Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi awal terbentuknya masyarakat multikultural di Kecamatan Kalaena 1977, perkembangan masyarakat multikultural di kecamatan Kalaena 1977-2015 dan dampak sosial-ekonomi masyarakat terhadap terbentuknya masyarakat multikultural 1977-2015. Penulisan dari hasil penelitian ini digolongkan sebagai sejarah sosial karena ruang lingkup sejarah sosial sangat erat kaitannya dengan segala sesuatu mengenai masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang didalam prosesnya terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik (mencari dan mengumpulkan sumber), kritik sumber (kritik ekstern dan kritik intern), interpretasi (penafsiran sumber) dan historiografi (penulisan sejarah). Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian (wawancara) dan mengumpulkan sumber berupa hasil penelitian baik dari buku maupun jurnal. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang kedatangan masyarakat dari tahun 1977 hingga sekitar tahun 1980 di Kecamatan Kalaena disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu transmigrasi besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah pada masa orde baru dan Kecamatan Kalaena dianggap oleh para migran lokal sebagai lahan baru untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak, sehingga kedatangan para migran baik dari luar maupun dalam pulau inilah yang menjadi faktor awal terciptanya masyarakat multikultural di Kecamatan Kalaena. Setelah kedatangan transmigran di Kecamatan Kalaena. maka tercipta masyarakat multikultural (beragam budaya) yang berlatarbelakang budaya seperti, jawa, lombok, bali, bugis, toraja, luwu, pamona dan padoe serta terdapat pula berbagai macam agama yang dianut seperti Islam, Kristen dan Hindu yang secara otomatis meningkatkan kompleksitas masyarakat multikultural di Kecamatan Kalaena. Proses silang budaya masyarakat multikultural diawali dengan terjadinya interaksi di tempat-tempat umum seperti pasar, sekolah dan sawah atau ladang, dan dari interaksi yang cukup baik inilah mendorong terjadinya akulturasi dan enkulturasi pada masyarakat, banyaknya etnis dan agama membuat masyarakat Kalaena tidak hanya harus mendapatkan pendidikan formal tetapi juga pendidikan multikultural. Pendidikan yang berhasil dapat dilihat dari konflik yang tidak ditemui selama tahun 1977-2015.