Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI PADA PT XYZ DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Ghea Okta Audina; Christanto Triwibisono2; Atya Nur Aisha
JISI: Jurnal Integrasi Sistem Industri Vol 4, No 2 (2017): JISI UMJ
Publisher : Fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jisi.4.2.93-98

Abstract

PT XYZ merupakan salah satu perusahaan teknologi yang mengembangkan solusi teknologi yang terkait dengan bisnis. Dengan usia perusahaan yang masih tergolong muda, memaksa perusahaan memiliki strategi dalam meningkatkan performansi bersaingnya baik secara eksternal maupun internal. Untuk peningkatan performansi internal, diperlukan perbaikan kinerja perusahaan, dapat dilakukan dengan cara merancang manajemen kinerja. Salah satu proses dari manajemen kinerja adalah pengukuran kinerja. Berdasarkan hasil observasi, saat ini perusahaan hanya melakukan pengukuran kinerja dari perspektif keuangan dan karyawan saja, dan pengukuran tersebut hanya dijadikan database saja oleh perusahaan, dan tidak dapat menjawab kebutuhan perusahaan dalam pencapaian visi misi perusahaan dengan kondisi tingkat persaingan yang semakin kuat. Oleh karena itu, diperlukannya pengukuran kinerja untuk meningkatkan performansi kinerja menggunakan metode Balanced Scorecard.Untuk memperoleh usulan sistem pengukuran kinerja, diawali dengan merancang strategi berdasarkan analisis SWOT, mengelompokkan Critical Success Factors dari sasaran strategi, menyusun Key Performance Indicator sebagai indikator pengukuran, melakukan pembobotan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat 7 sasaran strategi, 13 CSF, dan 17 KPI. Bobot tertinggi terdapat pada perspektif pelanggan sebesar 36,41%, keuangan 24,13%, pertumbuhan dan pembelajaran 23,61%, dan internal proses bisnis 15,85%.
Budaya Suku Bangsa di Indonesia dalam Mendukung Pengelolaan Organisasi (Studi Kasus: Universitas Telkom) Christanto Triwibisono; Rio Aurachman
JISI: Jurnal Integrasi Sistem Industri Vol 8, No 1 (2021): JISI UMJ
Publisher : Fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jisi.v8i1.6035

Abstract

Banyak perusahaan di Indonesia yang mempekerjakan karyawan dari berbagai suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki budaya yang berbeda, sehingga diperlukan pengetahuan mengenai budaya mereka agar manajemen dapat lebih memanfaatkan mereka dengan lebih efektif dan efisien. Penelitian ini berfokus untuk pada budaya Suku Bangsa Jawa dan Sunda sebagai suku bangsa yang paling banyak populasinya di Indonesia. Perbedaan antara budaya suku bangsa yang satu dengan suku bangsa yang lain diukur dengan menggunakan dimensi-dimensi budaya bangsa Hofstede. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Budaya Suku Bangsa Sunda untuk dimensi jarak kekuasaan lebih tinggi dari Suku Bangsa Jawa, Suku Bangsa Jawa lebih individualis dari Suku Bangsa Jawa, walaupun keduanya sama-sama lebih senang bekerja berkelompok, Suku Bangsa Sunda lebih berambisi untuk berprestasi dari pada Suku Bangsa Jawa, serta Suku Bangsa Jawa lebih siap menghadapi berbagai ketidakpastian dari pada Suku Bangsa Sunda.
PEMECAHAN MASALAH KEMACETAN LALU LINTAS DI PEREMPATAN SUKARNO HATTA – BUAH BATU BANDUNG DENGAN METODE SIMULASI KOMPUTER Christanto Triwibisono (TELKOM University); Rio Aurachman (TELKOM University)
Jurnal Manajemen Industri dan Logistik Vol 4, No 1 (2020): page 84 - 95
Publisher : Politeknik APP Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.22 KB) | DOI: 10.30988/jmil.v4i1.324

