Articles
Dinamika Menjelang Pendirian Partai Rakyat Demokratik di Masa Orde Baru
Vicky Verry Angga;
Juwita Anggraini
ASANKA : Journal of Social Science and Education Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21154/asanka.v1i2.2198
ABSTRACTThe Orba government in carrying out its power is almost always repertive acts of the people. The Orba government also practiced an all-out democracy in the political practice of the day. The condition is inflicting discontent of young men and activists. In the 1992, the action committee began to appear and continue to evolve in the next years. The alliances of student alliances then flourished the role of the action committee. Student alliances evolved into a sectoral student organization, laborers, farms, and culture. Sectoral organizations make a struggle against Orba into boxes. The gathering of sectoral organizations then formed the Democratic People's Unity together in 1994, the Democratic People's Unity on its journey didn't go well, there was a difference of opinion between members. The Democratic People's Unity experiences split and delivers the idea of the party's establishment of members. The party's establishment through an uneasy process in the organization. The Extraordinary Congressman 1996 decided the Democratic People Party's foundation. Party is expected to make the movement get radical. Party as a symbol of resistance to your formal democracy system applied by Orba. The party can also be used as a media resistance against the Orba Hegemoni.ABSTRAKPemerintah Orba dalam melaksanakan kekuasaanya hampir selalu melakukan tindakan represif terhadap rakyat. Pemerintah Orba juga mempraktikkan demokrasi semu dalam praktik politik masa itu. Kondisi ini menimbulkan ketidakpuasan dari pemuda dan aktivis. Pada 1992, komite aksi mulai muncul dan terus berkembang di tahun-tahun berikutnya. Aliansi-aliansi mahasiswa kemudian berkembang mengantikan peran komite aksi. Aliansi mahasiswa berkembang menjadi organisasi sektoral mahasiswa, buruh, tani, dan kebudayaan. Organisasi sektoral membuat perjuangan melawan Orba menjadi terkotak-kotak. Kumpulan dari berbagai organiasi sektoral kemudian membentuk Persatuan Rakyat Demokratik sebagai wadah bersama pada 1994. Persatuan Rakyat Demokratik dalam perjalanannya tidak berjalan lancar, terjadi perbedaan pendapat antar anggota. Persatuan Rakyat Demokratik mengalami perpecahan dan melahirkan ide pendirian partai dari sebagian anggota. Pendirian partai melalui proses yang tidak mudah di dalam organisasi. Kongres Luar Biasa 1996 memutuskan pendirian Partai Rakyat Demokratik. Berdirinya partai diharapkan membuat pergerakan menjadi semakin radikal. Partai sebagai simbol perlawanan terhadap sistem demokrasi semu yang diterapkan Orba. Partai juga dapat digunakan sebagai media perlawanan terhadap hegemoni Orba.
MASYARAKAT DAN BUDAYA MEROMPAK LAUT DI SUMATERA ABAD KE-18 HINGGA ABAD KE-19
Vicky Verry Angga
NALAR: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 1 No. 1 (2022): April, NALAR: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1273.496 KB)
|
DOI: 10.56444/nalar.v1i1.42
Bajak laut didefinisikan sebagai pengacau yang berkuasa di laut dan pesisir. Bajak laut berkembang sejak sebelum masehi, catatan awal kegiatan bajak laut di Nusantara ditemukan pada abad ke-5. Bajak laut terus berkembang di Nusantara pada tahun-tahun berikutnya. Sumatera sebagai wilayah ramai dengan pelayaran dan perdagangan pada abad ke-18 hingga 19 menarik kedatangan bajak laut. Permasalahan yang dimunculkan bahwa bagaimana kegiatan perdagangan dan pelayaran di Sumatera pada abad ke-18 sampai abad ke-19. Kegiatan perompakan yang dilakukan bajak laut di Sumatera pada abad ke-18 sampai abad ke-19. Keterlibatan orang Sumatera dalam aksi perompakan. Penelitian dimaksdukan sebagai upaya memperkaya kajian mengenai aktivitas bajak laut di Sumatera. Motede sejarah digunakan untuk merekonstruksi kegiatan perompakan bajak laut di Sumatera pada abad ke-18 sampai abad ke-19. Kondisi Sumatera yang ramai dengan aktivitas pelayaran dan perdagangan ternyata menarik kedatangan perompak. Bajak laut melakukan perompakan di pesisir Sumateran dan laut sekitar Sumatera secara masif selama abad ke- sampai abad ke-19. Orang Sumatera ternyata juga terlibat aktif dalam beberapa kegiatan perompakan. Orang Sumatera tidak hanya sebagai korban bajak laut namun terlibat aktif dalam beberapa kegiatan perompakan.
