Wira Maria Ginting
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SOSIALISASI PEMBERIAN BOLU KUKUS DAUN KATUK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Raini Panjaitan; Reno Irwanto; Nadia Husna; Wira Maria Ginting; Desri Meriahta Girsang; Andreais Boffil Cholilullah
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.98 KB) | DOI: 10.35451/jpk.v1i1.705

Abstract

Abstrak Pemberian air susu ibu secara eksklusif merupakan pilihan terbaik untuk bayi yang baru lahir hingga usia 2 tahun. Masalah yang timbul pada ibu menyusui adalah produksi jumlah ASI yang tidak maksimal. Salah satu penyebab masalah tersebut adalah asupan gizi yang rendah sehingga banyak bayi yang kebutuhan gizinya kurang terpenuhi. Pelaksanaan sosialisasi pengabdian masyarakat ini telah dilakukan selama empat hari di Puskesmas Pantai Cermin. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan produksi ASI ibu menyusui melalui pemberian bolu kukus daun katuk. Ibu menyusui diberikan 1 porsi bolu kukus daun katuk yang terdiri dari 3 potong yang masing-masing beratnya 15 gram selama empat hari. Pada hari pertama tim pelaksana melakukan edukasi tentang ASI melalui ceramah dan diskusi serta memperkenalkan produk bolu kukus daun katuk dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan bolu kukus daun katuk dan pemberian bolu kukus daun katuk kepada peserta. Pemberian bolu kukus daun katuk dilanjutkan hingga hari ke empat dan lembar observasi tentang frekuensi menyusui dibagikan setiap hari. Berdasarkan sosialisasi ini didapatkan hasil bahwa ibu menyusui mengalami peningkatan frekuensi menyusui dalam 24 jam. Disimpulkan bahwa produk bolu kukus daun katuk efektif meningkatkan produksi ASI. Abstract Exclusive breastfeeding was the best choice for newborns up to 2 years of age. The problem that arises in breastfeeding mothers was the production of the amount of milk that was not optimal. One of the causes of this problem was low nutritional intake so that many babies had less nutritional needs. This community service outreach has been carried out for four days at the Pantai Cermin Health Center. The purpose of this activity was to increase breastfeeding production of breastfeeding mothers through the provision of katuk leaf steamed sponge. Breastfeeding mothers are given 1 serving of katuk leaf steamed sponge, which consists of 3 pieces, each pieces was 15 grams for four days. On the first day, the implementation team conducted education about breast milk through lectures and discussions and introduced the katuk leaf steamed sponge product, followed by a demonstration of making katuk leaf steamed sponge and giving katuk leaf steamed sponge to the participants. The distribution of katuk leaf steamed sponge was continued until the fourth day and the observation sheet on the frequency of breastfeeding was distributed every day. Based on this socialization, it was found that breastfeeding mothers had an increasing of the frequency of breastfeeding within 24 hours. It was concluded that the katuk leaf steamed sponge product was effective in increasing breast milk production. Abstract Exclusive breastfeeding was the best choice for newborns up to 2 years of age. The problem that arises in breastfeeding mothers was the production of the amount of milk that was not optimal. One of the causes of this problem was low nutritional intake so that many babies had less nutritional needs. This community service outreach has been carried out for four days at the Pantai Cermin Health Center. The purpose of this activity was to increase breastfeeding production of breastfeeding mothers through the provision of katuk leaf steamed sponge. Breastfeeding mothers are given 1 serving of katuk leaf steamed sponge, which consists of 3 pieces, each pieces was 15 grams for four days. On the first day, the implementation team conducted education about breast milk through lectures and discussions and introduced the katuk leaf steamed sponge product, followed by a demonstration of making katuk leaf steamed sponge and giving katuk leaf steamed sponge to the participants. The distribution of katuk leaf steamed sponge was continued until the fourth day and the observation sheet on the frequency of breastfeeding was distributed every day. Based on this socialization, it was found that breastfeeding mothers had an increasing of the frequency of breastfeeding within 24 hours. It was concluded that the katuk leaf steamed sponge product was effective in increasing breast milk production.
PELATIHAN PENGOLAHAN SUSU KEDELAI DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI DESA TANJUNG BERINGIN Desri Meriahta Girsang; Jelita Manurung; Wira Maria Ginting; Nadia Husna
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.703 KB) | DOI: 10.35451/jpk.v1i1.709

