Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisis metode IHS, brovey dan gram-schmidt pada teknik image fusion dalam pengolahan citra digital untuk pemetaan habitat dasar perairan laut dangkal N Yulaita; Armijon; F Murdapa
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 5 (2022): SINTA
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.808 KB) | DOI: 10.23960/prosidingsinta.v5i.79

Abstract

Teknik image fusion telah banyak digunakan oleh peneliti pada berbagai bidang kebutuhan, seperti analisis penggunaan lahan dan lain sebagainya. Namun, teknik image fusion belum dimanfaatkan secara optimal untuk penelitian di wilayah perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat ketelitian teknik image fusion menggunakan metode IHS, brovey dan gram-schmidt untuk diterapkan di wilayah perairan, dalam pemetaan habitat dasar perairan laut dangkal. Lokasi penelitian dilakukan di perairan Pulau Tegal, Provinsi Lampung. Data yang digunakan, yaitu data citra multispektral dan pankrometrik SPOT-6 tahun 2020 serta data sample dari survei lapangan. Metode analisis yang digunakan pada penelitian kali ini adalah deskriptif kuantitatif dengan memanfatkan hasil uji akurasi dengan perhitungan confusion matrix. Penetapan hasil uji akurasi diperoleh dari Peraturan Kepala BIG No. 8 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Pengumpulan dan Pengolahan Data Geospasial Habitat Dasar Perairan Laut Dangkal. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat ketelitian teknik image fusion metode IHS memiliki nilai ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan metode brovey dan gram-schmidt untuk diterapkan dalam pemetaan habitat dasar perairan laut dangkal di Pulau Tegal. Hal tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan confusion matrix dengan nilai akurasi keseluruhan (overall accuracy) untuk metode IHS yaitu sebesar 76%, metode brovey yaitu sebesar 71% dan metode gram-schmidt yaitu sebesar 51%.
Analisis pengaruh optimasi desain jaring untuk pengukuran Ground Control Point (GCP) terhadap ketelitian skala hasil rektifikasi foto udara Armijon; R. Amalia; Fajriyanto
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 6 (2023): Prosiding Seminar Nasional Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industri (SINTA) 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas ketelitian foto udara yang baik apabila memiliki tingkat akurasi tinggi yangdapat dihasil dari proses koreksi foto dengan GCP yang teliti. GCP merupakan titikbantu di lapangan yang digunakan untuk mengkoreksi suatu foto udara dalammengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi pada foto. Untuk menghasilkan akurasititik GCP yang baik, dibutuhkan pengukuran GCP yang teliti. Dengan begitu untukmenghasilkan akurasi foto yang baik perlu ditentukan GCP yang teliti. PenentuanGCP yang teliti dapat menggunakan desain jaring. Dalam koreksi foto udara banyakvariabel yang mempengaruhinya, sehingga apakah usaha untuk meningkatkanketelitian GCP melalui desain jaringan cukup signifikan mempengaruhi ketelitianpeta foto udara, sehingga perlu dianalisis sejauh mana pengaruh kualitas jaringterhadap peningkatan kualitas ketelitian peta foto. Metode yang digunakan dalamoptimasi desain jaring dengan 4 model desain jaringan menggunakan pendekatankuadrat terkecil dengan hitung perataan parameter. Data foto hasil akuisisimenggunakan UAV. Sebaran dan penempatan GCP ditentukan berdasarkan hasildesain jaring dan diukur dengan teknologi GNSS. GCP hasil optimasi desain jaringdigunakan untuk pembentukan orthotphoto secara digital. Perhitungan nilai CE90digunakan untuk menentukan tingkat ketelitian