Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HUBUNGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DAN DUKUNGAN SUAMI DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DENGAN ANEMIA IBU HAMIL Rokhamah, Rokhamah
Asuhan Kesehatan : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan Keperawatan Vol 10, No 2 (2019): ASUHAN KESEHATAN JURNAL ILMIAH ILMU KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.041 KB)

Abstract

Anemia in pregnant women is a condition where a pregnant woman experiences an iron deficiency in her blood. WHO determined the incidence of pregnant anemia ranged from 20% to 89% by determining Hb> 11 g% as a basis.The purpose of the study was to determine the relationship between the frequency of ANC visits and husband's support in consuming Fe tablets with the risk of anemia in second trimester pregnant women in the work area of the Singosari health center. This study was designed with analytical methods and cross sectional approaches. The sample of this study were 30 trimester II pregnant women.The results of data analysis showed that the variable X1 (Frequency of Visit ANC) had a significant relationship with the variable Y (Risk of Anemia) with t-count > t-table which was 4.539 > 2.048, and variable X2 (Husband Support) had a significant relationship with variable Y (Risk of Occurrence Anemia) with a t-count > t-table that is 2.929 > 2.048. The value of F-count > F-table which is 11.302> 3.35 means that there is a significant influence between the Frequency of ANC Visits and Husband's Support with the Risk of Anemia. R-square value of 0.456% means that both variables X significantly influence the Y variable by 45.6%, while the other 54.4% is influenced by other factors not examined. From the two variables X, it is known that the more dominant variable Y is X1 (Frequency of ANC Visits) with a value of t-count> t-table, which is 4.539 > 2.048.There are the influence of ANC Frequency Visit Variable (X1) and Husband Support in Consuming Fe (X2) Tablets with the Risk of Anemia (Y). Respondents should always make ANC visits and routinely take Fe tablets so that the risk of anemia can be prevented early.
HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN FLOUR ALBUS Maria Kristinayanti Niba; Puji Astuty; Rokhamah Rokhamah
Biomed Science Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Flour albus merupakan salah satu masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi kaum wanita khususnya remaja putri.Flour albus (keputihan) adalah cairan berlebih yang keluar dari vagina.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri dan gaya hidup dengan kejadian flour albus di 9 kos-kosan Tlagawarna RT 07 RW 06 Kecamatan Lowokwaru  Kota Malang. Desain penelitian menggunakan deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah semua 30 orang remaja putrid dengan flour albus. Teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, kuisioner dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisa secara kuantitatif menggunakan perhitungan regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS for windows.Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Pengaruh variabel pengetahuan (X1) terhadap kejadian flour albus (Y) dapat dilihat dari thitung = 6,632 lebih besar dari t0,05 = 2,045 yang berarti bahwa pengetahuan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian flour albus. Dan pengaruh variabel gaya hidup (X2) terhadap kejadian flour albus (Y) dapat dilihat dari thitung = 2,123 lebih besar dari t0,05 = 2,045 yang berarti bahwa gaya hidup mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kejadian flour albus, 2) Nilai Fhitung = 60,081 yang lebih besar dari nilai F0,05 = 3,354 dapat diartikan bahwa variabel pengetahuan (X1) dan variabel gaya hidup (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel kejadian flour albus (Y), 3) Nilai Rsquare sebesar 0,817 berarti variabel pengetahuan (X1) dan variabel gaya hidup (X2) berpengaruh terhadap variabel kejadian flour albus (Y) sebesar 81,7% sedangkan sisanya 18,3% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
PEMERIKSAAN IBU HAMIL DI DESA SONGOWARENG KECAMATAN BLULUK KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR Rokhamah mah
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 3, No 2 (2023): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v3i2.315

