Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENINGKATAN STABILITAS KAPAL ISAP TIMAH MODEL KATAMARAN (CATAMARAN) DENGAN METODE OPTIMASI Rosa, Firlya; Rodiawan, Rodiawan
Mesin Vol 2, No 1 (2015): Jurnal Mesin
Publisher : Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peraturan pemerintah daerah mengijinkan penambangan timah dilakukan oleh masyarakat umum di darat maupun di laut. Penambangan timah di laut memerlukan kapal isap timah yang sesuai dengan kondisi lingkungan, murah dan aman. Kapal isap timah pertama yang dibuat masih dalam tahap uji coba yang telah dibuat dengan rancangan sederhana yang terdiri dari dua buah silinder lambung kapal (model katamaran/catamaran). Tujuan penelitian ini adalah memperbaiki kekurangan unjuk kerja stabilitas dengan cara mengubah dimensi lambung tanpa mengubah lebar kapal dan menempatkan peralatan kapal isap timah untuk mendapatkan letak titik pusat massa dan letak titik pusat apung yang baik. Letak titik pusat massa didapatkan dengan cara menghitung optimasi berat minimum ponton dan software maxsurf digunakan untuk menghitung stabilitas arah melintang dan stabilitas arah memanjang kapal. Upaya peningkatan stabilitas dengan cara optimasi penempatan posisi bagian kapal isap timah pada arah melintang dan memanjang serta optimasi diameter dan tebal ponton kapal isap timah dapat meningkatkan stabilitas kapal dan memenuhi standar karakteristik IMO.kata kunci: model katamaran, stabilitas IMO, optimasi.
RANCANG BANGUN FIXTURE DALAM PROSES PENGENDURAN MUR CENTRIFUGAL OIL CLEANER DI PLTD MERAWANG Rosa, Firlya; Rodiawan, Rodiawan
Mesin Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Mesin
Publisher : Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5.683 KB)

Abstract

Centrifugal Oil Cleaner (COC) is a device that works using the principle of a rotating sedimentation. COC puts the object in the fix axis rotation by using the centrifugal force on gravity. COC is one of part in Diesel ALLAN 2 at PLTD Merawang. In the mantenace, parts of the rotor bodyat the COC should be cleaned by turn down the rotor nut cover of the rotor body. To simplify the process of opening a COC, it needs to be designed fixture to assist in turn down the nut so it will more efficient in time, minimize the equipment compared to manually process. The fixture is designed using Pahl-Beitz method and the manufacturing is processed using machine that is available on workshop. Manually process produces is faster 2 second than using the fixture. However, the fixture reduces using of equipment and involves only one operator so that operator safety is guaranteed.Key Word : COC, centrifugal, Fixture
ANALISA HASIL PENGELASAN KAKI PULSATOR PENGGERAK JIG YUBA KK SINGKEP UNTUK MENDAPATKAN KEKUATAN KONSTRUKSI OPTIMA Rodiawan, Rodiawan; Suhdi, Suhdi S.S.T., M.T
Mesin Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Mesin
Publisher : Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5.683 KB)

Abstract

Pulsator is one tool driving jig used PT. Timah Tbk in the process of separation of tin ores and minerals Downstream based differences in specific gravity (SG). Damage that occurs in the pulsator especially in the legs, can be caused by high vibration caused jig continuously during operation so as to make the bolt fastener will eventually become worn. Process improvements made PT. Timah (Persero) Tbk to damage pulsator foot is by means of welding, the connecting leg pulsator damaged (broken) with cast or plate material. Given the importance of the pulsator for tin ore separation process, we conducted a study of the results of the pulsator legs welded using electrodes AWS A5.15 cin-1, cin-cin-2 and 3 used PT. Timah (Persero) Tbk. The aim of this study is to find the right electrode is used for welding process that results weld toe pulsator can provide optimum strength welded construction. The research method is by way of experiment by comparing the electrode cin-1, cin-2 and cin-3 brand Nikko Steel against the welding process using the foot pulsator pulsator and plate material as the connection. After welding is done then analyze the results of the pulsator weld toe with the review of test results toughness, hardness and microstructure of welds. The test results obtained material cin-3 has a value of hardness and toughness that is higher than the material cin-1 and cin-2, with a value of 109 HRB hardness and toughness value of 6.53 joules/mm². The high hardness and toughtness of cin-3 compared with cin1 and cin-2 when showed from the microstructure of the material is cin-3 contained a very hard.Key words : Pulsator, cast iron, welding, Elektrode AWS A5.15
RANCANG BANGUN PENGUPAS BIJI LADA MENGGUNAKAN SISTEM CRUSHER Rosa, Firlya; Rodiawan, Rodiawan; Saparin, Saparin
Jurnal Ipteks Terapan Vol 12, No 2 (2018): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.861 KB) | DOI: 10.22216/jit.2018.v12i2.3127