horizontal skala peta. Berdasarkanketelitian skala peta dapat diketahui tingkat akurasi foto yang dihasilkan. Selanjutnyadilakukan analisis ketelitian skala peta berdasarkan variasi desain jaring GCP. Desain1 merupakan desain paling optimal dengan nilai variansi-kovariansi dan SOF sebesar1,629877694 dan 0,25. Pada pembentukan orthotphoto, desain 3 memiliki kesalahanpaling kecil yaitu sebesar 8,37596 cm. Ketelitian skala berdasarkan CE90 yangdihasilkan pada desain 1, desain 2, desain 3, dan desain 4 sebesar 0,250184; 0,277924;0,127105, dan 0,302074 termasuk ke dalam kelas 1 ketelitian skala 1:1.000. Hal inidapat disimpulkan bahwa perbedaan model desain jaringan tidak terlalumempengaruhi ketelitian skala peta foto udara
Analisis Aspek Teknis secara Spasial pada Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Lintas Wilayah antara Kab. Lampung Selatan dan Kab. Lampung Timur Armijon; Anggun Tridawati; Novianti, Tika Christy; Susanti, Ida
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 6 (2023): Prosiding Seminar Nasional Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industri (SINTA) 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pentingnya peranan dan fungsi air minum / air bersih sebagai salah satu kebutuhanpokok untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatuwilayah, maka dipandang mendesak perlu direncanakan suatu Sistem Penyediaan AirMinum (SPAM) sebagai salah satu pemanfaatan sumber daya air dan pengolahansanitasi sebagai salah satu bentuk perlindungan dan pelestarian sumber daya air.Undang Undang telah mengamanatkan bahwa tugas pengembangan PembangunanJaringan Air Bersih/Air Minum merupakan tugas Pemerintah Kabupaten/Kota seiringdengan tugas tersebut guna menuju terpenuhinya mutu dan keluaran hasilpengembangan infrstruktur di bidang air minum, khususnya Provinsi Lampung, makadiperlukan suatu studi kelayakan dalam rencana pengembangan sistem penyediaan airminum. Penelitian ini berbasis analisis spasial untuk mendukung analisis kelayakanyang berdasarkan karakteristik wilayah kajian serta keterkaitan antar lokasi sertaposisi di dalamnya dengan memfokuskan pada kajian analisis hot spot (identifikasikeberadaan pusat sumber air bersih serta titik-titik distribusinya). Analisis spasialakan memanfaatkan bantuan teknologi GIS sedangkan simulasi distribusi akanmenggunakan pemodelan dinamis untuk menghasilkan rekomendasi jaringandistribusi dan Analisis kelayakannya secara teknis. Kajian kelayakan meliputi kajianAlternatif pemilihan SPAM regional yang terbaik sampai dengan penentuan lokasi offtake, Simulasi Jaringan Distribusi, dan Opsi skema pembangunan SPAM termasukhasil analisis kelayakan. Dengan memperhitungkan koefisien limpasan penggunaanlahan dan luas lahan yang menghasilkan koefisien limpasan tertimbang, maka totalketersediaan air di Zona 3 sebesar 363.798.370,20 m3/th. Status neraca air dinyatakan surplus sampai tahun 2031 yang kemudian mulai menurun dan defisit mulai tahun2035. Untuk kualitas air baku terdapat beberapa parameter yang telah melebihi bakumutu yang berada dibawah ambang batu mutu yang dipersyaratkan sehingga perludilakukan mitigasi kualitas air baku. Besarnya debit rata-rata SPAM Zona 3 padaTahun 2041 sebesar 584,70 liter/detik, debit harian maksimum sebesar 701,64liter/detik dan debit jam puncak SPAM Zona 3 sebesar 877,05 liter/detik. Simulasijaringan pipa dengan Perhitungan hidrolis pipa transmisi air baku dengan EPANETberhasil mensimulasikan distribusi jaringan dengan baik. Berdasarkan kajiankelayakan teknis menunjukan penyelenggaraan SPAM Regional 2 untuk WilayahPelayanan Zona 3 Provinsi Lampung dinyatakan layak untuk dikembangnkan.
