Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analysis Of Voltage Sensor Based On Optical Fiber Macrobending Structure Using Piezoelectric For 1500 – 1600 Nm Wavelength Dwi Satriananda; Erna Sri Sugesti; Ali Muayyadi
eProceedings of Engineering Vol 4, No 3 (2017): Desember, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The integration of the optical fiber and piezoelectric macrobending structures can be utilized to create a voltage sensor. Both are arranged in such a way that optical fibers form a half or a circle whose position is between two piezoelectric. The piezo characteristic used is a one-way length dimension if applied voltage. So, when the piezo is given a certain voltage, then the optical fiber form, which was originally a half or a circle, will be shaped into an ellipse, because piezo length changes will push the cable from left and right. In addition to the changes in the shape of optical fiber, the distance between piezo, number of turn and cable characteristics used also affect the changes in macrobending loss. 
Analisis Performansi Dan Optimasi Jaringan Long Term Evolution(lte) Pada Wilayah Tol Padaleunyi Wahyu Setiaji; Ali Muayyadi; Heroe Wijanto
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tol Padaleunyi merupakan jalan tol yang menghubungkan antara Padalarang –Cileunyi yang mempunyai panjang sejauh 40,7 Km dengan kepadatan lalu lintas yang cukup padat. Pada tahun 2016 periode bulan Januari-September menunjukan angka kepadatan mencapai 45.320.456 kendaraann. Wilayah tol Padaleunyi merupakan daerah yang sudah tercakup teknologi LTE. Teknologi LTE merupakan teknologi seluler generasi keempat yang merupakan evolusi lanjutan dari standar sistem komunikasi seluler yang ditentukan oleh 3GPP (Third Generation Patnership Project) Release 8 yang mampu melakukan layanan berbasis IP. Namun pada kenyataannya wilayah tol Padaleunyi masih ada daerah yang belum tercakup teknologi LTE. Maka untuk meningkatkan kinerja jaringan sehingga mempunyai kualitas yang baik dan hasil kerja yang tinggi, kita bisa melakukan pengukuran dengan mengukur kualitas jaringan LTE di wilayah tol Padaleunyi. Pada penelitian ini, telah dilakukan pengukuran kualitas jaringan LTE dengan menggunakan metode drive test. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan Tems dan Atoll. Adapun area studi kasus pada penelitian ini yaitu wilayah tol Padaleunyi yang telah dilakukan sebelumnya dengan pelanggan yang menggunakan operator Telkomsel. Dalam penelitian ini digunakan skenario optimasi yaitu dengan cara physical tuning antena. Berdasarkan hasil perhitungan dan simulasi terjadi perubahan nilai parameter RSRP, SINR dan Throughput pada daerah bad coverage, bad quality dan low throughput. Pada lokasi kilometer 149-150 untuk RSRP berubah dari -123,56 dBm menjadi -102 dBm ≤ RSRP ˂ -92 dBm., untuk SINR dari -1 dB berubah 3 dB ≤ SINR < 10 dB dan throughput dari 45 kbps berubah menjadi 324 Kbps ≤ Throughput < 1.500 Kbps . Sedangkan pada lokasi kilometer 152-153 untuk RSRP berubah dari -120,56 dBm menjadi -102 dBm ≤ RSRP ˂ -92 dBm, untuk SINR dari -0,65 dB berubah menjadi 3 dB ≤ SINR < 10 dB dan throughput dari 47 kbps berubah menjadi 324 Kbps ≤ Throughput < 1.500 Kbps. Parameter tersebut telah memenuhi target KPI jaringan LTE operator Telkomsel pada area Tol Padaleunyi.
