Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Spatial Analysis to Mitigate the Spread of Covid-19 Based on Regional Demographic Characteristics Ghazali, Mochamad Firman; Tridawati, Anggun; Sugandi, Mamad; Anesta, Aqilla Fitdhea; Wikantika, Ketut
Forum Geografi Vol 35, No 1 (2021): July 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v35i1.12325

Abstract

COVID-19 is currently the hot topic of conversation because of its ability to spread relatively quickly, in line with everyday human activities. It is unknown exactly the dominant environmental factors and their influence on the spread of COVID-19 in the last four months. Its distribution ability is no longer locally but has succeeded in making several countries stop its important activities globally. Non-spatial data such as positive confirmed population data, population-based on age, and Landsat 7 satellite imagery data were used to determine the spatial characteristics of the COVID-19 distribution until October September 2020. Inverse distance weighted (IDW), Moran's I and Local Indicator Spatial Association (LISA), as well as the ratio of the old population to the population, confirmed positive (+) were used as an approach to determine the characteristics of its distribution. Besides information on residential areas, surface temperature, and surface humidity based on supervised classification, land surface temperature (LST), and the normalized difference water index (NDWI) of Landsat 7 satellite imagery is used to enrich the spatial analysis carried out. The study results show a population concentration of COVID-19 towards the city of Bandung, with Moran's I result in not showing a good correlation. Meanwhile, the LISA results show that areas with a large or small number of elderly residents do not always have high positive COVID-19 numbers. The relation between the positive population (+) COVID-19 population and the built-up area (settlement), the surface temperature in the built-up area, surface humidity, and old age population based on the coefficient of determination (R2) is 0.03, 0.28, 0.25, and 0.019. This shows the level of vulnerability of the area is low. So, in the end, a recommendation for handling can be produced by taking into account the demographic characteristics of the area appropriately
ANALISIS PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN TAHUN 2013-2022 DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH ENGINE Novianti, TIka Christy; Armijon; Tridawati, Anggun; Samri, Ahmad Sofyan
Jurnal Tekno Global Vol. 13 No. 01
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jtg.v13i01.4256

Abstract

ABSTRACT Population growth, urbanization, policy changes, economic activities, agriculture, infrastructure development, and climate change are some of the factors that can lead to land cover changes. This necessitates serious monitoring to determine the extent of land changes occurring. Semarang City is one of the cities that has undergone significant land changes. This can be seen from the substantial areas that have undergone land-use conversion. This study aims to observe land cover changes in Semarang City using Landsat 8 TOA satellite imagery analyzed through the Google Earth Engine (GEE) platform. GEE is an alternative for image processing as it simplifies the process of image analysis compared to conventional desktop-based image processing methods. The classification is performed using a machine learning algorithm with the Classification and Regression Trees (CART) method tha available in GEE. The accuracy of the classification is tested using the confusion matrix calculation. The results obtained show the accuracy of land cover change testing for the years 2013, 2016, 2019, and 2022, with kappa accuracies reaching 96.7%, 93.78%, 94.54%, and 96.04%, respectively. The effectiveness of image processing on the GEE platform shows that GEE can be used as a fast and efficient alternative for image processing. Based on the research findings, it is shown that residential areas experience significant increases every year. Therefore, the increase in residential areas has a significant impact on the surrounding environment, such as increasing urban temperatures, which reduces the comfort level of residents, especially in Semarang City.  Keywords : Land Cover, Landsat 8 Satellite Imagery, Google Earth Engine   ABSTRAK Pertumbuhan populasi, urbanisasi, perubahan kebijakan, aktivitas ekonomi, pertanian, pengembangan infrastruktur, dan perubahan iklim adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan perubahan tutupan lahan. Hal ini memerlukan pemantauan yang serius untuk melihat seberapa besar perubahan lahan yang terjadi. Kota Semarang merupakan salah satu kota yang telah banyak mengalami perubahan lahan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya wilayah yang telah beralih fungsi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan tutupan lahan di Kota Semarang dengan menggunakan data citra satelit Landsat 8 TOA yang di analisis menggunakan platform Google Earth Engine (GEE). GEE menjadi alternatif pengolahan citra karena memudahkan pengguna dalam melakukan pengolahan dan analisis citra dibandingkan dengan metode konvensional pengolahan citra berbasis desktop. Klasifikasi dilakukan dengan algoritma machine learning menggunakan metode Classification and Regression Trees (CART) yang tersedia di GEE. Uji akurasi klasifikasi dilakukan dengan menggunakan perhitungan confusion matrix. Hasilnya diperoleh uji akurasi perubahan tutupan lahan pada tahun 2013, 2016, 2019 dan 2022, akurasi kappa masing-masing mencapai 96,7%, 93,78%, 94,54%, dan 96,04%. Efektifitas pengolahan citra di platform GEE menunjukkan bahwa GEE dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengolahan citra yang cepat dan efisien. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah pemukiman mengalami kenaikan yang signifikan setiap tahun Oleh karena itu, peningkatan pemukiman memberi dampak yang signifikan terhadap lingkungan sekitar, seperti peningkatan suhu kota, yang menyebabkan tingkat kenyamanan penduduk semakin berkurang, terutama di Kota Semarang.  Keywords : Tutupan Lahan, Citra Satelit Landsat 8, Google Earth Engine.
Analisis Tingkat Kekritisan Lingkungan dengan Metode Environmental Critical Index (ECI) di Kota Bandar Lampung Aprilia, Firda Putri Aprilia; Fajriyanto, Fajriyanto; Tridawati, Anggun
Jurnal Tekno Insentif Vol 19 No 1 (2025): Jurnal Tekno Insentif
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36787/jti.v19i1.1721

