Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Strategi Penanganan Banjir di Kelurahan Katimbang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Algafari, Algafari; Surur, Fadhil
Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Vol 9, No 2 (2021): Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpg.v9i2.32746

Abstract

Kelurahan Katimbang merupakan salah satu wilayah yang terdampak banjir sangat parah pada awal tahun 2019. Bukan pada tahun ini saja wilayah ini terdampak masalah banjir, tercatat setiap musim penghujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi maupun dengan intensitas curah hujan yang rendah wilayah ini tetap mengalami masalah banjir dengan ketinggian air kurang lebih 1,5 meter. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu rumusan masalah yang pertama adalah : bagaimana tingkat bahaya banjir di Kelurahan Katimbang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar dan rumusan yang kedua yaitu bagaimana klasifikasi strategi penanganan banjir di Kelurahan Katimbang Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Dalam penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah yang pertama metode analisis yang digunakan yaitu analisis overlay, sedangkan rumusan masalah yang kedua metode analisis kuantitaif dengan menggunakan kuesioner kemudian dijelaskan secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat dua tingkat bahaya banjir di Kelurahan Katimbang yaitu dengan tingkat bahaya banjir sedang di RW 1,2,3, dan 4 sementara tingkat bahaya banjir tinggi terdapat di RW 5,6, dan 7 serta untuk menangani permasalahan banjir dijabarkan strategi penanganan banjir berupa penanganan jangka pendek pade fase pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana yang perlu ditingkatkan lagi begitupula dengan memberikan rekomendasi penanganan jangka panjang seperti mengadakan normalisasi tubuh air.
Pengaruh Reproduksi Ruang terhadap Perubahan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Setempat di Kelurahan Samata Kabupaten Gowa Aulia, Nur Rahmi; AS, Nur Syam; Surur, Fadhil
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 2, No 2 (2019): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Desember
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.077 KB) | DOI: 10.34007/jehss.v2i2.88

Abstract

AbstractSamata Urban Village is located in Gowa Regency, the emergence of new areas in the Samata Urban Village replaces the land that was originally occupied by the local community to be transformed into an elite and luxurious area, both that occurred in the city center and in the periphery. The process of rehabilitation and urban renewal is what is referred to as gentrification which in the end urban spaces are utilized by those with high income into real estate. This study aims to identify general condition, to determine the reproduction of space and the impact to social and economic. The analytical method used is superimpose analysis and descriptive analysis. Based on the analysis it was found that with the reproduction of space for the construction of economic and residential facilities that have a high value impact, so many people sell their land. Changes in social and economic conditions according to the correlation analysis of the influence of the development of the Village Samata gave a large influence on population growth with a correlation value of 0.98 with a very strong influence and job development with a correlation value of 0.80 with a very strong influence. So the influence of spatial reproduction in Samata Village has a big impact on the development of physical space in the Samata Village.
EXPLORING THE MACROCOSMIC PERSPECTIVE OF THE BAYAN INDIGENOUS COMMUNITY IN BAYAN DISTRICT, NORTH LOMBOK Surur, Fadhil; Shiraishi, Hideo
Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 14 No 1 (2025)
Publisher : Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Bayan customary community in North Lombok utilizes traditional knowledge systems, including awig-awig, to govern natural resources and sustain environmental harmony, grounded in concepts like Wetu Telu and shaped by Balinese culture. Despite the obstacles of industrialization, Indigenous and Local Knowledge (ILK) is essential for sustainable spatial planning, necessitating extensive research to bolster governmental initiatives. This study was executed in the Bayan sub-district of North Lombok, commencing with interviews of Pemangku Adat and Pembekel, subsequently followed by focus group discussions and participatory mapping. The investigation was performed using both spatial and non-spatial methods to elucidate the relationship between local knowledge and geographical characteristics. The Bayan customary people possess a concept of Indigenous Local Knowledge (ILK) that has been transmitted through generations to carefully manage their environment by delineating daya (mountain) and lauq (coastal) areas, overseen by perumbak, symbolizing harmony between the mountain and the sea. The connection between perumbak, daya, and lauq symbolizes the balance between a man and a woman, who collectively safeguard the source of life and defend their customary region from adverse external forces in the macrocosm.
Pemetaan Partisipatif dalam Mengukur Tourism Area Life Cycle pada Komunitas Pemanfaat Danau Balang Tonjong Kota Makassar Handayani, Risma; Asmulyani, Andi; K, Risnawati; Awaluddin, Iyan; Surur, Fadhil; Ulil Albab, Nurul Istiqamah; Nurfatimah, Nurfatimah; Usman, Khairul Sani
Jurnal SOLMA Vol. 12 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v12i3.11997