Abstract

AbstractThis paper proposes a solution to the problem of congestion at the Sukarno Hatta Intersection - Buah Batu Bandung by using a computer simulation method with Pro Model software. There are three alternative solutions to this problem, namely changing the duration of traffic lights, adding new road lanes, or making flyovers. Changing the duration of the traffic lights will only reduce the car's travel time from an average of 10.5 minutes to 8.9 minutes (85% of the previous travel time). Adding one lane to each road will only reduce the vehicle's travel time from an average of 10.5 minutes to 7.7 minutes (73% of the previous travel time). The construction of a one-way flyover on Jalan Sukarno Hatta is the best solution, because it reduce the vehicle travel timefrom an average of 10.3 minutes to 3.2 minutes. Significant changes have occurred, the travel time is only 32% of the previous travel time. AbstrakMakalah ini mengusulkan solusi atas masalah kemacetan di Perempatan Sukarno Hatta – Buah Batu Bandung dengan menggunakan metode simulasi komputer dengan perangkat lunak Pro Model. Ada tiga alternatif solusi masalah ini yaitu mengubah durasi lampu merah dan hijau, menambah jalur jalan baru, atau membuat jalan layang. Pengubahan durasi lampu merah dan hijau hanya akan mengurangi waktu tempuh mobil dari rata-rata 10,5 menit menjadi 8,9 menit (85% dari waktu tempuh  sebelumnya). Penambahan satu jalur pada setiap jalan hanya akan mengurangi waktu tempuh kendaraan dari rata-rata 10,5 menit menjadi 7,7 menit (73% dari waktu tempuh sebelumnya). Pembuatan jalan layang satu arah di Jalan Sukarno Hatta merupakan solusi terbaik, karena mengurangi waktu tempuh kendaraan untuk dari rata-rata 10,3 menit menjadi 3,2 menit. Terjadi perubahan signifikan, waktu tempuh tinggal 32% dari waktu tempuh sebelumnya.
Strategi Peningkatan Program Employee Engagement di Telkom University dengan Menggunakan Metode ADDIE Farah Fadhila Mulyadi; Christanto Triwibisono; Ima Normalia Kusmayanti
Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol. 6 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/intech.v6i2.2442

Abstract

Telkom University merupakan perguruan tinggi swasta dibawah naungan Yayasan Pendidikan Telkom. Menjadi perguruan tinggi swasta terbaik tidak terlepas dari peranan karyawan Telkom University, termasuk dosen. Kondisi aktual saat ini diketahui bahwa di Telkom University sebelumnya tidak pernah melakukan pengukuran terkait dengan employee engagement. Semangat, antusiasme dan usaha yang tinggi yang ditunjukkan karyawan, merupakan bagian dari dampak employee engagement yang ditunjukkan karyawan. Untuk itu perlu dilakukan analisis dan pengukuran terkait dengan tingkat employee engagement dengan menggunakan 5 dimensi yang dikembangkan Triwibisono. Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah 5 dimensi employee engagement yang dikembangkan oleh Triwibisono dan rancangan program dengan menggunakan metode ADDIE dengan respondennya adalah Dosen Tetap yang ada di Telkom University. Dari hasil pengukuran terhadap 70 responden, yang ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, dengan kategori dosen tetap di Telkom University, diketahui bahwa tingkat engagement di Telkom University adalah sebesar 34% untuk kategori engaged, 66% untuk kategori not engaged dan 0% untuk kategori actively disengaged. Perancangan dipilih berdasarkan dimensi yang memiliki nilai terendah, yaitu Basic need, Spirit dan meaningfulness. Dimensi basic need dengan membuat survei kebutuhan dan pembuatan format standar untuk identifikasi kebutuhan. Pada dimensi spirit dengan memberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi bagi dosen yang bekerja dalam waktu yang lama. Dimensi meaningfulness dengan memberikan pelatihan terkait value openness yang sudah ada di Telkom University.
Understanding The Behavior and Perceptions of Millennial Generation as Guidance in Developing Service Products and Marketing Strategies: Evidence from West Java, Indonesia Daduk Merdika Mansur; Liestyowati Liestyowati; Ahmad Fauzi Maryadi; Christanto Triwibisono
Jurnal Manajemen Bisnis Vol. 9 No. 2 (2022): September
Publisher : Pusat Penerbitan dan Publikasi Ilmiah, FEB, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.093 KB) | DOI: 10.33096/jmb.v9i2.407

