Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Mimbar Pendidikan: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan

Suara Mahasiswa dari Dua Kota: Perbandingan Pandangan Isola Pos di Bandung dan Balairung di Yogyakarta terhadap Isu Politik di Indonesia, 1991-1998 Rizkiah, Nisa; Suwirta, Andi; Supriatna, Encep
MIMBAR PENDIDIKAN Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/mimbardik.v3i1.10635

Abstract

ABSTRAKSI: Pers mahasiswa menjadi media alternatif pada masa pemerintahan Orde Baru (1966-1998). Pers mahasiswa mampu dan berani melakukan kritik terhadap pemerintah melalui tulisan dalam media yang diterbitkannya. Dengan menggunakan metode historis, hasil penelitian menunjukan bahwa pers mahasiswa Indonesia, pada periode tahun 1990-an, mulai menunjukan kembali jatidiri dan perannya. “Isola Pos” di Bandung lebih menitikberatkan pemberitaan pada isu-isu besar pendidikan, hal ini karena pendidikan harus dikelola secara benar, jangan dipolitisir, dan harus sesuai dengan cita-cita para pendiri negara-bangsa. Sedangkan “Balairung” di Yogyakarta lebih dominan pada isu-isu politik, karena ianya merupakan langkah untuk melakukan perubahan dalam konteks sosial-politik sebuah negara-bangsa. Meskipun dari segmentasi berita yang diambil berbeda, namun ada benang merah di antara keduanya, yakni sama-sama memiliki tujuan untuk perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik, serta melakukan perlawanan terhadap suatu rezim yang dianggap menyimpang dari kebijakan dan cita-cita bersama.KATA KUNCI: Pers Mahasiswa; Pendidikan; Politik; Pemerintah Orde Baru; Kritik Sosial. ABSTRACT: “Students’ Voice of Two Cities: Comparison on Views of Isola Pos in Bandung and Balairung in Yogyakarta toward Political Issues in Indonesia, 1991-1998”. The student’s press was an alternative media during the New Order government (1966-1998). The student’s press was capable and daring to criticize the government through the publication of articles in the media. By using the historical method, this study shows that student press in the period of 1990s, began showed again its identities and roles. The “Isola Pos” in Bandung was choosing more dominant on educational issues, due to that education must be managed properly, not be politicized, and must accordance with the ideals of nation-states’ founders. While “Balairung” in Yogyakarta was more dominant in political issues, due to it was as a step to make changes in the socio-political context. Although the news taken from different segments, but there are the common substances between them, namely they have a goal to change Indonesia into a better direction and the resistance to a regime that is wrong in policy and common ideals.KEY WORD: Student Press; Education; Politics; New Order Government; Social Critics.     About the Authors: Nisa Rizkiah, S.Pd. adalah Alumni Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia) di Bandung. Andi Suwirta, M.Hum. dan Dr. Encep Supriatna adalah Dosen di Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Penulis bisa dihubungi melalui emel di: lawantirani90@gmail.comSuggested Citation: Rizkiah, Nisa, Andi Suwirta Encep Supriatna. (2018). “Suara Mahasiswa dari Dua Kota: Perbandingan Pandangan Isola Pos di Bandung dan Balairung di Yogyakarta terhadap Isu Politik di Indonesia, 1991-1998” in MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(1), Maret, pp.11-30. Bandung, Indonesia: UPI [Indonesia University of Education] Press, ISSN 2527-3868 (print) and 2503-457X (online). Chronicle of the article: Accepted (January 15, 2018); Revised (February 17, 2018); and Published (March 30, 2018).
Ideologisasi Konsep Reformasi dalam Historiogra fi Buku Teks Pelajaran Sejarah di Sekolah Kurniawan, Mi’raj Dodi; Suwirta, Andi
MIMBAR PENDIDIKAN Vol 1, No 1 (2016): Volume 1, Number 1, March 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/mimbardik.v1i1.1753

