Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Geoid - Journal of Geodesy and Geomatics

Studi Pemodelan Pola Arus dan Kedalaman Sungai Mahakam di Bawah Jembatan Mahakam Kembar Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Keselamatan Pelayaran Kurniadin, Nia; Insanu, Radik Khairil; Fadlin, Feri; Sutaji, Ahmad Aris Mundir
GEOID Vol. 19 No. 2 (2024)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/geoid.v19i2.1257

Abstract

Survei Batimetri adalah kegiatan survei lapangan untuk mendapatkan kondisi topografi dasar perairan, data kedalaman, data pasang surut, maupun lokasi obyek yang membahayakan pelayaran. Survei batimetri pada penelitian ini berlokasi di Sungai Mahakam untuk mengetahui kondisi topografi dasar perairan dan data hidrografi lainnya. Kecelakaan sering terjadi di jalur lalu lintas sungai Mahakam (di bawah jembatan Mahakam Kembar). Selama tahun 2019 sampai 2021, kapal tongkang menabrak jembatan Mahakam Samarinda sebanyak 4 kali di pilar sisi jembatan Mahakam yang lama. Permasalahan tersebut melatarbelakangi penelitian ini untuk mengetahui kedalaman dan arus sungai sebagai salah satu faktor penyebab kecelakaan. Metode yang digunakan adalah metode lapangan dan permodelan arus sungai. Metode lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer berupa data kedalaman, pasang surut serta data arus yang dibutuhkan untuk membuat permodelan pola arus sungai. Permodelan arus sungai menggunakan software HEC-RAS dengan menggabungkan data debit rata-rata, kondisi topografi dan objek jembatan yang berpengaruh. Asumsi aliran sungai Mahakam adalah aliran sungai tak tunak (unsteady flow) dengan debit hulu dan debit hilir sama. Hasil dari penelitian ini, kedalaman di sekitar bawah jembatan berkisar antara -42 sampai -10 m. Hasil pemodelan pola arus melingkar di bawah jembatan dengan kecepatan 0,330 - 0,420 m/s. Kecepatan dan debit rata-rata dari sungai Mahakam berkisar 0,339 m/s dengan debit sebesar 1070,84 m3/s. Hasil simulasi permodelan menunjukkan di pondasi tengah jembatan Mahakam lama dan jembatan Mahakam baru memiliki nilai kecepatan arus yang lebih tinggi daripada sekitarnya. Kecepatan arus ini yang dapat menyebabkan kapal hilang haluan. Pada tiang pondasi tengah jembatan Mahakam lama, daerah dekat fender pengaman jembatan, tersimulasikan arus yang memutar. Pada kasus kecelakaan kapal, pondasi jembatan yang ditabrak berada disisi pengaman fender dan pondasi tengah. Kejadian tersebut bisa disebabkan karena arus memutar tersebut.
STUDY ON DETERMINATION OF CATCH FISH AREA USING DISTRIBUTION PARAMETERS OF SEA SURFACE TEMPERATURE AND DISTRIBUTION OF CHLOROPHYLL-A AT MAHAKAM DELTA MARINE Suparjo, Suparjo; Beze, Husmul; Insanu, Radik Khairil; Arifin, Dawamul
GEOID Vol. 11 No. 2 (2016)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As a maritime country , Indonesia has a comparative advantage in fisheries and marine resource potential . In 2010, the result of fish catches in Samarinda reached 9266.7 tons. Distribution of sea surface temperature and distribution of chlorophyll-a in the Mahakam Delta area required for mapping analysis of fishing grounds in order to maximize the potential of fish catches. The analysis using MODIS Terra satellite image with ATBD 19 MODIS algorithm to determine the concentration of chlorophyll -a and 25 MODIS ATBD algorithm to determine the sea surface temperature in the area of research. The Results of image data processing, sea surface temperatures in 2013 , 2014 and 2015 is dominated with temperatures ranging between 24°C to 28°C. In 2013 , the distribution of chlorophyll-a spread evenly. In 2014 , the waters were relatively less fertile due to the distribution of chlorophyll-a, identified less evenly. By 2015 , the waters were also less fertile. Chlorophyll-a was identified only slightly. Zone of fishing ground, in 2013, the distribution of many fish catches prediction zones spread along the coast north of the Mahakam Delta, the middle of Mahakam Delta and the middle of the Strait of Makassar.Distribution of little fish catches prediction zone were in the South Mahakam Delta. In 2014 , the many fish catches zone spread in the middle of Mahakam Delta and the little fish catches zone spread in north and south coast of the Mahakam Delta.In 2015, there were no many fish catches zones, just the little fish catches was indentified. The little fish catches zone spread in north and south coast of the Mahakam Delta.
