Claim Missing Document
Check
Articles

Perancangan Jaringan Backbone Selular 10 dan 15 GHz SCM-WDM ROF As'ad Muhammad Nashrullah; Binar Alam Pamungkas; Alfikri D. Pratama; Erna Sri Sugesti
Techno.Com Vol 18, No 3 (2019): Agustus 2019
Publisher : LPPM Universitas Dian Nuswantoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1091.778 KB) | DOI: 10.33633/tc.v18i3.2410

Abstract

Kebutuhan akan layanan broadband di Indonesia meningkat dengan signifikan. Menurut APJII masyarakat yang mengakses internet sebesar 54,67 % di Indonesia. Pengembangan teknlogi komunikasi optik salah satunya adalah Radio Over Fiber (RoF). Objek penelitian ini menggunakan frekuensi 10 dan 15 GHz yang digabungkan dengan teknologi WDM dan SCM pada site operator “3” sebagai rujukan yang berada di kota Tangerang. Parameter yang disimulasikan adalah BER, Q-factor dan keluaran sinyal di output. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai parameter kualitas Q-Factor pada jaringan 10 GHz adalah 21,721, dan pada jaringan 15 GHz adalah 938867. Nilai BER pada jaringan 10 GHz adalah 5.3557 x 10-105 dB, dan pada jaringan 15 GHz adalah 2.55134 x 10-21 dB. 
ANALISIS DAYA HILANG PADA SERAT OPTIK MELENGKUNG MENGGUNAKAN METODE GEOMETRIS DAN FDTD Okfarima Mandasari; Erna Sri Sugesti; Bambang Setia Nugroho
TEKTRIKA Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/tektrika.v1i1.244

Abstract

Analisis dan pengukuran redaman akibat lengkungan serat optik sangat jarang dilakukan. Penelitian ini difokuskan pada analisis daya yang hilang karena lengkungan serat optik dengan menggunakan metode geometris dan Finite Difference Time Domain (FDTD). Hasil analisis kedua metode itu dibandingkan dengan hasil pengukuran. Hasilnya menunjukkan bahwa metode FDTD lebih mendekati hasil pengukuran.Kata Kunci: redaman lengkungan, serat optik, geometris, FDTD
ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI SISTEM RADIO OVER FIBER ANTARA MENGGUNAKAN RADIO TO OPTIC DIRECT CONVERSION DAN IM/DD Helmi Setiawan; Erna Sri Sugesti; Suwandi Suwandi
TEKTRIKA Vol 8 No 1 (2003)
Publisher : Telkom University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/tektrika.v8i1.219

