Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Implementasi Algoritma Apriori untuk Menentukan Pola Transaksi Penjualan Berbasis Web Ali Ridla, Muhammad; Fajriyanto; Misbahul Marzuqi
JTIM : Jurnal Teknologi Informasi dan Multimedia Vol 5 No 3 (2023): November
Publisher : Puslitbang Sekawan Institute Nusa Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35746/jtim.v5i3.399

Abstract

The Apriori algorithm is an algorithm that is well known for searching frequent itemsets using the association rule technique. The calculation of the Apriori algorithm uses minimal support and minimal confidence to determine the limit for calculating goods. The a priori algorithm functions to determine the pattern of sales of goods that are often purchased together by customers. The history of sales transactions owned by a store can be calculated for its frequent itemset pattern by using an a priori algorithm so that customers can find patterns of items that are often purchased simultaneously by customers. Therefore, the a priori algorithm is very important to be used by shop owners because it can determine sales strategies and the placement of goods that are often purchased simultaneously by customers. In this study, the authors succeeded in calculating a sales transaction by determining a minimum support limit of 10% and a minimum confidence of 10%. With the minimum support and minimum confidence that has been set by the author to see the results of the a priori algorithm for sales, then the results of 2 combinations of itemsets that meet the calculation requirements are obtained.
Analisis pengaruh optimasi desain jaring untuk pengukuran Ground Control Point (GCP) terhadap ketelitian skala hasil rektifikasi foto udara Armijon; R. Amalia; Fajriyanto
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 6 (2023): Prosiding Seminar Nasional Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industri (SINTA) 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas ketelitian foto udara yang baik apabila memiliki tingkat akurasi tinggi yangdapat dihasil dari proses koreksi foto dengan GCP yang teliti. GCP merupakan titikbantu di lapangan yang digunakan untuk mengkoreksi suatu foto udara dalammengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi pada foto. Untuk menghasilkan akurasititik GCP yang baik, dibutuhkan pengukuran GCP yang teliti. Dengan begitu untukmenghasilkan akurasi foto yang baik perlu ditentukan GCP yang teliti. PenentuanGCP yang teliti dapat menggunakan desain jaring. Dalam koreksi foto udara banyakvariabel yang mempengaruhinya, sehingga apakah usaha untuk meningkatkanketelitian GCP melalui desain jaringan cukup signifikan mempengaruhi ketelitianpeta foto udara, sehingga perlu dianalisis sejauh mana pengaruh kualitas jaringterhadap peningkatan kualitas ketelitian peta foto. Metode yang digunakan dalamoptimasi desain jaring dengan 4 model desain jaringan menggunakan pendekatankuadrat terkecil dengan hitung perataan parameter. Data foto hasil akuisisimenggunakan UAV. Sebaran dan penempatan GCP ditentukan berdasarkan hasildesain jaring dan diukur dengan teknologi GNSS. GCP hasil optimasi desain jaringdigunakan untuk pembentukan orthotphoto secara digital. Perhitungan nilai CE90digunakan untuk menentukan tingkat ketelitian horizontal skala peta. Berdasarkanketelitian skala peta dapat diketahui tingkat akurasi foto yang dihasilkan. Selanjutnyadilakukan analisis ketelitian skala peta berdasarkan variasi desain jaring GCP. Desain1 merupakan desain paling optimal dengan nilai variansi-kovariansi dan SOF sebesar1,629877694 dan 0,25. Pada pembentukan orthotphoto, desain 3 memiliki kesalahanpaling kecil yaitu sebesar 8,37596 cm. Ketelitian skala berdasarkan CE90 yangdihasilkan pada desain 1, desain 2, desain 3, dan desain 4 sebesar 0,250184; 0,277924;0,127105, dan 0,302074 termasuk ke dalam kelas 1 ketelitian skala 1:1.000. Hal inidapat disimpulkan bahwa perbedaan model desain jaringan tidak terlalumempengaruhi ketelitian skala peta foto udara
Design and Build Online Sales on Website-Based Butiq Bilqis Store Using PHP MySQL Farhatus Sulaeha; Irma Yunita; Fajriyanto
International Journal of Health, Economics, and Social Sciences (IJHESS) Vol. 6 No. 3: July 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/ijhess.v6i3.5828