Abstract

Pemeriksaan pada ibu hamil yang dilakukan di desa Songowareng  kecamatan Bluluk Kabupaten  memiliki tujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu hamil yang ada di desa Songowareng . Kegiatan pemeriksaan ini di lakukan dengan mengundang ibu hamil di pondok pesantren Bhumi shalawat  desa Songowareng  kecamatan Bluluk. Pemeriksaan yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini meliputi 10T, dalam T yang ke 8 yaitu tes laboratorium yang kita lakukan  dalam pemeriksaan ini adalah tes GDA dan Tes Hb untuk tes protein urin tidak di lakukan dikarenakan tidak ada indikasi. Kondisi kesehatan ibu hamil dalam pemeriksaan ini dalam kondisi baik tidak ada tanda tanda preeklamsi yan di tunjukkan dengan tekanan darah yang normal dan tidak ada oedema, kadar Hb Ibu  normal tidak ada tanda anemia di tunjukkan dengan nilai kadar Hb rata-rata dalam posisi normal yaitu 12,4 g/dl . Kadar GDA sesaat nilai rata-ratanya normal yaitu 94,4  mg/dl. Kata Kunci : Pemeriksaan ibu hamil
PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MODEL SMALL GROUP DISCUSSION (SDG) DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU DI SEKOLAH ORANG TUA HEBAT (SOTH) DI BKB HARAPAN KITA 2 DESA SUMBEREJO KOTA BATU Rokhamah Rokhamah; Sayuti Sayuti
Biomed Science Vol 11, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Small group discussion adalah proses pembelajaran dengan melakukan diskusi kelompok kecil tujuannya agar peserta didik memiliki keterampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibakan gangguan pertumbuhan pada anak. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah lahir namun kondisi stunting baru tampak setelah bayi berusia 2 tahun. Di desa Sumberejo Balita yang mengalami stunting dan berat badan kurang sebanyak 58 balita.  Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau open behavior (Donsu, 2017). Untuk meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita stunting  peneliti mencoba menggunakan metode pembelajaran Small Group Discussion dalam Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH).Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan eksperimen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan pengetahuan ibu di SOTH dengan belajar menggunakan model; Small Group Discussion.Penelitian ini dilaksanakan di Small Group Discussion (SOTH) di BKB Harapan Kita 2 desa Sumberejo Kota BAtu. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh . Pemberian Pendidikan  dengan Model Small Group Discussion (SDG) Dalam Upaya Meningkatkan Pengetahuan Ibu Di Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) BKB Harapan Kita 2 Desa Sumberejo  Kota Batu hal ini di tunjukkan dengan adanya peningkatan pengetahuan ibu ibu di SOTH dari nilai pre test dengan rata –rata 65,0 dan saat sesudah pemberian pendidikan dengan model SDG niali postes 75,38 yang artinya ada peningkatan sebesar  15, 38. Dilihat dari nilai Ttest menunjukkan ada pengaruh yang di tunjukkan dengan nilai thitung =  4,039 ttab = 1,708 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,00
STUDI PREEKLAMSI DAN PARTUS LAMA DENGAN TERJADINYA ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT BENMARI KABUPATEN MALANG mah, rokhamah; Sayuti, Sayuti
Jurnal Pendidikan Indonesia : Teori, Penelitian, dan Inovasi Vol 2, No 6 (2022): Jurnal pendidikan Indonesia: Teori, Penelitian, dan Inovasi
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpi.v2i6.311