Abstract

Jurnal ini mengevaluasi sistem radio over fiber (ROF) menggunakan radio-to-optic direct conversion (ROC) bertingkat, baik ROC/heterodyne detection (HD) maupun ROC/ self heterodyne detection (SHD). Sistem ROF menggunakan intensity modulation/direct detection (IM/DD) bertingkat berdasarkan parameter carrier to noise ratio (CNR). Optimalisasi nilai optical modulation index (OMI) yang dilakukan pada sistem ROF menggunakan ROC bertingkat, karena performansi CNR dari sistem dengan OMI yang identik kurang baik. Dengan menggunakan metoda optimalisasi OMI, CNR sistem ROC/HD dan ROC/SHD lebih besar 18 dB dan 15 dB dari sistem IM/DD untuk bandwidth sinyal RF sebesar 150 MHz dan jumlah Radio Base Station (RBS) yang terkoneksi (N) = 20. Sedangkan untuk bandwidth sebesar 50 MHz dan N = 20, CNR sistem ROC/HD dan ROC/SHD lebih besar 20 dB dan 17 dB.Kata kunci: radio over fiber, radio-to-optic direct conversion, heterodyne detection, self heterodyne detection
Analysis Of Voltage Sensor Based On Optical Fiber Macrobending Structure Using Piezoelectric For 1500 – 1600 Nm Wavelength Dwi Satriananda; Erna Sri Sugesti; Ali Muayyadi
eProceedings of Engineering Vol 4, No 3 (2017): Desember, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The integration of the optical fiber and piezoelectric macrobending structures can be utilized to create a voltage sensor. Both are arranged in such a way that optical fibers form a half or a circle whose position is between two piezoelectric. The piezo characteristic used is a one-way length dimension if applied voltage. So, when the piezo is given a certain voltage, then the optical fiber form, which was originally a half or a circle, will be shaped into an ellipse, because piezo length changes will push the cable from left and right. In addition to the changes in the shape of optical fiber, the distance between piezo, number of turn and cable characteristics used also affect the changes in macrobending loss. 
Perancangan Modulator Optik Coplanar Stripline Frekuensi 10 Ghz Untuk Radio-over-fiber Arya Dananjaya; Erna Sri Sugesti; Pamungkas Daud
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini membahas perancangan modulator optik dengan struktur Coplanar Stripline (CPS) pada frekuensi 10 GHz. Efek elektro-optik yang digunakan pada perancangan modulator optik adalah efek elektro-optik linier. Metode yang digunakan adalah penelitian ilmu murni karena hasil yang diperoleh tidak diaplikasikan langsung pada teknologi RoF, selanjutnya dilakukan perancangan dengan cara memvariasikan nilai variabel fisis hingga menghasilkan spesifikasi frekuensi kerja sebesar 10 GHz, impedansi input sebesar 50 Ω, dan return loss yang dapat ditoleransi sebesar -10 dB. Dalam tahap penyelesaian, dilakukan analisis terhadap variabel fisis yang mempengaruhi parameter frekuensi kerja dan return loss serta mengaitkannya dengan teori penunjang. Berdasarkan hasil simulasi, diperoleh struktur CPS array 4×1 yang sesuai untuk modulator optik yang digunakan pada teknologi Radio-over- Fiber. Hasil simulasi memiliki nilai return loss ≤ -10 dB pada frekuensi yang ditentukan yaitu 10 GHz. Hasil return loss maksimal pada simulasi ini sebesar -50,6 dB. Kata kunci: modulator optik, RoF, coplanar stripline, elektro-optik linier, return loss, array
Optimasi Txop-hcca Pada Wilanof 802.11 G/e Aplikasi Waktu Nyata Dengan Pendekatan Pemrograman Dinamis Magda Angelina Manullang; Erna Sri Sugesti; Aji Pamoso
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak- Penggabungan jaringan WLAN dan serat optik (WiLANoF) membuat area cakupan semakin luas, sehingga lebih banyak station (STA) yang bisa mengakses. Namun, peningkatan aksesibilitas saja tidak cukup untuk menangani permintaan akses layanan realtime yang semakin meningkat. Untuk memaksimalkan penggunaan WiLANoF tersebut diperlukan sebuah pemahaman desain rekayasa protokol yang menangani aplikasi realtime menggunakan protokol Hybrid Coordination Function-Control Channel Access (HCCA). Pada penelitian ini dilakukan rekayasa internal kanal untuk menentukan kapasitas sumber daya jaringan WiLANoF 802.11g/e pada protokol HCCA dengan menempatkan trafik di sisi Contention Free Period (CFP) saja. Kapasitas tersebut diasumsikan setara dengan kondisi utilisasi kanal maksimum. Utilisasi kanal maksimum dapat dicapai dengan melakukan optimasi pada Transmission Opportunity (TXOP) di dalam protokol HCCA. Optimasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan Dynamic Programming dengan metode Backward dan Forward Recursion. Optimasi TXOP yang diperoleh dengan metode Backward Recursion menghasilkan nilai TXOP maksimum yang sama dengan metode Forward Recursion. Hal ini menunjukkan sistem sudah didefinisikan dengan benar dan teori rekursi terbukti. Dari nilai maksimum TXOP tersebut diperoleh utilisasi maksimum kanal untuk aplikasi realtime pada laju trafik mandatory. Kata kunci : WiLANoF 802.11 g/e, HCCA, TXOP, Dynamic Programming, Backward Recursion, Forward Recursion.
Studi Kasus Sistem Antrian Tapping Ktm Berbasis Rfid Over Fiber Di Gedung Tokong Nanas Universitas Telkom Indri Octavellia Wulanissa; Erna Sri Sugesti; Sri Suryani Prasetyowati
eProceedings of Engineering Vol 5, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Sistem presensi berbasis ICT yang telah diterapkan di lingkungan Universitas Telkom adalah iGracias. Sistem ini terhubung dengan perangkat Radio Frequency Identity (RFID) Over Fiber yang terpasang pada seluruh ruang kelas di 48 gedung Universitas Telkom. Perangkat RFID yang digunakan bekerja pada layanan lalu lintas data dan security menggunakan protokol Slotted ALOHA dimana protokol ini tidak memiliki anti collision, sehingga memungkinkan data bertabrakan atau hilang saat ditransmisikan. Kemungkinan data yang hilang (drop) lebih besar saat kepadatan trafik terjadi. Dari seluruh gedung di lingkungan Universitas Telkom, Gedung Tokong Nanas (KU3) merupakan gedung dengan trafik terpadat pada jam perkuliahan hari Senin hingga Sabtu, pukul 06:30 - 18:30, karena digunakan bersama oleh 7 Fakultas di Universitas Telkom. Permasalahan saat ini adalah kegagalan tapping sangat sering terjadi ketika trafik pada Gedung KU3 dalam kondisi padat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diusulkan sebuah perancangan model antrian baru dalam bentuk Notasi Kendall guna mengelola kepadatan trafik yang dilakukan berdasarkan Uji Perbaikan Kinerja Sistem yang mengacu pada hasil evaluasi kepadatan