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ALIRAN KEBATINAN PERJALANAN
Cecep Sri Suryana;
Vicky Verry Angga
NALAR: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 1 No. 2 (2022): Oktober, NALAR: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56444/nalar.v1i2.653
Manusia tidak dapat terpisahkan dengan hubungan antar manusia, karena manusia merupakan makhluk sosial. Hubungan antar manusia tidak hanya sekedar relasi atau hubungan saja, melainkan suatu aktivitas dan suatu kegiatan untuk mengembangkan hasil yang menumbuhkan rasa bahagia dan rasa puas. Beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antar manusia yaitu saling menghargai, empati, sikap keterbukaan, kepercayaan, dan kehangatan. Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Aliran Kebatinan Perjalanan mempunyai konsep hubungan antar manusia. Aliran Kebatinan Perjalanan memiliki beberapa pandangan mengenai hubungan manusia yang menjadi pedoman bagi warganya. Aliran Kebatinan Perjalanan memiliki pandangan bahwa sebelum bersosialisasi atau berhubungan antar manusia harus memilih terlebih dahulu perkataan atau apapun yang akan kita lakukan terhadap orang lain, agar dalam bersosialisasi atau melakukan hubungan antar manusia tidak ada satu pun yang tersakiti baik tersakiti lahirnya maupun batinnya. Sehingga dalam hubungan antar manusia dapat menimbulkan kebahagiaan, kepuasan, dan terciptanya hubungan yang baik.
Konflik dan Integrasi Palang Putih Nusantara (PPN) Kejawen Urip Sejati di Onggosoro, Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang Tahun 1992 hingga 2022
Angga, Vicky Verry
Keraton: Journal of History Education and Culture Vol 5 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32585/keraton.v5i2.4410
This article describes the history of the journey of PPN Kejawen Urip Sejati members in Onggosoro who experienced conflict until they reached an integration with their environment. Onggosoro residents have been involved in the embryonic organizations of PPN Kejawen Urip Sejati since the 1930s. Onggosoro residents were actively involved in social, cultural, economic and political activities in various embryonic organizations of PPN Kejawen Urip Sejati. In the 1990s, PPN Kejawen Urip Sejati was officially founded as an organization which was then followed by Onggosoro residents. The members of PPN Kejawen Urip Sejati in Onggosoro gave up their religious identity and chose to be believers. Conflicts with the general public cannot be avoided, until physical violence occurs against Kejawen Urip Sejati PPN members in Onggosoro. Kejawen Urip Sejati PPN members managed to make accommodation so that they were able to live in harmony and respect each other with their environment. This article is analyzed using the historical method which begins with the process of heuristics, source criticism, interpretation, and historiography or writing. The sources of writing are obtained from interviews, journals, books, and online media.