Abstract

Processing of post-harvest pepper includes threshing pepper from its stem, soaking and paring of pepper seeds. Paring of pepper seeds is still traditional. Pepper put into sacks and soaked for 10-14 days then trampled using human power. Using the traditional system takes a long time and the peel is not perfectly flaked and the energy required is huge. Therefore, it is necessary to design and manufacture the machine to replace the human power function, process and  time of paring. The tool will be made by using a crusher system where 2 pieces of rubber-coated disks are rubbing against each other and flooded with the goal of shifting the pepper's peel meet the rubber. The disc consists of one dish in permanent and another will rotate that is transmitted by the bevel gear and the source of energy is electric motor. The dimension of the dish is 400 mm in diameter, the dimensions of the hole to put pepper is 30 mm and rotating speed of dish 15 rpm. The pepper used in this research is freshly picked pepper without soaking. Variables measured by time and exfoliation results. The research was found that 89% of the pepper was flaked perfectly, 11% did not exfoliate perfectly, the machine capacity is 1 kg/hour.Alat pengupas biji lada merupakan alat untuk membantu para petani lada dalam mempercepat proses pengupasan biji lada di mana pengupasan kulit biji lada secara tradisional memerlukan waktu selama 10-14 hari. Alat ini dirancang untuk  dapat digunakan di rumah-rumah penduduk yang berdaya listrik rendah. Mekanisme pengupasan dengan menggunakan sistem crusher dengan 2 buah piringan yang dilapisi karet di mana biji lada berada di antara 2 buah piringan. Piringan terdiri dari piringan diam dan piringan berputar beralur yang diputar dengan motor listrik berdaya 735 watt yang ditransmisikan oleh bevel gear. Dimensi piringan berdiameter 400 mm dengan kemiringan 0,68° dan dimensi lubang masuk lada berdiameter 30 mm serta piringan berputar sebesar 15 rpm. Pengujian alat menggunakan lada yang baru dipetik tanpa dilakukan perendaman. Parameter kinerja yang diamati dan dianalisis meliputi waktu proses pengupasan lada, persentase lada terkelupas, persentase lada yang tidak terkelupas dan lada yang hilang terbawa air serta kapasitas mesin dengan jumlah sampel sebanyak 3 sampel dengan berat masing-masing sampel lada sebesar 100 gram. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 89% lada terkelupas dengan sempurna, 11% tidak terkelupas secara sempurna dengan kapasitas mesin sebesar 1 kg/jam. Dari hasil uji coba didapatkan bahwa waktu proses pengupasan biji lada menggunakan alat ini lebih singkat dibandingkan dengan pengupasan biji lada secara tradisional dan dapat digunakan di rumah-rumah yang berdaya rendah.
RANCANG BANGUN PENGUPAS BIJI LADA MENGGUNAKAN SISTEM CRUSHER Firlya Rosa; Rodiawan Rodiawan; Saparin Saparin
Jurnal Ipteks Terapan Vol 12, No 2 (2018): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.861 KB) | DOI: 10.22216/jit.2018.v12i2.3127