Abstract

Butiq Bilqis is one in the Asembagus (The Second City) Situbondo area which offers various types of clothing related needs such as robes from small to adult. Most of the information systems developed do not take into account the resource limitations faced by small and medium businesses. This research aims to overcome this challenge with a simpler and more cost-effective solution. To expand market reach and promote products, the system will be integrated with social media platforms such as Facebook and Instagram, which are widely used by Butiq Bilqis' target market. Testing is carried out to ensure all system features function properly, including product management, ordering, payment and stock management. By adopting this online sales system, Butiq Bilqis can run its operations more easily and efficiently, increase customer satisfaction and achieve better sales growth.
ANALISIS NILAI ZENITH TROPOSPHERIC DELAY (ZTD) CORS ULPC UNILA DENGAN METODE PRECISE POINT POSITIONING (PPP) Sari, Atika; Fajriyanto; Rahmadi, Eko; Fadly, Romi
Jurnal Tekno Global Vol. 13 No. 01
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jtg.v13i01.4216

Abstract

ABSTRACT The propagation of GNSS signals from satellites orbiting at an altitude of approximately 22,000 km above the Earth's surface to the receiver must pass through the Earth's atmosphere. Within the atmospheric layers, the signals encounter numerous interferences, which are a significant source of errors in position determination using GNSS. Zenith Tropospheric Delay (ZTD) is one of these sources of signal delay errors, which can be determined using the Precise Point Positioning (PPP) method. This study utilizes GNSS data from the CORS ULPC station at the University of Lampung, as well as temperature and humidity data obtained from the Maritime Meteorological Station in Panjang. The GNSS data format used is RINEX. This research uses RINEX data from CORS ULPC for the year 2022, consisting of 20 RINEX doy (date of year) data, and for the year 2023, consisting of 19 RINEX doy data. The processing to produce ZTD values using the PPP method was carried out using an online platform, which requires additional data such as ocean tide loading data. From the processing of GNSS data, the highest ZTD value in 2022 was 2644.12204, and the highest ZTD value in 2023 was 2611.6535. For ZWD (Zenith Wet Delay), the highest value in 2022 was 377.4454, and in 2023 it was 340.9047. The correlation between ZWD values from CORS ULPC and BMKG data showed a correlation coefficient of 0.55 for 2022 and 0.58 for 2023.  Keywords : ZTD, ZWD, CORS ULPC, PPP   ABSTRAK Perambatan sinyal GNSS dari satelit yang mengorbit pada ketinggian sekitar 22.000 km di atas permukaan bumi ke receiver harus melalui lapisan atmosfer bumi, pada lapisan atmosfer bumi sinyal akan melalui banyak gangguan yang menyebabkan salah satu sumber kesalahan dalam penetuan posisi menggunakan GNSS. Zenith Tropospheric Delay (ZTD) merupakan salah satu dari sumber kesalahan dari perlambatan sinyal yang dapat ditentukan dengan menggunakan metode Precise Point Positioning (PPP). Penelitian ini menggunakan data GNSS dari stasiun CORS ULPC Universitas Lampung dan data temperature serta kelembapan yang diperoleh dari stasiun Meteorologi Maritim Panjang. Format data GNSS yang digunakan adalah RINEX, pada penelitian ini menggunakan data RINEX CORS ULPC Tahun 2022 dengan 20 data RINEX doy (date of year) dan data 2023 dengan jumlah 19 data RINEX doy. Pengolahan yang dilkukan dalam menghasilkan nilai ZTD dengan menggunakan metode PPP adalah menggunakan platform online dengan membutuhkan data tambahan berupa data ocean tide loading. Dari hasil pengolahan menggunakan data GNSS nilai ZTD tertinggi pada tahun 2022 adalah 2644, 12204 mm dan nilai ZTD tertinggi pada tahun 2023 adalah 2611,6535 mm. Pada nilai ZWD didapatkan nilai tertinggi pada tahun 2022 adalah 377,4454 mm dan pada tahun 2023 adalah sebesar 340,9047 mm. Hasil korelasi hubungan antara ZWD dari data CORS ULPC dan BMKG didapatkan  koefisien korelasi tahun 2022 sebesar 0,55 Dan pada tahun 2023 didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,58.  Kata Kunci : ZTD, ZWD, CORS ULPC, PPP
PEMETAAN DAERAH BAHAYA TANAH LONGSOR DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT DENGAN METODE WEIGHTED OVERLAY Aldi Herlian Wijaya; Fajriyanto; Tika Christy Novianti; Eko Rahmadi
Journal Of Plano Studies Vol 1 No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kepustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jops.v1i2.4904