Eksistensi Organisasi Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Paguyuban Noormanto (PKPN) di Kota Semarang
Junaedi, Sony;
Purwanti, Eni;
Angga, Vicky Verry
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 7 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22437/titian.v7i1.23750
Ramuan tradisional semakin jarang digunakan dan terkesan ditinggalkan pada saat ini. Ramuan tradisional merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan, namun ramuan tradisional rawan punah pada saat ini. Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Paguyuban Noormanto (PKPN) sebagai organisasi kebudayaan masih menggunakan ramuan tradisional. PKPN memproduksi sendiri ramuan tradisonal ini berdasarkan pengetahuan dari leluhur serta dikonsultasikan dengan ahli farmasi atau kesehatan. PKPN menggunakan ramuan tradisional untuk pengobatan anggota serta siapa saja yang membutuhkan. PKPN membangun relasi serta mepertahankan eksistensi melalui pemberian ramuan tradisional kepada siapa saja yang sangat membutuhkan secara cuma-cuma. Penelitian akan berfokus membahas mengenai usaha-usaha yang dibangun oleh PKPN untuk mempertahankan warisan leluhur berupa ramuan tradisional. Fokus penelitian juga mengenai proses PKPN membangun eksistensinya di dalam masyarakat melalui ramuan-ramuan tradisional yang telah diciptakan. Penelitian akan menggali hubungan serta keberhasilan penggunaan ramuan tradisional dalam menjaga eksistensi sebuah organisasi. Penelitian menggunakan metode studi pustaka, observasi, dan wawancara terstruktur. Penelitian juga menggunakan pendekatan Interaksionisme Simbolik untuk mendapatkan pola mengenai usaha serta cara PKPN membangun eksistensinya. Penelitian diharapkan menjadi promosi untuk penggunaan Ramuan tradisional yang mulai punah, dimana saat ini sedang masa pandemi Covid-19 tentu sangat dibutuhkan obat-obat tradisonal yang telah terstandart. Penelitian juga diharapkan memperkaya kazhanah keilmuan mengenai keilmuan ramuan tradisional yang diduga tidak hanya untuk pengobatan namun bisa menjadi alat eksistensi sebuah organisasi. Abstract: Traditional herbs are increasingly rarely used and seem to be abandoned at this time. Traditional herbs are one of Indonesia's cultural heritages that must be preserved, but traditional herbs are prone to extinction at this time. The organization of Believers in the Almighty God Paguyuban Noormanto (PKPN) as a cultural organization still uses traditional herbs. PKPN produces their own traditional concoctions based on ancestral knowledge and consulted with pharmaceutical or health experts. PKPN uses traditional herbs for the treatment of members and anyone who needs it. PKPN builds relationships and maintains its existence through the provision of traditional herbs to anyone in dire need free of charge. The research will focus on discussing the efforts built by PKPN to maintain ancestral heritage in the form of traditional herbs. The research focuses on the process of PKPN building its existence in the community through the traditional potions that have been created. The research explores the relationship and success of using traditional ingredients in maintaining the existence of an organization. The research uses the methods of literature study, observation, and structured interviews. The research also uses the Symbolic Interactionism approach to get a pattern of the efforts and ways PKPN builds its existence. The research is expected to be a promotion for the use of traditional ingredients that are starting to become extinct, where currently the Covid-19 pandemic is certainly very much needed for standardized traditional medicines. The research is also expected to enrich the scientific knowledge of traditional herbs which are thought to be not only for treatment but can be a tool for the existence of an organization.
Persepsi Masyarakat Kampung Kranggan Wetan Kota Bekasi terhadap Upacara Pernikahan Penghayat Kepercayaan Aliran Kebatinan Perjalanan
Deny Mardi N;
Vicky Verry Angga
Morfologi : Jurnal Ilmu Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya Vol. 3 No. 3 (2025): June : Morfologi : Jurnal Ilmu Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya
Publisher : Asosiasi Periset Bahasa Sastra Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.61132/morfologi.v3i3.1691
Marriage is a legal relationship between two people recognized by the community based on applicable rules, and its form varies according to each culture. This research focuses on the perceptions of the people of Kranggan Wetan Village, Bekasi City, towards the wedding ceremony of the Believers of Aliran Kebatinan Perjalanan. The purpose is to describe the wedding ceremony process, understand the community's perception, and identify factors that influence the perception. This research uses descriptive method with qualitative approach. Data collection techniques were conducted through observation, interviews, and documentation, then analyzed through the stages of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. To maintain data validity, source triangulation techniques were used. The result of the research shows that the wedding ceremony process of Penghayat Kepercayaan Aliran Kebatinan Perjalanan is generally similar to the wedding in general. The community's perception of this ceremony is positive as long as it does not conflict with the prevailing norms and rules. Factors that influence people's perception consist of internal factors such as personal experience and knowledge, and external factors such as social and cultural environment. This research provides a new understanding of the diversity of marriage practices in society.