Analisis Kinerja Fractional Power Control Uplink Pada Sistem Ffr Lte Radian Bintang Wicaksono; Ali Muayyadi; Linda Meylani
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak-Perkembangan teknologi seluler semakin berkembang pesat berdasarkan kebutuhan data rate yang semakin tinggi. LTE merupakan generasi keempat yang dicetuskan oleh 3GPP yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam sistem ini daya pancar pengguna merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan data rate. Daya yang dipancarkan dari pengguna menuju base station mempengaruhi kecepatan data rate yang menjadi pertimbangan utama dalam arah uplink. Besar kecilnya daya yang dipancarkan pengguna akan mempengaruhi kualitas data rate bagi pengguna itu sendiri maupun bagi pengguna yang lain. Padahal pada sistem ini menjanjikan kecepatan data rate yang tinggi. Salah satu layanan yang ditawarkan pada LTE adalah Fractional Power Control. Dalam tugas akhir ini membahas salah satu teknik untuk mengatasi kondisi tersebut, yakni Fractional Power Control yang berfungsi untuk mengontrol power yang dipancarkan oleh penguna terhadap base stasion dengan mengatur nilai faktor kompensasi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penggunaan nilai faktor kompensasi 0,6 menunjukan perfomansi yang paling optimal dalam sistem dibandingkan dengan nilai faktor kompensasi yang lebih kecil dari 0,6 dan faktor kompensasi yang lebih besar dari 0,6. Dengan nilai faktor kompensasi yang optimal, pengguna dapat menghemat daya pancar sebanyak ±8,42 dB terhadap daya maksimum yang dibolehkan oleh pengguna. Kata kunci : LTE, Fractional Power Control, FFR, uplink, dan PTX
Desain Dan Realisasi Antena Planar Inverted-f Antenna (pifa) Multiband (900 Mhz, 1800 Mhz Dan 2400 Mhz) Mokhammad Fairizal Rakhman; Ali Muayyadi; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini, peningkatan teknologi khususnya dibidang teknologi wireless meningkat dengan pesat, hampir semua perangkat memiliki kemampuan untuk terhubung dengan koneksi internet agar dapat dipantau dan dikendalikan secara online dari manapun dan kapanpun. Untuk dapat terkoneksi dengan internet secara wireless keberadaan antenna sangatlah vital. Vendor pun dituntut agar mampu meminimalisir sebaik mungkin ukuran antenna agar mampu kompetibel dengan perangkat (tidak membuat ukuran peran gkat menjadi lebih besar). Planar Inverted-F Antenna (PIFA) merupakan salah satu jenis antenna yang populer digunakan pada handphon [1]. Memiliki kelebihann yaitu ukuran yang kecil, low profile, performansi yang baik, serta mudah dalam fabrikasi [2].  Untuk itu penggunaan antenna PIFA sangatlah tepat untuk diterapkan pada perangkat, dengan demikian biaya produksi dan ukuran antena dapat diminimalisir dengan sebaik mungkin. Dalam Tugas Akhir ini dirancang antena Planar Inverted-F Antenna (PIFA) yang bekerja pada frekuensi 900 MHz, 1800 Mhz, 2400 Mhz. Menggunakan antenna PIFA karena desainnya sederhana,ringan dan biaya pembuatannya murah . Metode yg digunakan adalah penambahan slot pada groundplane, menambah element parasitic, dan mempertebal feed terminal.
Analisis Penggunaan Algoritma Resource Scheduling Berdasarkan User Grouping Untuk Sistem Lte-advanced Dengan Carrier Aggregation Vinsensius Sigit; Ali Muayyadi; Arfianto Fahmi
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Jurnal ini memfokuskan pada resources schedulingpada sistem LTE-Advance dengan Carrier Aggregation (CA). Dengan adanya sistem CA ini, setiap user dapat dijadwalkan pada beberapa carrier secara bervariasi. Karena perbedaan frekuensi untuk setiap carrier, maka berbeda pula fading dan cakupan untuk tiap carriernya. Fairness dalam alokasi resources block tidak bisa dicapai dengan algoritma penjadwalan proportional fair (PF) konvensional, karena algoritma PF mengasumsikan semua user dapat dijadwalkan pada seluruh carrier. Maka dibuatlah algoritma modifikasi PF dengan mengelompokkan user terlebih dahulu sesuai dengan jumlah carrier yang dapat diberikan kepada user tersebut yaitu algoritma weighted-PF (W-PF) yang menambahkan perbandingan jarak dalam proses alokasi dan algoritma user grouping-PF (UG_PF) yang membagi user dan RB pada beberapa grup spesifik. Kata kunci: Carrier aggregation, User grouping, Proportional fair, LTE-Advanced
Analisis Performansi Mimo-ofdm Dengan Menggunakansuccessive Interference Cancellation Mochammad Arfin; Ali Muayyadi; Arfianto Fahmi
