Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

OPTIMASI WAKTU HIDROLISIS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT MENJADI FURFURAL BERBANTUKAN GELOMBANG MIKRO Rahim, Marinda; Nadir, Mardhiyah
Konversi Vol 4, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v4i2.265

Abstract

Abstrak- Sebagai daerah sentra pengembangan perkebunan kelapa sawit dan industri crude palm oil (CPO), Kalimantan Timur memiliki potensi untuk menghasilkan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dalam jumlah yang cukup besar. TKKS merupakan limbah padat dari hasil industri CPO yang menggunakan tandan buah sawit (TBS) sebagai bahan bakunya.  Bagian TKKS adalah 23% dari TBS. TKKS memiliki nilai ekonomi yang tinggi jika diolah lebih lanjut. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menghidrolisis kandungan pentosan di dalam TKKS menjadi furfural. Tujuan penelitian ini adalah megembangkan teknik hidrolisis satu tahap TKKS menjadi furfural dengan bantuan gelombang mikro untuk mendapatkan waktu optimum yang dapat mengasilkan furfural maksimum.. Pada penelitian ini 10 gram TKKS ditambahkan dengan 250 mL H2SO4 15% sebagai katalis. Campuran kemudian dihidrolisis menggunakan bantuan gelombang mikro dengan variasi waktu 15, 30, 45, 60, 75, 90, dan 105 menit. Hasil analisa dengan Gas Chromatography (GC) menunjukkan hasil furfural tertinggi diperoleh pada waktu 75 menit dengan konsentrasi 1,34 mg/mL.  Kata Kunci: furfural, gelombang mikro, hidrolisis, TKKS Abstract- As a regional center for the development of oil palm plantations and crude palm oil (CPO) industry, East Kalimantan has the potential to produce oil palm empty fruit bunches (EFB) in large enough quantities. EFB is the solid waste from the palm oil industry which uses palm fruit bunches (FFB) as a raw material. EFB part is 23% of FFB. Whereas EFB has a high economic value if processed further. One of the method that is used to hydrolyze the content of pentosan in EFB into furfural. The purpose of this research is to develop one step hydrolysis technique of EFB into furfural  with microwaves assistance  to obtain the optimum time which can produce maximum furfural. In this research 10 grams of EFB was added with 250 mL of H2SO4 15%  as the catalyst. The mixture was then hydrolyzed using microwave-assisted with a time variety of for 15, 30, 45, 60, 75, 90, and105 minutes. The results of analysis by Gas Chromatography (GC) showed that the highest results of furfural  was at 75 minutes with a concentration of 1.34 mg / mL. Keywords: EFB, furfural, microwaves, hydrolysis
PENINGKATAN KADAR GLISEROL HASIL SAMPING PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN METODE ADSORPSI ASAM LEMAK BEBAS (ALB) MENGGUNAKAN FLY ASH Nadir, Mardhiyah; Marlinda, Marlinda
Konversi Vol 2, No 2 (2013): Oktober 2013
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v2i2.69