Abstract

Neonatoral asphyxia is a condition of a newborn who experiences spontaneous and regular breathing failure immediately after birth, so that the baby cannot enter oxygen and cannot remove charcoal acid substances from his body. Preeclampsia results in high blood pressure causing reduced blood delivery to the placenta, causing hypoxia and causing asphyxia at birth. From a preliminary study conducted by researchers at Ben Mari Hospital, data on 102 deliveries were obtained. From these data, 30 babies who had asphyxia were obtained. Of the 30 babies, 15 of them had asphyxia due to preeclampsia and 10 of them had asphyxia due to the long labor process. While the other 5 are caused by other factors. Based on the preliminary study, researchers are interested in taking the title Relationship Between Preeclampsia And Old Partus With The Risk Of Asphyxia In Newborns In Benmari Hospital. The research method used uses quantitative methods using a cross sectional approach. Which is carried out with the aim of explaining relationships or influences, estimates, testing based on existing theories or revealing correlative relationships between research variables. This research was carried out at Benmari Hospital, Malang Regency. The sampling method uses the total sampling technique, which is a sample determination technique when all members of the population are sampled. The value of t count variables preeclampsia and old partus t count is 10,219 t table 2,051 which means that there is a significant relationship Between preeclampsia and old partus (X1, X2) and the incidence of asphyxia in newborns (Y). The calculated f value is 14,194 the Ftabel value is 2.95, meaning that there is a significant difference between the preeclampsia and old partus variables (X1, X2) and the risk of asphyxia in newborns (Y). The value of the coefficient of determination of0.513 means that the relationship of the free variable (X1, X2) with the bound variable is 51.3%, while the other 48.7% is influenced by other factors that are not studied.ABSTRAKAsfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya. Preeklamsi mengakibatkan tekanan darah yang tinggi menyebabkan berkurangnya kiriman darah ke plasenta sehingga menyebabkan hipoksia dan menyebabkan asfiksia pada saat lahir. Dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Ben Mari, didapatkan data 102 persalinan. Dari data tersebut diperoleh 30 bayi yang mengalami asfiksia. Dari 30 bayi tersebut 15 diantaranya mengalami asfiksia karena preeklamsi dan 10 diantaranya mengalami asfiksia karena proses persalinan yang lama. Sedangkan 5 lainnya disebabkan karena faktor lain. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut peneliti tertarik ingin mengambil judul hubungan preeklamsi dan partus lama dengan resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir di rumah sakit benmari. Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Yang dilakukan dengan tujuan menjelaskan hubungan atau pengaruh, perkiraan, menguji berdasarkan teori yang ada atau mengungkapkan hubungan yang korelatif antara variabel penelitian.penelitian ini dilaksanakan di rumah sakit benmari kabupaten malang. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel. Nilai t hitung variabel preeklamsia dan partus lama t hitung sebesar 10.219 t tabel 2.051 yang artinya ada hubungan yang signifikan Antara preeklamsia dan partus lama (X1, X2) dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir (Y). Nilai f hitung sebesar 14.194 nilai Ftabel sebesar 2.95, artinya terdapat yang signifikan antara variabel preeklamsia dan partus lama (X1, X2) dengan Resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir (Y). Nilai koefisien determinasi sebesar 0,513 artinya hubungan variabel bebas (X1, X2) dengan variabel terikat sebesar 51.3%, sedangkan 48.7% lainnya dipengaruhi oleh factor lain yang tidak diteliti.
PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA KULIAH KOMUNIKASI DALAM PRAKTEK KEBIDANAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA mah, rokhamah; Adelia, Donna Dwinita
Jurnal Pendidikan Indonesia : Teori, Penelitian, dan Inovasi Vol 4, No 3 (2024): Jurnal Pendidikan Indonesia : Teori, Penelitian, dan Inovasi
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpi.v4i3.708

Abstract

Cooperative learning has several models including, JIGSAW, TGT and simulation. Communication courses in midwifery practice are courses that discuss more material so that if the lecture model is used, it can quickly cause boredom in students, resulting in decreased performance. To improve this achievement, researchers tried to use the STAD and Jigsaw learning methods. The aim of this research is to determine the differences between the STAD and Jigsaw Cooperative learning models on student achievement in communication courses in midwifery practice. The population in this study were students at the Wira Husada Nusantara Malang Health Polytechnic, midwifery study program, semester 4. The sample in this study was students from classes A and B. Data were analyzed using an unpaired t-test. The results of this research show that there is an influence of the application of the STAD learning model on student achievement, this is shown by the value of t = 19.01 t table 2.02 and seen from the jigsaw cooperative learning, there is an influence of the jigsaw learning model on student achievement, this is shown by the value tcount = 21.19 t table 2.02. From these two learning models, it can be seen that both of them can increase students' knowledge as seen from the post-test scores which are getting better compared to the pre-test scores and if seen from the calculated t value which is greater than the t table value. Based on this, it can be concluded that the calculated t value of the Jigsaw type learning model is higher compared to the STAD type learning model in communication courses in midwifery practice on student learning achievement
Studi Tentang Pendidikan dan Sikap Kader Posyandu Terhadap Pelaksanaan Program Posyandu di Desa Wonorejo Rokhamah, Rokhamah; Setyowati, Susana; Sayuti, Sayuti; Qotimah, Qotimah
Jurnal Pendidikan Indonesia : Teori, Penelitian, dan Inovasi Vol 5, No 4 (2025): Jurnal Pendidikan Indonesia : Teori, Penelitian, dan Inovasi
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpi.v5i4.1839

