Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Usulan Perancangan Gaji Pokok Pada Bagian Executive Assistant Manager Berdasarkan Evaluasi Jabatan Menggunakan Metode Cullen Egan Dell Pada Padma Hotel Bandung Muhammad Ridwan Triantoro; Budhi Yogaswara; Litasari Widyastuti
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Padma Hotel Bandung merupakan hotel bintang lima yang terletak di ketinggian seribu lima puluh meter dari permukaan laut dengan pemandangan lembah serta bukit yang alami. Saat ini sistem pemberian gaji pokok yang dilakukan, berdasarkan proses evaluasi jabatan terhadap posisi-posisi yang ada di Padma Hotel Bandung. Proses evaluasi jabatan Padma Hotel Bandung menggunakan metode Job Ranking, metode ini membandingkan seluruh pekerjaan satu sama lain dan mengelompokan mereka dalam urutan ukuran atau nilai mereka terhadap perusahaan. Perbedaan antara job ranking dan metode analisis seperti points factor rating adalah bahwa peringkat pekerjaan tidak berusaha untuk mengukur penilaian. Metode Cullen Egan Dell didesain untuk menilai jabatan secara konsisten (konsisten diartikan sebagai hasil penilaian yang sama sekalipun evaluasi jabatan dilakukan oleh evaluator yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda pula), sehingga selain memberikan waktu evaluasi jabatan yang lebih singkat pada perusahaan dapat memberikan ketepatan hasil evaluasi jabatan bagi perusahaan. Hasil dari metode Cullen Egan Dell adalah nilai relatif jabatan dimana nantinya akan diolah dengan menggunakan persamaan regresi linier. Setelah itu didapatkan rumus perhitungan gaji usulan yang diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan ketidak adilan yang dialami karyawan Padma Hotel Bandung. Kata Kunci: Evaluasi Jabatan, Sumber Daya Manusia, Sistem Penggajian, Cullen Egan Dell. ABSTRACT: Padma Hotel Bandung is a five-star hotel located at an altitude of fifty meters from sea level with views of the valley and natural hills. Currently the system of salary is done based on the process of evaluating the position of existing positions in Padma Hotel Bandung. The process of evaluating the position of Padma Hotel Bandung using Job Ranking method, this method compares all the work of each other and group them in order of size or value of them to company. The difference between job rank and analytical methods such as rating points rating is that job rankings do not seek to measure judgments. The Cullen Egan Dell method is designed to consistently assess the position (consistently interpreted as a result of the same assessment even if the evaluations of the positions are performed by different evaluators and at different times), so that in addition to providing a shorter evaluation time on the firm it can provide accurate evaluation results position for the company. The result of Cullen Egan Dell method is the relative value of the position which will be processed by using linear regression equation. After that obtained formula salary calculation proposal that is expected able to solve problem of injustice experienced by employees Padma Hotel Bandung. Keywords: Job Evaluation, Human Resources, Payroll System, Cullen Egan Dell.