Abstract

Proses produksi biodiesel menimbulkan hasil samping crude glycerol sekitar 10% (w/w). Kadar gliserol dalam crude tersebut masih rendah karena masih mengandung pengotor sehingga perlu pemurnian agar dapat dimanfaatkan untuk bahan baku industri, misalnya industri obat dan kosmetika. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemurnian crude glycerol dengan metoda adsorpsi menggunakan fly ash dan menentukan kapasitas adsorpsinya. Data kesetimbangan adsorpsi asam lemak bebas dalam gliserol didekati dengan Model Langmuir dan Freundlich. Berat adsorben pada penelitian ini berturut- turut 2,5; 5,0; 7,5 dan 10 gram dengan waktu adsropsi bervariasi selama 40, 50, 60 , 70 dan 80 menit. Hasil pemurnian dianalisa kandungan asam lemak bebas dan gliserol. Kadar asam lemak bebas dapat teradsorpsi maksimum ketika pemurnian menggunakan 10 g adsorben selama 60 menit. Kapasitas maksimum adsorpsi sebesar 5,186x10-4 mmol/g. Berdasarkan nilai koefisien korelasi (R2) menunjukkan bahwa model Langmuir dan Freundlich cocok untuk penelitian ini. Kata kunci : adsorpsi, Crude glycerol, biodiesel, fly ash Crude glycerol is a byproduct of the production of biodiesel produced about 10% (w/w) of the weight of biodiesel . Crude glycerol still contains many impurities that cause low levels of glycerol into that utilization is not maximized . Purified glycerol widely used in several fields such as manufacture of drugs and cosmetic. Therefore, there needs to be a process of purification in order to obtain higher levels of glycerol . This study aims to perform the purification of crude glycerol to determine the method of adsorption and adsorption capacity of fly ash. Adsorption processes associated with the equilibrium adsorption performed at constant temperature (isotherms) to obtain the maximum adsorption capacity data. Langmuir and Freundlich models proposed to interpret the data of adsorption equilibrium of free fatty acids in the glycerol . This research was carried out by varying the mass of adsorbent 2.5g , 5.0g , 7.5g and 10g, and the adsorption time 40, 50, 60, 70 and 80 minutes. Purification of crude glycerol were analyzed using analysis of free fatty acids and glycerol analysis. The results showed that 10g Mass adsorbent and adsorption time of 60 minutes can reduce Free Fatty Acid (FFA) that glycerol levels increased . The maximum adsorption capacity of 5.186 x10- 4 mmol/g. Based on the value of the correlation coefficient (R2) indicates that the Langmuir and Freundlich models are suitable for this study. Keywords: adsorption, crude glycerol, biodiesel, fly ash  
EKSPLORASI PEWARNAAN BEBERAPA JENIS KAIN MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI JOLAWE DAN SECANG DENGAN FIKSASI TAWAS, BAKING SODA DAN JERUK NIPIS Andansari, Dita; Nadir, Mardhiyah
JURNAL KREATIF: DESAIN PRODUK INDUSTRI DAN ARSITEKTUR Vol 4 No 2 (2017): Volume 4, No. 2, April 2017
Publisher : Indonesian Society of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri kreatif di Indonesia rata-rata memberikan kontribusi PDB sebesar 6,3 persen dari total PDB Nasional dengan nilai Rp. 104,6 triliun pada tahun 2002-2006. PDB industri kreatif saat ini masih didominasi oleh kelompok fesyen, kerajinan, periklanan dan desain. Menurut Menperin MS Hidayat, dari tujuh sektor industri kreatif yang ada, sektor andalan yang bisa terus tumbuh dan meningkatkan ekspor adalah industri fashion dan kerajinan serta komputer dan piranti lunak. Lebih jauh, ekspor industri fashion dan kerajinan mencapai 13 miliar dolar AS per tahun. Dengan peluang ekspor yang besar, maka kerajinan di bidang fashion di Kalimantan Timur seharusnya lebih dikembangkan. Kerajinan khas di Kalimantan Timur terdiri dari berbagai macam produk, baik batik, tenun, kerajinan kayu dan kerajinan lainnya. Di bidang fashion khususnya busana dan pelengkap busana yang banyak dibuat oleh UKM di Kalimantan Timur diantaranya adalah dari bahan batik dan tenun. Belum ada usaha untuk mengembangkan jenis bahan dan teknik yang lain yang bisa dijadikan sebagai diversifikasi produk kerajinan. Salah satu teknik yang bisa dikembangkan di Kalimantan Timur adalah teknik pewarnaan jumputan atau tie dye. Selain kurangnya diversifikasi dari sudut teknik pewarnaan, penggunaan jenis bahan, penggunaan pewarna alami belum banyak digunakan. Sehingga dilakukan penelitian Eksplorasi Pewarnaan Beberap Jenis Kain Menggunakan Pewarna Alami Jolawe dan Secang dengan Fiksasi Tawas, jeruk nipis dan baking soda. Metode yang dilakukan adalah eksperimen dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil yang didapat adalah pewarnaan pada jenis kain katun prima, hero/eru, mori, katun primis, mori (hulala), titoron, katun Jepang halus (Roberto) dan katun Jepang sedang (Kenter), penggunaan fiksator tawas adalah yang paling menghasilkan penyerapan warna yang baik, untuk pewarna alami secang, penggunaan fiksator jeruk nipis dan baking soda kurang direkomendasikan kecuali memerlukan tampilan merah muda ke arah kecoklatan untuk fiksator jeruk nipis dan merah muda dengan value rendah untuk fiksator baking soda dan penggunaan pewarna alami jolawe, untuk penggunaan fiksator jeruk nipis dan baking soda tidak disarankan.
Modification of organic waste into multi-functional products for household needs Marlinda, Marlinda; Nadir, Mardhiyah; Faisal, Muhammad; Syam, Muhammad Taufik; Basuki, Basuki; Amanda, Dea Prisca
Community Empowerment Vol 6 No 9 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.5972