Abstract

Kekritisan lingkungan adalah kondisi suatu wilayah yang menunjukkan tingkat kerusakan atau kekritisan yang dapat memengaruhi kemampuan lingkungan dalam mendukung kehidupan manusia dan ekosistem. Faktor-faktor seperti minimnya vegetasi, peningkatan lahan terbangun, suhu permukaan tinggi, dan kepadatan penduduk berkontribusi pada kondisi ini. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kekritisan lingkungan di Kota Bandar Lampung serta hubungan antara NDVI, NDBI, LST terhadap kekritisan lingkungan. Metode yang digunakan adalah algoritma Environmental Critical Index (ECI) dengan data citra Landsat 8 (2014) dan Landsat 9 (2023). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kekritisan cukup signifikasan sebesar 50% terjadi pada area sangat kritis seluas 1.447,74 ha. Sebaliknya terjadi penurunan pada area tidak kritis sebesar 35% atau seluas 1.029,16 ha dan pada area kritis sebesar 15% atau seluas 418,58 ha. Hubungan yang sangat kuat dan paling berpengaruh terhadap kekritisan lingkungan adalaha NDBI dibandingkan dengan parameter lainnya.
PEMBUATAN PETA SKALA BESAR DUSUN TAQWASARI SECARA PARTISIPATIF UNTUK MENDUKUNG RPJMDESA DAN RKPDESA DI DESA NATAR KECAMATAN NATAR, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Sari, Atika; Armijon, Armijon; Tridawati, Anggun; Sumanjaya, Erlan
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol. 8 No. 1 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v8i1.451

Abstract

Dusun Taqwa Sari adalah salah satu Dusun yang terletak di Desa Natar, Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang terdiri dari 4 RT, Dusun ini berbatasan dengan Dusun Induk Natar di sebelah Uatar dan Timur, Dusun Marga Taqwa di sebelah selatan dan Dusun Sarirejo di sebelah barat. Perencanaan yang wajib di desar menurut Permendagri No. 114 Tahun 2014 adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa). Dalam rangka mendukung perencanaan tersebut maka salah satu alat untuk mengumpulkan data kondisi dan potensi desa adalah dengan penyusunan peta desa yang terintegrasi dalam satu peta satu kebijakan. Pada peta desa/dusun ini memiliki peranan antara lain, penegasan batas wilayah dusun, potensi perdagangan dan jasa, inventaris aset dusun, membantu perencanaan pembangunan infrastruktur dan dasar informasi pembangunan. Pemanfaatan keilmuan Geodesi dalam hal ini adalah pembuatan peta dengan melakukan survey lapangan seperti pemetaan batas dengan menggunakan GNSS dan juga marking titik-titik seperti perdagangan jasa di lapangan yang selanjutnya akan di tampilkan dalam bentuk peta dusun.
BANTUAN TEKNIS PEMBUATAN PETA GARIS, DESA CANDIMAS, KECAMATAN ABUNG SELATAN, KABUPATEN LAMPUNG UTARA, PROVINSI LAMPUNG Tridawati, Anggun; Sari, Atika; Hanyfa, Nanda; Kumalasari, Isti Nur; Setiadi, Gege Iwang
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v8i2.489