Abstract

ABSTRAKSI: Salah satu karya historiografi yang disusun dan dipublikasikan untuk tujuan pendidikan adalah buku teks pelajaran untuk SMA/MA (Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah), Kelas XII. Selain harus memenuhi syarat ilmiah, buku teks pelajaran sejarahpun disesuaikan dengan kebijakan dan kepentingan politik pendidikan dari pemerintah, yang termaktub dalam dan diwakili oleh kurikulum pendidikan sejarah. Dalam konteks ini, sejarah tidak diposisikan sebagai “sejarah untuk sejarah” atau sejarah dalam ruang kedap kepentingan, melainkan dijadikan alat pendidikan oleh pemerintah. Hal ini terlihat dari adanya ideologisasi (penyebarluasan ide dan pandangan) pemerintah terhadap peserta didik melalui buku teks pelajaran sejarah. Bentuk ideologisasi yang terdapat dalam historiografi buku teks pelajaran sejarah SMA/MA kelas XII diantaranya berupa ideologisasi konsep “reformasi”. Dalam buku teks ini, bukan saja konsep “reformasi” itu bermakna dan diopinikan baik, manakala pada zaman Orde Baru bersifat buruk, melainkan juga para pembacanya diarahkan untuk menyetujui sikap tim penulis yang adalah juga sikap resmi pemerintah, bahwa pemerintahan Orde Baru yang buruk itu harus dikoreksi oleh pemerintahan Reformasi. Betapa pun masih mengalami banyak kendala, namun dikatakan bahwa “reformasi” ialah langkah tepat dan memberi optimisme bagi bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan pembentukan negara-bangsa.KATA KUNCI: Ideologisasi, buku teks, konsep reformasi, kepentingan pemerintah, dan politik pendidikan. ABSTRACT: “The Ideologization Process of the Concept of Reform in the Historiography of History Textbooks in Schools”. One of the works of historiography which is prepared and published for the purpose of education is textbooks for SMA/MA (Senior High School/Islamic Senior High School), grade twelve. In addition to fulfilling scientific requirements, history textbooks are suited to the educational policies and the political interests of the government, embodied in and represented by the curriculum of history education. In this context, history is not positioned as a "history for history" or history in the tight space of interests; rather, it is an educational tool of the government. This is evident from the process of ideologization (the dissemination of ideas and views) of the government towards learners through history textbooks. The form of ideologization process contained in the historiography of the history textbooks of SMA /MA grade twelve, among others, is the ideologization of “reform” concept. In the textbooks, not only is the concept of "reform" meaningful and well-regarded, which the New Order government era was considered bad, but readers are also directed to approve the attitude of a team of writers who are also the official stance of the government, that the New Order government was bad, and it should be corrected by the Reform government. Although there are still many obstacles, it can be said that "reform" is the right step and it gives optimism to the nation of Indonesia in achieving the goal of establishing the nation-state.KEY WORD: Process of ideologization, textbooks, concept of reform, governments’ interests, and politics of education.  About the Authors: Mi’raj Dodi Kurniawan, S.Pd. adalah Alumni Mahasiswa Pendidikan Sejarah UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) dan Mahasiswa Program Magister S-2 Pendidikan Sejarah di Sekolah Pascasarjana UPI. Andi Suwirta, M.Hum. adalah Dosen Senior di Departemen Pendidikan Sejarah UPI Bandung. Alamat emel penulis: mirajdeka@yahoo.co.id dan suwirta.sahaja@upi.eduHow to cite this article? Kurniawan, Mi’raj Dodi Andi Suwirta. (2016). “Ideologisasi Konsep Reformasi dalam Historiografi Buku Teks Pelajaran Sejarah di Sekolah” in MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Vol.1(1) Maret, pp.55-68. Bandung, Indonesia: UPI Press. Chronicle of the article: Accepted (January 25, 2016); Revised (February 25, 2016); and Published (March 11, 2016).
Pers dan Kritik Sosial pada Masa Orde Baru: Studi Kasus Pers Mingguan Mahasiswa Indonesia di Bandung, 1966-1974 Suwirta, Andi
MIMBAR PENDIDIKAN Vol 3, No 2 (2018): September
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/mimbardik.v3i2.13949