Analisis Tingkat Kerentanan Lingkungan Berdasarkan Ancaman Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Pesawaran Armijon; Setiadi, G Iwang; Novianti, T Christy
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 6 (2023): Prosiding Seminar Nasional Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industri (SINTA) 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pesawaran Nomor 6 Tahun 2019 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pesawaran Tahun 2019-2039, KabupatenPesawaran merupakan wilayah yang berpotensi terjadi bencana tanah longsor. Daerahyang rawan terhadap bencana alam akan menimbulkan aspek kerentanan. Salah satubagian dari kerentanan dalam bencana adalah kerentanan yang menyangkut aspeklingkungan (ekologis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentananlingkungan di Kabupaten Pesawaran dengan menggunakan metode analisis gridberbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan menggunakan metode overlay.Penentuan tingkat kerentanan lingkungan diawali dengan penentuan daerah ancamanlongsor dengan menggunakan data Digital Elevation Model (DEM) dan data ZonaKerentanan Pergerakan Tanah (ZKGT). Selanjutnya hasil pemetaan ancaman longsordivalidasi untuk membuktikan keakuratan penentuan daerah ancaman dengan metodependekatan matriks konfusi. Validasi ini dilakukan dengan menggunakan catatansejarah bencana. Sedangkan untuk menganalisis kerentanan lingkungan hidup,dilakukan penghitungan luas kawasan lindung (ekologis) yang terkena ancamanbencana tanah longsor berdasarkan administrasi desa sehingga menghasilkan tingkatkerentanan lingkungan hidup. Dari hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkanbahwa tingkat kerentanan lingkungan hidup di Kabupaten Pesawaran termasuk dalamkategori kerentanan tinggi dengan luas lingkungan terancam kerusakan 15.157 ha.
Monitoring Spasio-temporal Penutup Hutan di Kota Bandar Lampung menggunakan model Forest Canopy Density (FCD) Tridawati, Anggun; N, Tika Christy; Sumanjaya, Erlan; Wafi, Muhammad Aghnaka; Armijon
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 7 (2024): Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industi (SINTA) 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hutan sangat berkontribusi terhadap pembangunan wilayah yang ada di Asia Tenggara, salah satunya adalah Indonesia. Permasalahan saat ini adalah sejak tahun 1990, diperkirakan ada sekitar 420 juta hektar hutan telah hilang melalui konversi ke penggunaan lahan lain. Sehingga informasi terkait penutup hutan sangatlah diperlukan. Penelitian ini bertujuan monitoring spasio-temporal penutup hutan di Bandar Lampung menggunakan model forest canopy density (FCD) dan citra Landsat tahun 2013 dan 2023. Metodologi dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu: pengumpulan data, pra-pengolahan,Transformasi indeks vegetasi: AVI, BI, SI, dan SWA/TI, dan Perhitungan FCD. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya penurunan luas penutup hutan seluas 15,45 Ha di Bandar Lampung. Hal ini disebabkan oleh adanya deforestasi
Studi Spasial Perubahan Garis Pantai akibat Abrasi dan Akresi di Desa Gebang, Padang Cermin, Pesawaran Tridawati, Anggun; Aziz, Reyhan; Setiawan, Aldin Putra; Armijon
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 7 (2024): Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industi (SINTA) 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah pesisir memiliki peran strategis baik dari sisi ekologis, ekonomi, maupun sosial, namun sangat rentan terhadap perubahan bentang alam akibat dinamika gelombang, pasang surut, dan perubahan iklim. Informasi mengenai seberapa luasnya daratan yang sudah terkikis setiap tahunnya dan prediksi perubahan garis pantai yang akan terjadi beberapa tahun kemudian akan menjadi kajian yang sangat penting karena untuk digunakan dalam rencana pembangunan dan pengelolaan pesisir, untuk mitigasi bencana serta untuk pencegahan abrasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan garis pantai menggunakan metode Digital Shorline Analisis System (DSAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan perubahan garis pantai yang telah terjadi selama 10 tahun terakhir diakibatkan oleh proses abrasi secara dominan, dengan luas perubahan abrasi sebesar 0,23 Ha dan 0,01 Ha kemudian proses akresi yang terjadi pada 2017 sampai tahun 2022 sebesar 0,01 Ha dan 0,05 Ha, dengan total abrasi pantai sebesar 0,24 Ha dan akresi sebesar 0,06 Ha.