Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Sosialisasi dan Edukasi Perlindungan Keanekaragaman Hayati Ekosistem Leuser Pada Siswa Sma N 1 Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues Ali Makmur; Astri Winda Siregar; Ashabul Anhar; Misdi Misdi; Rahayu Eka Sari; Mario Pani
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 2, No 2 (2023): November
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/rdj.v2i2.7791

Abstract

Hutan merupakan salah satu bagian terpenting dari kehidupan makhluk hidup yang harus di lindungi dan dilestarikan untuk keberlangsungan seluruh makhluk hidup karena tanpa hutan kemungkinan cuaca yang atsri dan sejuk tidak dapat dirasakan kembali, bahkan dari adanya peningkatan kerusakan hutan akan menimbulkan banyak masalah dan dapat merugikan banyak pihak terutama dari berbagai jenis bencana banjir, longsor. Perbaikan penjagaan dan tatakelola informasi kepada generasi milenial terutama siswa yaitu memberi pengetahuan tentang edukasi perlindungan keanekaragaman hayati ekosistem leuser. Metode dalam pelaksanaan kegiatan yaitu menampilkan power point terkait sejaraha dan definisi ekosistem leuser, perlindungan keanekaragaman hayati seperti flora dan fauna dan 4 satwa kunci yang ada di kawasan ekosistem leuser. Peserta juga diberikan pengetahuan terkait cara untuk mendapatkan dan mendaftar sebagai beserta beasiswa baik itu kurang mampu maupun jalur prestasi . Kegiatan ini didampingi dewan guru setempat, disamping hal tersebut dalam kegiatan ini berjalan dengan kooperatif baik dari dewan guru dan maupun semua siswa yang sangat antusias dengan rasa keingintahuan mereka yang tercermin saat sosialisasi berlangsung yang bertujuan membangun edukasi penjagaan keberlangsungan hidup anak cucu dimasa yang akan datang dengan cara menjaga keanekaraman hayati hutan.
PENDUGAAN PARAMETER GENETIK KETAHANAN BEBERAPA GENOTIPE TANAMAN PEPAYA TERHADAP HAMA KUTU PUTIH Fitri Wahyuni; Mario Pani; Rahayu Eka Sari
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 1 (2024): Edisi APRIL
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i1.4464