Abstract

Bencana alam longsor di Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat merupakan suatu fenomena yang dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, serta berpotensi menimbulkan bahaya terhadap kehidupan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan daerah bahaya tanah longsor di Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat, dengan memanfaatkan Teknik analisis Weighted Overlay dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Bencana tanah longsor yang berpotensi menimbulkan kerugian materil dan korban jiwa semakin memerlukan upaya mitigasi yang tepat. Teknik analisis Weighted Overlay dengan metode kuantitatif diterapkan menggunakan delapan parameter, yaitu kemiringan lereng, arah lereng, panjang lereng, tipe batuan, jarak dari patahan, tipe tanah, kedalaman tanah, dan curah hujan, yang masing-masing diberi bobot sesuai tingkat pengaruhnya terhadap bahaya tanah longsor. Korelasi Pearson merupakan pengukuran parametrik yang akan menghasilkan Koefisien korelasi yang memiliki fungsi untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara dua variabel. Hasil penelitian menghasilkan peta klasifikasi bahaya longsor yang terdiri dari tiga tingkat, yaitu  rendah dengan luasan 4.878,442 ha, sedang dengan luasan 8.487,104 ha, dan tinggi dengan luasan 1.230,959 ha. Peta ini dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam upaya mitigasi bahaya tanah longsor dan perencanaan tata ruang yang lebih aman di wilayah rawan.
ANALISIS SPASIAL TINGKAT KEKRITISAN LAHAN PADA DAERAH RESAPAN AIR MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GEOSPASIAL (Studi Kasus: Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung) Ramdhani, Muhammad Husni; Fajriyanto; Anisa, Rahma
Jurnal Tekno Global Vol. 13 No. 02
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jtg.v13i02.4517