trafik terhadap parameter: Laju Kegagalan, utilisasi (ρ), volume trafik (V) serta intensitas trafik (A). Evaluasi diambil dari data per-minggu. Berdasarkan analisis didapatkan model antrian pada kondisi existing adalah (M/M/1):(FCFS/500/256). Setelah melakukan evaluasi, diketahui KU3.06 dan KU3.07 merupakan lantai dengan kepadatan trafik tertinggi. Kemudian dengan skema Uji Perbaikan Kinerja Sistem berupa penambahan 1 unit server penyangga untuk KU3.06 dan KU3.07 yang dinyatakan dengan notasi (M/G/2):(FCFS/500/256), didapatkan rata-rata: penurunan ρ sebesar 68,1 %, penurunan V sebesar 19,912 menit, penurunan A sebesar 41,24 menit, dan peningkatan kapasitas server sebanyak 1559 tapping presensi. Namun Laju Kegagalan tidak dapat ditentukan karena belum diimplementasikan. Kata Kunci: RFID, Sistem Antrian, Rekayasa Trafik, Utilisasi, Notasi Kendall. ABSTRACT Presentation system based on ICT that has been applied in Telkom University is iGracias. This system is connected to Radio Frequency Identity (RFID) Over Fiber device which installed in all classrooms at 48 buildings of Telkom University. The RFID device used works on data traffic and security services based on Slotted ALOHA protocol, where this protocol has no anti collision, so it will allowing data to collide or disappear while transmitted. The possibility of missing data (drop) is greater when traffic density occurs. From all buildings in Telkom University, Tokong Nanas Building (KU3) is the most densely populated building during lecture hours from Monday to Saturday, 06:30 am to 06:30 pm. This because the building is shared by 7 faculties at Telkom University. The current problem, tapping failure is very common when traffic on KU3 Building is in heavy condition. To overcome the problem, this final project proposed a new queuing model design by Kendall Notation to manage traffic density that based on System Performance Improvement Test which refers to the result of evaluation from traffic density against parameters: traffic rate, utilization (ρ), traffic volume (V) and traffic intensity (A). The evaluation is taken by weekly data. Based on analysis, the queuing model in the existing condition is (M/M/1):(FCFS/500/256). After evaluation, it is known that KU3.06 and KU3.07 are the floors with highest traffic density. Then, with System Performance Improvement Test scheme in form of addition 1 unit buffer server for KU3.06 and KU3.07 which expressed with notation (M/G/2):(FCFS/500/256), got the mean: decrease ρ equal to 68 , 1%, V decrease to 19.912 minutes, A decrease to 41.24 minutes, and server capacity increase to 1559 tapping Presence. But Failure Rate can not be determined because it has not been implemented yet. Keywords: RFID, Queueing System, Traffic Engineering, Utilization, Kendal Notation.
Analisis Model Txop Wlan Ieee 802.11e/g Menggunakan Discrete Phase-type Untuk Layanan Rt-cbr Gede Astawa Pradika; Erna Sri Sugesti; Sri Suryani Prasetyowati
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak IEEE 802.11e merupakan Wireless Local Area Network (WLAN) standard yang mendukung jaminan Quality of Service (QoS) sehingga dapat membuat layanan real time berjalan dengan baik, namun standard ini memerlukan IEEE 802.11g sebagai physical layer-nya. Pada penelitian ini, analisis model Transmission Opportunity (TXOP) metastabil terfokus pada protokol HCF Coordinated Channel Access (HCCA). HCCA merupakan protokol yang memberikan perlakuan sama untuk semua jenis traffic, karena karakteristik tersebut, HCCA cocok digunakan untuk menangani layanan real time. Proses yang terjadi pada protokol HCCA selalu melibatkan superframe yang terdiri dari beacon, Contention Free Period (CFP) dan Contention Period (CP), selain itu CFP terbentuk dari PCF Inter Frame Space (PIFS), Short Inter-Frame Space (SIFS), dan TXOP. Bagian yang dianalisis hanya CFP, sedangkan bagian yang dimodelkan hanya TXOP yang durasinya dipengaruhi oleh bitrate. Pemodelan dilakukan menggunakan Discrete Phase-Type (DPH) dengan asumsi satu user hanya mendapatkan satu TXOP dan bitrate yang digunakan adalah bitrate mandatory dengan asumsi constant bitrate. Dengan melakukan pemodelan TXOP, diperoleh komposisi TXOP metastabil untuk satu superframe yang dapat menangani real time service dengan baik. Hal ini terbukti dari waktu tunggu yang diperlukan setiap user memenuhi syarat real time service jika komposisi ini digunakan dengan kondisi user yang terhubung ke Access Point (AP) selalu 100. Kata kunci: IEEE 802.11e/g, real time, HCCA, CFP, TXOP, DPH
Simulasi Filter Optik Single Microring Resonator Sebagai Optical Add Drop Multiplexer Akbar Muhammadi; Erna Sri Sugesti; Dadin Mahmudin
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beragamnya layanan informasi dan komunikasi mengakibatkan peningkatan kebutuhan bandwidth dan kecepatan akses data yang tinggi. Salah satu media yang dapat menjadi solusi masalah tersebut adalah kabel serat optik. Kabel serat optik memiliki bandwidth yang lebar serta mampu menggabungkan beberapa informasi dengan menggunakan satu kabel. Metode penggabungan tersebut dikenal dengan sistem multipleks. Sistem multipleks yang umum digunakan pada komunikasi optik adalah dense wavelength division multiplexing (DWDM). DWDM membutuhkan suatu perangkat yang dapat melakukan proses add/drop panjang gelombang dengan menggunakan optical add/drop multiplexer (OADM). OADM terdiri dari filter optik yang dapat melewatkan suatu panjang gelombang tertentu. Salah satunya adalah single microring resonator. Penelitian ini membahas mengenai simulasi dan analisis single microring resonator sebagai filter pada OADM. Simulasi diawali dengan menentukan dimensi awal dan dilanjutkan dengan analisis. Analisis meliputi beberapa parameter kinerja seperti free spectral range, bandwidth, finesse, Q factor. Berdasarkan analisis dan optimasi yang telah dilakukan, diperoleh nilai parameter single microring resonator yang optimal. Hasil simulasi mampu menghasilkan rentang nilai FSR yang lebar, bandwidth yang sempit, nilai finesse yang besar serta nilai Q factor yang tinggi. Kata kunci : Dense wavelength division multiplexing, optical add/drop multiplexer, microring resonator
Analisis Model Txop Pada Wlan 802.11 E/g Menggunakan Continuous Phase-type Distribution Untuk Komunikasi Real Time Variable Bit Rate (rt-vbr) Mardha Al Nazhfi Ali; Erna Sri Sugesti; Sri Suryani Prasetyowati
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

