Risnawati K, Risnawati
Staf Pengajar Jurusan Teknik PWK, UIN Alauddin Makassar

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGENDALIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KORIDOR JALAN POROS ENREKANG -MAKALE (STUDI KASUS DESA MENDAATE KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG) Syafri, Syafri; K, Risnawati; Wahidan, Nur
Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 12 No 2 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jpm.v12i2.42495

Abstract

Desa Mendatte yang karakteristik fisik alamnya berupa perbukitan dengan topografi yang curam juga didukung oleh kondisi atau kebiasaan masyarakat dalam memanfaatkan kawasan perbukitan sebagai tempat bermukim. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian pemanfaatan lahan sebagai antisipasi adanya pembangunan di daerah yang rentan terhadap longsor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerawanan longsor di Desa Mendatte, untuk mengetahui faktor penyebab daerah tersebut dijadikan sebagai daerah terbangun serta untuk mengetahui arahan pengendalian pemanfaatan lahan di darah rawan longsor. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan analisis Superimpose (overlay Peta ) dan analisis statistik dengan uji Crosstab atau tabulasi silang. Berdasarkan Hasil Analisis overlay peta dengan menggunakan ArcGis didapatkan 3 kelas tingkat kerawanan longsor di Desa Mendatte. Wilayah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi mempunyai luasan 326, 56 Ha dengan presentase 62,69 % dari luas wilayah Desa Mendatte, wilayah yang memiliki tingkat kerawanan sedang memiliki luasan 190,69 dengan presentase 36,61% Paling Rendah yaitu memiliki luasan 3,63 dengan presentase 0,70 %. Dari hasil analisis secara kuantitatif dengan uji statistik diketahui bahwasanya lama bermukim responden berhubungan atau menjadi salah satu faktor penyebab daerah tersebut dijadikan sebagai daerah terbangun sehingga menyebabkan tetap bermukimnya responden di Desa Mendatte. Upaya pengendalian pemanfaatan lahan berdasarkan zona dan kerentanan gerakan tanah dilokasi penelitian berupa rekomendasi terhadap peraturan penggunaan lahan, serta mitigasinya secara umum sesuai dengan karakteristik daerah rawan longsor. Kata Kunci : Kerawanan Bencana, Faktor Bermukim, Pengendalian Lahan.
Analisis Pengaruh Keberadaan Jalan Hertasning Baru Terhadap Perubahan Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Somba Opu Kabupaten GowaKota Sungguminasa sebagai Ibukota Kabupaten Gowa telah ditetapkan sebagai salah satu pusat dalam sistem pengembangan kota terpad K, Risnawati
LOSARI : Jurnal Arsitektur Kota dan Pemukiman Vol. 1, No. 1, Februari 2016
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sungguminasa City as the Capital of Gowa Regency has been designated as one of the centers in the MAMMINASATA integrated city development system, so that Sungguminasa City has a dual function and role where the primary function is the center of administrative activities of the Gowa Regency government, as the center of the development of Gowa Regency, as a sub-center of the development of Makassar City for the development of residential areas and as a center for agricultural research activities in the Gowa Regency area. The existing condition of Jalan Hertasning Baru, Somba Opu District is currently experiencing the dynamics of the development of activities, especially economic activities that are increasing. However, the availability of land is limited, so land is a very important need. The intensity of land use that leads to changes in land use is getting higher. If it is not regulated and directed, land use that has an impact on changing land functions will cause various problems. This study aims to; (1) To identify how the change in land function in Somba Opu District after the existence of Jalan Hertasning Baru, (2) To identify what changes in land function occurred as a result of the existence of Jalan Hertasning Baru, (3) To identify how the existence of Jalan Hertasning Baru terminated the change in land function in Somba Opu District. This research is descriptive. Data collection is carried out through observation, interviews, and documentation. The data was analyzed through quantitative analysis. The results of the study show that the change in land function that occurred in Somba Opu District after the existence of Jalan Hertasning Baru is the rapid development which causes an increase in living needs, including the need for land resources. The need for land in Somba Opu District is increasing in line with population growth and accompanying socio-economic activities, Changes in land function that occur as a result of the existence of Jalan Hertasning Baru, namely the change in the function of plantation land into developed land, namely residential and commercial land, where if this change in land use is not immediately addressed, it will result in urban chaos that can have an impact negatives such as increasing air pollution and decreasing catchment areas that can trigger flooding.
TUJUH STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN SIDRAP SEBAGAI KSN (KAWASAN STRATEGIS NASIONAL) DARI SUDUT KEPENTINGAN PERTUMBUHAN EKONOMI K, Risnawati
Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 12 No 2 (2023)
Publisher : Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jpm.v12i2.42490