Abstract

ABSTRACT Kemiling is one of the sub-districts that functions as a recharge area and ecological balancer for Bandar Lampung City because there are still lots of green open spaces. However, as time goes by, green open space is decreasing because the need for housing and daily living is increasing because the population is increasing every year. If this continues to happen, it will have an impact on the condition of the water catchment areas in Kemiling District. This research aims to analyze the current conditions and the extent of critical land in water catchment areas in Kemiling District. The data used are Landsat 8 satellite images for 2014 and 2023, DEMNAS, daily rainfall data for a year at 2 rain stations, soil type data and rock type data. Land use change analysis uses the supported support vector machine (SVM) guided classification method and the rainfall infiltration processing method uses the inverse distance weight (IDW) method, then the data is weighted and combined using the overlay method. The results of this research were 5 classes of criticality of water catchment in Kemiling District, dominated by critical water catchment conditions of 710,604 Ha (38.19%), normal natural water catchment of 698,169 Ha (37.52%), water catchment starting to become critical amounting to 274,734 Ha (14.77%), good water absorption was 141,044 Ha (7.58%) and the smallest water absorption condition was very critical at 36,119 Ha (1.94%).  Keywords : Kemiling District, Water Catchment Area, Support Vector Machine, Inverse Distance Weight, Overlay.   ABSTRAK Kemiling merupakan salah satu Kecamatan yang berfungsi sebagai recharge area dan penyeimbang ekologis Kota Bandar Lampung karena masih banyak terdapat ruang terbuka hijau. Namun seiring berjalannya waktu ruang terbuka hijau itu semakin berkurang disebabkan karena kebutuhan akan tempat tinggal dan kehidupan sehari-hari meningkat karena jumlah populasi yang semakin bertambah setiap tahunnya. Hal tersebut bila terus terjadi akan berdampak pada kondisi daerah resapan air di Kecamatan Kemiling. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi terkini beserta luasan dari kekritisan lahan pada daerah resapan air yang ada pada Kecamatan Kemiling.Data yang digunakan adalah citra satelit Landsat 8 tahun 2014 dan 2023, DEMNAS, data curah hujan harian dalam setahun pada 2 stasiun hujan, data jenis tanah dan data jenis batuan. Analisis perubahan penggunaan lahan menggunakan metode klasifikasi terbimbing support vector machine (SVM) dan metode pengolahan infiltrasi curah hujan menggunakan metode inverse distance weight (IDW), kemudian dilakukan skoring pembobotan data tersebut dan digabungkan menggunakan metode overlay.Hasil dari penelitian ini diperoleh 5 kelas kekritisan resapan air yang ada pada Kecamatan Kemiling dengan didominasi kondisi resapan air kritis sebesar 710.604 Ha (38,19%), resapan air normal alami sebesar 698.169 Ha (37,52%), resapan air mulai kritis sebesar 274.734 Ha (14,77%), resapan air baik sebesar 141.044 Ha (7,58%) dan yang terkecil kondisi resapan air sangat kritis sebesar 36.119 Ha (1,94%).  Kata Kunci : Kecamatan Kemiling, Daerah Resapan Air, Support Vector Machine, Inverse Distance Weight, Overlay.
Analisis Tingkat Kerawanan Bencana Banjir dan Longsor di Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung Putri, D Achnasya; Fajriyanto; Tridawati, Anggun
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 7 (2024): Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industi (SINTA) 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bencana Alam adalah kejadian yang dapat mengakibatkan kerusakan alam, kerusakan sarana prasarana, korban jiwa, kehilangan harta benda, serta terganggunya kegiatan manusia. Secara topografi pesisir barat berapa pada bagian pinggir pulau Sumatra tepatnya pantai barat Provinsi Lampung, dan secara topologi berbentuk perbukitan antara ketinggian 600 sampai dengan 1.000 mdpl dan curah hujan per tahun di rata rata 2.500 sampai dengan 3.000 mm/tahun sehingga rentan akan terjadinya bencana banjir dan longsor. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kerawanan bencana banjr dan longsor di wilayah Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Analisis Tingkat Kerawanan bencana banjir dan longsor menggunakan parameter penggunaan lahan yang dihasilkan dari klasifikasi menggunakan Support Vector Machine (SVM), pada parameter gempa dan curah hujan dilakukan interpolasi dengan metode Inverse Distance Weighted (IDW). Bencana banjir parameter yang digunakan ialah kemiringan lereng, ketinggian lahan, curah hujan, penggunaan lahan, dan jenis tanah, sedangkan bencana longsor digunakan parameter curah hujan, gempa, jenis tanah, jenis batuan, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan. Penentuan bobot masingmasing parameter menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), dan kemudian dilakukan overlay dengan Intersect. Hasil dari overlay dengan intersect menunjukan bahwa tingkat kerawanan bencana banjir di Kabupaten Pesisir Barat ialah tinggi dengan luas wilayah 1.628,47 km² atau 56% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Pesisir Barat, sedangkan bencana longsor memiliki tingkat kerawanan longsor yang rendah dengan luas wilayahnya 1.949,783 km² atau 67% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Pesisir Barat.
Analisis Kerentanan Seismik dan Ketebalan Sedimen di Zona Sesar dan Kaldera Bakauheni, Lampung Selatan Zaenudin, Ahmad; Rustadi; Erfani, S; Darmawan, I.G.B; Fajriyanto; Farduwin, A
