Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Perilaku Narsisme pada Remaja Pengguna Media Sosial Kimmy Katkar; Dian Wishnu Brata; Anna Dian Savitri
NUCLEUS Vol 2 No 1 (2021): NUCLEUS
Publisher : Neolectura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37010/nuc.v2i1.188

Abstract

This research aims to determine the phenomenon of narcissistic behavior among adolescent social media users. Respondents who are the subjects in this study are adolescents aged 16 to 20 years who live in the Mranggen sub-district, Demak district who have more than three social media accounts that have been used for more than 1 year, and carry out activities on their social media every day. The method used in this research is a qualitative method with a phenomenological approach. Methods of data collection using interviews and documentation which are arranged based on the characteristics of narcissism. As for the data analysis technique that will be used is descriptive coding method. The results of the study show that the subject often shows a thing or situation that encourages other people to have a good impression by minimizing things that are negative or not good for themselves
Pelatihan Resiliensi pada Remaja Panti Asuhan Kimmy Katkar; Purwaningtyastuti Pungky; Retno Ristiasih Utami
Jurnal Surya Masyarakat Vol 4, No 1 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.4.1.2021.89-96

Abstract

Adolescents who live in orphanages will only have their physiological needs met but not their psychological needs, this is because the condition of the orphanage with the number of caregivers and orphans that are not comparable can cause psychological problems. The lack of guidance from caregivers in more depth can be one of the triggering factors for adolescents who live in orphanages when experiencing problems in their lives to be more susceptible to stress, pressure and depression. This makes it easy for individuals to fall and find it difficult to get back up. The implementation method in this service activity is carried out offline by giving lectures, case studies and games. Activities were evaluated using the pretest and post-test measurement models. Based on the results of the analysis using the Paired Sample T-Test, it was found that there was an increase of 17.98 with a difference in the mean score of pretest 56.95 and post-test 74.93. This shows an increase in resilience in orphaned adolescents after being given training. The activities that have been carried out are very useful for adolescents by increasing resilience and gaining new knowledge which before this activity teenagers did not know the meaning and importance of individuals having high resilience.
Pelatihan Resiliensi pada Remaja Panti Asuhan Kimmy Katkar; Purwaningtyastuti Pungky; Retno Ristiasih Utami
Jurnal Surya Masyarakat Vol 4, No 1 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsm.4.1.2021.89-96

Abstract

Adolescents who live in orphanages will only have their physiological needs met but not their psychological needs, this is because the condition of the orphanage with the number of caregivers and orphans that are not comparable can cause psychological problems. The lack of guidance from caregivers in more depth can be one of the triggering factors for adolescents who live in orphanages when experiencing problems in their lives to be more susceptible to stress, pressure and depression. This makes it easy for individuals to fall and find it difficult to get back up. The implementation method in this service activity is carried out offline by giving lectures, case studies and games. Activities were evaluated using the pretest and post-test measurement models. Based on the results of the analysis using the Paired Sample T-Test, it was found that there was an increase of 17.98 with a difference in the mean score of pretest 56.95 and post-test 74.93. This shows an increase in resilience in orphaned adolescents after being given training. The activities that have been carried out are very useful for adolescents by increasing resilience and gaining new knowledge which before this activity teenagers did not know the meaning and importance of individuals having high resilience.
PENINGKATAN PEMAHAMAN PENTINGNYA MOTIVASI DIRI SEBAGAI UPAYA MENCEGAH KEMALASAN SOSIAL PADA SISWA SMA Kimmy Katkar; Pundani Eki Pratiwi; Pungky Purwaningtyastuti; Anna Dian Savitri
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2022): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v5i2.37603

Abstract

Tugas kelompok merupakan salah satu bentuk kewajiban yang harus dikerjakan oleh siswa sebagai bentuk proses pengembangan kompetensi diri. Namun faktanya adalah tidak semua anggota kelompok ikut kontribusi sehingga membuat anggota lain harus bekerja lebih keras. Tidak adanya motivasi diri dapat mendorong anggota kelompok cenderung berdiam diri tindak bertindak apapun untuk menyelesaikan tugas. Sikap tidak kooperatifnya dalam kelompok akan mendorong munculnya berbagai energi negatif yang dapat mengganggu keharmonisan dalam hubungan pertemanannya dan berpengaruh buruk terhadap hasil akhir. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk membantu siswa SMA agar terhindar dari perilaku kemalasan sosial dengan cara meningkatkan motivasi diri pada masing-masing individu. Metode penyelenggaraan kegiatan pengabdian ini dilaksanakan secara online melalui media zoom dengan memberikan ceramah, studi kasus dan permainan. Pelatihan ini dievaluasi dengan menggunakan model pengukuran pre-test dan post-test. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan teknik pengkodingan deskriptif didapatkan hasil bahwa ada peningkatan motivasi diri pada siswa dari sebelum dan setelah diberikan pelatihan. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa, dengan adanya peningkatan motivasi diri dapat mendorong siswa agar dapat aktif berpartisipasi dalam  mengikuti segala kegiatan pembelajaran termasuk mengerjakan tugas kelompok sehingga dapat terhindar dari kemalasan sosial.
Peningkatan Komunikasi Asertif sebagai Upaya Mencegah Kesalahpahaman dalam Komunikasi bagi Ibu-Ibu PKK Purwaningtyastuti Pungky; Anna Dian Savitri; Kimmy Katkar
To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6, No 3 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/tomaega.v6i3.1805