Abstract

Education constitutes the transmission of knowledge, competencies, and habits within a community through learning activities, training, or research. Posyandu cadres possess strategic functions as healthcare providers positioned within the reach of posyandu targets with higher interaction intensity compared to other health personnel. Educational levels of posyandu cadres in Wonorejo encompass elementary, junior high, and senior high school levels, with none achieving higher education. Based on interviews with six cadres, four stated that services are provided only when community members come, but no proactive efforts exist when no one comes. This research aims to identify correlations between educational levels and attitudes of posyandu cadres toward posyandu program implementation in Wonorejo Village. Research methodology employed analytical surveys with cross-sectional approaches. Analysis results demonstrate correlations between education and attitudes toward posyandu program implementation, evidenced by Fcount values exceeding Ftable at 20.186 3.320 in simultaneous testing. Partial testing shows educational levels toward posyandu program implementation with Tcount 4.198 Ttable 2.042, while attitude variables toward posyandu program implementation yield Tcount 3.552 Ttable 2.042. Conclusions indicate the existence of significant relationships between educational factors and attitudes toward posyandu program implementation in Wonorejo Village, Poncokusumo District, Malang.ABSTRAKProses pendidikan merupakan transfer pengetahuan, kompetensi, dan kebiasaan suatu kelompok masyarakat melalui aktivitas pembelajaran, pelatihan, atau riset. Kader Posyandu memiliki fungsi strategis sebagai penyedia layanan kesehatan yang berada dalam jangkauan sasaran posyandu dengan intensitas interaksi yang lebih tinggi dibandingkan tenaga kesehatan lainnya. Tingkat pendidikan kader posyandu di Wonorejo mencakup jenjang SD, SMP, dan SMA, tanpa ada yang mencapai perguruan tinggi. Berdasarkan wawancara dengan enam kader, empat di antaranya menyatakan bahwa pelayanan diberikan hanya ketika masyarakat datang, namun tidak ada upaya proaktif jika tidak ada yang datang. Tujuan riset ini adalah mengidentifikasi korelasi antara tingkat pendidikan dan sikap kader posyandu terhadap implementasi program posyandu di Desa Wonorejo. Metodologi penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil analisis menunjukkan adanya korelasi antara pendidikan dan sikap terhadap pelaksanaan program posyandu, yang dibuktikan melalui nilai Fhitung yang melampaui Ftabel yaitu 20.186 3.320 pada pengujian simultan. Pengujian parsial menunjukkan tingkat pendidikan terhadap pelaksanaan program posyandu dengan nilai Thitung 4.198 Ttabel 2.042, sedangkan variabel sikap terhadap pelaksanaan program posyandu menghasilkan Thitung 3.552 Ttabel 2.042. Kesimpulan menunjukkan eksistensi hubungan signifikan antara faktor pendidikan dan sikap terhadap implementasi program posyandu di Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Malang.
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Dalam Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Banjararum sayuti, sayuti; Qotimah, Qotimah; Setyowati, Susana; Rokhamah, Rokhamah
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 4, No 6 (2024): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v4i6.948