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Teknologi multpile antenna pada OFDM mampu meningkatkan kapasitas sistem dan efisiensi spektrum secara signifikan. MIMO-OFDM juga dapat mengurangi efek dari fading berkat penggunaan teknik diversity[4]. Namun penggunaan teknik multi  antena  juga  memiliki masalah seperti interferensi yang terjadi akibat transmisi antar antena yang digunakan. Pada penelitian ini akan digunakan metode deteksi sinyal  non-linear pada MIMO yaitu successive interference cancellation (SIC) pada penerima untuk meningkatkan kualitas sinyal yang informasi. Sinyal yang diterima akan dideteksi dan SIC akan mengambil satu sinyal yang memiliki nilai  channel  gain  terbesar.  Sinyal  tersebut  akan  diolah  sehingga  mendapatkan  sinyal  yang diinginkan dan menghasilkan sinyal berupa sinyal informasi dan sinyal residu. Sinyal residu tersebut digunakan untuk memperbaiki sinyal yang akan diproses berikutnya. SIC  mampu  memperbaiki performansi sistem terlihat dari  menurunnya nilai  BER.  Pada sistem MISO-OFDM, kondisi user dengan kecepatan 100km/jam mengalami perbaikan oleh SIC sebesar 6dB pada BER 10-5. Pada kondisi user dengan kecepatan 120km/jam terdapat perbaikan sebesar 3dB pada BER 10-4. Dan perbaikan sebesar 3,5dB untuk mencapai BER 10-3 pada kecepatan 150km/jam. untuk sistem MIMO-OFDM, perbaikan sebesar 0,5dB untuk mencapai BER 10-6  pada user dengan kecepatan 50km/jam. Perbaikan sebesar 1dB untuk mencapai BER 10-6 dengan kondisi user bergerak 100km/jam. Untuk kondisi user bergerak dengan kecepatan 120km/jam, perbaikan pada BER 10-6 sebesar 3,3dB. Sedangkan pada user dengan kecepatan 150km/jam, perbaikan dalam mencapai BER 10-6 sebesar 4,2dB. Kata kunci : MIMO-OFDM, SIC, BER, OFDM, STBC
Analisis Kinerja Sistem Statistical Multiplexing Pada Digital Video Broadcasting T2 Daniel Wardhana; Ali Muayyadi; edwar edwar
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berpindahnya teknologi televisi analog ke digital tidak bisa dielakan. Demi efisiensi penggunaan frekuensi radio, yang mana itu sendiri merupakan sumber daya tidak terbaharukan, siaran televisi harus berpindah ke dalam format digital. Sistem DVB-T2 bisa mentransmisikan sampai 8 siaran TV sekaligus pada bandwdith yang sama. Salah satu proses yang memungkinkan kemampuan system TV digital untuk mentransmisikan beberapan siaran sekaligus adalah multiplexing, yakni adalah proses penggabungan beberapa sinyal ke dalam 1 kanal. STDM merupakan modifikasi dari metode TDM dasar, dimana perbedaanya terletak pada bagaimana ia menggunakan bandwithnya. TDM pada dasarnya memberikan time-slot dengan ukuran sama besar dan tetap pada tiap tiap kanal, sedangkan pada STDM, Ukuran yang disediakan berbeda pada tiap kanal dan periodenya. Pada tugas akhir ini telah dirancang aplikasi untuk membandingkan performa kedua TDM apabila diberikan trafik yang dirancang sedemikian rupa agar menyerupai trafik yang menjadi input pada system transmiter DVB-T, yakni sinyal MPEG-2 TS. Analisis dilakukan dengan membandingkan keluaran dari simulasi. Pada model sistem, ada tidaknya sinyal pada suatu periode dalam kanal disimulasikan dengan memberikan attribute berupa value pada entity yang secara simultan terus di-generate dengan rentang periode yang sama. Entity disimulasikan sebagai frame dari sinyal video MPEG-2. Frame-rate ditetapkan 30 frame/s. Tiap frame diberikan attribute yang menyatakan besarnya payload yang dibawa tiap tiap frame dan ditentukan melalui random generator yang memiliki distribusi lognormal, sesuai dengan penelitian sebelumnya mengenai traffic dari MPEG- Hasil dari analisis merupakan pengolahan dari perbandingan hasil yang didapat secara teoretis dan simulasi. Dari analisis didapatkan besarnya cell-loss, throughput, dan utilization.
Analisis Kinerja Mimo-ofdm Berbasis Quasi Orthogonal Block Code Dengan Ukuran N=64 Pada Kanal Fading Giashinta Larashati; Ali Muayyadi; Fiky Yosef Suratman
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jurnal ini memfokuskan teknik MIMO coding untuk sistem MIMO-OFDM yang handal untuk meningkatkan kualitas layanan pada pengguna. Teknik coding yang digunakan adalah Quasi Orthogonal Block Coding karena antena pengirim yang digunakan berjumlah lebih dari 2 buah dan diinginkan rate =1. Teknik Coding divariasikan dari sisi space, time, dan frequency. Teknik Quasi Orthogonal Space Time Block Coding (QOSTBC) lebih handal saat kanal bersifat time selective fading, teknik Quasi Orthogonal Space Frequency Block Coding (QOSFBC) lenih handal saat kanal bersifat frequency selective fading. Memvariasikan jumlah subcarrier dan jenis modulasi dilakukan pada sistem MIMOOFDM QOSTBC dan QOSFBC untuk mengetahui kinerja yang terbaik. Kata kunci: MIMO-OFDM, QPSK, Quasi Orthogonal