Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENENTUAN PARAMETER KETEBALAN LAPISAN PROSES ELECTROPLATING PADA ALUMINIUM DAN BAJA Nasution, Ahmad Kafrawi; Nawangsari, Putri; Cahyono, Hendro; -, Mustaqim
Sistem Informasi Vol 4 No 1 (2013): Jurnal Photon
Publisher : Fakultas MIPA dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.1 KB)

Abstract

Proses perlakuan permukaan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki tampilan dari sebuah logam, satu diantaranya adalah proses pelapisan (electroplating). Untuk mendapatkan tampilan yang bagus dengan waktu yang efektif, parameter pelapisan sangat menentukan. Untuk itu dilakukan penentuan parameter ketebalan lapisan logam paduan aluminium AA5051 dengan waktu pencelupan 30, 40, 50 dan 60 menit dengan tegangan 3 dan 10 Volt. Sedangkan logam plain carbon steel dengan waktu pencelupan 30, 40, 50 dan 60 menit dengan tegangan 3 dan 8 Volt. Dari parameter di atas diperoleh rata-rata laju ketebalan pelapisan untuk logam paduan aluminium AA5051 yang tertinggi 1.40 μm per menit (30 menit pada 10 Volt) dan terendah adalah 1.00 μm per menit (40 menit pada 3 Volt). Dan untuk logam plain carbon steel yang tertinggi 1.77 μm per menit (60 menit pada 4 Volt) dan terendah adalah 0.35 μm per menit (40 menit pada 4 Volt).
Studi Pemanfaatan Limbah Kaca Dan Piston Bekas Sebagai Material Alternatif Kanvas Rem Sepeda Motor Dengan Menggunakan Metode Metalurgi Serbuk Gunawan, Gilang; Nawangsari, Putri; Masnur, Dedy
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik dan Sains Vol 3, No 2 (2016): Wisuda Oktober Tahun 2016
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Waste glass and piston can be used as alternative material to non-asbestos motorcycle brake pads based on their properties. Waste glass used as a reinforce, the piston used as a filler, and phenolic resin used as a binder. Those materials were mechanically transformed into powder with 60,100, and 60 mesh respectively. The glass, piston, and phenolic resins powder were varied into five different compositions which are A (10% glass, 50% piston, 40% phenolic resin), B (20% glass, 40% piston, 40% phenolic resin), C (30% glass, 30% piston, 40% phenolic resin), D (40% glass, 20% piston, 40% phenolic resin), E (50% glass, 10% piston, 40% phenolic resin). The powder was mixed at 45 rpm for 30 minutes, then 166 Bar initial pressure was applied in single action for 2 minutes, next it was pressed at 196 Bar in single action hot compacting at 150° for 5 minutes holding time. The green bodies were sintered at 150°C for 4 hours, finally those samples were evaluated by hardness test and wear test. The results show, the composition A has the closest hardness and wear value to commercial products, 40.549 HVN and 8.826x10-12 m3/m accordingly.Keywords: Brake Pads, Waste Glass, Waste Piston
Analisis Pengaruh Ukuran Serbuk Kaca Pada Pembuatan Kanvas Rem Sepeda Motor Dengan Pengisi Serbuk Piston Bekas Anggria, Feldy; Nawangsari, Putri; Masnur, Dedy
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik dan Sains Vol 3, No 2 (2016): Wisuda Oktober Tahun 2016