Abstract

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan populasi yang tersebar di berbagai wilayah, memiliki kondisi geografis dan karakteristik masyarakatnya yang beragam. Hal ini menjadi peluang dalam melaksanakan pemerataan pembangunan di negera ini khususnya di tingkat desa dalam menjalankan program pemberdayaan. Namun permasalahannya adalah banyak desa yang belum memiliki peta sebagai dasar perencanaan pembangunan desa, khususnya desa Candimas. Sehingga tujuan pengabdian ini adalah pembuatan peta garis Desa Candimas. Metode yang digunakan adalah studi literatur, sosialisasi, pengumpulan data, digitasi, dan penyajian peta. Hasil dari pengabdian ini berupa peta garis Desa Candimas skala 1:7500 yang menginformasikan penggunaan lahan diantaranya adalah sawah, fasilitas umum, bangunan, vegetasi, pemukiman, dan perkebunan. Peta tersebut dimanfaatkan sebagai bahan identifikasi wilayah-wilayah yang memerlukan perhatian khusus, sehingga program pemberdayaan dapat dijalankan dengan lebih efektif dan efisien
Analisis Tingkat Kerawanan Bencana Banjir dan Longsor di Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung Putri, D Achnasya; Fajriyanto; Tridawati, Anggun
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 7 (2024): Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industi (SINTA) 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bencana Alam adalah kejadian yang dapat mengakibatkan kerusakan alam, kerusakan sarana prasarana, korban jiwa, kehilangan harta benda, serta terganggunya kegiatan manusia. Secara topografi pesisir barat berapa pada bagian pinggir pulau Sumatra tepatnya pantai barat Provinsi Lampung, dan secara topologi berbentuk perbukitan antara ketinggian 600 sampai dengan 1.000 mdpl dan curah hujan per tahun di rata rata 2.500 sampai dengan 3.000 mm/tahun sehingga rentan akan terjadinya bencana banjir dan longsor. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kerawanan bencana banjr dan longsor di wilayah Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Analisis Tingkat Kerawanan bencana banjir dan longsor menggunakan parameter penggunaan lahan yang dihasilkan dari klasifikasi menggunakan Support Vector Machine (SVM), pada parameter gempa dan curah hujan dilakukan interpolasi dengan metode Inverse Distance Weighted (IDW). Bencana banjir parameter yang digunakan ialah kemiringan lereng, ketinggian lahan, curah hujan, penggunaan lahan, dan jenis tanah, sedangkan bencana longsor digunakan parameter curah hujan, gempa, jenis tanah, jenis batuan, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan. Penentuan bobot masingmasing parameter menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), dan kemudian dilakukan overlay dengan Intersect. Hasil dari overlay dengan intersect menunjukan bahwa tingkat kerawanan bencana banjir di Kabupaten Pesisir Barat ialah tinggi dengan luas wilayah 1.628,47 km² atau 56% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Pesisir Barat, sedangkan bencana longsor memiliki tingkat kerawanan longsor yang rendah dengan luas wilayahnya 1.949,783 km² atau 67% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Pesisir Barat.