Abstract

ASI dengan kualitas produksi yang sedikit tentu menjadi masalah bagi ibu yang sedang berada masa pasca nifas. Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab seperti puting yang datar atau tenggelam, payudara ibu yang bengkak, teknik menyusui kurang tepat atau bahkan karena lidah bayi yang pendek. Kegiatan yang telah dilaksanakan ini merupakan suatu pelatihan yang bertujuan untuk memberikan informasi dan meningkatkan kemampuan dalam mengolah bahan pangan (kedelai) sehingga kandungan gizinya lebih meningkat serta lebih efisien dalam konsumsinya untuk capaian tujuan yaitu meningkatnya kualitas produksi ASI. Berbagai penelitian menyatakan bahwa susu kedelai dinilai mampu meningkatkan kualitas produksi ASI. Vitamin E yang terkandung dalam susu kedelai tidak hanya berperan untuk menjaga kesehatan kulit saja melainkan juga berperan dalam meningkatkan produksi hormon phytoestrogen yang dapat membantu kelenjar susu ibu dapat memproduksi ASI lebih banyak. Pengolahan susu kacang kedelai juga dinilai lebih efisien daripada konsumsi obat pelancar ASI yang notabene lebih sulit diperoleh terkhusus di daerah pedesaan. Pemilihan metode pelatihan pada kegiatan PKM ini adalah agar capaian tujuan PKM akan lebih efisien daripada pemberian informasi dengan metode penyuluhan. Pelatihan pengolahan susu kedelai dalam meningkatkan produksi ASI ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan ibu pasca nifas yang mengalami kurangnya produksi ASI. Jangka waktu pelaksanaan kegiatan PKM ini adalah selama 4 hari dengan jumlah sasaran 50 ibu pasca nifas yang berada di Desa Tanjung Beringin. Pada akhir kegiatan PKM, terdapat peningkatan kemampuan para ibu dalam pengolahan kacang kedelai menjadi susu kedelai. Kata Kunci: Penyuluhan; ASI; Susu Kedelai
PENDAMPINGAN IBU HAMIL DALAM PENANGGULANGAN KEJADIAN KEK DI PUSKESMAS TINGGI RAJA Annisa Febriana Siregar; Jelita Manurung; Wira Maria Ginting
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.175 KB) | DOI: 10.35451/jpk.v1i1.719

Abstract

Abstrak Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan permasalahan yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan di Indonesia. Banyak efek negatif yang akan terjadi apabila kondisi ini tidak diselesaikan seperti kesulitan dalam persalinan, pendarahan dan berpeluang kelahiran bayi dengan kondisi BBLR. Pendampingan ibu hamil selama masa kehamilan merupakan salah satu upaya untuk menganggulangi resiko KEK dengan mendorong, memotivasi serta membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata dalam pencegahan KEK. Pendampingan dilakukan di Puskesmas Tinggi Raja dengan pemberian penyuluhan dan pemberian kuisioner yang berisikan pemahaman ibu hamil tentang kehamilan dengan KEK. Hasil survei tersebut yang dilakukan pada 2 Februari 2021 diperoleh hasil dari 32 ibu, 5 diantaranya belum memahami dan 27 ibu sudah mengetahui kehamilan dengan KEK. Uraian data dan fakta yang ada dengan metode pendampingan pada ibu hamil yang mengalami KEK dan keluarga dapat membantu ibu dalam meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan status kesehatannya selama kehamilan serta mencegah resiko yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan KEK. Kegiatan PKM ini dilakukan agar dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu hamil mengenai KEK serta mencegah resiko yang terjadi akibat kekurangan energi kronik. Pelaksana kegiatan ini adalah tim Pengabdian Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Prodi Gizi yang terdiri dari dosen yang berada di program studi gizi. Kata Kunci: Pedampingan; Ibu Hamil, Kurang Energi Kronik
The Relationship Between Human, Organization, And Technology With Net Benefits On The Implementation Of Management Information Systems Management Information System In Grandmed Hospital Lubuk Pakam Hospital Panjaitan, Delita Br; Fadlilah Widyaningsih; Felix Kasim; Jelita Manurung; Wira Maria Ginting; Bintang Ramadani Ginting
JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG) Vol. 6 No. 2 (2024): Jurnal Kesmas dan Gizi (JKG)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jkg.v6i2.2064