Abstract

Processing of post-harvest pepper includes threshing pepper from its stem, soaking and paring of pepper seeds. Paring of pepper seeds is still traditional. Pepper put into sacks and soaked for 10-14 days then trampled using human power. Using the traditional system takes a long time and the peel is not perfectly flaked and the energy required is huge. Therefore, it is necessary to design and manufacture the machine to replace the human power function, process and  time of paring. The tool will be made by using a crusher system where 2 pieces of rubber-coated disks are rubbing against each other and flooded with the goal of shifting the pepper's peel meet the rubber. The disc consists of one dish in permanent and another will rotate that is transmitted by the bevel gear and the source of energy is electric motor. The dimension of the dish is 400 mm in diameter, the dimensions of the hole to put pepper is 30 mm and rotating speed of dish 15 rpm. The pepper used in this research is freshly picked pepper without soaking. Variables measured by time and exfoliation results. The research was found that 89% of the pepper was flaked perfectly, 11% did not exfoliate perfectly, the machine capacity is 1 kg/hour.Alat pengupas biji lada merupakan alat untuk membantu para petani lada dalam mempercepat proses pengupasan biji lada di mana pengupasan kulit biji lada secara tradisional memerlukan waktu selama 10-14 hari. Alat ini dirancang untuk  dapat digunakan di rumah-rumah penduduk yang berdaya listrik rendah. Mekanisme pengupasan dengan menggunakan sistem crusher dengan 2 buah piringan yang dilapisi karet di mana biji lada berada di antara 2 buah piringan. Piringan terdiri dari piringan diam dan piringan berputar beralur yang diputar dengan motor listrik berdaya 735 watt yang ditransmisikan oleh bevel gear. Dimensi piringan berdiameter 400 mm dengan kemiringan 0,68° dan dimensi lubang masuk lada berdiameter 30 mm serta piringan berputar sebesar 15 rpm. Pengujian alat menggunakan lada yang baru dipetik tanpa dilakukan perendaman. Parameter kinerja yang diamati dan dianalisis meliputi waktu proses pengupasan lada, persentase lada terkelupas, persentase lada yang tidak terkelupas dan lada yang hilang terbawa air serta kapasitas mesin dengan jumlah sampel sebanyak 3 sampel dengan berat masing-masing sampel lada sebesar 100 gram. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 89% lada terkelupas dengan sempurna, 11% tidak terkelupas secara sempurna dengan kapasitas mesin sebesar 1 kg/jam. Dari hasil uji coba didapatkan bahwa waktu proses pengupasan biji lada menggunakan alat ini lebih singkat dibandingkan dengan pengupasan biji lada secara tradisional dan dapat digunakan di rumah-rumah yang berdaya rendah.
Analisa Sifat-Sifat Serat Alam Sebagai Penguat Komposit Ditinjau Dari Kekuatan Mekanik Rodiawan Rodiawan; Suhdi Suhdi; Firlya Rosa
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 5, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (633.557 KB) | DOI: 10.24127/trb.v5i1.117

Abstract

Salah satu pertimbangan dalam merencanakan bahan komposit adalah bagaimana agar  material komposit yang akan di gunakan dalam suatu konstruksi dapat terdegradasi secara alami di alam. Penggunaan serat alam adalah solusi agar tujuan tersebut dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kekutan mekanik komposit dengan mengkombinasikan matrik polimer yang diperkuat dengan serat alam. Polimer yang digunakan adalah jenis resin YUKALAC 157 BQTN –EX dengan pengeras MEKPO. Penguat yang digunakan adalah masing-masing serat resam (dicranopteris linearis), serat ijuk (arenga Pennata) dan jerami padi. Setiap serat mendapatkan perlakuan perendaman pada  NaOH 5% selama 2 jam. Standar uji menggunakan ASTM D638 untuk uji tarik dan D5941 untuk uji impak. Dari hasil pengujian diperoleh uji tarik yang paling tinggi adalah serat resam yaitu 26,8747 MPa, modulus elastisitas yang paling tinggi adalah serat jerami padi yaitu 4427,4030 MPa, dan nilai regangan yang paling tinggi adalah serat resam yaitu 0,5482%. Nilai kerja patah tertinggi adalah serat ijuk yaitu 18,1500J dan nilai kekuatan impak tertinggi adalah serat ijuk yaitu 0,1120 J/mm2.
RANCANG BANGUN FIXTURE DALAM PROSES PENGENDURAN MUR CENTRIFUGAL OIL CLEANER DI PLTD MERAWANG Firlya Rosa; Rodiawan Rodiawan; Tri Suhendra
Machine : Jurnal Teknik Mesin Vol 2 No 1 (2016): Machine : Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.174 KB)