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 7 (2024): Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industi (SINTA) 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan Strategis Nasional Selat Sunda, khususnya Pelabuhan Bakauheni. merupakan Kawasan Strategis sebagai pelabuhan Pulau Jawa-Sumatera yang rentan terhadap aktivitas vulkanik Anak Gunung Krakatau (AGK), Sesar Krakatau, Sesar Pantai Timur dan sesar-sesar kecil di Bakauheni, dan keberadaan kaldera- kaldera purba. Kondisi batuan akibat ganguan gempa dan kaldera perlu dikarakterisasi dan dianalisis, terkait kerentanan seismik dan ketebalan sedimen tersebut, jika teraktifasi gempa. Uji kerentanan seismik diukur dan dianalisis dengan metode mikrotremor, yaitu metode HVSR (Horizontal-Vertical-Signal- Ratio). HVSR atau H/V dilakukan dengan cara menghitung rasio antara komponen horisontal (NS dan EW) dengan komponen vertikal dalam domain frekuensi (f). Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk karakterisasi dan korelasi keberadaan sesar, dan kaldera purba Bakauheni, lapisan sedimen, yang dianalisis dengan Frekuensi Alamiah (f0), nilai Vs30, Faktor Amplifikasi (A0), dan Indeks Kerentanan Seismik (Kg). Hasil perhitungan HVSR menghasilkan nilai f0 pada rentang <2,5 Hz (lapisan sangat tebal), 2,5 – 4 Hz (lapisan sedimen permukaan ketebalan 10 – 30 meter) dan 4 – 6,67 Hz (lapisan sedimen permukaan ketebalan 5 – 10 meter). Nilai f0 tersebut menunjukkan adanya sedimen yang relatif tebal di kaldera. Dari hasil inversi PSO HVSR, dapat di ekstraksi kecepatan gelombang geser (Vs) yang menghasilkan klasifikasi tanah sangat lunak (0 – 175 m/s), tanah lunak (175 – 350 m/s), tanah sedang dan batuan lunak (350 – 750 m/s), batuan sedang hingga keras (750 – 1500 m/s) dan batuan sangat keras (>1500 m/s). Nilai amplifikasi yang terbagi atas dua kategori, yakni <3 kali dan 3-6 kali. Indeks kerentanan seismik terbagi atas 3 kategori, yakni nilai Kg sebesar <3 1/cm s2 (rendah), 3 – 6 1/cm s2 (sedang) dan >6 1/cm s2 (tinggi). Hasil HVSR menunjukan bahwa ketebalan sedimen dan kerentatan seismik di Bakauheni tidak terkait langsung dengan sesar, tetapi terkait dengan keberadaan kaldera-kaldera purba. Sangat penting untuk merancang struktur bagunan yang adaptif terhadap aktivitas seismik dan keberadaan lapisan tebal di kaldera-kaldera purba tersebut.
Monitoring Deformasi Gunung Api Anak Krakatau Berdasarkan Data GPS Kontinu Periode Januari – Maret 2023 Septiani, Putri Regina; Fajriyanto; Rahmadi, Eko; Fadly, Romi; Lusyana, Efrita; Ardi
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 7 (2024): Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industi (SINTA) 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gunung Api Anak Krakatau, yang terletak di perairan Selat Sunda, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia. Gunung ini pertama kali tercatat meletus pada tahun 1883, dan sejak itu muncul Anak Krakatau. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji deformasi Gunung Api Anak Krakatau melalui analisis pergeseran dari stasiun PNJG, SRTG, dan TNJG selama periode Januari hingga Maret 2023. Metode yang digunakan untuk memantau deformasi adalah metode GPS. Data GPS yang dikumpulkan diproses secara berkelanjutan menggunakan perangkat lunak GAMIT/GLOBK untuk menentukan posisi, arah, dan besaran pergeseran titik pengamatan. Hasil pengolahan ini membantu memperkirakan inflasi atau deflasi di lokasi pusat gunung api. Selama periode tersebut, arah dan besaran pergeseran dari ketiga stasiun menunjukkan pergeseran horizontal antara 3,32 mm hingga 40,86 mm setiap bulan. Stasiun PNJG dan TNJG menunjukkan kecenderungan pergeseran ke arah tenggara dengan kecepatan 3,32 hingga 40,86 mm/tahun. Sebaliknya, stasiun SRTG, yang berada di sisi kiri gunung, bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan -26,93 hingga -30,34 mm/tahun. Selain itu, perubahan vertikal dari ketiga stasiun menunjukkan adanya deflasi pada Gunung Api Anak Krakatau. Informasi ini penting untuk memahami aktivitas vulkanik dan keberadaan kantong magma di gunung api tersebut.
Analisis Pergeseran Horisontal Akibat Gempa Bawean 22 Maret 2024 Menggunakan Pengamatan GPS Kontinu Justiono, Ahmad Adiguna; Fajriyanto; Rahmadi, Eko; Fadly, Romi
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 7 (2024): Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industi (SINTA) 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini didasarkan pada kejadian gempa bumi dengan magnitudo 6,5 yang terjadi di Kepulauan Bawean pada 22 Maret 2024. Gempa ini berkaitan dengan aktivitas seismik pada zona sesar tua meratus di Laut Jawa, yang berpotensi menimbulkan dampak signifikan terhadap dinamika tektonik di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis deformasi yang terjadi akibat gempa tersebut dengan memanfaatkan data dari pengamatan GPS kontinu, guna memperdalam pemahaman tentang pergerakan kerak bumi di sekitar zona tersebut dan mengidentifikasi pola deformasi yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan analisis data dari tujuh stasiun GPS yang tergabung dalam jaringan InaCORS, yaitu CLMG, CMJT, CSBY, CSID, CSMP, CPCR, dan CSTBN. Data GPS diproses menggunakan perangkat lunak GAMIT/GLOBK untuk mengidentifikasi dan menganalisis perubahan posisi stasiun sebelum dan sesudah terjadinya gempa. Validitas pergeseran dilakukan dengan menggunakan uji T-Student dengan 1,96 adalah nilai T-Tabel. Hasil pengolahan data menunjukkan kecepatan pergeseran horisontal ke arah tenggara sebesar 15,06 mm/tahun sampai 37,47 mm/tahun. CPCR memiliki kecepatan pergeseran horisontal ke arah Timur Laut sebesar 33,61 mm/tahun. CSMP memiliki kecepatan pergeseran horisontal ke arah Barat Laut sebesar 52,88 mm/tahun sedangkan pergeseran horisontal setelah gempa sebesar 1,81 mm sampai dengan 30,64 mm dengan kecepatan pergeseran setelah gempa pada stasiun CLMG, CMJT, dan CTBN memiliki kecepatan pergeseran horisontal ke arah timur laut sebesar 7,79 mm/tahun sampai 40,97 mm/tahun. CPCR, CSBY, CSID dan CSMP memiliki kecepatan pergeseran horisontal ke arah tenggara sebesar 11,11 mm/tahun sampai 73,92 mm/tahun.