Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PELATIHAN BERPIKIR POSITIF TERHADAP KONSEP DIRI REMAJA PANTI ASUHAN AISYIYAH TUNTANG Dewi Puspita Sari; Gusti Yuli Asih; Markus Nanang Irawan Budi Susilo; Lisa Ardaniyati Ardaniyati
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v4i1.2010

Abstract

Individu yang memasuki masa remaja berarti memasuki tahap storm and stress. Tahap ini dikenal sebagai tahap dimana masa remaja diasumsikan sebagai masa yang penuh dengan masalah, tekanan dalam hidupnya. Keluarga merupakan salah satu bagian terpenting di dalam membantu remaja bertumbuh, berkembang sehingga remaja siap dalam menghadapi segala tugas perkembangannya. Namun, sama-sama kita tahu bahwa tidak semua remaja yang dapat tinggal, memiliki bahkan diinginkan oleh orang tuanya (keluarga). Banyak diantaranya remaja dititipkan di panti asuhan tentu dengan berbagai alasan yaitu orang tuanya telah tiada atau hanya memiliki ayah/ibu saja, dan karena kehidupan perekonomian yang terbatas. Oleh karena itu, pengabdi merasa perlu dilakukan adanya pelatihan mengenai berpikir positif dan konsep diri agar dapat memberikan pemahaman mengenai konsep diri serta remaja lebih memahami kelebihan dan kekurangan dirinya (self) secara wajar dan penuh rasa syukur. Sehingga anak-anak panti dapat mengoptimalkan diri untuk meraih sukses di masa depan. Metode yang akan digunakan untuk pengabdian ini adalah dengan melakukan pendekatan dengan anak panti dan pemberian materi serta permainan yang berisi tentang mengenali siapa dirinya, kekurangan kelebihannya apa, mimpinya apa dan membantu mereka menemukan kepercayaan diri untuk mewujudkan mimpinya. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji paired sample t-test menunjukkan peningkatan dari nilai pretest sebesar 42,7 yang semula rata-rata 46,81 menjadi 89,59 dalam perhitungan posttest pemahaman tentang pelatihan berpikir konsep diri
Metode Mewarnai Untuk Menurunkan Stres dan Kecemasan Pada Pendamping Pasien (Caregiver) Hermiana Vereswati; Sri Kandariyah Nawangsih; Dewi Puspita Sari
Jurnal ABDIMAS Budi Darma Vol 4, No 2 (2024): Februari 2024
Publisher : STMIK Budi Darma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30865/pengabdian.v4i2.7483

Abstract

Peran keluarga sangat penting bagi pasien, baik dari segi fungsional, fungsi sosial, maupun untuk mengurangi tekanan psikologis yang dialami pasien. Beban yang muncul dapat menjadi pemicu terjadinya gangguan seperti kesulitan tidur dan konsentrasi, merasa sedih, kesepian, cemas, putus asa, turunnya produktivitas, hilangnya semangat dan nafsu makan, kelelahan, mudah marah, sering menangis, menarik diri dari keluarga atau lingkungan sekitar, hingga masalah kejiwaan seperti depresi dan kecemasan. Kegiatan dilakukan pada empat caregiver di rumah singgah IZI Semarang dan empat caregiver dari rumah pribadi. Metode kegiatan yakni mewarnai bebas bentuk sebagai sarana katarsis bertujuan untuk menurunkan tingkat kecemasan dan stres yang dihadapi pendamping pasien. Kondisi menunjukkan mayoritas pasien menderita penyakit kanker sebesar 50% dan masih menjalani pengobatan kemoterapi. Pasien sudah menjalani pengobatan selama 1 – 3 tahun sebesar 87,5%. Penghasilan pendamping pasien kurang dari dua juta per bulan sebesar 87,5 dan tidak memiliki penghasilan sebesar 37,5%. Hasil menunjukkan kegiatan mewarnai menjadi sarana katarsis. Kegiatan mewarnai memunculkan imajinasi yang dapat mengalihkan pikiran dari rutinitas sehari-hari, mengingatkan pendamping pasien pada cucu, mengungkapkan harapan akan kesuksesan dan keberhasilan hidup, perasaan senang atas hasil karya mewarnai, Perasaan lega atau terhibur, ungkapan kesedihan atas ujian hidup. Mayoritas tingkat kecemasan menjadi rendah namun tingkat stres pada kategori sedang. Kondisi stadium penyakit pasien yang bervariasi berpengaruh pada psikologis pendamping pasien.
Training assertive sebagai upaya mencegah kenakalan remaja kepada siswa Kimmy Katkar; Maria Yuliana Wangge; Dewi Puspita Sari
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 1 (2024): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i1.22028

Abstract

Abstrak Di era globalisasi sekarang ini kenakalan remaja semakin marak terjadi dimana-mana. Hal ini disebabkan salah satunya adalah karena individu tidak mau dan tidak mampu untuk jujur, terbuka tentang sikap dan perasaannya terhadap situasi sosial dalam pergaulan teman sebayanya. Individu yang kurang memiliki kemampuan dalam berperilaku asertif, akan mudah terpengaruh lingkungan sosial yang cenderung buruk dan tidak mampu untuk menolaknya. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan perilaku asertif agar dapat terhindar dari kenakalan remaja pada siswa. Mitra kegiatan ini adalah SMP Kesatrian 1 Semarang dengan jumlah peserta sebanyak 20 siswa kelas VIII & IX. Metode yang digunakan untuk mengukur kegiatan ini adalah kuantitatif dengan pemberian kuesioner. Hasil kuesioner dievaluasi dengan menggunakan model pengukuran pre-test dan post-test, yang menunjukkan adanya peningkatan perilaku asertif pada siswa dengan skor sebesar 17,98. Nilai pretest yang semula 56,95 menjadi 74,93, menunjukkan adanya peningkatan perilaku asertif. Kegiatan ini bermanfaat bagi siswa, dengan adanya peningkatan perilaku asertif dapat mendorong agar lebih berani mengemukakan pendapat, perasaannya tanpa merugikan orang lain dan dapat terhindar dari kenakalan remaja. Kata kunci: asertif; kenakalan remaja; perilaku menyimpang; patologi sosial Abstract In the current era of globalization, juvenile delinquency is increasingly common everywhere. One of the reasons for this is that individuals are unwilling and unable to be honest and open about their attitudes and feelings towards social situations in the company of their peers. Individuals who lack the ability to behave assertively will easily influence a social environment that tends to be bad and will not be able to resist it. The aim of this service activity is to increase assertive behavior in order to avoid juvenile delinquency among students. The partner for this activity is SMP Kesatrian 1 Semarang with a total of 20 students from class VIII & IX. The method used to measure this activity is quantitative by administering a questionnaire. The results of the questionnaire were evaluated using a pre-test and post-test measurement model, which showed an increase in assertive behavior in students with a score of 17.98. The pretest score, which was originally 56.95, became 74.93, indicating an increase in assertive behavior. This activity is beneficial for students, by increasing assertive behavior it can encourage them to be more courageous in expressing their opinions and feelings without harming others and can avoid juvenile delinquency. Keywords: assertive; juvenile delinquency; deviant behavior; social pathology