Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Clumsiness Made Supartha; Soetjiningsih Soetjiningsih; I.G.A Endah Ardjana; I.G.A Trisna Windiani
Sari Pediatri Vol 11, No 1 (2009)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (933.47 KB) | DOI: 10.14238/sp11.1.2009.26-31

Abstract

Clumsiness adalah salah satu gangguan perkembangan yang ditandai dengan gangguan bermakna koordinasi motorik. Diagnosis ini dibuat hanya bila gangguan tersebut mempengaruhi pencapaian akademis atau aktifitas kehidupan sehari-hari. Gangguan koordinasi yang terjadi tidak diakibatkan oleh suatu kondisi medis tertentu dan tidak memenuhi kriteria gangguan perkembangan pervasif. Jika disertai retardasi mental maka gangguan motorik tersebut akan tampak mendominasi. Prevalensi clumsiness diperkirakan 6%-13% dari populasi anak. Diagnosis clumsiness didasarkan pada kriteria diagnostik menurut Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) IV. Pendekatan terapi clumsiness meliputi terapi okupasi dan fisioterapi yang secara garis besar dikategorikan dalam pendekatan bottom-up maupun pendekatan top-down. Tanpa intervensi khusus, anak-anak yang mengalami clumsiness akan menetap hingga dewasa
Clinical predictors of hypoxemia in 1-5 year old children with pneumonia Made Supartha; Putu Siadi Purniti; Roni Naning; Ida Bagus Subanada
Paediatrica Indonesiana Vol 50 No 6 (2010): November 2010
Publisher : Indonesian Pediatric Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.921 KB) | DOI: 10.14238/pi50.6.2010.355-60

Abstract

Background Pneumonia remains a major killer of under five children. Hypoxemia is the most serious manifestation of pneumonia. The most reliable way to detect hypoxemia is an arterial blood analysis or SPar However, these tools are not widely available; therefore, a simple clinical manifestation should be used as an alternative.Objective To determine clinical predictors of hypoxemia in 1-5 year-old children with pneumonia in Indonesia.Methods This study was conducted between February 2007 to  August 2008 at Sanglah Hospital, Denpasar, Bali. Sample was selected using a convenient sampling method. Subjects were divided into group of hypoxemia and nonnal saturation. We did clinical examination and SpOz measurement, as the gold standard, simultaneously.Results From 120 subjects" the prevalence of hypoxemia was 17.5%. The best single clinical predictors of hypoxemia was cyanosis (sensitivity 43%, specificity 99%, positive predictive value (PPV) 90%, negative predictive value (NPV) 89%). The best combination of clinical predictors of hypoxemia was cyanosis and head nodding (sensitivity 43%, specificity 99%, PPV 90%, NPV 89%.Conclusion Cyanosis or combination of cyanosis and head nodding is useful clinical predictors of hypoxemia in childhood pneumonia.
Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan Galbi Widad; Ananta Fittonia Benvenuto; Ronanarasafa Ronanarasafa; Made Supartha
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 3 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Supp Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.969 KB)

Abstract

Penyakit diare masih menjadi masalah global dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara berkembang, dan juga sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia. WHO merekomendasikan ASI Eksklusif untuk bayi sampai umur 6 bulan dan kemudian dilanjutkan bersama makanan pendamping ASI sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih. Susu formula merupakan salah satu jenis makanan prelaktal yang sering diberikan pada neonatus. Untuk mengetahui hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Karang Pule Kota Mataram. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analitik observasional dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan di Puskesmas Karang Pule Kota Mataram pada bulan November – Desember 2021. Sampel penelitian sebanyak 78 responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Chi-Square. Responden yang tidak diberi susu formula dan tidak menderita diare sebanyak 23 orang (74,2%). Responden yang diberi susu formula dan tidak menderita diare sebanyak 8 orang (25,8%). Sedangkan responden yang tidak diberi susu formula namun menderita diare sebanyak 22 orang (53,2%), dan responden yang diberi susu formula dan menderita diare sebanyak 25 orang (46,8%). Berdasarkan p value yang didapat melalu uji chi square dengan tabel 2x2 didapatkan p value (0,017) < α (0,05). Adanya hubungan yang bermakna antara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Karang Pule Kota Mataram.
Relationship Between Gender, Immunization Status, and Vitamin A Supply with The Incidence of Pneumonia in Toddlers Sakiguna, Muhamad; Irawan, Risky; Andriana, Ana; Supartha, Made
Jurnal Biologi Tropis Vol. 25 No. 1 (2025): Januari - Maret
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v25i1.8407

Abstract

Particularly in underdeveloped nations, acute lower respiratory tract infections, such as pneumonia, are a leading cause of sickness and mortality in children under five. Pneumonia risk factors include both external and intrinsic variables. The purpose of this study was to determine the relationship between gender, immunization status, and vitamin A administration with the incidence of pneumonia in toddlers at Praya Hospital, Central Lombok Regency in 2023. The analytical observational research method used a case control design. The sampling technique used purposive sampling. The data obtained were analyzed using the chi-square correlation test. The results of this study obtained respondents based on male gender as many as 56 respondents (56%), and female gender as many as 44 respondents (44%) with a p-value of 0.009. Respondents who had complete immunization status were 47 respondents (47%), and those who had incomplete immunization status were 53 respondents (53%) with a p-value of 0.000. Respondents who were given vitamin A were 82 respondents (82%) and those who were not given vitamin A were 18 respondents (18%) with a p-value of 0.001. There is a relationship between gender, immunization status, and vitamin A administration with the incidence of pneumonia in toddlers at Praya Hospital, Central Lombok Regency in 2023.