Abstract

Faktor manusia ini diantaranya System Use (Penggunaan Sistem), dan User Satisfaction (Kepuasan Pengguna), Penggunaan sistem ini berkaitan dengan output suatu sistem informasi seperti laporan sebagai bentuk penilaian keberhasilan system. Tujuan penelitian: hubungan human, organization dan technology dengan net benefit pada penerapan sistem informasi manajemen di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam. Metode: bersifat survei analitik dengan rancangan cross sectional, populasi dan sampel, 43 responden, dengan tehnik sampel total sampling. Hasil penelitian: nilai p= 0,01 Berarti p value < 0.05, maka hubungan human, dengan net benefit pada penerapan system informasi manajemen di Rumah sakit Grandmed Lubuk Pakam. nilai p= 0,03 Berarti p value < 0.05, maka hubungan organization dengan net benefit pada penerapan system informasi manajemen di Rumah sakit Grandmed. nilai p= 0,01 Berarti p value < 0.05, maka hubungan Technologi dengan net benefit pada penerapan system informasi manajemen di Rumah sakit Grandmed Lubuk Pakam. Kesimpulan dan saran: Diharapkan penelitiannya ini berguna untuk kemajuan system informasi di rumah saki Grandmed, yang membuat rumah sakit tetap melayani pasiennya dengan standar yang sudah sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah.
Relationship BetweenoMothers' Knowledge1of Balanced Nutrition and the NutritionalKStatus ofKToddlers at the Sialang Bangun Purba Community Health Center Angraini, Salmi; Lindra Cahaya Putri Waruwu; Edarni Zebua; Dian Novita; Wira Maria Ginting
JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG) Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Kesmas dan Gizi (JKG)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/waqs1v11

Abstract

The nutritional status of toddlers reflects their future health. Mothers' understanding of balanced nutrition plays a role in determining and providing appropriate food intake for toddlers. The purpose of this study was to determine the relationship between mothers' knowledge of balanced nutrition and the nutritional status of toddlers in the working area of the Sialang Bangun Purba Community Health Center. This study used a cross-sectional design with a quantitative approach. The sample consisted of 60 mothers with toddlers aged 0-5 years, selected using purposive sampling. Mothers' knowledge was obtained through questionnaires, while the nutritional status of toddlers was measured using anthropometry with weight-for-age as an indicator. Data analysis was performed using the Chi-Square test. The results showed that most mothers had a good level of knowledge (53.3%), and the majority of toddlers also had good nutritional status (53.3%). Based on the statistical test results, a p-value of 0.000 (p<0.05) was obtained, indicating a significant relationship between mothers' knowledge and toddlers' nutritional status. Thus, if mothers have a good understanding of balanced nutrition, their children's nutritional status will also be better. Therefore, nutrition education for mothers is essential to encourage the implementation of healthy eating patterns and prevent nutritional problems in toddlers.
The relationship between the timeliness of meal serving and patient food waste in the inpatient ward of Batu Bara regional general hospital Winda Rizki Pebrina, Batubara; Agnes Yenni Situmorang; Wira Maria Ginting; Desri Meriahta; Monika Helen Sinaga
JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG) Vol. 8 No. 1 (2025): Jurnal Kesmas dan Gizi (JKG)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/t0bavs53

Abstract

Food service in hospitals is one of the indicators of nutrition service quality, where the timeliness of meal delivery and food waste are key concerns. This study aims to determine the relationship between meal delivery timeliness and food waste among inpatients at RSUD Batu Bara. The study employed a descriptive- analytic design with a cross-sectional approach, involving 36 respondents selected through quota non-random sampling. Timeliness data were collected through observation, while food waste was measured using a weighing method. The results showed that the average food waste was 16.52 %. The timeliness of meal delivery was considered moderate (61.1% on time) but did not meet the hospital standard of ≥90%. Pearson correlation analysis indicated no significant relationship between meal delivery timeliness and patient food waste (p > 0.05). In conclusion, although timely meal delivery is important, other factors appear to play  a  more  dominant  role  in  influencing  patient  food  waste.