Abstract

Centrifugal Oil Cleaner (COC) adalah sebuah perangkat yang bekerja menggunakan prinsip sedimentasi berputar yang menempatkan objek dalam rotasi disekitar sumbu tetap dengan menggunakan gaya sentrifugal pada gravitasi yang ditempatkan pada Diesel ALLAN NO 2 di PLTD Merawang. Dalam perawatannya, bagian dinding rotor pada COC harus dibersihkan dengan cara mengendurkan mur pengikat rotor cover dari rotor body. Untuk mempermudah proses pembukaan COC, maka perlu dirancang fixture guna membantu dalam pengenduran mur pengikat rotor yang lebih efisien waktu, meminimalisasikan penggunaan peralatan dibandingkan pengenduran secara konvensional. Perancangan fixture menggunakan metode Pahl-Beitz dan proses pembuatan menggunakan mesin yang tersedia. Hasil waktu pengenduran mur COC secara manual lebih cepat 2 detik dibandingkan dengan menggunakan fixture. Namun, dalam penggunaan peralatan lebih sedikit dan hanya 1 operator terlibat sehingga keselamatan operator lebih terjamin
ANALISA HASIL PENGELASAN KAKI PULSATOR PENGGERAK JIG YUBA KK SINGKEP UNTUK MENDAPATKAN KEKUATAN KONSTRUKSI OPTIMAL Rodiawan Rodiawan; Suhdi Suhdi; Mukhlas Isnadi
Machine : Jurnal Teknik Mesin Vol 2 No 1 (2016): Machine : Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.541 KB)

Abstract

Pulsator merupakan salah satu alat penggerak jig yang digunakan PT. Timah Tbk dalam proses pemisahan bijih timah dan mineral-mineral ikutan lainnya berdasarkan perbedaan berat jenis (B.J). Kerusakan yang terjadi pada pulsator khususnya pada kaki, dapat disebabkan adanya getaran tinggi yang ditimbulkan jig secara terus-menerus saat beroperasi sehingga membuat baut pengikat lama-kelamaan akan menjadi aus. Proses perbaikan yang dilakukan PT. Timah (Persero) Tbk terhadap kerusakan kaki pulsator adalah dengan cara pengelasan, yaitu penyambungan kaki pulsator yang rusak (patah) dengan material cor atau pelat. Mengingat pentingnya pulsator terhadap proses pemisahan biji timah, maka dilakukanlah penelitian terhadap hasil lasan kaki pulsator tersebut menggunakan elektroda AWS A5.15 cin-1, cin-2 dan cin-3 yang digunakan PT. Timah (Persero) Tbk. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan elektroda yang tepat digunakan untuk proses pengelasan kaki pulsator agar hasil lasan tersebut dapat memberikan kekuatan konstruksi lasan yang optimal. Adapun metode penelitian yang dilakukan adalah dengan cara eksperimen yaitu dengan membandingkan elektroda cin-1, cin-2 dan cin-3 merek Nikko Steel terhadap proses pengelasan kaki pulsator dengan menggunakan material pulsator dan pelat sebagai sambungan. Setelah pengelasan dilakukan kemudian menganalisa hasil lasan kaki pulsator tersebut dengan meninjau dari hasil uji ketangguhan, kekerasan dan struktur mikro lasan. Hasil pengujian didapatkan material cin-3 memiliki nilai kekerasan serta ketangguhan yang lebih tinggi dibandingkan material cin-1 dan cin-2, dengan nilai kekerasan 109 HRB dan nilai ketangguhan 6,53 joule/mm². Tingginya nilai kekerasan serta katangguhan material cin-3 dibandingkan dengan material cin-1 dan cin-2 bila dilihat dari struktur mikro adalah pada material cin-3 terdapat butiran karbida yang sangat keras pada batas butir perlit yang kuat dan tangguh
PENGARUH SUHU DAN PUTARAN RAK TERHADAP LAJU PENGERINGAN CABAI MERAH MENGGUNAKAN SUMBER PANAS HEATER yudi Setiawan; Rodiawan Rodiawan; Eka Sari Wijianti; Nurul Habibi
Machine : Jurnal Teknik Mesin Vol 3 No 1 (2017): Machine : Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.541 KB)