PEMETAAN ZONA TANGKAPAN IKAN (FISHING GROUND) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA MODIS DAN PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM Insanu, Radik Khairil
GEOID Vol. 12 No. 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As a maritime country, Indonesia has a comparative advantage in the potential of marine and fishery resources. The parameters of the distribution of sea surface temperature and the distribution of chlorophyll-a can be used for the determination of the fish catch zone in the Mahakam Delta waters area. By knowing the fishing ground, fishermen can maximize the potentiallity of the fish capture. The purpose of this study was to determine the spatial distribution of ground and chlorophyll-a temperatures and to map potential fishing ground zones. The analysis in this study was determined from the distribution of chlorophyll-a obtained with ATBD 19 MODIS band 10 and 12 algorithms and sea surface temperature distribution on ATBD 25 MODIS bands 20, 31 and 32 using images in March, April, July, September and October 2016. Image processing results obtained, sea surface temperature in March, April, July, September and October averaged 27 ° C to 30 ° C. Only in March the average sea surface temperature has a low temperature. Distribution of chlorophyll-a in 2016 was little identified in September, April and March, whereas in October and July chlorophyll-a was many identified. Determination of high potential catchment zone was having a sea surface temperature of about 27 ° C -30 ° C with high chlorophyll-a value, so that if sea surface temperature and chlorophyll-a conditions were not suitable, it was called a low catchment zone. The low zone of fish catch is scattered to the north and center of the Mahakam delta, as well as in the middle of the makasar strait. The high zone of fish catch is scattered to the south of the Mahakam delta, as well as in the middle of the makasar strait.
Deteksi Perubahan Suhu Permukaan Tanah dan Hubungannya dengan Pengaruh Albedo dan NDVI Menggunakan Data Satelit Landsat-8 Multitemporal di Kota Palu Tahun 2013 - 2020 Kurniadin, Nia; Yani, Muhammad; Nurgiantoro, Nurgiantoro; Annafiyah, Annafiyah; Prasetya, F. V. Astrolabe Sian; Insanu, Radik Khairil; Wumu, Romansah; Suryalfihra, Shabri Indra
GEOID Vol. 18 No. 1 (2022)
Publisher : Departemen Teknik Geomatika ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gempa yang diikuti tsunami dan likuifaksi melanda Kota Palu pada 28 September 2018. Sejak saat itu, Kota Palu yang merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia, menjadi pusat perhatian dunia. Berbagai kajian dilakukan untuk memperoleh informasi dari berbagai aspek, antara lain aspek terestrial, perubahan tutupan lahan, batuan, dan perubahan iklim. Teknologi penginderaan jauh memberikan kontribusi yang baik bagi proses penelitian, terutama untuk penelitian yang mencakup wilayah yang luas dan dalam jangka waktu yang lama. Salah satu kajian yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh adalah kajian Suhu Permukaan Tanah (SPT) dengan menggunakan data satelit Landsat-8 multitemporal di Kota Palu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi SPT Kota Palu dari data satelit Landsat-8 multitemporal (2013-2020) dan hubungan antara LST dengan Albedo dan NDVI. Kanal Merah, Biru, NIR, SWIR1 dan SWIR2 digunakan untuk mendapatkan nilai albedo dan NDVI. Nilai emisivitas tanah dan vegetasi serta kanal termal digunakan untuk menentukan nilai LST. Selanjutnya koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui korelasi antara LST dengan Albedo dan NDVI. Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata peta sebaran LST dari tahun 2013 hingga 2020. Dari 30 titik sampel penelitian nilai LST antara 17,00 oC sampai 43,27 oC, rata-rata R2 antara LST dan NDVI adalah 0,657 (korelasi kuat), dan R2 antara LST dan Albedo 0,069 (korelasi sangat lemah).