FOLKLOR DESA SUMBERREJO: SEBUAH AKULTURASI BUDAYA MASYARAKAT PEDESAAN
Nata Hening Graita Prameswari;
Vicky Verry Angga
NALAR: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 3 No. 2 (2024): Oktober, NALAR: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56444/nalar.v3i2.1707
Desa merupakan salah satu bentuk pemukiman manusia yang telah ada sejak zaman prasejarah. Desa biasanya sangat tergantung pada sumber daya alam lokal untuk kehidupan sehari-hari, seperti air, tanah, dan hutan. Meskipun demikian, perkembangan zaman telah membawa perubahan signifikan dalam kehidupan desa. Globalisasi, urbanisasi, dan teknologi telah mengubah pola hidup dan struktur sosial di banyak desa di seluruh dunia, salah satunya ialah Desa Sumberrejo. Artikel ini menyelididki asal usul Desa Sumberrejo, sebuah desa yang kaya akan sejarah dan warisan budaya. Dengan menganalisis berbagai sumber sejarah, peniliti mengungkap jejak perjalanan sejarah Desa Sumberrejo. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode yang digunakan dalam kajian ini menggunakan library research dan wawancara. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan secara rinci bagaimana terbentuknya nama desa Sumberrejo.
MASYARAKAT DAN BUDAYA MEROMPAK LAUT DI SUMATERA ABAD KE-18 HINGGA ABAD KE-19
Vicky Verry Angga
NALAR: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 1 No. 1 (2022): April, NALAR: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56444/nalar.v1i1.42
Bajak laut didefinisikan sebagai pengacau yang berkuasa di laut dan pesisir. Bajak laut berkembang sejak sebelum masehi, catatan awal kegiatan bajak laut di Nusantara ditemukan pada abad ke-5. Bajak laut terus berkembang di Nusantara pada tahun-tahun berikutnya. Sumatera sebagai wilayah ramai dengan pelayaran dan perdagangan pada abad ke-18 hingga 19 menarik kedatangan bajak laut. Permasalahan yang dimunculkan bahwa bagaimana kegiatan perdagangan dan pelayaran di Sumatera pada abad ke-18 sampai abad ke-19. Kegiatan perompakan yang dilakukan bajak laut di Sumatera pada abad ke-18 sampai abad ke-19. Keterlibatan orang Sumatera dalam aksi perompakan. Penelitian dimaksdukan sebagai upaya memperkaya kajian mengenai aktivitas bajak laut di Sumatera. Motede sejarah digunakan untuk merekonstruksi kegiatan perompakan bajak laut di Sumatera pada abad ke-18 sampai abad ke-19. Kondisi Sumatera yang ramai dengan aktivitas pelayaran dan perdagangan ternyata menarik kedatangan perompak. Bajak laut melakukan perompakan di pesisir Sumateran dan laut sekitar Sumatera secara masif selama abad ke- sampai abad ke-19. Orang Sumatera ternyata juga terlibat aktif dalam beberapa kegiatan perompakan. Orang Sumatera tidak hanya sebagai korban bajak laut namun terlibat aktif dalam beberapa kegiatan perompakan.