Perancangan Job Grade Di Unit Bisnis Information & Communication Technology Pt Xyz Menggunakan Metode Fuzzy Ahp Point Factor Fachrul Rozi; Budhi Yogaswara; Litasari Widyastuti
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT XYZ merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saat ini telah berada di bawah koordinasi Kementrian Negara BUMN dengan kepemilikan saham 100% oleh Pemerintah Republik Indonesia yang bergerak di bidang elektronika industri dan infrastruktur. PT XYZ mempunyai tiga Unit Bisnis. Salah satunya adalah Unit Bisnis ICT. Tingkatan jabatan di UB ICT disusun menjadi tiga tingkatan, yaitu golongan jabatan rendah, golongan jabatan tengah dan golongan jabatan tinggi. Pada kasus ini, tingkatan jabatan yang telah disusun perusahaan untuk UB ICT terdapat beberapa jabatan yang memiliki pekerjaan dan tanggung jawab yang besar. Namun jabatan tersebut termasuk kedalam golongan jabatan yang tidak sesuai dengan pekerjaanya. Maka dari itu perlu diadakannya evaluasi jabatan agar tingkatan jabatan bisa disusun dengan baik dan penilaian jabatannya secara objektif. Didalam UB ICT ini terdapat permasalahan dalam penyusunan job grade. Job grade tersebut berpengaruh terhadap sistem penggajian. Grade ini dibuat berdasarkan peraturan pemerintah tentang skala upah untuk BUMN. Metode fuzzy AHP point factor merupakan metode evaluasi jabatan dengan menilai jabatan berdasarkan faktor dan subfaktor yang sesuai kebutuhan perusahaan. Pemberian bobot faktor dan subfaktor menggunakan fuzzy AHP. Hasil dari bobot subfaktor tersebut kemudian diolah menggunakan metode TOPSIS fuzzy untuk pemberian poin jabatan. Hasil dari metode tersebut berupa poin jabatan yang kemudian dihitung menggunakan perhitungan kelas menurut pearson dan dibuatlah job grade berdasarkan poin jabatan yang didapat. Kata Kunci: Evaluasi Jabatan, Fuzzy AHP, TOPSIS Fuzzy, Job Grade. Abstract PT XYZ is a State-Owned Enterprise (BUMN) which is currently under the coordination of the Ministry of State-Owned Enterprises with 100% ownership by the Government of the Republic of Indonesia engaged in the field of industrial electronics and infrastructure. PT XYZ has three Business Units. One of them is the ICT Business Unit. The rank of position in UB ICT is organized into three levels, namely the low rank, the middle position and the high rank. In this case, the level of positions that have been prepared for UB ICT company there are several positions that have jobs and responsibilities are great. However, this position belongs to a class of positions that are not in accordance with his job. Therefore it is necessary to hold an evaluation of positions so that the level of positions can be arranged properly and assessment of his position objectively. In UB ICT there is a problem in the preparation of job grade. Job grade affects the payroll system. This grade is based on government regulations on wage scales for SOEs. The fuzzy method of AHP point factor is an evaluation method of position by appraising positions based on factors and subfactors according to company needs. Giving factor and subfactor weight using AHP fuzzy. The result of the subfactor weight is then processed using TOPSIS fuzzy method for giving the position points. The result of the method in the form of position points are then calculated using class calculations according to pearson and made job grade based on the points positions obtained. Keywords: Job Evaluation, Fuzzy AHP, Fuzzy TOPSIS, Job Grade.
Perancangan Model Bisnis Ukm Wheelhouse Dengan Menggunakan Pendekatan Business Model Canvas Eggy Caesario; Endang Chumaidiyah; Litasari Widyastuti