Abstract

Manusia sering mengalami kendala dalam mengekspresikan emosi, perasaan dan pendapatnya kepada orang lain. Ada yang sungkan dan tidak enak ketika akan menyampaikan pendapatnya. Rasa tidak enak tersebut muncul karena takut menyakiti perasaan orang lain dan dianggap tidak tahu etika. Permasalahan ini berkaitan dengan ketrampilan komunikasi asertif. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman bagi ibu-ibu kader PKK terkait pentingnya komunikasi asertif agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menjalin komunikasi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini dengan diberikan ceramah dan tugas yang berisi tentang komunikasi. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan teknik koding deskriptif didapatkan hasil bahwa ada peningkatan pemahaman komunikasi asertif pada ibu-ibu kader PKK dari sebelum dan setelah diberikan psikoedukasi. Hal ini menunjukkan dengan adanya peningkatan pemahaman komunikasi asertif, peserta mampu menerapkan cara berkomunikasi secara asertif dan meminimalisir terjadinya kesalahpahaman saat menjalin komunikasi. Kegiatan ini membawa manfaat yang positif bagi seluruh peserta kegiatan yaitu warga wilayah RW 15 pada umumnya, dan ibu-ibu Kader PKK pada khususnya. Dengan memahami dan mempraktekkan komunikasi asertif maka peserta menyadari makna pentingnya komunikasi asertif untuk membangun komunikasi yang baik.
Alienasi pada Siswa SMP selama Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19 Kimmy Katkar; Sri Kandariyah Nawangsih; Markus Nanang Irawan
Jurnal Penelitian Kualitatif Ilmu Perilaku Vol 4 No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi Covid-19 menuntut setiap siswa untuk bisa beradaptasi dengan metode pembelajaran secara daring. Metode pembelajaran daring ternyata menimbulkan masalah psikososial, salah satunya adalah munculnya perilaku alienasi yang disebabkan karena siswa menghabiskan waktu di depan laptop atau smartphone-nya lebih dari enam jam sehari. Secara tidak sadar, hal ini menyebabkan para siswa terjebak dalam kehidupan dunia maya dan terasing dari dirinya sendiri serta lingkungan sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran alienasi pada siswa SMP dan untuk mengetahui faktor apa saja yang mendorong siswa SMP teralienasi selama pembelajaran daring. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah pengodean deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama pembelajaran daring, ketiga partisipan mengalami alienasi dengan lingkungan sosialnya yang berdampak negatif pada akademik dan hubungan interpersonalnya. Faktor penyebabnya bermula dari siswa yang memiliki hubungan kurang dekat dengan keluarga, merasa tidak ada yang memedulikan dirinya, dan individu yang cenderung menutup diri. Selama pembelajaran daring, ketiga partisipan mengalami alienasi pada sesama dengan lingkungan sosialnya dan memilih menghabiskan waktunya dengan dunia maya daripada dunia nyata.
Training assertive sebagai upaya mencegah kenakalan remaja kepada siswa Kimmy Katkar; Maria Yuliana Wangge; Dewi Puspita Sari
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 1 (2024): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i1.22028

Abstract

Abstrak Di era globalisasi sekarang ini kenakalan remaja semakin marak terjadi dimana-mana. Hal ini disebabkan salah satunya adalah karena individu tidak mau dan tidak mampu untuk jujur, terbuka tentang sikap dan perasaannya terhadap situasi sosial dalam pergaulan teman sebayanya. Individu yang kurang memiliki kemampuan dalam berperilaku asertif, akan mudah terpengaruh lingkungan sosial yang cenderung buruk dan tidak mampu untuk menolaknya. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan perilaku asertif agar dapat terhindar dari kenakalan remaja pada siswa. Mitra kegiatan ini adalah SMP Kesatrian 1 Semarang dengan jumlah peserta sebanyak 20 siswa kelas VIII & IX. Metode yang digunakan untuk mengukur kegiatan ini adalah kuantitatif dengan pemberian kuesioner. Hasil kuesioner dievaluasi dengan menggunakan model pengukuran pre-test dan post-test, yang menunjukkan adanya peningkatan perilaku asertif pada siswa dengan skor sebesar 17,98. Nilai pretest yang semula 56,95 menjadi 74,93, menunjukkan adanya peningkatan perilaku asertif. Kegiatan ini bermanfaat bagi siswa, dengan adanya peningkatan perilaku asertif dapat mendorong agar lebih berani mengemukakan pendapat, perasaannya tanpa merugikan orang lain dan dapat terhindar dari kenakalan remaja. Kata kunci: asertif; kenakalan remaja; perilaku menyimpang; patologi sosial Abstract In the current era of globalization, juvenile delinquency is increasingly common everywhere. One of the reasons for this is that individuals are unwilling and unable to be honest and open about their attitudes and feelings towards social situations in the company of their peers. Individuals who lack the ability to behave assertively will easily influence a social environment that tends to be bad and will not be able to resist it. The aim of this service activity is to increase assertive behavior in order to avoid juvenile delinquency among students. The partner for this activity is SMP Kesatrian 1 Semarang with a total of 20 students from class VIII & IX. The method used to measure this activity is quantitative by administering a questionnaire. The results of the questionnaire were evaluated using a pre-test and post-test measurement model, which showed an increase in assertive behavior in students with a score of 17.98. The pretest score, which was originally 56.95, became 74.93, indicating an increase in assertive behavior. This activity is beneficial for students, by increasing assertive behavior it can encourage them to be more courageous in expressing their opinions and feelings without harming others and can avoid juvenile delinquency. Keywords: assertive; juvenile delinquency; deviant behavior; social pathology