Monitoring Spasio-temporal Penutup Hutan di Kota Bandar Lampung menggunakan model Forest Canopy Density (FCD) Tridawati, Anggun; N, Tika Christy; Sumanjaya, Erlan; Wafi, Muhammad Aghnaka; Armijon
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 7 (2024): Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industi (SINTA) 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hutan sangat berkontribusi terhadap pembangunan wilayah yang ada di Asia Tenggara, salah satunya adalah Indonesia. Permasalahan saat ini adalah sejak tahun 1990, diperkirakan ada sekitar 420 juta hektar hutan telah hilang melalui konversi ke penggunaan lahan lain. Sehingga informasi terkait penutup hutan sangatlah diperlukan. Penelitian ini bertujuan monitoring spasio-temporal penutup hutan di Bandar Lampung menggunakan model forest canopy density (FCD) dan citra Landsat tahun 2013 dan 2023. Metodologi dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu: pengumpulan data, pra-pengolahan,Transformasi indeks vegetasi: AVI, BI, SI, dan SWA/TI, dan Perhitungan FCD. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya penurunan luas penutup hutan seluas 15,45 Ha di Bandar Lampung. Hal ini disebabkan oleh adanya deforestasi
Studi Spasial Perubahan Garis Pantai akibat Abrasi dan Akresi di Desa Gebang, Padang Cermin, Pesawaran Tridawati, Anggun; Aziz, Reyhan; Setiawan, Aldin Putra; Armijon
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 7 (2024): Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industi (SINTA) 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah pesisir memiliki peran strategis baik dari sisi ekologis, ekonomi, maupun sosial, namun sangat rentan terhadap perubahan bentang alam akibat dinamika gelombang, pasang surut, dan perubahan iklim. Informasi mengenai seberapa luasnya daratan yang sudah terkikis setiap tahunnya dan prediksi perubahan garis pantai yang akan terjadi beberapa tahun kemudian akan menjadi kajian yang sangat penting karena untuk digunakan dalam rencana pembangunan dan pengelolaan pesisir, untuk mitigasi bencana serta untuk pencegahan abrasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan garis pantai menggunakan metode Digital Shorline Analisis System (DSAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan perubahan garis pantai yang telah terjadi selama 10 tahun terakhir diakibatkan oleh proses abrasi secara dominan, dengan luas perubahan abrasi sebesar 0,23 Ha dan 0,01 Ha kemudian proses akresi yang terjadi pada 2017 sampai tahun 2022 sebesar 0,01 Ha dan 0,05 Ha, dengan total abrasi pantai sebesar 0,24 Ha dan akresi sebesar 0,06 Ha.
Distribusi Spasial Kesehatan Mangrove Pada Citra Satelit Multitemporal Sebagai Upaya Mitigasi Perubahan Iklim tridawati, anggun; Armijon, Armijon; Sari, Atika; Darmawan, Soni
Jurnal Tekno Global Vol. 14 No. 01
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jtg.v14i01.5300

