Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

POTENSI BIOSORBEN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DALAM RECOVERY LIMBAH FENOL Mamay Maslahat; Ricson P. Hutagaol; Shanti Lestari
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 2 No. 2 (2012): Sains Natural (Edisi Khusus)
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.921 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v2i2.45

Abstract

Potential Biosorben of Oil Palm of Empty Bunch (TKKS) for Recovery of Phenol Waste          The palm oil industry is one of the strategic industries engaged in agro – based industry are widely grown in tropical countries such as Indonesia, Malaysia and Thailand. Oil palm plantations produce solid waste, one of them in the form of empty fruit Bunche (TKKS). Utilization of the TKKS is still not optimal. Oil TKKS contains chemical compounds in the form of cellulose that can be used as a biosorben. TKKS Biosorben can be used for recovery phenolic compounds waste. Phenol is one of the components in the waste water that is very dangerous, because the toxic and corrosive to the skin as well as carcinogenic, therefore phenol classified as hazardous material (B3). The research aimed to determine the optimum absorption of phenolle waste by TKKS biosorben, determination of adsorption isotherm equation and comparing the effectiveness of the modified TKKS (BTB) biosorben and without modification (BTM). The optimum conditions of sorption included contact time, biosorben weight, the effect of pH and concentration of phenol. The results showed that the optimum conditions BTM adsorption at 120 minutes, biosorben weighs 1 gram and pH 7. BTB optimum conditions was 10 min adsorption time, biosorben weights 0.5 grams and pH 5. Adsorption capacity (Q) at the optimum conditions BTM and BTB, respectively, 84.4081 and 502.724 mg/g biosorben, this showed that the adsorption capacity of phenol by modified TKKS biosorben provided greater results. Adsorption of phenol solution by BTM and BTB follow Langmuir isotherm equation.Key word : biosorben, TKKS, phenol, adsorption, Langmuir isotherm ABSTRAK          Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis yang bergerak pada sektor pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Perkebunan kelapa sawit menghasilkan limbah padat, salah satunya berupa tandan kosong. Pemanfaatan limbah tandan kosong saat ini masih belum  maksimal. Tandan Kosong Kelapa Sawit  (TKKS) mengandung senyawa kimia berupa selulosa sehingga limbah TKKS dapat dimanfaatkan sebagai biosorben. Biosorben TKKS dapat digunakan untuk pengelolaan limbah senyawa fenol. Fenol merupakan salah satu komponen dalam air limbah yang sangat berbahaya, karena beracun dan bersifat korosif terhadap kulit serta  karsinogenik,  oleh karena itu fenol digolongkan sebagai bahan beracun dan berbahaya (B3). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kondisi optimum proses sorpsi limbah fenol oleh biosorben asal TKKS, penentuan persamaan isotherm adsorpsi, serta membandingkan efektifitas biosorben TKKS yang dimodifikasi (BTB) dengan biosorben TKKS tanpa modifikasi (BTM). Kondisi optimum sorpsi meliputi waktu kontak, bobot biosorben, pengaruh pH dan konsentrasi fenol. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi optimum BTM pada waktu adsorpsi 120 menit, bobot biosorben 1 gram, dan pH 7. Kondisi optimum BTB adalah waktu adsorpsi 10 menit, bobot biosorben 0,5 gram, dan pH 5. Kapasitas adsorpsi (Q) pada kondisi optimum BTM dan BTB berturut-turut adalah 84,4081 dan 502,724 μg/g biosorben, hal ini menunjukan bahwa kapasitas adsorpsi fenol oleh biosorben TKKS yang dimodifikasi memberikan hasil yang lebih besar. Adsorpsi larutan fenol oleh BTM dan BTB mengikuti persamaan isoterm Langmuir.Kata Kunci : Biosorben, TKKS, Fenol, Adsorpsi, isotherm Langmuir
Pembuatan dan Analisis Karbon Aktif dari Cangkang Buah Karet dengan Proses Kimia dan Fisika Lisna Efiyanti; Suci Aprianty Wati; Mamay Maslahat
Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2006.452 KB) | DOI: 10.22146/jik.57479