Abstract

ABSTRAKSI: Artikel ini, dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode historis, mengkaji tentang dinamika politik pada masa-masa awal Orde Baru (1966-1974) di Indonesia, dengan memfokuskan analisis mengenai pers dan kritik sosial. Studi difokuskan pada mingguan “Mahasiswa Indonesia” di Bandung, yang bersikap kritis terhadap masalah-masalah yang membelenggu pemerintah Orde Baru pada masa itu. Hasil kajian menunjukan bahwa fenomena KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) pada masa-masa awal pemerintah Orde Baru, seperti kedudukan SPRI (Staf Pribadi) Presiden; kasus BULOG (Badan Urusan Logistik); dan masalah pembangunan TMII (Taman Mini Indonesia Indah) di Jakarta, menjadi “news and views” (berita dan pandangan) yang kritis dari mingguan “Mahasiswa Indonesia”. Namun, berbagai reaksi tersebut tidak menggoyahkan kedudukan pemerintah Orde Baru dalam rangka membangun konsolidasi kekuasaan dan legitimasi pemerintahan. Bahkan pers yang kritis, termasuk mingguan “Mahasiswa Indonesia” di Bandung, akhirnya dibungkam oleh pemerintah Orde Baru, dan sepertinya rejim ini tidak akan tergoyahkan untuk masa 20 tahunan ke depan.KATA KUNCI: Pers dan Kritik Sosial; Pemerintah Orde Baru; Mingguan “Mahasiswa Indonesia”; Masalah Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. ABSTRACT: “Press and Social Criticism in the New Order Period: Case Study of Indonesian Student Weekly in Bandung, 1966-1974”. This article, using a qualitative approach and historical methods, examines the political dynamics in the early period of the New Order (1966-1974) in Indonesia, by focusing on analysis of the press and social criticism. The study focused on the weekly of "Indonesian Students" in Bandung, which were critical towards the problems that bound the New Order government at that time. The results of the study showed that the phenomena of KKN (Corruption, Collusion, and Nepotism) in the early period of the New Order government, such as the position of the SPRI (Personal Staff) of the President; BULOG (Logistics Affairs Agency) case; and the problem of developing of TMII (Beautiful Indonesian Miniature Garden) in Jakarta, becoming a critical news and views from the weekly of "Indonesian Students". However, these various reactions did not destabilize the position of the New Order government in the context to build a consolidation of government power and legitimacy. Even the critical press, including the weekly of "Indonesian Students" in Bandung, was finally silenced by the New Order government, and it seems that this regime will not be deterred for the next 20 years.KEY WORD: Press and Social Criticism; New Order Government; “Indonesian Students” Weekly; Problems of Corruption, Collusion, and Nepotism.About the Author: Andi Suwirta, M.Hum. adalah Dosen Senior di Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia) di Bandung, Jawa Barat, Indonesia; dan Sekretaris Jenderal ASPENSI (Asosiasi Sarjana Pendidikan Sejarah Indonesia) Periode 2018-2023. Untuk kepentingan akademik, penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: atriwusidna@gmail.com  Suggested Citation: Suwirta, Andi. (2018). "Pers dan Kritik Sosial pada Masa Orde Baru: Studi Kasus Pers Mingguan Mahasiswa Indonesia di Bandung, 1966-1974" in MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 3(2), September, pp.113-136. Bandung, Indonesia: UPI [Indonesia University of Education] Press, ISSN 2527-3868 (print) and 2503-457X (online).Article Timeline: Accepted (December 27, 2017); Revised (May 20, 2018); and Published (September 30, 2018).Â