eProceedings of Engineering Vol 3, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wheelhouse merupakan sebuah UKM yang bergerak di industri produk helm kendaraan sepeda motor yan g berdomisili di kota Bandung. Permasalahan internal maupun eksternal selama masa produksi hingga penjualan ialah minimnya strategi dan inovasi dalam merealisasikan proses bisnis sehingga berdampak pendapatan yang tidak memuaskan. Maka dari itu UKM Wheelhouse memerlukan model bisnis yang dapat membantu dalam pemikiran tentang bagaimana menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai-nilai baik dari segi ekonomi, sosial dan lainnya. Metode analisis model bisnis yang digunakan adalah Business Model Canvas (BMC). Perancangan model bisnis merupakan salah satu solusi karena dapat memetakan, merancang, dan mengarahkan komponen apa saja yang dapat mendukung segala aspek penjualan bisnis UKM Wheelhouse. Hasil dari penelitian ini sembilan komponen model bisnis UKM Wheelhouse, yaitu segmen pasar yang akan dilayani UKM Wheelhouse. Proposisi nilai yang tawarkan ialah kualitas produk dan karakter merek. Saluran komunikasi dan distribusi yang akan digunakan. Sumberdaya yang harus dimiliki ialah sumber daya manusia, fisik, dan intelektual. Mitra yang bekerjasama ialah penyedia bahan baku dan vendor produksi. Beberapa kegiatan utama UKM ialah proses produksi, pemasaran, dan menjalin kerjasama dengan mitra bisnis lainnya. Kata Kunci— Model Bisnis Kanvas, UKM, Benchmarking
Identifikasi Kriteria Talenta Dari Key Positions Level Kepala Bagian Menggunakan Metode Human Asset Value Matrix Di Pt X Sitti Nur Azmi F.; Budi Sulistyo; Litasari Widyastuti
eProceedings of Engineering Vol 3, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT X merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang manufaktur dan pengerjaan proyek untuk produk dan jasa teknologi. Memasuki tahun 2016, perusahaan mengalami perubahan organisasi dalam rangka melakukan pengembangan dan inovasi teknologi. Hal ini berdampak pada perubahan visi, misi, fokus bisnis dan struktur organisasi yang semula terdapat 21 divisi menjadi 13 divisi dan 1 tim setara divisi. Kondisi saat ini menunjukkan adanya fenomena kekosongan calon pemimpin pengganti pada delapan jabatan level Kepala Bagian disebabkan tidak adanya personel yang tepat untuk mengisi jabatan. Selain itu, persentase karyawan yang memasuki Masa Persiapan Pensiun (MPP) sebesar 11% untuk posisi manajerial dan operasional serta kendala keterbatasan individu untuk mencapai target kompetensinya menyebabkan sulit mencari calon pemimpin pengganti. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan kebutuhan dan kriteria karyawan. Perencanaan kebutuhan dan kriteria karyawan dalam rangka menerapkan program manajemen talenta diawali dengan mengidentifikasi kriteria talenta. Proses identifikasi kriteria mengutamakan pengisian key positions yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan. Hasil identifikasi kriteria talenta dari key positions akan dipetakan dalam Human Asset Value (HAV) Matrix berdasarkan kinerja dan potensi. Hasil identifikasi menunjukkan adanya 12 jabatan Kepala Bagian dengan 8 nama jabatan yang berbeda. Hasil pemetaan kriteria talenta dari kriteria Kepala Bagian pada HAV Matrix di PT X terbagi ke dalam profil Star Player sebanyak 7 jabatan dan profil Rising Star sebanyak 1 jabatan. Kata Kunci : manajemen talenta, pemetaan talenta, matriks HAV, potensi, kinerja
Upaya Menjaga Biodiversitas Dengan Keterlibatan Massa : Model Bisnis Crowdfunding Sebagai Strategi Penggalangan Dana Publik Lsm Lingkungan Hidup Studi Kasus Coral Triangle Center (ctc) Bagus Adiib Al-Haq; Farda Hasun; Litasari Widyastuti
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

LSM lingkungan hidup merupakan organisasi nirlaba yang memiliki salah satu aktivitas utama berkaitan dengan penggalangan dana. Crowdfunding merupakan alternatif penggalangan dana publik yang belum banyak diterapkan di Indonesia tetapi memiliki potensi untuk dikembangkan. Proyek crowdfunding oleh LSM lingkungan hidup ada yang berhasil memperoleh dana yang dibutuhkan namun ada yang masih gagal. Salah satu LSM yang telah menerapkan crowdfunding adalah Coral Triangle Center (CTC) pada awal tahun 2015. Crowdfunding pada CTC baru mendapatkan sekitar 1% dari total jumlah dana yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model bisnis yang lebih efektif dalam rangka implementasi crowdfunding pada Coral Triangle Center (CTC). Metode analisis model bisnis yang digunakan adalah Business Model Canvas (BMC). Identifikasi donatur pada bagian customer segments terdiri dari perspektif geografik, sosiodemografi, dan psikografik. Pemetaan value proposition menggunakan pendekatan sustainable business model dengan menjabarkan kontribusi value proyek crowdfunding pada