Abstract

Penggunaan karbon aktif di Indonesia semakin meluas sejalan dengan meningkatnya kebutuhan tehadap karbon aktif tersebut, sehingga perlu terus diupayakan pencarian bahan baku dan metode pembuatan karbon aktif untuk menghasilkan karbon aktif yang berkualitas. Salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk menghasilkan karbon aktif adalah cangkang buah karet karena keberadaannya tidak termanfaatkan dengan baik. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan karbon aktif dari cangkang buah karet masing-masing dengan metode aktivasi steam pada suhu 650°C, aktivasi dengan kalium hidroksida 10% dan aktivasi dengan asam fosfat 10%. Karbon aktif yang terbentuk kemudian dianalisa menggunakan metode SNI 06-3730-1995 dengan parameter kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, daya jerap iod, daya jerap biru metilen dan daya jerap benzena. Gugus fungsi, kristalinitas dan morfologi karbon aktif dianalisa masing-masing menggunakan FTIR, XRD dan SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, daya jerap iod, daya jerap biru metilen dan daya jerap benzena masing-masing sebesar 1,83-3,74%; 2,86-8,14; 7,36-13,55; 82,8-89,78%; 355,21-569,39 mg/g; 10,34-17,61 mg/g; 8,09-19,26%. Hasil FTIR menunjukkan bahwa gugus fungsi yang terdeteksi pada karbon aktif adalah gugus OH, CH alifatik, CH aromatik, C=O, C-C, C=C dan C-O, sedangkan kristalinitas karbon aktif berkisar antara 11,34-30,78% dengan ukuran pori sebesar 5-9 μm. Karbon aktif dengan aktivator KOH dapat menjerap senyawa iod dan metilen biru lebih baik sedangkan karbon aktif aktivasi steam memiliki daya jerap terbaik pada adsorpsi senyawa benzena. Manufacture and Analysis of Activated Carbon from Rubber Fruit Shell with Chemical and Physical ProcessingAbstract The utilization of activated carbon in Indonesia is increased, which is in line with the increase of activated carbon needs, therefore it is necessary to search the raw materials and methods continuously for good quality activated carbon. One of the raw materials that can be used to produce activated carbon is a rubber fruit shell because it is not properly utilized. In this research, activated carbon was made from rubber fruit shells by the steam activation method at a temperature of 650°C, 10% potassium hydroxide, and 10% phosphoric acid activation. The activated carbon was then analyzed using SNI 06-3730-1995 methods with parameters of water content, ash content, volatile matter content, fixed carbon content, iod adsorption, methylene blue adsorption, and benzene adsorption. The functional groups, crystallinity, and morphology of activated carbon also analyzed using FTIR, XRD, and SEM respectively. The results shows that the water content, ash content, volatile matter content, fixed carbon content, iod adsorption, methylene blue adsorption, and benzene adsorption are 1,83-3,74%; 2,86-8,14; 7,36-13,55; 82,8-89,78%; 355,21-569,39 mg/g; 10,34-17,61 mg/g; 8,09-19,26%, respectively. The FTIR results from activated carbon are contain of several functional groups, like OH; CH aliphatic, CH aromatic, C=O; C-C; C=C and C-O, meanwhile the degree of crystallinity from activated carbon formed are ranged 11,34-30,78% with 5-9 μm of pore size. The activated carbon with KOH activator has good adsorption in iod and methylene blue compound meanwhile activated carbon from steam activation can be a good adsorbent on the benzene compound.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI MIKRO PARTIKEL KARBON AKTIF TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Mamay Maslahat; Elli Kamalia; Dian Arrisujaya
Analit: Analytical and Environmental Chemistry Vol 7, No 02 (2022): ANALIT: ANALYTICAL AND ENVIRONMENTAL CHEMISTRY
Publisher : Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Sumatri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.509 KB) | DOI: 10.23960/aec.v7i02.2022.p177-188