Abstract

ABSTRACT Mangrove forests are coastal ecosystems that play a strategic role in climate change mitigation through shoreline protection, blue carbon storage, and the provision of ecosystem services. Periodic monitoring of mangrove health is essential to support sustainable management and ecosystem restoration. This study aims to map the spatial distribution and analyze the dynamics of mangrove health in Labuhan Maringgai District, East Lampung Regency, Lampung Province, using Sentinel-2A imagery from 2015, 2016, 2017, 2018, 2020, and 2023. Mangrove health was assessed using the Mangrove Health Index (MHI), developed from four vegetation indices: Normalized Burn Ratio (NBR), Green Chlorophyll Index (GCI), Structure Insensitive Pigment Index (SIPI), and Atmospherically Resistant Vegetation Index (ARVI). Validation of annual mangrove spatial distribution using a confusion matrix resulted in an overall accuracy (OA) ranging from 90% to 94%. The results show a significant increase in the area of mangroves in the good health category from 1.73 ha (2015) to 540.04 ha (2023), accompanied by a decrease in the poor health category from 138.64 ha to 21.34 ha. Fluctuations in the moderate health category reflect natural growth dynamics and the influence of anthropogenic activities. These findings highlight the role of adaptive, multi-temporal spatial data-based management in maintaining mangrove health and prioritizing restoration in areas classified as poor. Keywords : mangrove health index, mangrove, vegetation index   ABSTRAK Hutan mangrove merupakan ekosistem pesisir yang memiliki peran strategis dalam mitigasi perubahan iklim melalui perlindungan garis pantai, penyimpanan karbon biru, dan penyediaan jasa ekosistem. Pemantauan kesehatan mangrove secara periodik sangat penting untuk mendukung pengelolaan berkelanjutan dan restorasi ekosistem. Penelitian ini bertujuan memetakan distribusi spasial dan menganalisis dinamika kesehatan mangrove di Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, Provinsi Lampung, menggunakan citra Sentinel-2A tahun 2015, 2016, 2017, 2018, 2020, dan 2023. Kesehatan mangrove dihitung menggunakan Mangrove Health Index (MHI) yang dibangun dari empat indeks vegetasi, yaitu Normalized Burn Ratio (NBR), Green Chlorophyll Index (GCI), Structure Insensitive Pigment Index (SIPI), dan Atmospherically Resistant Vegetation Index (ARVI). Validasi distribusi spasial mangrove setiap tahun menggunakan confusion matrix menghasilkan tingkat akurasi keseluruhan (OA) antara 90–94%. Hasil penelitian menunjukkan tren peningkatan signifikan luas mangrove kategori kesehatan baik dari 1,73 ha (2015) menjadi 540,04 ha (2023), diikuti penurunan luas kategori buruk dari 138,64 ha menjadi 21,34 ha. Fluktuasi pada kategori sedang menunjukkan dinamika pertumbuhan alami dan pengaruh aktivitas antropogenik. Temuan ini menegaskan peran pengelolaan adaptif berbasis data spasial multi-temporal untuk mempertahankan kesehatan mangrove serta memprioritaskan restorasi pada area berkategori buruk. Kata Kunci : mangrove health index, mangrove, indeks vegetasi
Proses Penetapan dan Penegasan Batas Dusun 1 Induk, Desa Natar, Lampung Selatan Melalui Bimbingan Teknis Berbasis Parsipatory Mapping Fajriyanto; Tridawati, Anggun; Novianti, Tika Christy; Suyadi
Nemui Nyimah Vol. 3 No. 2 (2023): Nemui Nyimah Vol.3 No.2 2023
Publisher : FT Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/nm.v3i2.104

Abstract

Pemetaan partisipatif memberikan representasi visual yang unik tentang apa yang masyarakat anggap sebagai tempat dan mengidentifikasi ciri-cirinya secara signifikansi di dalamnya, baik secara fisik maupun sosiokultural (Bird 1995; Tobias 2000). Lebih jauh lagi, proses pemetaan partisipatif mengakui nilai intrinsik dari pemetaan partisipatif yang menciptakan lingkungan inklusif dimana semua atau sebagian memiliki ruang untuk berekspresi (Rambaldi dkk. 2006). Pemetaan partisipatif menggunakan berbagai alat/teknik termasuk pemetaan sketsa, pemetaan transek, dan pemodelan tiga dimensi partisipatif. Inisiatif pemetaan partisipatif telah dimulai menggunakan teknologi informasi geografis termasuk Global Positioning Systems (GPS), foto udara dan penginderaan jauh (dari satelit), dan geospasial web (IFAD 2009; Johnson 2017). Tahapan pekerjaan yang dilakukan dalam memetakan suatu wilayah meliputi proses pengambilan/pengukuran, pengolahan, dan penyajian data dalam bentuk peta garis serta peta foto. Pemetaan dengan menggunakan metode fotogrametri dan pemetaan darat serta peran aktif dari perangkat desa dan masyarakat yang merupakan salah satu metode mengambilan data spasial. Teknologi yang digunakan yaitu pesawat tanpa awak dalam hal ini menggunakan drone. Teknologi ini merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data spasial (posisi, luasan, dimensi) yang dilakukan secara cepat, akurat dan fleksibel serta efesien dalam segi biaya (low cost). Hasil kegiatan bantuan teknis ini dapat merealisasikan pengadaan peta yang dibutuhkan oleh warga Dusun 1 Induk, Desa Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan Propinsi Lampung. Produk akhir berupa pilar dan batas Dusun sebanyak 124 titik batas, 1 peta kartografi serta daftar koordinat titik batas guna meminimalisir terjadinya konflik pada daerah yang berbatasan.