empat sisi yaitu value bagi donatur, lingkungan, sosial, serta stakeholder terkait. Pada tahap pengolahan data yang berasal pada data primer dan sekunder didapatkan usulan berkaitan dengan perbaikan model bsinis bagi crowdfunding di Coral Triangle Center (CTC). Perbaikan juga berpedoman pada langkah perbaikan pada model bisnis eksisting. Terdapat identifikasi yang khusus berkaitan dengan segmen donatur dan pemetaan value proposition. Selain itu aktivitas kampanye yang menunjang bagi proyek diantaranya berdampak pada masukan bagi key pertnership dan cost structure. Kata Kunci : Crowdfunding, Business Model Canvas, LSM lingkungan hidup, Penggalangan dana publik
Perancangan Sistem Penilaian Kinerja Menggunakan Metode Balanced Scorecard Pada Pt. Xyz Elma Anggraini Setyaningrum; Farda Hasun; Litasari Widyastuti
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang industri tekstil. Produk-produk yang dihasilkan adalah selimut lurik, kain lurik, dan kain mentah. Saat ini penilaian kinerja pada PT. XYZ dilakukan hanya pada aspek keuangan dan produksi. Pada aspek keuangan, performansi dilihat dari pencapaian pendapatan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan untuk bagian produksi, pengukuran kinerja dilihat berdasarkan target produksi yang dicapai. Pengukuran kinerja melalui aspek keuangan dan aspek produksi dinilai tidak dapat mengetahui keberhasilan dari target keseluruhan yang dimiliki oleh PT. XYZ dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu diperlukan sistem pengukuran kinerja perusahaan secara keseluruhan dengan menggunakan Balanced Scorecard untuk mempermudah manajemen puncak dalam mengambil keputusan dalam mencapai tujuan dari organisasi perusahaan. Perancangan pengukuran kinerja pada PT. XYZ dalam penelitian ini diawali dengan penjabaran visi dan misi perusahaan dan kemudian dilanjutkan dengan perancangan usulan strategi berdasarkan analisis SWOT. Langkah berikutnya adalah penentuan Critical Success Factor dan Key Performance Indicator. Selanjutnya dilakukan pembobotan dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Pengukuran kinerja ini menghasilkan 16 buah Key Performance Indicator yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan pembobotan AHP, bobot tertinggi terdapat pada perspektif keuangan sebesar 37%, perspektif pelanggan 34%, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran 18%, dan proses bisnis internal 11%. Dari hasil simulasi penilaian diperoleh tiga faktor yang perlu perbaikan, yaitu biaya operasi, tingkat perputaran karyawan, dan tingkat produktivitas karyawan. Kata kunci : Pengukuran Kinerja, Balanced Scorecard, Key Performance Indicators, Analytical Hierarchy Process Abstract PT. XYZ is a textile company which produces lurik blankets, lurik, and raw fabrics. At the present time, the performance appraisal at PT. XYZ is accomplished on financial and production aspect. For the financial aspect, performance is assessed from the earned revenue compared to predefined targets. And for the production aspect, performance measurement is based on the achieved production volume. Performance measurement through financial and production aspects are considered not enough to know the overall achievement of PT. XYZ in realizing its vision and mission. Therefore, in this research, Balanced Scorecard is used to measure the overall performance of the company to facilitate top management in making decisions to achieve the goals of the company. Performance measurement design at PT. XYZ in this research begins with the SWOT analysis, followed by the determination of Critical Success Factors and Key Performance Indicators which will be weighted by using Analytical Hierarchy Process (AHP). These performance measurements results in 16 Key Performance Indicators in the four perspectives of Balanced Scorecards which affects the company performance. Based on AHP weighting, the highest weights is in the financial perspective that is 37%, customer perspective 34%, learn and growth perspective 18%, and internal business process 11%. Based on measurement simulation, there are three factors which need improvement in PT. XYZ. Those are operational cost, employee turnover, and employee productivity. Keywords: Performance Measurement, Balanced Scorecard, Key Performance Indicators, Analytical Hierarchy Process