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA DALAM PERSPEKTIF ALIRAN KEBATINAN PERJALANAN
Cecep Sri Suryana;
Vicky Verry Angga
NALAR: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 1 No. 2 (2022): Oktober, NALAR: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56444/nalar.v1i2.653
Manusia tidak dapat terpisahkan dengan hubungan antar manusia, karena manusia merupakan makhluk sosial. Hubungan antar manusia tidak hanya sekedar relasi atau hubungan saja, melainkan suatu aktivitas dan suatu kegiatan untuk mengembangkan hasil yang menumbuhkan rasa bahagia dan rasa puas. Beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antar manusia yaitu saling menghargai, empati, sikap keterbukaan, kepercayaan, dan kehangatan. Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Aliran Kebatinan Perjalanan mempunyai konsep hubungan antar manusia. Aliran Kebatinan Perjalanan memiliki beberapa pandangan mengenai hubungan manusia yang menjadi pedoman bagi warganya. Aliran Kebatinan Perjalanan memiliki pandangan bahwa sebelum bersosialisasi atau berhubungan antar manusia harus memilih terlebih dahulu perkataan atau apapun yang akan kita lakukan terhadap orang lain, agar dalam bersosialisasi atau melakukan hubungan antar manusia tidak ada satu pun yang tersakiti baik tersakiti lahirnya maupun batinnya. Sehingga dalam hubungan antar manusia dapat menimbulkan kebahagiaan, kepuasan, dan terciptanya hubungan yang baik.
Dinamika Menjelang Pendirian Partai Rakyat Demokratik di Masa Orde Baru
Angga, Vicky Verry;
Anggraini, Juwita
ASANKA : Journal of Social Science and Education Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21154/asanka.v1i2.2198
ABSTRACTThe Orba government in carrying out its power is almost always repertive acts of the people. The Orba government also practiced an all-out democracy in the political practice of the day. The condition is inflicting discontent of young men and activists. In the 1992, the action committee began to appear and continue to evolve in the next years. The alliances of student alliances then flourished the role of the action committee. Student alliances evolved into a sectoral student organization, laborers, farms, and culture. Sectoral organizations make a struggle against Orba into boxes. The gathering of sectoral organizations then formed the Democratic People's Unity together in 1994, the Democratic People's Unity on its journey didn't go well, there was a difference of opinion between members. The Democratic People's Unity experiences split and delivers the idea of the party's establishment of members. The party's establishment through an uneasy process in the organization. The Extraordinary Congressman 1996 decided the Democratic People Party's foundation. Party is expected to make the movement get radical. Party as a symbol of resistance to your formal democracy system applied by Orba. The party can also be used as a media resistance against the Orba Hegemoni.ABSTRAKPemerintah Orba dalam melaksanakan kekuasaanya hampir selalu melakukan tindakan represif terhadap rakyat. Pemerintah Orba juga mempraktikkan demokrasi semu dalam praktik politik masa itu. Kondisi ini menimbulkan ketidakpuasan dari pemuda dan aktivis. Pada 1992, komite aksi mulai muncul dan terus berkembang di tahun-tahun berikutnya. Aliansi-aliansi mahasiswa kemudian berkembang mengantikan peran komite aksi. Aliansi mahasiswa berkembang menjadi organisasi sektoral mahasiswa, buruh, tani, dan kebudayaan. Organisasi sektoral membuat perjuangan melawan Orba menjadi terkotak-kotak. Kumpulan dari berbagai organiasi sektoral kemudian membentuk Persatuan Rakyat Demokratik sebagai wadah bersama pada 1994. Persatuan Rakyat Demokratik dalam perjalanannya tidak berjalan lancar, terjadi perbedaan pendapat antar anggota. Persatuan Rakyat Demokratik mengalami perpecahan dan melahirkan ide pendirian partai dari sebagian anggota. Pendirian partai melalui proses yang tidak mudah di dalam organisasi. Kongres Luar Biasa 1996 memutuskan pendirian Partai Rakyat Demokratik. Berdirinya partai diharapkan membuat pergerakan menjadi semakin radikal. Partai sebagai simbol perlawanan terhadap sistem demokrasi semu yang diterapkan Orba. Partai juga dapat digunakan sebagai media perlawanan terhadap hegemoni Orba.