Abstract

ABSTRAK Pengolahan cabai menjadi andalan dalam mempertahankan dan meningkatkan nilai jual produk yang dituntut prima oleh konsumen. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan atau teknologi tentang penanganan komoditas yang mudah rusak agar kesegarannya dapat dipertahankan lebih lama. Beberapa upaya penyelamatan hasil pertanian adalah dengan melakukan pengeringan. Prinsip pengeringan cabai adalah menguapkan air karena ada perbedaan kandungan uap air diantara udara dan bahan yang dikeringkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu terhadap pengeringan cabai merah untuk mencapai kadar air 11 %, mengetahui putaran rak alat pengering yang optimal serta mengetahui berapa daya yang dibutuhkan selama proses pengeringan. Penelitian dilakukan sebanyak 9 kali pengujian dengan variasi suhu 40°C, 50°C dan 60°C, serta menggunakan variasi kecepatan putaran rak 5 rpm, 10 rpm dan 15 rpm. Dari hasil pengujian pengeringan dengan alat pengering didapatkan cabai kering yang optimal pada suhu 60°C dimana membutuhkan waktu pengeringan lebih cepat untuk mencapai kadar air 11 %, dengan kecepatan putaran rak 10 rpm
PERHITUNGAN DIAMETER MINIMUM DAN MAKSIMUM POROS MOBIL LISTRIK TARSIUS X3 BERDASARKAN ANALISA TEGANGAN GESER DAN FAKTOR KEAMANAN Firlya Rosa; Rodiawan Rodiawan
Machine : Jurnal Teknik Mesin Vol 3 No 1 (2017): Machine : Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.496 KB)

Abstract

ABSTRAK Perkembangan industri otomotif di Indonesia yang menggunakan sumber energi listrik masih bersifat kompetisi di lingkungan mahasiswa perguruan tinggi. Salah satunya adalah mobil listrik Tarsius X3 yang dimiliki Universitas Bangka Belitung yang mempunyai daya 2 kilowatt dengan poros sebagai sistem penggerak roda belakang yang digunakan untuk mentransferkan daya dari motor listrik ke roda. Berdasarkan hasil uji tarik material, material yang digunakan merupakan material ulet dengan yield strength sebesar 622,46 N/mm2, dan tensile strength sebesar 649,21 N/mm2. Poros merupakan jenis overhanging beam dimana ujung poros sebagai tumpuan mengalami tegangan puntir berdiameter 25,30 h6 dan mengalami beban shock dengan yang berkisar 12-16. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan diameter minimum dan maksimum poros berdasarkan beban shock dengan menggunakan maximum shear stress theory atau Guest’s theory yang dihitung secara manual. Dari hasil perhitungan didapatkan poros berdiameter minimum 21,66 mm dengan tegangan geser sebesar 51,87 N/mm2 dan safety factor sebesar 12 dan berdiameter maksimum 23,84 mm dengan tegangan geser sebesar 38,90 N/mm2 dan safety factor 16. Ini menunjukkan bahwa diameter poros 25,30 yang diaplikasikan pada poros mobil listrik masih mampu menahan beban-beban yang terjadi pada mobil listrik