Abstract

This study aims to obtain information on genetic parameters and the best level of resistance of several papaya genotypes to mealybugs (Paracoccus marginatus) using the choice test method. This research was conducted in Cot Cut Village, Aceh Besar District, from April to July, 2022. Data analysis used a completely randomized design (CRD) non-factorial pattern with plant genotypes as treatments. Each genotype was repeated 3 times with 3 samples per replication. The seeds of papaya genotypes used amounted to 99 seeds from 11 genotypes, the genotypes used were Dapina (USK7), Carisya (USK1), Calina (USK4), Carmida (USK6), 3 genotypes from the cross USK7 X USK4, USK1 X USK7, USK7 X USK6, and 4 local Acehnese genotypes from Saree. Data analysis used Analysis of Variance (ANOVA), then continued with the Least Significance Test at the 5% level. The results showed that there were genotypes with resistant category on mealybugs pest USK1XUSK7, USK1 with each attack intensity value of 23.01%, 24.62%, the lowest number of ovisacs was found in the genotype of the cross SK1XUSK7 with an average number of 3.00 ovisacs. The heritability value with high category was found in the character of plant height. There is a very significant correlation in the character of papaya plant resistance, namely the intensity of attack with the number of ovicides with a very significant positive value of 0.80. Keywords: genetic parameters; mealybug; papaya genotypes; resistance INTISARIPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai parameter genetik dan tingkat ketahanan terbaik tanaman pepaya terhadap hama kutu putih (Paracoccus marginatus) menggunakan metode choice test (dengan pilihan). Penelitian dilakukan di Desa Cot Cut, Kabupaten Aceh Besar, pada April sampai Juli 2022. Analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola non faktorial dengan genotipe tanaman sebagai perlakuan. Masing-masing genotipe diulang sebanyak 3 kali dengan 3 sampel tiap ulangan. Benih genotipe pepaya yang digunakan berjumlah 99 benih dari 11 genotipe, genotype yang digunakan yaitu Dapina (USK7), Carisya (USK1), Calina (USK4), Carmida (USK6), 3 genotipe hasil persilangannya USK7 X USK4, USK1 X USK7, USK7 X USK6, dan 4 genotipe lokal Aceh yang berasal dari Saree. Analisis data menggunakan analisis Varians (ANOVA), kemudian dilanjutkan dengan Uji Signifikansi Terkecil pada tingkat 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat genotipe dengan kategori tahan terhadap hama kutu putih USK1XUSK7, USK1 dengan masing-masing nilai intensitas serangan 23,01%, 24,62%, jumlah ovisak terendah dijumpai pada genotipe hasil persilangan SK1XUSK7 dengan jumlah rata-rata sebanyak 3,00 ovisak. Adapun nilai heritabilitas dengan kategori tinggi dijumpai pada karakter tinggi tanaman. Terdapat korelasi yang signifikan sangat nyata pada karakter ketahanan tanaman pepaya yaitu intensitas serangan dengan  jumlah ovisak dengan nilai positif sangat nyata 0,80. Kata kunci: genotipe papaya; hama kutu putih; ketahanan; parameter genetik
Diversifikasi Olahan Buah Naga Melalui Pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kemuninglor Kabupaten Jember Muhammad Harits Anwar; Syifa Thallah; Resha Dwi Ayu Pangesti Mulyono; Bagas Bara Pratama; Rahayu Eka Sari; Ajeng Ayu Murniwati; Ega Naila Nuril Arfi; Armata Icha Caprionika; Arin Anggraeni
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 5 No. 1 (2024): Community Empowerment
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/jcoment.v5i1.560

Abstract

Potensi buah naga yang melimpah di Desa Kemuninglor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, tidak diimbangi adanya kemampuan sumber daya manusia untuk mengelola kekayaan alam tersebut. Upaya pemanfaatan buah naga menjadi produk olahan bernilai jual tinggi di desa ini terbuka lebar. Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan bekal, baik secara teori maupun praktik, bagaimana mengolah buah naga menjadi berbagai produk pangan bernilai jual tinggi. Metode pelaksanaan kegiatan dilaksanakan dengan survei pendahuluan, observasi, focus group discussion, pelatihan, pendampingan, dan evaluasi. Hasil kegiatan pengabdian ini antara lain berupa peningkatan kemampuan mitra, yaitu anggota dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kemuninglor, untuk memanfaatkan dan mengolah buah naga menjadi produk bernilai jual tinggi, seperti es krim, stik, dan abon. Diharapkan melalui kegiatan ini, Desa Kemuninglor dapat memiliki produk unggulan, membuka lapangan pekerjaan baru, serta mampu menjadikan wilayah tersebut sebagai desa mandiri di Kabupaten Jember.
Konsumsi Jagung Manis Sebagai Sumber Pangan Alternatif Syarat Gizi Pencegah Stunting Pada Balita Di Desa Kampung Jawa Blangkejeren Gayo Lues Mario Pani; Rahayu Eka Sari; Ali Makmur; Anuar Ramut; Joharsah Joharsah; Habibul Akram; Fitri Wahyuni; Muhammad Husaini Assauwab
Harmoni Sosial : Jurnal Pengabdian dan Solidaritas Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2024): Harmoni Sosial : Jurnal Pengabdian dan Solidaritas Masyarakat
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62383/harmoni.v1i2.186

