Rega Armella
Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Pesan Dakwah (Dakwah bil Lisan) dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling Sekolah Menengah Atas Kalimantan Timur Muhammad Tahir; Ida Suryani Wijaya; Rega Armella
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 17, No 1 : Al Qalam (Januari 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v17i1.1900

Abstract

Bimbingan konseling sebagai program yang diselenggarakan di sekolah yang mana berfokus pada pemberian layanan bagi peserta didik mulai dari penanganan berbagai persoalan belajar dan sekolah sampai pada mengembangkan minat dan bakat peserta didik secara maksimal. Dalam proses pelaksanaan layanan bimbingan konseling dibutuhkan beberapa factor penentu keberhasilan program tersebut, salah satunya adalah komunikasi yang dilakukan anatara konseli dan konselor. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam pelaksanaan bimbingan konseling dan Faktor pendukung serta faktor penghambatnya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian field research (Penelitian Lapangan). Sumber data utamanya berasal dari hasil wawancara serta observasi guru bimbingan konseling SMA Kalimantan Timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni wawancara, observasi dan dokumentasi. Temuan penelitian menunjukan bahwa secara garis besar pelaksanaan layanan  bimbingan konseling sekolah menengah atas di Kalimantan Timur memuat pesan dakwah (dakwah bil isan) dengan prinsip antara lain, menggunakan perkataan yang baik dan benar (Qaulan Sadidan dan Qaulan Ma‟rufa), perkataan yang komunikatif (Qaulan Balighan), perkataan yang ringan (Qaulan Masyura‟), berkata lemah lembut (Qaulan Layyina), dan perkataan yang mulia (Qaulan Karima). Disisi lain, hal yang mencakup dalam pengukuran keberhasilan atas pelaksanaan bimbingan konseling sekolah menengah atas di Kalimantan Timur yakni, faktor pendukung dan penghambat. Diantara faktor pendukung yang dimaksud meliputi sumber daya manusia yang memadai dan kompeten, sarana dan prasarana dapat mendukung pelaksanaan layanan bimbingan konseling sepenuhnya, bentuk kerja sama orang tua dan pihak sekolah, serta adanya supervisi secara berkala. Adapun faktor penghambat antara lain; keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana, kurangnya kerja sama orang tua kepada pihak sekolah, dan kesenjangan pengetahuan dan latar belakang dari peserta didik.
Implementation of Islamic Communication Principles in High School Counseling Guidance in East Kalimantan Ida Suryani Wijaya; Muhammad Tahir; Rega Armella; Andi Muhammad Abdi
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 03 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i03.4394

Abstract

The purpose of carrying out this research is to find out how the implementation of the principles of Islamic communication in the implementation of guidance and counseling and the supporting factors and inhibiting factors. This study uses a type of qualitative research with field research research methods (Field Research). The data source for this research is the subject where the data is obtained, namely the respondent. The main data sources come from interviews and observations of high school guidance and counseling teachers in East Kalimantan. Data collection techniques used are interviews, observation and documentation. The results of the research will be analyzed using a qualitative descriptive method. The results showed that the implementation of the principles of Islamic communication in Guidance and Counseling for Senior High Schools in East Kalimantan was running effectively which was proven by the delivery of guidance and counseling messages which contained the principles of counseling guidance, including: good and true words (Qaulan Sadidan and Qaulan Ma'rufa), communicative words (Qaulan Balighan), light words (Qaulan Masyura'), gentle words (Qaulan Layyina), and noble words (Qaulan Karima). The supporting factors in the implementation of counseling guidance are adequate and competent human resources, visible and invisible facilities and infrastructure, forms of cooperation between parents and the school, as well as periodic supervision. The inhibiting factors of the implementation of counseling guidance are the knowledge gap and the background of the students.
REFORMASI PENDIDIKAN DAN STRATEGI PEMBAHARUAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI ERA GLOBAL Ida Suryani Wijaya; Muhammad Tahir; Rega Armella; Andi Muhammad Abdi
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 1, No 01 (2012): Jurnal Edukasi Islami - Januari 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.455 KB) | DOI: 10.30868/ei.v1i01.18