Abstract

Anemia is one of the world's health problems and has a high prevalence in almost all countries around the world. Anemia is a medical condition in which the number of red blood cells (hemoglobin) is less than normal. Anemia is defined as a low concentration of hemoglobin (Hb) in the blood. Anemia indicates a disease or change in body function. The occurrence of anemia is one of the causes and effects of malnutrition. The purpose of this community service activity is to increase the knowledge of women of childbearing age (WUS) about efforts to prevent and overcome anemia, so that when pregnant, mothers will avoid anemia. The method used in this activity community service is to provide counseling by providing Educational Information Communication (KIE) about the prevention and control of anemia in women of childbearing age (WUS) where before the counseling a pre-test is given and after the counseling a post-test is given to determine the increase in WUS's understanding of the material that has been given. With the increasing understanding of WUS about what anemia is, its causes, signs and symptoms, and knowing how to prevent and knowing the therapy given if they have anemia, it is hoped that the incidence of anemia in women of childbearing age or mothers will decrease. The method used in Science and Technology for the Community is by providing counseling to Women of Childbearing Age (WUS). The output achieved is that mothers have understood about anemia and its prevention as shown by the increase in pre-test (71) and post-test (81) scores, and it is hoped that mothers can apply it in their daily lives so that they are able to prevent the occurrence of anemia.ABSTRAKAnemia merupakan salah satu dari masalah kesehatan di dunia dan memiliki prevalensi yang tinggi di hampir berbagai negara di seluruh dunia. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah (hemoglobin) kurang dari normal. Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang rendah dalam darah. Anemia menunjukkan suatu penyakit atau perubahan fungsi tubuh. Kejadian anemia merupakan salah satu sebab sekaligus akibat terjadinya gizi kurang. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan para wanita usia subur (WUS) tentang upaya pencegahan dan penanggulangan anemia, sehingga apabila hamil ibu akan terhindar dari anemia. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dengan memberikan penyuluhan dengan cara memberikan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) tentang pencegahan dan penanggulangan anemia pada wanita usia subur (WUS) dimana sebelum penyuluhan diberikan pre test dan sesudah penyuluhan di berikan post test untuk mengetahui peningkatan pemahaman WUS tentang materi yang telah diberikan. Dengan meningkatnya pemahaman para WUS tentang apa itu anemia, penyebabnya, tanda dan gejalanya, dan mengetahui bagaimana cara mencegah serta mengetahui terapi yang diberikan bila sudah terkena anemia tersebut maka di harapkan angka kejadian anemia pada wanita usia subur atau ibu akan menurun. Metode yang digunakan dalam Ipteks bagi Masyarakat ini adalah dengan melakukan penyuluhan kepada Wanita Usia Subur (WUS). Luaran yang dicapai adalah ibu-ibu telah memahami tentang anemia dan pencegahannya yang diperlihatkan dari peningkatan nilai pre test (71) dan post test (81), dan harapannya ibu –ibu bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari hari sehingga mampu mencegah kejadian Anemia.
Study on the provision of vitamin a and exclusive breastfeeding with the growth of toddlers Setyowati, Susana; sayuti, Sayuti; Qotimah, Qotimah; Rokhamah, Rokhamah; Adelia, Donna Dwinita
Journal of Midwifery and Nursing Vol. 7 No. 3 (2025): September: Health Science
Publisher : Institute Of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/jmn.v7i3.6275

Abstract

Growth is the increase in the size and number of cells and intracellular tissues, meaning the increase in physical size and structure of the body in part or in whole, so that it can be measured in units of length and weight. This period is a period that occurs quickly and will not be repeated, therefore it is often called the golden age. One thing that is related to growth is the provision of vitamin A and the provision of exclusive breastfeeding. This study uses a quantitative method with a cross-sectional approach with a sample of mothers who have toddlers in Lawak Village, Ngimbang District, Lamongan Regency, totaling 30 mothers. The results of this study obtained the F count value (128.091) > F0.05 (3.35) meaning that there is a significant influence between the variables of vitamin A provision and exclusive breastfeeding with toddler growth in weight. The F count value (123.225) > F0.05 (3.35) meaning that there is a significant influence between the variables of vitamin A provision and exclusive breastfeeding with toddler growth in height. So it can be concluded that there is a relationship between vitamin A provision and exclusive breastfeeding with toddler growth in weight and height.
Baby Massage Meningkatkan Nafsu Makan Dan Kualitas Tidur Pada Balita Sayuti, Sayuti; Qotimah, Qotimah; Rokhamah, Rokhamah
Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol 11, No 2 (2023): EDITION JULY 2023
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jc.v11i2.4583

Abstract

Baby massage is applying gentle pressure on the surface of the baby's skin to increase appetite and sleep quality. A preliminary study conducted at Ravanzha baby spa found that out of 15 mothers who had babies, seven had difficulty eating, and eight mothers complained that their children had difficulty sleeping, often woke up, and were fussy at night. This study aims to determine the effect of baby massage on increasing appetite and sleep quality. This type of research is a pre-experimental one-group pre-test-post-test design. The total population of 55 pairs of mothers and toddlers. The 30 mothers and toddlers were selected using a purposive sampling technique with the inclusion criteria of children under five and mothers willing to have children as respondents. The instrument used is the observation sheet. The analysis used a paired t-test. The results showed that there was a significant effect on baby massage the the increase of appetite which was indicated by the value of Tcount Ttable (p = 0.000). In addition, there was an increase in sleep quality with a Tcount = 17.381 Ttable = 1.699. It can be concluded that there is a significant effect of giving a baby massage on increasing appetite and improving sleep quality. Recommendations for further study can measure weight gain for toddlers after being massaged and also perform frequent massages.