Abstract

One of the consequences of poor nutritional management in toddlers is stunting. One nutritious alternative food to prevent stunting at a relatively cheaper price is sweet corn. Sweet corn is increasingly popular and widely consumed because it has a sweeter taste than regular corn (Kartika, 2019). Siswono (2004 in Surtinah, 2013) reported that the sugar content of the master sweet variety is 16 – 18%, close to the sugar content of cane, namely 19%. Sweet corn contains 96 cal Energy, 3.5 g Protein, 1.0 g Fat, 22.8 g Carbohydrates, 3.0 mg Calcium, 111 mg Phosphorus, 0.7 mg Iron, Vitamin A 400 SI, Vitamin B 0, 15 mg, Vitamin C 12.0 mg, and water 72.7 g Iskandar, 2006). This service activity was carried out at the Kampung Jawa Village Hall, Blangkejeren District, Gayo Lues Regency. The parties involved in this activity were lecturers from the Agrotechnology and Forestry study program, PSDKU Gayo Lues, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University as resource persons, as well as the Agrotechnology and Animal Husbandry study program, Faculty of Agriculture, Gunung Leuser University, Aceh Kutacane, village midwives as partners, village heads as facilitators and the village community. Javanese Village as a participant. Survey of activity locations, socialization of service activities, implementation of service activities, evaluation of service activities. The conclusions from this activity are: 1. Regarding the causes, characteristics, dangers and prevention of stunting by related parties, this is one of the first steps in efforts to improve the nutrition of pregnant women and toddlers in the Kampung Jawa Village community. 2. Sweet corn is an alternative food source that can be consumed by pregnant women and toddlers to prevent stunting. 3. This activity attracts the attention of mothers participating in socialization and Posyandu in Kampung Jawa Village and can increase their knowledge about preventing and handling stunting.
Konsumsi Jagung Manis Sebagai Sumber Pangan Alternatif Syarat Gizi Pencegah Stunting Pada Balita di Desa Kampung Jawa Blangkejeren Gayo Lues Mario Pani; Rahayu Eka Sari; Ali Makmur; Anuar Ramut; Joharsah Joharsah; Habibul Akram
MENGABDI : Jurnal Hasil Kegiatan Bersama Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2024): Juni : MENGABDI : Jurnal Hasil Kegiatan Bersama Masyarakat
Publisher : Asosiasi Riset Ekonomi dan Akuntansi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/mengabdi.v2i3.610

Abstract

One of the consequences of poor nutritional management in toddlers is stunting. One nutritious alternative food to prevent stunting at a relatively cheaper price is sweet corn. Sweet corn is increasingly popular and widely consumed because it has a sweeter taste than regular corn (Kartika, 2019). Siswono (2004 in Surtinah, 2013) reported that the sugar content of the master sweet variety is 16 – 18%, close to the sugar content of cane, namely 19%. Sweet corn contains 96 cal Energy, 3.5 g Protein, 1.0 g Fat, 22.8 g Carbohydrates, 3.0 mg Calcium, 111 mg Phosphorus, 0.7 mg Iron, Vitamin A 400 SI, Vitamin B 0, 15 mg, Vitamin C 12.0 mg, and water 72.7 g Iskandar, 2006). This service activity was carried out at the Kampung Jawa Village Hall, Blangkejeren District, Gayo Lues Regency. The parties involved in this activity were lecturers from the Agrotechnology and Forestry study program, PSDKU Gayo Lues, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University as resource persons, as well as the Agrotechnology and Animal Husbandry study program, Faculty of Agriculture, Gunung Leuser University, Aceh Kutacane, village midwives as partners, village heads as facilitators and the village community. Javanese Village as a participant. Survey of activity locations, socialization of service activities, implementation of service activities, evaluation of service activities. The conclusions from this activity are: 1. Regarding the causes, characteristics, dangers and prevention of stunting by related parties, this is one of the first steps in efforts to improve the nutrition of pregnant women and toddlers in the Kampung Jawa Village community. 2. Sweet corn is an alternative food source that can be consumed by pregnant women and toddlers to prevent stunting. 3. This activity attracts the attention of mothers participating in socialization and Posyandu in Kampung Jawa Village and can increase their knowledge about preventing and handling stunting.