 30 residents, where 100% of respondents expressed interest in trying to make their own biopesticides at home. Therefore, this program is planned to be further developed through regular mentoring and provision of practical guidelines in collaboration with the Karang Taruna of Desa Pulau Semambu so that the community can make biopesticides independently. This is in accordance with 97% of the community expressing openness to further similar community service activities.
INTEGRASI PEMBUATAN ECO-ENZYME SEBAGAI PESTISIDA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN DI DESA MUARA PENIMBUNG KABUPATEN OGAN ILIR Hadiah, Fitri; Cundari, Lia; Afrah, Bazlina Dawami; Sari, Tuti Indah; Fitri, Rizza Fadillah; Gayatri, Rianyza; Anggraini, Dwi
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 3 No. 3 (2025): Juni
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v3i3.2348

Abstract

Desa Muara Penimbung terletak di Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Mayoritas penduduk di Desa ini merupakan petani. Masyarakat seringkali menghadapi masalah pengelolaan limbah organik dan penggunaan bahan kimia berbahaya untuk pertanian. Solusi ramah lingkungan mengatasi permasalahan ini adalah memanfaatkan sampah organik sebagai bahan baku eco-enzyme. Eco-enzyme merupakan larutan yang berasal dari zat organik kompleks dari proses fermentasi campuran antara limbah organik seperti kulit buah, sayuran, gula merah, dan air. Eco-enzyme dapat dimanfaatkan menjadi pestisida dan pupuk organik. Penggunaan eco-enzyme sebagai pestisida dan pupuk organik mengurangi risiko paparan terhadap bahan kimia berbahaya bagi petani dan lingkungan. Desa Muara Penimbung memiliki potensi besar menghasilkan limbah organik dari perkebunan dan rumah tangga, tetapi kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah organik masih rendah. Tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu untuk mengintegrasi pengelolaan eco-enzyme dalam pemanfaatannya mengolah sampah sayur dan buah-buahan menjadi pestisida dan pupuk organik bagi perkebunan di Desa Muara Penimbung. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimen. Variabel penelitian yang dilakukan adalah jumlah limbah sayuran dan kulit buah, ragi, dan larutan gula merah dan aquadest, dengan rasio limbah kulit buah dan sayur 7:3. Pengujian secara langsung menunjukkan bahwa penggunaan pupuk meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai hingga 7 cm pada hari ke-3. Penggunaan pestisida memerlukan evaluasi lebih lanjut karena serangga mati dalam waktu lama setelah penyemprotan. Program ini membantu mengintegrasikan permasalahan sampah perkebunan seperti sayur dan kulit buah di Desa Muara Penimbung. Respons dari masyarakat positif dan tertarik untuk melanjutkan program serupa di masa depan.
The Effect of Bentonite Activation and Its Application on Reducing Metal Ions Levels in Wastewater Estiarny, Resfy Ella; Agustina, Tuty Emilia; Sari, Tuti Indah; Gayatri, Rianyza
Jurnal Teknologi Vol. 17 No. 2 (2025): Jurnal Teknologi
Publisher : Faculty of Engineering Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.17.2.115-122

Abstract

Heavy metal pollution such as Cu²⁺, Fe³⁺, and Pb²⁺ metal ions resulting from industrial and laboratory activities has become a serious environmental issue due to their toxic and bio-accumulative nature. This study aims to evaluate the adsorption effectiveness of natural bentonite and bentonite activated chemically with H₂SO₄ followed by thermal treatment at 300 °C. The activation process was intended to enhance surface area, porosity, and the number of active sites on the bentonite surface. Adsorption experiments were conducted using synthetic wastewater containing Cu, Fe, and Pb metal ions with varying adsorbent masses (1–5 grams), and surface morphology characterization was performed using SEM-EDX. Results showed that acid-thermal activated bentonite had a more porous and fragmented surface structure compared to natural bentonite, contributing to higher adsorption efficiency. At an adsorbent mass of 5 g, Pb removal reached 92.5% with acid-thermal activated bentonite, whereas natural bentonite achieved only 85.5%. Additionally, the removal efficiency of Fe³⁺ and Cu²⁺ ions also significantly increased after activation. These findings indicate that chemical and thermal activation synergistically enhance the performance of bentonite as an effective adsorbent for treating hazardous wastewater containing heavy metals.
Produksi Asap Cair dari Limbah Kopi di Desa Karang Tanding Kecamatan Jarai Kabupaten Lahat Afrah, Bazlina Dawami; Riady, M Ihsan; Sari, Tuti Indah; Hadiah, Fitri; Sumardi, Novia; Pratiwi, Siti Istiani; Julianto, Ahmad; Aryansyah, Agung Dwi
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7 No 3 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v7i3.9101

Abstract

Komoditas kopi merupakan salah satu komoditas andalan yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan nasional. Tanaman kopi selain menghasilkan produk utama berupa biji kopi juga menghasilkan limbah berupa batang dan kulit buah kopi yang memiliki potensi bahan untuk pembuatan asap cair untuk pengganti pestisida sintetik dan penggumpal lateks. Pelaksanaan kegiatan edukasi dan pelatihan pemanfaatan limbah tanaman kopi menjadi asap cair sebagai bahan pestisida sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat Desa Karang Tanding menjadi alternatif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk ekonomis yang berasal dari limbah tanaman kopi. Kegiatan ini disambut oleh 1.146 orang yang mayoritas mata pencahariannya di sektor perkebunan. Pemanfaatan limbah kopi melibatkan masyarakat dan mahasiswa termasuk penyiapan materi dan pengolahan lanjutan dengan protokol COVID-19 yang direkomendasikan. Kegiatan selanjutnya merupakan sosialisasi penggunaan alat yang diikuti ± 20 masyarakat dengan harapan masyarakat dapat mengedukasi masyarakat lain dan mengaplikasikan langsung pada perkebunan desa Karang Tanding seluas ± 400 Ha. Produk asap cair yang dihasilkan dengan pemurnian asap cair dapat menghasilkan peptisida alami yang aman bagi sektor perkebunan.
Addition of black pepper extract as an antibacterial in the manufacture of polyvinyl alcohol (PVA) and carboxymethyl cellulose (CMC) based hydrogel wound dressings Yani, Septi Nanda; Hadiah, Fitri; Sari, Tuti Indah
Science Midwifery Vol 13 No 4 (2025): October: Health Sciences and related fields
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v13i4.2143

Abstract

This study aims to determine the effect of adding black pepper (Piper nigrum L.) extract on the characteristics of a hydrogel wound dressing made from a mixture of Polyvinyl Alcohol (PVA) and Carboxymethyl Cellulose (CMC), and citric acid as a crosslinking agent. The manufacturing process was carried out by chemical crosslinking with varying concentrations of CMC (5%, 7.5%, 10% w/v) and black pepper extract (0%, 10%, 20%, 30%, 40% v/v). The analysis included FTIR, SEM, swelling degree, water solubility, tensile strength, and antibacterial activity against Staphylococcus aureus. The results showed that the addition of black pepper extract increased antibacterial activity and water absorption (swelling) up to 200–500%, in accordance with the standards for good wound dressings. However, increasing the concentration of black pepper extract tended to decrease water solubility due to its hydrophobic nature. Overall, the PVA/CMC hydrogel with the addition of black pepper extract showed potential as a biocompatible wound dressing with good mechanical properties and antibacterial activity. The gel released 23.12µg/cm²curcumin within 150 minutes.