Abstract

This study aims to determine the behavior of the millennial generation in Indonesia, which is experiencing high business growth. Understanding the behavior and perceptions of the millennial generation can be an important factor as guidance or evidence in developing service products and marketing strategies that are carried out. This study uses a qualitative survey method by distributing online surveys. Data processing is carried out using the theme analytic method to describe the important factors that become the perception and behavior of the millennial generation in Indonesia. Findings: The widespread use of the internet in Indonesia has shifted the behavior and lifestyle of the younger generation. The number of entertainment facilities and the strong interaction on social media have shaped the perception and behavior of the millennial generation in Indonesia. Characters who live relaxed and always want to have fun are the big picture of the profile of the younger generation. Aspects of literacy or learning are also increasing by referring to things related to knowledge about problem solving. The need for a harmonious relationship is more missed than the rewards of materialism as an indication of the millennial generation's longing to have a warm relationship with their parents. The use of free time is more focused on fun activities that are relaxing. The thing that becomes an important memory led to a desire in an atmosphere of harmony. The anxiety that is felt hopes to get more attention from parents. Heavy mental pressure raises the need for sharing quite high and frequency every day.
Rancangan Usulan Alur Sistem Perekruta Dan Seleksi Karyawan Pada Cyberlabs Bandung Menggunakan Metode Benchmarking Titi Melinda; Christanto Triwibisono; Atya Nur Aisha
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK CyberLabs sebagai perusahaan yang fokus mengembangkan software dan teknologi, berkaitan dengan bisnis online, aplikasi mobile dan system point of sale. Dalam melaksanakan kegiatannya ini, CyberLabs memerlukan peranan pegawai yang berkualitas dan ahli pada bidangnya masing-masing agar dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan. Namun CyberLabs mengatakan bahwa perusahaan masih belum memiliki standar khusus terhadap alur rekrutmen dan seleksi karyawan, karena tahapan atau alur yang dilaksanakan bisa saja berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan perusahaan. Sehingga dapat mengakibatkan kualitas karyawan yang diangkat atau di hiring tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh perusahaan. Untuk memperoleh proses rekrutmen dan seleksi yang lebih efisien dan standarisasi, dilakukan perbaikan alur proses menggunakan metode benchmarking. Benchmarking yang dilakukan dengan 3 tipe yaitu competitive benchmarking, worldclass benchmarking, dan activity-type benchmarking. Tujuannya untuk memproses gap perbedaan proses bisnis. Proses bisnis usulan diidentifikasi bobot kepentingan antar prosesnya dengan menggunakan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process). Berdasarkan hasil benchmarking, terdapat 13 gap hasil perbandingan dengan objek benchmark. Rancangan proses bisnis rekrutmen dan seleksi yang diusulkan terdiri dari 12 proses. Proses yang memperoleh bobot kepentingan terbesar adalah pemberian iklan informasi dengan alasan hal ini sangat penting dalam melakukan suatu tahapan rekrutmen dan seleksi untuk menjaring para pelamar agar tertarik bergabung dengan suatu organisasi atau perusahaan. Kata Kunci: rekrutmen dan seleksi, benchmarking, gap, AHP ABSTRACT CyberLabs as a company that is the focus of developing software and technology related to online business, mobile applications and point of sale system. In carrying out these activities, CyberLabs requires the role of employee qualified and experts in their fields each in order to assist companies in achieving their objectives. But CyberLabs said that the company still did not yet have specific standards against the flow of recruitment and selection of employees, because of the stage or groove that carried out could be changed at any time in accordance with the conditions that the company provided. CyberLabs only use a simple groove as a reference standard. So can result in a quality employee appointed or in hiring does not match criteria desired by the company. To obtain the recruitment processes and a more efficient selection and standardization, performed the repair process flow using the method of benchmarking. Benchmarking conducted by 3 types namely are competitive benchmarking, world-class benchmarking, and activity-type benchmarking. The goal is to process the difference gap of the business processes. Business process proposals identified the importance weights between the process by using AHP method (Analitycal Hierarchy Process). Based on the results of benchmarking, there are 13 gap results comparison with benchmark. The design of business processes for the recruitment and selection consists of 12 proposed. The process of obtaining the greatest interest of the weight is the awarding of advertising information with the reason this is so important in doing a stage of recruitment and selection to trawl the applicants in order to be interested in joining an organization or the company. Keywords: recruitment and selection, benchmarking, gap, AHP