Abstract

Kawasan Strategis Nasional (KSN) merupakan salah satu amanat dari Undang-undang No. 26 Tahun 2007 yang didefinisikan sebagai kawasan di mana di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap tata ruang di wilayah sekitarnya, kegiatan lain, dan atau kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Kabupaten Sidrap adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang ditetapkan sebagai KSN dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Kabupaten Sidrap sebagai KSN dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, dengan melihat Kebijakan spasial dan perkembangan Kabupaten Sidrap, sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. penelitian ini menggunakan analisis kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian ini, ada 7 strategi pengembangan kabupaten sidrap sebagai KSN dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yaitu : 1. Peningkatan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi, 2. Pengembangan potensi ekonomi cepat tumbuh di Kabupaten Sidrap, 3. Pengembangan sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi, 4. Peningkatan potensi ekspor di Kabupaten Sidrap, 5. Penyediaan dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi di Kabupaten Sidrap, 6. Peningkatan kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi dan 7. Peningkatan fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan; Kata Kunci : Strategi, Pengembangan, Pertumbuhan Ekonomi
Pemetaan Partisipatif dalam Mengukur Tourism Area Life Cycle pada Komunitas Pemanfaat Danau Balang Tonjong Kota Makassar Handayani, Risma; Asmulyani, Andi; K, Risnawati; Awaluddin, Iyan; Surur, Fadhil; Ulil Albab, Nurul Istiqamah; Nurfatimah, Nurfatimah; Usman, Khairul Sani
Jurnal SOLMA Vol. 12 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v12i3.11997

Abstract

Background: Urgensi dan permasalahan yang menjadi fokus kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah adalah pemetaan partisipatif dalam mengukur Tourism Area Life Cycle Pada Komunitas Pemanfaat Danau Balang Tonjong Kota Makassar. Program penelitian masyarakat ini bertujuan untuk melakukan penetaan partisipatif untuk mengukur Tourism Area Life Cycle. Metode: Model atau pendekatan yang dapat dipakai adalah Asset Based Community Development (ABCD). Hasil: Berdasarkan hasil tahapan discovery, diperoleh informasi bahwa di Danau Balang Tonjong telah dikembangkan melalui program dari Pemerintah Kota Makassar untuk lokasi wisata perairan. Namun sejak 10 tahun terakhir objek wisata tersebut mengalami kemunduran. Hingga saat ini hanya tersisa bangunan semi permanen Baruga Wisata dibagian selatan danau yang kondisinya sudah tidak terawat. Tourism Area Life Cycle (TALC) yang dikembangkan oleh Butler (2006) yang diolah kemudian dianalisis memberikan hasil bahwa berdasarkan analisis tersebut maka kawasan Danau Balang Tonjong berada pada tahapan penurunan (decline) menurut kriteria dari Tourism Area Life Cycle (TALC. Kesimpulan: Danau Balang Tonjong membutuhkan arahan prioritas pada beberapa permasalahan yang segera diselesaikan yaitu tidak tertatanya kawasan dan fasilitas pariwisata yang belum sepenuhnya berfungsi optimal.