Perancangan Bobot Kriteria Jabatan Manajer Senior Pengelolaan Sumber Daya Manusia Di Divisi Sumber Daya Manusia Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Process Di Pt.xyz Radityatama Abiyoga; Budi Sulistyo; Litasari Widyastuti
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT.XYZ adalah perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam hulu gas dan minyak bumi. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh PT.XYZ adalah belum efektifnya mekanisme rencana suksesi & karir pegawai di perusahaan. Dampak yang dapat dilihat adalah pencapaian performansi kerja pemegang jabatan yang belum optimal. Kondisi ini disebabkan salah satunya karena tidak adanya standar kriteria dan subkriteria yang digunakan untuk menetapkan pegawai dalam menduduki jabatan. Analisis jabatan sendiri belum dilaksanakan, khususnya di dalam posisi senior manajer pengelolaan SDM. Penelitian ini bertujuan untuk merancang proses pemilihan jabatan senior manajer pengelolaan SDM di PT.XYZ. Informasi dari jabatan diolah dengan menggunakan metode AHP untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi apa yang dapat membuat dalam proses pemilihan jabatan ini menjadi lebih baik Kata kunci --- Analisis Jabatan, Perencanaan Suksesi, Uraian Jabatan, Spesifikasi Jabatan, Analytical Hierarchy Process (AHP), Pemilihan Jabatan Abstract PT. XYZ is a government company that operates in the upstream gas and petroleum. One of the problems in PT. XYZ is the ineffectiveness of the employee succession & career plan mechanism in the company. The impact that can be seen is the achievement of work performance that is not optimal. This condition is caused they don’t have any standard of criteria and sub-criteria used to assign employees to occupy positions. Job analysis has not been implemented, especially in the senior position of HR management managers. This research aims to design the process of selecting the senior position of HR management manager at PT. XYZ. Information from the position is processed using the AHP method to find out the factors that become what can make the process of selecting this office better Key words --- Job Analysis, Succession Planning, Job Descriptions, Job Specification, Analytical Hierarchy Process (AHP), Determination of Position
Penentuan Prioritas Kriteria Pemilihan Kandidat Program Management Trainee Pada Pt. Xyz Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (ahp) Ida Ayu Utari Ananda Putri; Fida Nirmala Nugraha; Litasari Widyastuti
eProceedings of Engineering Vol 3, No 3 (2016): Desember, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penerbangan. Saat ini komposisi karyawan PT. XYZ didominasi oleh kelompok karyawan usia 51-55 tahun. Selain itu, berdasarkan kelas jabatan, pada tahun 2016 PT. XYZ harus memenuhi kebutuhan jumlah karyawan pada level mid-management sebanyak 67 orang. PT. XYZ berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara diambil dari sumber internal, yaitu dari level jabatan staf. Namun rata- rata nilai kinerja karyawan level staf pada tahun 2015 yang dianggap belum memuaskan berdasarkan standar perusahaan membuat     perusahaan     memutuskan     untuk     memenuhi kebutuhan tersebut  dari  sumber  eksternal.  Hal inilah yang membuat perusahaan membuka lowongan program Management Trainee (MT) untuk mengisi kebutuhan kelompok karyawan tersebut. Dalam proses rekrutmen dan seleksi program MT dibutuhkan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh calon kandidat sebelum akhirnya terpilih menjadi kandidat program MT di PT. X. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menentukan kriteria yang menjadi prioritas perusahaan dalam mencari kandidat untuk   program   Management   Trainee   dan   (2)   Membuat rancangan pemetaan proses rekrutmen dan seleksi calon kandidat  MT yang  dilakukan  di  perusahaan sesuai  dengan kriteria yang telah ditentukan. Data penelitian yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari berbagai literatur, hasil penelitian terdahulu, dan sumber lainnya yang relevan dengan topik ini. Analisis data yang digunakan adalah Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk menganalisis nilai prioritas dari faktor, aktor, tujuan, dan alternatif. Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui kriteria yang menjadi prioritas adalah pendidikan terakhir (0.3165), kemampuan manajerial (0.2236), kemampuan personal (0.1873), kemampuan teknis (0.1622), dan pengalaman kerja (0.1104). Kriteria-kriteria ini kemudian digunakan dalam penyusunan rancangan proses rekrutmen dan seleksi bagi program MT di  PT. XYZ. Keyword: Talent Management, Talent Identification, AHP, Rekrutmen dan Seleksi