Abstract

Karbon aktif memiliki banyak kegunaan dalam berbagai bidang di antaranya lingkungan, kesehatan dan farmasi, serta kecantikan. Fungsi dan kegunaan karbon aktif terkait erat dengan ukuran partikel karbon aktif itu sendiri. Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi karbon aktif tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dalam ukuran mikropartikel. Sintesis mikropartikel karbon aktif dilakukan secara top down dengan menggunakan planetary ball milling. Karakterisasi terhadap mikropartikel karbon TKKS meliputi uji mutu berdasarkan SNI No. 06-3730-1995 tentang arang aktif teknis yaitu parameter kadar air, kadar abu, uji spektrum Fourier Transform Infrared (FTIR), dan uji Scaning Electron Microscopy (SEM). Mikropartikel karbon aktif TKKS telah berhasil disintesis selama 10 jam mencapai ukuran partikel 1,60 µm, dan telah memenuhi standar kualitas SNI No. 06-3730-1995 pada parameter kadar air sebsar 3,03%, daya serap terhadap iodin dan daya serap terhadap biru metilen berturut-turut sebesar 1547,58% dan 148,21 mg/g.Kata kunci: FTIR, karbon aktif, mikropartikel, SEM, TKKS. 
PEMANFAATAN ARANG AKTIF TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU DI SENTRA PRODUKSI TAHU KAMPUNG IWUL, BOGOR Maslahat, Mamay; Srikandi, Srikandi; Yuliani, Nia; Arrisujaya, Dian
Jurnal Abdi Inovatif : Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Abdi Inovatif : Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/jai.v2i1.460

Abstract

AbstractTofu is one of the highly nutritious food ingredients, a source of vegetable protein that is needed by the community, has a relatively low price so that it can be reached by the community, and can replace rather expensive animal protein sources. Bojong Sempu Village, Parung District, Bogor Regency, is a tofu production centre village with business actors included in the Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) criteria. One of the partners' problems is the need for a wastewater treatment plant (IPAL) for tofu liquid waste. This service informs tofu artisans about processing liquid waste by adsorbing activated charcoal from empty palm oil bunches (Arif-Takosa). The activities carried out in the implementation of community service are counselling, filling out pretest and post-test questionnaires for participants, submitting drums for processing tofu liquid waste, stainless steel pans, Arif-Takosa and monitoring liquid waste storage and tofu liquid waste disposal channels. The results achieved by counselling on making Arif-Takosa and processing tofu liquid waste increased the knowledge and understanding of tofu artisans about making Arif-Takosa and processing tofu liquid waste. We have seen this from the post-test after counselling. Each tofu artisan was given a drum and Arif-Takosa for processing tofu liquid waste at the factory. Based on monitoring at partner locations, the liquid waste from tofu production had not been processed and was immediately discharged into the environment.Keywords: Adsorption, Arif-Takosa, Tofu Artisans AbstrakTahu merupakan salah satu bahan pangan bergizi tinggi, sumber protein nabati yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, yang memiliki harga yang relatif murah sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat dan dapat menggantikan sumber protein hewani yang relatif mahal. Desa Bojong Sempu, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor adalah salahsatu desa sentra produksi tahu dengan pelaku usaha termasuk dalam kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Salah satu permasalahan UMKM tahu ini sebagai mitra adalah belum ada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk limbah cair tahu. Tujuan dari kegiatan pengabdian adalah untuk memberikan pengetahuan kepada para pengrajin tahu tentang pengolahan limbah cair tahu secara adsorpsi menggunakan arang aktif berbahan dasar tandan kosong kelapa sawit (Arif-Takosa). Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat melalui penyuluhan, pengisian kuisioner pretest dan post test peserta, penyerahan drum untuk pengolahan limbah cair tahu, panci stainless steel, Arif-Takosa, dan pemantauan penampungan limbah cair dan saluran pembuangan limbah cair tahu. Hasil yang dicapai dengan dilakukannya penyuluhan pembuatan Arif-Takosa dan pengolahan limbah cair tahu adalah adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman para pengrajin tahu tentang pembuatan Arif-Takosa dan pengolahan limbah cair tahu, hal ini ditunjukkan dari post test setelah penyuluhan. Para pengrajin tahu masing-masing diberikan 1 buah drum dan Arif-Takosa yang dapat digunakan pada pengolahan limbah cair tahu di pabriknya karena berdasarkan pemantauan di lokasi mitra, limbah cair produksi tahu belum diolah dan langsung dibuang ke lingkungan.Kata Kunci: Adsorbsi, Arif-Takosa, Pengrajin Tahu
Exploration of Indigenous Molds from Empty Palm Bunch Waste Which Have The Potential As A Cellulose Degradation Agent Srikandi, Srikandi; Maslahat, Mamay
Sains Natural: Journal of Biology and Chemistry Vol. 14 No. 3 (2024): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/jsn.v14i3.739