Abstract

Reformasi yang terjadi sejak tahun 1998 hingga dewasa ini telah berdampak langsung bagi bangsa Indonesia, bukan saja pada bidang politik dan ekonomi, tetapi juga pada bidang pendidikan.  Apa sebenarnya yang terjadi dalam sistem pendidikan di Indonesia. Apakah Negara kita memerlukan atau tidak memerlukan reformasi, dan/atau inovasi pendidikan dari keadaannya yang sekarang. Apakah keadaan dan perkembangan pendidikan sekarang ini bermasalah ? jika tidak bermasalah apa buktinya, dan jika ya, bagaimana alternatif jalan keluarnya serta upaya memperbaikinya.Untuk dapat menjawab tantangan global ini bangsa Indonesia harus bekerja lebih keras  karena rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada. Sistem pendidikan yang ada  tampaknya belum memberikan andil yang signifikan dalam membentuk manusia Indonesia yang berkepribadian kuat dan cerdas (intelektual, emosional, spiritual, fisik) sehingga mampu menjawab tantangan jaman tidak hanya untuk kejayaan bagi diri sendiri tetapi juga bagi masyarakat dan bangsa. Oleh sebab itu, pembaharuan pendidikan tampaknya telah merupakan kebutuhan mendesak. Penulis mengajukan sebelas usulan dalam pembaharuan pendidikan yang pada intinya berkenaan dengan penentuan politik pendidikan dan kebudayaan dan pembaharuan sistem manajemen pendidikan dengan segala aspeknya untuk memberdayakan seluruh insan pendidikan dan memfungsikan lembaga pendidikan serta mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya membangun pendidikan. Usulan ini diikuti uraian tentang kondisi prasyaratnya.
REFORMASI PENDIDIKAN DAN STRATEGI PEMBAHARUAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI ERA GLOBAL Ida Suryani Wijaya; Muhammad Tahir; Rega Armella; Andi Muhammad Abdi
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 1 No. 01 (2012): Jurnal Edukasi Islami - Januari 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v1i01.18

Abstract

Reformasi yang terjadi sejak tahun 1998 hingga dewasa ini telah berdampak langsung bagi bangsa Indonesia, bukan saja pada bidang politik dan ekonomi, tetapi juga pada bidang pendidikan.  Apa sebenarnya yang terjadi dalam sistem pendidikan di Indonesia. Apakah Negara kita memerlukan atau tidak memerlukan reformasi, dan/atau inovasi pendidikan dari keadaannya yang sekarang. Apakah keadaan dan perkembangan pendidikan sekarang ini bermasalah ? jika tidak bermasalah apa buktinya, dan jika ya, bagaimana alternatif jalan keluarnya serta upaya memperbaikinya.Untuk dapat menjawab tantangan global ini bangsa Indonesia harus bekerja lebih keras  karena rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada. Sistem pendidikan yang ada  tampaknya belum memberikan andil yang signifikan dalam membentuk manusia Indonesia yang berkepribadian kuat dan cerdas (intelektual, emosional, spiritual, fisik) sehingga mampu menjawab tantangan jaman tidak hanya untuk kejayaan bagi diri sendiri tetapi juga bagi masyarakat dan bangsa. Oleh sebab itu, pembaharuan pendidikan tampaknya telah merupakan kebutuhan mendesak. Penulis mengajukan sebelas usulan dalam pembaharuan pendidikan yang pada intinya berkenaan dengan penentuan politik pendidikan dan kebudayaan dan pembaharuan sistem manajemen pendidikan dengan segala aspeknya untuk memberdayakan seluruh insan pendidikan dan memfungsikan lembaga pendidikan serta mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya membangun pendidikan. Usulan ini diikuti uraian tentang kondisi prasyaratnya.
Gender dalam Pendidikan Islam Rega Armella; Husnul Yaqin; Noorthaibah
Healing: Health Education, Advocacy, and Learning Vol. 1 No. 2 (2025): Healing: Health Education, Advocacy, and Learning
Publisher : Healing: Health Education, Advocacy, and Learning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64093/healing.v1i2.809

Abstract

Kesetaraan gender dalam pendidikan Islam masih menjadi isu krusial dalam wacana kontemporer. Meskipun ajaran normatif Islam menempatkan laki-laki dan perempuan pada posisi yang setara dalam kewajiban menuntut ilmu, praktik sosial sering kali belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara komprehensif konsep gender dalam pendidikan Islam melalui analisis normatif-teologis dan data empiris. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode studi kepustakaan, penelitian ini mengkaji sumber-sumber primer (Al-Qur’an dan Hadis) serta sumber-sumber sekunder yang meliputi artikel jurnal, dokumen kebijakan, dan data statistik dari Badan Pusat Statistik Indonesia. Hasil penelitian mengungkapkan lima prinsip fundamental kesetaraan gender dalam Al-Qur’an, yaitu: kesetaraan sebagai hamba Allah, kesetaraan sebagai khalifah di bumi, kesetaraan dalam menerima perjanjian primordial dengan Tuhan, keterlibatan aktif dalam drama kosmik, serta kesetaraan potensi untuk mencapai prestasi maksimal. Analisis terhadap lima dimensi pendidikan Islam akses, kurikulum, metode pembelajaran, model pembelajaran, dan evaluasi menunjukkan adanya kesenjangan antara ideal normatif dan realitas empiris. Meskipun Indeks Ketimpangan Gender menurun dari 0,459 pada tahun 2022 menjadi 0,421 pada tahun 2024, hambatan kultural seperti nilai-nilai patriarkal, penafsiran konservatif terhadap teks-teks keagamaan, dan struktur birokrasi yang maskulin masih menjadi kendala. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan Islam yang responsif gender memerlukan strategi yang komprehensif melalui penguatan kesadaran akan kesetaraan gender, pengembangan kurikulum yang inklusif, serta penerapan kebijakan Pengarusutamaan Gender di lembaga-lembaga pendidikan Islam.