Perancangan Kamus Kompetensi Menggunakan Metode Delphi Pada Karyawan Direktorat Akademik Level Manajerial Putri Nandari Elman Astadipura, Christanto Triwibisono, Litasari W. Suwarsono Putri Nandari Elman Astadipura; Christanto Triwibisono; Litasari Widyastuti
eProceedings of Engineering Vol 3, No 3 (2016): Desember, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini penelitian yang bersangkutan dengan manajemen sumber daya manusia memiliki salah satu cara yang efektif dan efisien untuk mengelola sumber daya manusia yaitu dengan Competencies Based Human Resource Management (CBHRM). Salah satu institusi pendidikan seperti Glasgow University telah mengaplikasikan CBHRM untuk mengelola sumber daya manusia yang dimiliki. Selain itu, CBHRM dapat digunakan sebagai landasan untuk melakukan aktivitas manajemen sumber daya manusia salah satunya pelatihan dan pengembangan, agar dalam pelaksanaannya dapat sesuai dengan kebutuhan saat ini dan yang akan datang. Studi kasus penelitian ini dilakukan di direktorat akademik Universitas Telkom. Selama ini pada proses prosedur pelaksanaan pelatihan, pelatihan dapat dilaksanakan atas permintaan dari karyawan. Sedangkan, menurut teori CBHRM bahwa diperlukan adanya penilaian terhadap kompetensi karyawan sehingga pelatihan yang dilaksanakan dapat sesuai untuk menunjang kompetensi karyawan yang dibutuhkan. Pada penelitian ini menggunakan metode Delphi dalam pengolahan data, menggunakan kompetensi generik Spencer and Spencer untuk menentukan model kompetensi core personality dan menggunakan benchmark dari Glasgow University untuk model kompetensi skill dan knowledge. Dengan melakukan penentuan kompetensi berdasarkan pendapat para pakar, sehingga dari model kompetensi tersebut terbentuklah kamus kompetensi untuk direktorat akademik Universitas Telkom. Kata kunci : Competencies Based Human Resource Management, Model Kompetensi, Kamus Kompetensi, Delphi
Perancangan Job Description Berdasarkan Kerangka Business Process Pada Cv. Gradient Bayu Satria Yudha; Imam Haryono; Litasari Widyastuti
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

CV. Gradient merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi suku cadang kendaraan bermotor. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1993 dan saat ini bekerja sama dengan PT Showa Mfg, PT Yamaha, Astra Group, dan lain-lain. Fokus dari kegiatan produksi CV. Gradient adalah moulds, press tool, jig & fixture, spare parts, repair, dan lain-lain. Perusahaan ini berjenis persekutuan komanditer (CV) yang tergolong masih dalam skala kecil, baik secara produksi maupun luas fisik (271.24𝐌𝟐 ). Karena jarak antar lantai produksi relatif dekat, maka perusahaan mempunyai kebijakan bahwa beberapa pekerjaan bisa dikerjakan oleh satu pegawai sekaligus. Pegawai ini kesulitan untuk mengontrol kualitas produk dengan teliti jika mengerjakan beberapa pekerjaan. Dampaknya produksi yang dilakukan kurang maksimal yang mengakibatkan terjadinya produk reject. Untuk menciptakan efektifitas kerja pada setiap aktivitas, maka perlu dilakukan analisis pada proses bisnis existing dan dilakukan analisis gap dengan PCF Process Classification Framework (PCF) APQC (American Productivity & Quality Center). Framework ini memberikan usulan aktivitas yang diperlukan oleh perusahaan. Hasil dari analisis gap digunakan untuk membuat proses bisnis usulan yang sesuai dengan kondisi perusahan. Aktivitas usulan dipetakan dengan RACI matrix untuk menentukan peran dan tanggung jawab setiap aktivitas pada masing-masing jabatan. Yang outputnya berupa job description untuk jabatan yang ada di perusahaan. Kata kunci : proses bisnis, APQC, RACI dan deskripsi kerja