Abstract

ACC (Ability, Care, Cultured) community is residents who have processed inorganic waste regularly, while organic waste has not been processed. This condition causes more organic waste to accumulate in landfills (TPS). This is due to the lack of knowledge and lack of desire for organic waste processing. The transfer of knowledge and sustainable assistance is the goal of this community service until ACC residents can independently process organic waste into multi-functional products. The methods used are training, mentoring and evaluation. The training was conducted to educate the residents in producing organic waste processing products in the form of liquid organic fertilizer (POC) and eco-enzyme solutions. After the training, the community has been able to make organic waste processing products independently.
PENGARUH JENIS KATALIS PADA PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH Putri, Dian Ramadhani; Irwan, Muh.; Nadir, Mardhiyah
Dalton : Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia Vol 7, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/dl.v7i2.15158

Abstract

Penggunaan minyak goreng  merupakan salah satu kebutuhan pokok pada kehidupan masyarakat yang sangat dibutuhkan setiap hari. Minyak goreng yang tidak bisa dipakai akan menghasilkan limbah berupa minyak bekas (jelantah). Salah satu upaya untuk mengurangi limbah minyak jelantah yaitu dengan pembuatan biodiesel. Pada Pengerjaan biodiesel dapat melakukan analisa transesterifikasi minyak dan metanol dengan bantuan katalis homogen seperti katalis KOH, NaOH dan NaOCH3. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis katalis KOH 1%, NaOH 1% dan NaOCH3 1%. Minyak jelantah dan metanol perbandingan (1:9) ditransesterifikasi pada suhu 65°C dan waktu reaksi transesterifikasi 120 menit dengan menggunakan 0,896 gram katalis KOH, NaOH dan NaOCH3. Hasil biodiesel terbaik pada katalis NaOCH3 dengan yield terbanyak 78,67%, densitas 40°C 875,4 kg/m3, viskositas kinematik 40°C 5,68 cSt, kadar air 0,049 %, bilangan asam 0,727 mgKOH/g dan kadar metil ester 51,19%. Semua parameter biodiesel telah memenuhi SNI 7182:2015, kecuali untuk kadar metil ester belum memenuhi SNI 7182:2015.
Persentase Penurunan Kadar Besi (Fe) Pada Air Sumur Bor Menggunakan Adsorben Bulu Ayam Pedaging (Gallus Domesticus) Teraktivasi Kalium Hidroksida (KOH) Pradeka, Reggy Nesta; Nadir, Mardhiyah; Mustafa, Mustafa
Jurnal Chemurgy Vol 9, No 1 (2025): Jurnal Chemurgy-Juni 2025
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/cmg.v9i1.16341