Abstract

Background: Urgensi dan permasalahan yang menjadi fokus kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah adalah pemetaan partisipatif dalam mengukur Tourism Area Life Cycle Pada Komunitas Pemanfaat Danau Balang Tonjong Kota Makassar. Program penelitian masyarakat ini bertujuan untuk melakukan penetaan partisipatif untuk mengukur Tourism Area Life Cycle. Metode: Model atau pendekatan yang dapat dipakai adalah Asset Based Community Development (ABCD). Hasil: Berdasarkan hasil tahapan discovery, diperoleh informasi bahwa di Danau Balang Tonjong telah dikembangkan melalui program dari Pemerintah Kota Makassar untuk lokasi wisata perairan. Namun sejak 10 tahun terakhir objek wisata tersebut mengalami kemunduran. Hingga saat ini hanya tersisa bangunan semi permanen Baruga Wisata dibagian selatan danau yang kondisinya sudah tidak terawat. Tourism Area Life Cycle (TALC) yang dikembangkan oleh Butler (2006) yang diolah kemudian dianalisis memberikan hasil bahwa berdasarkan analisis tersebut maka kawasan Danau Balang Tonjong berada pada tahapan penurunan (decline) menurut kriteria dari Tourism Area Life Cycle (TALC. Kesimpulan: Danau Balang Tonjong membutuhkan arahan prioritas pada beberapa permasalahan yang segera diselesaikan yaitu tidak tertatanya kawasan dan fasilitas pariwisata yang belum sepenuhnya berfungsi optimal.
Kesesuaian Lahan Budidaya Rumput Laut Di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar Wahyuni, Sri; Siradjuddin, Irsyadi; Surur, Fadhil
Juvenil Vol 6, No 4: November (2025)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v6i4.28326

Abstract

ABSTRAKPemilihan desa Ujung Baji sebagai lokasi penelitian karena merupakan sentra pengembangan rumput laut di Takalar. Mayoritas masyarakat berkegiatan sebagai petani budidaya rumput laut. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi karakteristik kesesuaian lahan budidaya rumput laut di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar, serta 2) Memetakan kesesuaian lahan budidaya rumput laut di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar. Metode penentuan titik lokasi perairan dengan teknik random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis skoring dan analisis overlay. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Karakteristik kesesuaian lahan budidaya rumput laut di Desa Ujung Baji menunjukkan bahwa lahan yang berada pada perairan dalam merupakan lahan yang cukup sesuai untuk budidaya rumput laut, hal ini didukung oleh parameter suhu 27 oC – 28 oC, salinitas 28 ppt – 31 ppt dan substrat pasir dengan kisaran sangat sesuai, serta parameter kedalaman 2,9 – 3,3 m, kecerahan 2,5 – 3,1 m, dan pH 7,42 – 7,66 dengan kisaran cukup sesuai. Hasil pemetaan kesesuaian lahan budidaya rumput laut di Desa Ujung Baji menunjukkan bahwa luas lahan yang sesuai untuk pengembangan budidaya rumput laut yang ditinjau dari parameter-parameter pertumbuhan ekologis perairan menghasilkan dua kategori kesesuaian lahan rumput laut. Kategori lahan yang cukup sesuai untuk budidaya rumput laut ditandai dengan warna kuning yang memiliki luas 303,77 ha yang berada pada perairan dan kategori lahan tidak sesuai untuk budidaya rumput laut ditandai dengan warna merah yang memiliki luas 204,37 ha yang berada pada perairan dalam dari total luas lahan keseluruhan yaitu 508,14 ha. Kata Kunci: Kesesuaian lahan, budidaya, rumput laut, Desa Ujung BajiABSTRACTUjung Baji village was chosen as the research location because it is the center for seaweed development in Takalar. The majority of people work as seaweed farmers. The aims of this research are 1) Identifying the suitability characteristics of seaweed cultivation land in Ujung Baji Village, Sanrobone District, Takalar Regency, and 2) Map the suitability of seaweed cultivation land in Ujung Baji Village, Sanrobone District, Takalar Regency. Method for determining water location points using random sampling technique. The data analysis used is scoring analysis and overlay analysis. Based on the research results, it was found that the suitability characteristics of seaweed cultivation land in Ujung Baji Village show that land located in deep water is quite suitable land for seaweed cultivation, this is supported by temperature parameters of 27 oC - 28oC, salinity of 28 - 31 ppt and sand substrate. with a very suitable range, as well as depth parameters of 2.9 – 3.3 m, brightness 2.5 – 3.1 m, and pH 7.42 – 7.66 with a quite suitable range. The results of mapping the suitability of seaweed cultivation land in Ujung Baji Village show that the area of land suitable for developing seaweed cultivation in terms of aquatic ecological growth parameters produces two categories of seaweed land suitability. The land category that is quite suitable for seaweed cultivation is marked in yellow which has an area of 303.77 ha which is in waters and the land category which is not suitable for seaweed cultivation is marked in red which has an area of 204.37 ha which is in deep waters of the total area. The total land area is 508.14 ha. Keywords: Land suitability, cultivation, seaweed, Ujung Baji Village