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Waste glass and piston can be used as alternative material to non-asbestos brake pads with powder metallurgy method. Waste glass was used as a reinforce, the piston was used as a filler, and phenolic resin was used as a binder. This study purposes to investigates the influence of size the glass powder particles on the wear resistance and hardness. The powders composition of phenolic resin, piston, and glass was 40%, 40% and 20% respectively, based on volume fraction. The glass powder was mixed in three varied sizes which is 60, 80, and 100 mesh. The mixing process was conducted in 30 minutes mixing time at 45 rpm. 166 bar preliminary pressure was applied at the beginning of single action compacting for 2 minutes then 196 bar and in single action hot compacting at 150°C for 5 minutes, then it was sintered at 150°C for 4 hours. Then, the samples were followed hardness test and wear test. The results showed the composition of the 60 mesh glass has the closest hardness and wear value to the commercial product which is 41.296 HVN and 8.2795 x 10-12 m3/m.Keyword : Brake pads, Waste glass, Particle size
Potensi Pemanfaatan Limbah Cutting Cement sebagai material Alternatif Filler Komposit Kampas Rem Sativa, Oriza; Nawangsari, Putri; Heltina, Desi
Prosiding Seminar Nasional Produk Terapan Unggulan Vokasi Vol 1 No 1 (2024): Prosiding Seminar Nasional Produk Terapan Unggulan Vokasi Politeknik Negeri Manad
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi penggunaan cutting cement, limbah yang dihasilkan dari proses pengeboran sumur minyak, sebagai material pengisi (filler) dalam komposit kampas rem. Cutting cement berasal dari pekerjaan penyemenan sumur minyak dan mengandung senyawa berbahaya dan beracun (B3). Dalam studi ini, cutting cement dianalisis menggunakan metode X-Ray Fluorescence (XRF) untuk mengidentifikasi komposisi kimianya, yang terdiri dari 66.2% calcium oxide (CaO), 18.7% silicon dioxide (SiO₂), 5.7% metal oxide (Fe₂O₃), 3.4% aluminium oxide (Al₂O₃), dan 2.3% magnesium oxide (MgO). Hasil analisis menunjukkan bahwa cutting cement memiliki karakteristik yang serupa dengan material pengisi komposit kampas rem lainnya, seperti cement bypass dust (CBPD). Dalam penelitian ini, formulasi komposit kampas rem dibuat dengan mencampurkan cutting cement dan barium sulfat (BaSO₄) dalam berbagai fraksi volume. Proses pembuatan komposit dilakukan melalui metode metalurgi serbuk, termasuk tahapan pencampuran, penekanan panas, dan post-curing. Pengujian kekerasan menunjukkan bahwa nilai kekerasan komposit meningkat seiring dengan penurunan kandungan cutting cement dan peningkatan fraksi volume BaSO₄. Nilai kekerasan tertinggi dicapai oleh sampel dengan kandungan BaSO₄ tertinggi, yaitu 104.72 HRR untuk kandungan 10% cutting cement dan 27% BaSO4, sementara nilai kekerasan terendah tercatat pada sampel dengan kandungan cutting cement tertinggi, yaitu 76.66 HRR dari sampel 0% cutting cement dan 37% BaSO₄. Peningkatan kekerasan ini disebabkan oleh peningkatan densitas dan kekuatan ikatan antara BaSO₄ dan bahan penyusun komposit selama proses post-curing. Penelitian ini menyimpulkan bahwa cutting cement memiliki potensi besar sebagai bahan pengisi dalam komposit kampas rem, memberikan manfaat lingkungan dengan memanfaatkan limbah industri dan meningkatkan performa teknis komposit. Penggunaan cutting cement dan BaSO₄ sebagai bahan pengisi dapat meningkatkan performa dan daya tahan komposit kampas rem, yang sangat penting untuk aplikasi pengereman. Penemuan ini membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut dalam mengoptimalkan formulasi komposit kampas rem dengan bahan pengisi dari limbah industri, mendukung efisiensi dan keberlanjutan dalam industri otomotif.
Pembuatan Water Filter untuk Meningkatkan Kualitas Air Sumur Bor pada SDN 92 Pekanbaru Romy; Martin, Awaludin; Nawangsari, Putri; Huda, Feblil; Masnur, Dedy
BATOBO: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1: BATOBO: Juni 2025
Publisher : Jurusan Teknik Elektro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/batobo.3.1.40-48