WLAN adalah suatu jaringan area lokal tanpa kabel yang mengunakan frekuensi radio sebagai media tranmisinya untuk menggantikan fungsi kabel, WLAN menggunakan standar IEEE 802.11. Pada penelitan ini dilakukan analisis model Transmit Opportunity (TXOP) pada WLAN 802.11 e/g dengan metode Continuous Phase-Type Distribution untuk Real Time Variable Bit Rate (RT-VBR). Diasumsikan hanya TXOP yang memengaruhi delay sedangkan untuk parameter lainnya diabaikan dan setiap user hanya mendapatkan satu TXOP. Analisis dilakukan pada Hybrid Coordination Function-Controlled Channel Access (HCCA) dan Contention Free Period (CFP) yang merupakan bagian dari Medium Access Control (MAC) karena memberikan jaminan Quality of Service (QoS). Dengan melakukan analisis pada model TXOP, didapatkan ukuran TXOP metastabil tiap bit rate yang dapat menangani komunikasi RT-VBR dengan baik. Terbukti dengan menggunakan TXOP metastabil delay yang dihasilkan dari 100 user yang terhubung ke AP tidak melebihi standar yang ditetapkan oleh ITU dengan asumsi delay hanya bersal dari HCCA-MAC layer. Kata kunci: delay, WLAN 802.11 e/g, Continuous Phase-type Distribution, real time, variable bit rate, TXOP.