Abstract

Bulu ayam pedaging (gallus domesticus) merupakan limbah yang banyak dihasilkan dari industri Rumah Pemotongan Ayam (RPA). Populasi ayam pedaging berbanding lurus dengan jumlah limbah yang dihasilkan oleh RPA. Salah satunya berupa bulu ayam yang jumlahnya sebesar 242 hingga 301 Ton per tahun. Bulu ayam merupakan bahan alami dengan komposisi kimia:  protein  81%, lemak 1,2%, abu 1,3% dan lainnya. Protein keratin pada bulu ayam mengandung beberapa gugus fungsi utama yang diantaranya gugus karboksil (R-COOH), hidroksil (R-OH), amino (R-NH2) dan sulfhidril (R-SH). Hal ini sangat baik digunakan sebagai biosorben pada proses adsorpsi Fe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui massa adsorben bulu ayam teraktivasi KOH yang optimum pada proses adsorpsi kadar besi (Fe) dalam air sumur bor dan mengetahui persentase adsorpsi. Adsorben bulu ayam diaktivasi menggunakan aktivator kalium hidroksida (KOH) 0,1 M. Sampel air sumur bor diadsorpsi menggunakan biosorben dengan variabel massa adsorben (1 gram, 2 gram, 3 gram, 4 gram, dan 5 gram) selama 60 menit. Penentuan konsentrasi Fe terlarut menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase optimal pada massa adsorben 2 gram yaitu sebesar 87,47% atau kadar besi dalam air sumur bor sebesar 0,58 mg/L.
PENGENALAN HIDROPONIK DAN PUPUK ORGANIK CAIR DI KALANGAN PEREMPUAN PEKERJA KEBERSIHAN POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA Nadir, Mardhiyah; Rahim, Marinda; yana, Fitri; Pangestu, Galih; Fadilan, Amjat
Mitra Akademia: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 (2022): Mitra Akademia: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32722/mapnj.v5i1.4509

Abstract

Female cleaning service employees at Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) are mostly housewives with low-grade education and working to help their husbands to increase their income. Their income will be increased as long as they have the knowledge and skill to produce other businesses such as organic nutrients and hydroponic organic vegetable plants from garbage or waste. This community service activity was held at the Politeknik Negeri Samarinda campus’ nearby area with training and practice methods. 15 female cleaning service workers on this campus., The first session was subject to making liquid organic fertilizer using waste materials from Terminalia catappa L. leaves and banana peels which are fermented using EM-4 bacteria and brown sugar nutrients which are used as organic nutrients for hydroponic plant. Meanwhile, the second session was subject to making hydroponicmedia from waste materials such as mineral water glass packaging, mineral water bottles, used Styrofoam from fruit or rice packaging, and wasted flannel. At the end of the community service activity, the participants had a well understanding of making liquid organic fertilizer and hydroponic media.Keywords: garbage, hydroponic, liquid organic fertilizer Abstrak Pekerja perempuan yang menjadi pegawai cleaning service di Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) mayoritas merupakan pekerja perempuan rumah tangga berpendidikan rendah, yang bekerja untuk membantu suami guna menambah penghasilan keluarga. Penghasilan pekerja perempuan petugas cleaning service ini dapat ditingkatkan jika mereka memiliki pengetahuan untuk membuat nutrisi organik serta tanaman sayur organik hidroponik yang dapat dijual dengan memanfaatkan bahan utama yang sudah menjadi sampah atau limbah yang dengan mudah dapat diperoleh oleh pekerja perempuan tersebut. Peserta terdiri dari 15 orang pekerja perempuan cleaning service di Polnes. Sesi pertama merupakan materi untuk membuat pupuk organik cair dengan menggunakan bahan sampah daun ketapang dan kulit pisang yang difermentasi menggunakan bakteri EM-4 dan nutrisi gula merahyang digunakan sebagai nutrisi organik untuk tanaman hidroponik. Sedangkan sesi kedua merupakan materi pembuatan media hidroponik dari bahan-bahan limbah seperti kemasan gelas air mineral, botol air mineral, styrofoam bekas kemasan buah atau nasi, dan kain perca bekas. peserta pelatihan telah sangat memahami cara membuat pupuk organik cair dan media hidroponik.Kata kunci: hidroponik, pupuk organik cair, sampah organik