COVID-19 merupakan wabah pandemi yang penularannya terjadi dengan cepat, sehingga Pemerintah mengeluarkan peraturan kebijakan mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), guna meminimalisir dan mendukung percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia. Kebijakan ini berdampak pada metode pendidikan keperawatan yang bermula menggunakan metode tatap muka berbasis praktik menjadi metode daring. Perubahan ini dapat menimbulkan kecemasan dan dapat berdampak pada penurunan akademis mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan pada mahasiswa keperawatan selama pembelajaran daring di masa pandemi COVID-19. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif kuantitatif dengan teknik pengambilan menggunakan teknik convenience sampling dengan rumus Slovin. Sampel pada penelitian ini berjumlah 368 orang. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kuesioner Online Test Anxiety Inventory (OTAI) oleh Alibak et al., (2019) untuk mengukur kecemasan bagi pelajar yang menjalani pembelajaran jarak jauh atau metode daring. Kuesioner ini memiliki tiga faktor dalam menentukan tingkat kecemasan, yaitu psikologis, daring, dan fisiologis. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa keperawatan yang mengalami kecemasan paling tinggi pada domain psikologis yaitu sebanyak 56% responden, pada domain daring mahasiswa mengalami kecemasan yang rendah yaitu 62% responden, sedangkan pada domain fisiologis mahasiswa mengalami kecemasan yang rendah yaitu 54% responden. Hal ini menunjukkan bahwa penting bagi institusi keperawatan untuk mengembangkan kurikulum yang memadai dan memperhatikan kesehatan mental mahasiswa keperawatan selama proses pembelajaran daring.