Masrukan Masrukan
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Dengan Menggunakan Model Pbl Berbasis E-Learning Ditinjau Dari Self Confidence Diah Ayu Fitri Favorina; Masrukan Masrukan; Isnarto Isnarto
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu hal yang penting dalam suatu proses pembelajaran adalah dengan adanya suatukemampuan pemecahan masalah.Akan tetapi kemampua pemecahan masalah di dunia nyata siswasangatlah masih rendah, dikarenakan beberapa faktor salah satunya yaitu dengan adanya kurangnyaminat belajar siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu juga karena siswa hanya tertuju padahasil dari penyelesaian soal tersebut tanpa memperhatikan tentang konsep yang seharusnya siswalalui. Serta hal ini juga dapat disebabkan oleh dominannya siswa dari berbagai aktivitas yang ada.Dan dari bermacam – macam model pembelajaran yang ada terdapat model pembelajaran yangdapat memicu guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.Model pembelajaranyang kiranya mampu untuk hal tersebut adalah dengan menggunakannya model pembelajaranProblem Based Learning (PBL). Selain itu untuk mengurangi akan hal siswa yang terfokus padaguru dalam proses pembelajaran dapat menggunakan model secara e-learning.E-learning yang dapatditerapkan adalah dengan menggunakan zoom dan google meet. Dengan hal tersebut dapatmenjadikan rasa percaya diri (self confidence) siswa lebih meningkat.
Mobile Android App Inventor : Meningkatkan Kemmapuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Ibnu Atho’illah; Kartono Kartono; Masrukan Masrukan
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab rendahnya pemecahan masalah matematits siswa diantaranya adalah materi matematikayang masih abstrak penyampaian yang dilakukan guru tidak menekankan pembelajaran yangdipusatkan pada siswa. Guru tidak memanfaatkan teknologi yang sebenarnya sudah berdampingandengan manusia sehari-harinya. App Inventor hadir sebagai alternatif teknologi yang mudah untukdibuat dan digunakan, dan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis pemberian masalah(Problem Based Learning) akan mempermudah siswa dalam memecahkan permasalahan matematis.Sedangkan PBL memiliki langkah-langkah: orientasi, pengorganisasian, melaksanakan tugas,menganalisis, serta mengevaluasi pemecahan masalah yang sudah dilaksanakan. Pada akhirnya siswamampu memanfaatkan apikasi yang sudah dibuat dengan pendekatan masalah keseharian agar dapatmemecahkan persoalan matematik meskipun menggunakan pembelajaran daring denganmengabaikan pengelompokan siswa.
Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Ditinjau dari Self-Regulated Learning pada Model Pembelajaran CPS Berbantuan Soal Open-Ended Vena Agustina; Masrukan Masrukan; Walid Walid
RANGE: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 4 No. 2 (2023): RANGE Januari 2023
Publisher : Pendidikan Matematika UNIMOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jpm.v4i2.3644

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) berbantuan soal open-ended dan mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis (KBKM) peserta didik ditinjau dari Self-Regulated Learning (SRL). Metode yang digunakan adalah metode campuran dengan desain eksplanatori sekuensial. Dalam penelitian ini diambil 6 subjek penelitian berdasarkan tingkat SRL pada peserta didik kelas VII D SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati tahun pelajaran 2022/2023. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pembelajaran CPS berbantuan soal open-ended efektif terhadap KBKM peserta didik, dan (2) subjek penelitian dengan kategori SRL tinggi mampu memenuhi semua indikator KBKM, yakni fluency, flexibility, originality, dan elaboration; subjek penelitian dengan kategori SRL sedang hanya memenuhi tiga indikator KBKM, yakni fluency, originality, dan elaboration; subjek penelitian dengan kategori SRL rendah hanya memenuhi satu indikator KBKM, yakni fluency. Rekomendasi kepada peserta didik dengan tingkat SRL rendah yang belum mampu mencapai indikator flexibility, originality dan elaboration dengan memberikan tugas secara mandiri dan melakukan tutor sebaya.
Penyiapan Siswa Menghadapi Asesmen Kompetensi Minimum Ani Rusilowati; Masrukan Masrukan; R. Susanti; Triastuti Sulistyaningsih; Tri Sri NoorAsih; Heru Setyanto
BERDAYA Indonesian Journal of Community Empowerment Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Elementary school teachers in Gunungpati District, Semarang, still experience difficulties in: (1) implementing learning that can prepare students to face the minimum competency assessment (AKM), (2) compiling instruments that can be used to train students to face AKM, namely literacy and numeracy. Therefore, it is necessary to carry out training activities for teachers in the KKG, in order to prepare them to familiarize their students with knowing and taking literacy and numeracy tests. The aim of this service activity is to provide training for teachers through KKG activities with a facilitation-based Action Learning model. The specific aim is to assist elementary school teachers in improving their pedagogical competence in the areas of learning and evaluation. The problem solving method that has been agreed upon by partners is the implementation of programmed training. The solution method design refers to the facilitation-based Action Learning model. Action learning is defined as a process in which a group of people come together regularly, help each other to learn, and share experiences. This training requires a tutor who acts as a facilitator, and continues with the mentoring phase. Before carrying out the training, a Focus Group Discussion (FGD) was held with several elementary school principals and the head of the Dewi Kunthi KKG, Gunungpati District, Semarang. The results of the FGD are used to design training scenarios for each activity and training materials. The success of the training was marked by the increasing ability of teachers in designing science and science lessons and preparing AKM questions, namely literacy and numeracy.