Perancangan Struktur Organisasi Menggunakan Pendekatan Proses Bisnis Pada Rumah Sakit Sumber Waras Cirebon Muhammad Ilham Maulana; Christanto Triwibisono; Atya Nur Aisha
eProceedings of Engineering Vol 5, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah Sakit Sumber Waras Cirebon merupakan rumah sakit swasta kelas B. Bagian pemasaran dan humas merupakan salah satu departemen yang dikelola oleh RS Sumber Waras. Berdasarkan karakteristik internal, bagian pemasaran dan humas memiliki tipe struktur organisasi fungsional. Tidak terdapat pembagian fungsi dan jabatan secara spesifik untuk tiap staf. Pada struktur eksisting, hanya terdapat keterangan staf 1 sampai staf 5. Hal tersebut mengakibatkan tidak ada pembagian pekerjaan yang jelas. Untuk menciptakan struktur organisasi fungsional yang lebih efektif, perlu dilakukan analisis pada proses bisnis eksiting perusahaan. Dilakukan analisis gap antara proses bisnis eksisting dengan proses bisnis Healthcare Provider Process Classification Framework (PCF). Hasil dari analisis gap adalah proses bisnis usulan yang digunakan untuk penamaan fungsi untuk tiap staf didasarkan pada pengelompokkan proses bisnis apa saja yang menjadi tanggung jawab dan dikerjakan oleh staf yang bersangkutan. Hasil penamaan fungsi digunakan pada struktur organisasi usulan untuk menggantikan keterangan staf 1 sampai dengan staf 5 pada struktur eksisting. Sedangkan untuk uraian jabatan, proses bisnis usulan dipetakan dengan matriks RACI untuk mengidentifikasi pihak mana yang bertanggung jawab atas suatu aktivitas. Kata kunci: Proses Bisnis, RACI, Struktur Organisasi, Uraian Jabatan, PCF, Analisis Gap
Perancangan Sistem Manajemen Kinerja Di Ukm Xyz Dengan Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems (Ipms) Hizgion Dofesto Alsimanjuntak; Christanto Triwibisono; Atya Nur Aisha
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak UKM XYZ merupakan UKM yang bergerak dibidang konveksi. Hasil yang diproduksi oleh UKM XYZ merupakan tas dan baju. Namun, UMKM ini memiliki kendala dalam terus meningkatkan performa produksinya. Manajemen kinerja yang berfokus pada finansial menjadi penyebab dari kinerja yang tidak baik, dikarenakan manajemen kinerja yang dilakukan pihak pengelola tidak komprehensif dan tidak memperhatikan stakeholder yang memiliki kontribusi terhadap UKM ini. Metode IPMS membagi organisasi dalam 4 level, yaitu Bisnis Induk, Bisnis Unit, Proses Bisnis, dan Aktivitas. Dari 4 level tersebut akan ditentukan stakeholder yang memiliki hubungan dengan organisasi tersebut. Proses selanjutnya adalah penulis akan merangkai stakeholder requirement, stakeholder objectives, dan hasil terakhir adalah KPI yang berfungsi bagi organisasi untuk mengontrol kinerja yang dimiliki organisasi. KPI yang telah didapat selanjutnya akan dilakukan implementasi, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan dari hasil manajemen kinerja dengan manajemen kinerja menggunakan metode IPMS. Berdasarkan hasil yang didapat adalah manajemen kinerja eksisting yang hanya memperhatikan finansial memiliki nilai pencapaian omset yang cukup baik. Namun demikian dibandingkan dengan hasil nilai pencapaian dengan menggunakan metode IPMS yang memiliki beberapa perspektif penilaian menunjukkan hasil yang lebih baik, hal ini dikarenakan metode IPMS dapat menyelesaikan permasalahan yang dialami UKM seperti target produksi yang tidak tercapai, tingkat keterlambatan serta ketidakhadiran pegawai. Kata kunci: UKM, IPMS (Integrated Performance Measurement System), KPI (Key Performance Indicator) Abstract XYZ SME is an organization that makes garment products. XYZ’s product are bag and clothes. XYZ have a problem in improve the performance. Performance management that is focused on finance become the bad effect of bad performance, it’s all because performance management that did by owner not comprehensive and not concern with stakeholder that has a contribution with the SME. IPMS divided organization in 4 level, the business, business unit, business process, and activities. After that, the stakeholder for all level will determined. The next procedure is arrange the stakeholder requirement, the stakeholder objectives, and the last one is KPI that has a function to control the organization performance. The implementation has a goal, that is to compare the result of existing performance management with performance management that use IPMS method. Acoording to the result, an existing performance management that focus only to financial perspectives has a good result at achiving a turnover. But, compared with achievement result that come from the IPMS method that has few scoring perspectives has a better result. It because IPMS method can solve some of SME problems, like production target that not achived, rate of late, and also rate of absence. Keywords: SME, IPMS (Integrated Performance Measurement System), KPI (Key Performance Indicator)
Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Pt Trie Mukty Pertama Putra Menggunakan Metode Balanced Scorecard Rio Cahya Agustin; Christanto Triwibisono; Budhi Yogaswara
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak PT Trie Mukty Pertama Putra merupakan perusahaan yang bergerak di bidang general supplier dan konstruksi. Perusahaan harus mengikuti perkembangan yang ada dan memerlukan perancangan sistem pengukuran kinerja untuk dapat mengukur serta meningkatkannya dengan penerapan strategi yang tepat. Pada kondisi aktual perusahaan hanya mengukur dari aspek keuangan, sedangkan pengukuran secara komperhensif yang dibutuhkan, mencangkup aspek keuangan dan non keuangan yaitu dengan metode balanced scorecard. Perancangan pengukuran kinerja dimulai dengan penentuan sasaran strategis perusahaan bersama pihak manajemen, lalu merumuskan Key Performance Indicators yang terbagi menjadi lag indicators dan lead indicators, selanjutnya dilakukan pembobotan untuk setiap indikator menggunakan metode AHP, dan terakhir penilaian kinerja menggunakan metode rating scale. Dari perancangan yang dilakukan menghasilkan 14 KPI, dan hasil pembobotan menunjukan prioritas utama perusahaan adalah perspektif keuangan dengan bobot bobot 33.75%, lalu perspektif pelanggan dengan bobot 27.12%, selanjutnya perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dengan bobot 20.70%, dan perspektif proses bisnis internal pada urutan ke empat dengan bobot 18.43%. Penilaian pada KPI, terdapat satu KPI dengan skor 2 yang menunjukan kriteria kurang baik, dua KPI dengan skor 3 yang menunjukan kriteria cukup, empat KPI dengan skor 4 yang menunjukan kritera baik, dan tujuh KPI dengan skor 5 yang menunjukan kriteria sangat baik. Kata Kunci: Pengukuran kinerja, Balanced Scorecard, Key Performance Indicators. Abstract PT Trie Mukty Permata Putra is a company that works in general supplier and construction. The company has to keep up the existing development and needs performance measurement system to be able to measure and improve them using the proper strategy. In actual condition, the company only measure the financial aspect, meanwhile the requires comprehensive measurement includes the financial aspect and non-financial aspect which is using balanced scorecard method. The performance measurement design begins with the determination of corporate strategic targets with the management party, then formulates the Key Performance Indicators which is divided into lag indicators and lead indicators, after that each indicator is weighted using the AHP method, and the last performance appraisal using the rating scale method. The design results 14 KPI and the weighting result which shows the main priority of the company is the financial perspective with weight of 33.75%, then the customer perspective with weight 27.12%, then growth and learning perspective with weight 20.70%, and internal business process perspective is on the fourth sequence with a weight of 18.43%. In assessment on KPI, there is one KPI with score 2 which indicates less good criterion, two KPI with score 3 which indicate enough criterion, four KPI with score 4 which show good criterion, and seven KPI with score 5 which indicate very good criterion. Keyword: Performance measurement, Balanced Scorecard, Key Performance Indikators.
Perancangan Kamus Kompetensi Menggunakan Metode Delphi Pada Karyawan Direktorat Akademik Level Manajerial Putri Nandari Elman Astadipura, Christanto Triwibisono, Litasari W. Suwarsono Putri Nandari Elman Astadipura; Christanto Triwibisono; Litasari Widyastuti
eProceedings of Engineering Vol 3, No 3 (2016): Desember, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini penelitian yang bersangkutan dengan manajemen sumber daya manusia memiliki salah satu cara yang efektif dan efisien untuk mengelola sumber daya manusia yaitu dengan Competencies Based Human Resource Management (CBHRM). Salah satu institusi pendidikan seperti Glasgow University telah mengaplikasikan CBHRM untuk mengelola sumber daya manusia yang dimiliki. Selain itu, CBHRM dapat digunakan sebagai landasan untuk melakukan aktivitas manajemen sumber daya manusia salah satunya pelatihan dan pengembangan, agar dalam pelaksanaannya dapat sesuai dengan kebutuhan saat ini dan yang akan datang. Studi kasus penelitian ini dilakukan di direktorat akademik Universitas Telkom. Selama ini pada proses prosedur pelaksanaan pelatihan, pelatihan dapat dilaksanakan atas permintaan dari karyawan. Sedangkan, menurut teori CBHRM bahwa diperlukan adanya penilaian terhadap kompetensi karyawan sehingga pelatihan yang dilaksanakan dapat sesuai untuk menunjang kompetensi karyawan yang dibutuhkan. Pada penelitian ini menggunakan metode Delphi dalam pengolahan data, menggunakan kompetensi generik Spencer and Spencer untuk menentukan model kompetensi core personality dan menggunakan benchmark dari Glasgow University untuk model kompetensi skill dan knowledge. Dengan melakukan penentuan kompetensi berdasarkan pendapat para pakar, sehingga dari model kompetensi tersebut terbentuklah kamus kompetensi untuk direktorat akademik Universitas Telkom. Kata kunci : Competencies Based Human Resource Management, Model Kompetensi, Kamus Kompetensi, Delphi