Abstract

Empty palm oil bunches (TKKS) are waste that has not been utilized optimally by palm oil mills and degraded in nature for a relatively long time. The most significant component in EFB is cellulose, so it needs to be degraded.  This research aims to obtain mold from EFB, which is undergoing decomposition and has the potential to degrade cellulose so that the mold can later be used to break down the cellulose in EFB. The research began by measuring the temperature and pH of the TKKS samples in the middle and upper parts, followed by sampling. The sampling location was at the PTPN III Cikasungka Bogor Palm Oil Factory (PKS), which is located in Mekarjaya village, Cigudeg, Bogor Regency.  The isolation results obtained 19 mold isolates, and then the isolates were grown on carboxymethyl cellulose (CMC) media to test their cellulolytic potential. Microscopic observations of molds that can grow on CMC media are generally thought to be the genus Fusarium sp., Aspergillus sp., Rhizopus sp., Mucor sp., Phanerochaete sp., and Penicillium sp.   The cellulolytic potential test results showed that 18 mold isolates were obtained, three of which were in the high cellulolytic potential category, namely isolates JM313, JM105, and JM518, with cellulolytic indexes of 5.25 respectively, 2.98 and 2.06.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI MIKRO PARTIKEL KARBON AKTIF TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Maslahat, Mamay; Kamalia, Elli; Arrisujaya, Dian
Analit : Analytical and Environmental Chemistry Vol. 7, No. 02 October (2022) Analit : Analytical and Enviromental Chemistry
Publisher : Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/aec.v7i02.2022.p177-188

Abstract

Karbon aktif memiliki banyak kegunaan dalam berbagai bidang di antaranya lingkungan, kesehatan dan farmasi, serta kecantikan. Fungsi dan kegunaan karbon aktif terkait erat dengan ukuran partikel karbon aktif itu sendiri. Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi karbon aktif tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dalam ukuran mikropartikel. Sintesis mikropartikel karbon aktif dilakukan secara top down dengan menggunakan planetary ball milling. Karakterisasi terhadap mikropartikel karbon TKKS meliputi uji mutu berdasarkan SNI No. 06-3730-1995 tentang arang aktif teknis yaitu parameter kadar air, kadar abu, uji spektrum Fourier Transform Infrared (FTIR), dan uji Scaning Electron Microscopy (SEM). Mikropartikel karbon aktif TKKS telah berhasil disintesis selama 10 jam mencapai ukuran partikel 1,60 µm, dan telah memenuhi standar kualitas SNI No. 06-3730-1995 pada parameter kadar air sebsar 3,03%, daya serap terhadap iodin dan daya serap terhadap biru metilen berturut-turut sebesar 1547,58% dan 148,21 mg/g.Kata kunci: FTIR, karbon aktif, mikropartikel, SEM, TKKS.