Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Progresivisme (Konsepsi Tentang Realita dan Pengetahuan): Progresivisme (Konsepsi Tentang Realita dan Pengetahuan) Najmuddin Najmuddin; Syarkawi Syarkawi
VARIASI : Majalah Ilmiah Universitas Almuslim Vol. 13 No. 2 (2021): Variasi
Publisher : LPPM Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51179/vrs.v13i2.589

Abstract

Kajian pustaka ini bertujuan untuk menjelaskan lebih mendalam tentang progresivisme berupa konsepsi tentang realita dan pengetahuan. Progresivisme adalah gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada siswa bukan memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini, diantaranya: George Axtelle, William O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B. Thomas dan Frederick C. Neff. Progresivisme merupakan pandangan hidup yang bersifat fleksibel, curious, toleran dan open-minded. Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia mempunyai kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan atau mengancam manusia itu sendiri. Aliran progresivisme juga memiliki sifat-sifat umum yaitu sifat negatif dan positif.
Studi pencegahan cyberbullying pada era digital berbasis kearifan lokal pada Sekolah Menengah Atas di Peusangan, Bireuen Syarkawi; Najmuddin; Marsithah, Iis; Daniel, Muhammad
TA`DIBUNA Vol 13 No 6 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/tadibuna.v13i6.17822

Abstract

This study examines cyberbullying prevention in schools through a local wisdom approach using qualitative, phenomenological field research. The findings reveal three key aspects: first, local wisdom values are applied through integration into the hidden curriculum, religious activities such as Yasin recitation and Qur’an programs, character-building initiatives, extracurriculars, and school partnerships with religious institutions. An anti-bullying team comprising students, religious teachers, counselors, and other staff also plays a vital role. Second, social skills fostered to prevent cyberbullying include empathy, self-control, cooperation, effective communication, and digital literacy. Third, the local wisdom approach positively impacts students by enhancing their awareness and understanding of cyberbullying, strengthening cultural identity, improving digital literacy, and promoting psychological well-being. These efforts highlight the effectiveness of integrating cultural and religious values to create a holistic strategy for addressing cyberbullying in educational environments. AbstrakPenelitian ini mengkaji pencegahan cyberbullying di sekolah melalui pendekatan kearifan lokal dengan menggunakan penelitian lapangan kualitatif fenomenologis. Temuan penelitian mengungkap tiga aspek kunci: pertama, nilai-nilai kearifan lokal diterapkan melalui integrasi ke dalam kurikulum tersembunyi, kegiatan keagamaan seperti pembacaan Yasin dan program Al-Qur'an, inisiatif pembangunan karakter, ekstrakurikuler, dan kemitraan sekolah dengan lembaga keagamaan. Tim anti perundungan yang terdiri dari siswa, guru agama, konselor, dan staf lainnya juga memainkan peran penting. Kedua, keterampilan sosial yang dibina untuk mencegah cyberbullying meliputi empati, pengendalian diri, kerja sama, komunikasi yang efektif, dan literasi digital. Ketiga, pendekatan kearifan lokal berdampak positif pada siswa dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman mereka tentang cyberbullying, memperkuat identitas budaya, meningkatkan literasi digital, dan mempromosikan kesejahteraan psikologis. Upaya-upaya ini menyoroti efektivitas integrasi nilai-nilai budaya dan agama untuk menciptakan strategi holistik untuk mengatasi cyberbullying di lingkungan pendidikan.