Abstract

SDN 92 Pekanbaru berlokasi di Jl. Patin No. 80 Kelurahan Umban Sari, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Pengelola sekolah menghadapi permasalahan ketersediaan air bersih dan sehat sesuai persyaratan kualitas air bersih yang distandarkan PERMENKES No.416/MENKES/PER/IX/1990. Sumber air pada SDN 92 Pekanbaru diperoleh dari sumur bor, namun kondisi air yang digunakan untuk keperluan di kamar mandi siswa dan guru saat ini masih kurang sehat. Air yang digunakan mengandung besi, hal ini dapat ditunjukkan dari menempelnya karat pada bak penampung air. Solusi yang dapat ditawarkan adalah menggunakan proses penyaringan. Penyaringan dilakukan menggunakan media berpori berupa pasir atau kombinasi dari pasir aktif, zeolit, karbon aktif dan lainnya. Media tersebut ditempatkan dalam pipa fiber diameter 8 inchi. Pembuatan dan pemasangan penyaring air di SDN 92 Pekanbaru telah menghasilkan air bersih dengan kriteria tidak berbau dan tanpa melalui proses pengendapan. Air yang dihasilkan saat ini tidak berwarna dan berdasarkan hasil pengujian dengan TDS (Total Dissolved Solids) meter diketahui nilai TDS hasil penyaring bernilai 15. Kondisi ini memenuhi syarat kesehatan air bersih yang telah ditetapkan pada PERMENKES No.416/ MENKES /PER/IX/1990.
Analisis Jarak Titik Pengukuran Temperatur Tuang pada Kualitas Coran Aluminium Daur Ulang Masnur, Dedy; Rasyad, Abdur; Nawangsari, Putri; Abdurrahman, Ridwan
JURNAL SURYA TEKNIKA Vol. 10 No. 1 (2023): JURNAL SURYA TEKNIKA
Publisher : Fakultas Teknik UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37859/jst.v10i1.4750

Abstract

The melt exhibits non-uniform temperature in a crucible at the surface, middle, and bottom. Thus, selecting the proper measurement location is essential since it affects the casting quality. This study investigates the proper temperature measurement location of recycled aluminum cans in investment casting. The selection was made based on casted samples' tensile strength and porosity. The pattern was prepared using the polylactic acid mold, then coated by dipping it in ceramic slurry, and then dewaxed at 120ºC. The aluminum cans were heated up to 700ºC, and the temperature was measured at 50 mm from the crucible bottom. Finally, the melt was poured into a 100ºC ceramic shell. The processes were repeated with the measurement at 125 and 200 mm. The samples were characterized through tensile tests and porosity measurements. The results show that the optimum tensile strength (112.97 MPa) and minimum porosity (6.367%) were found in the 125 mm sample. Abstrak Temperatur logam cair tidak seragam di permukaan, tengah, dan dasar kowi. Pemilihan lokasi pengukuran yang tepat sangat penting karena mempengaruhi kualitas pengecoran. Studi ini menyelidiki titik pengukuran suhu kaleng aluminium daur ulang pada pengecoran investment. Pemilihan dilakukan berdasarkan kekuatan tarik dan porositas sampel yang dicor. Pola dibuat menggunakan cetakan using polylactic acid. Pola dilapisi dengan mencelupkannya ke dalam bubur keramik kemudian didewaxing pada temperatur 120ºC. Kaleng aluminium dipanaskan hingga 700ºC, suhu diukur pada 50 mm dari dasar kowi. Logam cair dituangkan ke dalam cetakan keramik saat temperaturnya 100ºC. Proses diulang dengan pengukuran untuk lokasi 125 dan 200 mm. Sampel dikarakterisasi melalui uji tarik dan pengukuran porositas. Hasil menunjukkan kekuatan tarik optimum (112,97 MPa) dan porositas minimum (6,367%) ditemukan pada sampel dengan lokasi pengukuran temperatur 125 mm dari dasar kowi.