Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PROFITABILITAS MAHASISWA SEBAGAI UPAYA MEMPEROLEH INDEKS PRESTASI MEMUASKAN Mulyanto Widodo; I Wayan Ardi Sumarta; Hesti Irmasari
J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 7, No 2 Sep (2019): J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.464 KB)

Abstract

The problem in this study relate to motivation and ways to obtain a satisfactory achievement index. Therefore, it is important for lecturers to know the motivation and ways of their students in obtaining a satisfactory achievement index. The method used in this study was a descriptive qualitative method. The result showed that high achievement indexed students have 'family' as their motivation such as parents, it was found that students with high achievement indexes made family as their motivation, especially parents, high enthusiasm, and comfortable situation and room while studying. It can be concluded that students with prestige indexes are always enthusiastic, disciplined, active, and looking for solutions.  Permasalahan dalam penelitian ini berkaitan dengan motivasi dan cara dalam mendapatkan indeks prestasi yang memuaskan. Oleh karena itu, penting bagi dosen untuk mengetahui motivasi dan cara mahasiswanya memperoleh indeks prestasi yang memuaskan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif yang bersifat kualitatif. Hasil penelitian dengan teknik penyebaran kuisioner ini dibagi dalam dua kategori, yaitu profitabilitas bedasarkan motivasi didapatkan hasil bahwa mahasiswa yang berindeks prestasi tinggi menjadikan keluarga sebagai motivasi mereka terutama orang tua, semangat yang tinggi, dan situasi dan ruangan yang nyaman saat belajar. Profitabilitas berdasarkan cara didapatkan hasil bahwa mahasiswa yang berindeks prestasi tinggi cenderung mengerjakan tugas dengan tepat waktu, mencari solusi, menyukai posisi duduk di tengah mengarah ke depan, dan bertanya langsung jika mengalami kesulitan, dan selalu aktif di dalam kelas. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang berindeks prestasi memuaskan selalu bersemangat, disiplin, aktif, dan mencari solusi. Kata kunci: profitabilitas, motivasi  
KESANTUNAN BERBAHASA DALAM NASKAH DRAMA DAN IMPLIKASINYA I Wayan Ardi Sumarta; Nurlaksana Eko Rusminto; Mulyanto Widodo
J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 2 Sep (2014): J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.897 KB)

Abstract

The problem of this research is the compliance and the infraction of speaking manners of the conversation and the implication of bahasa in teaching learning process in SMA. The purpose of the research is to describe the politeness and bad manners of the conversation of drama script. This research used descriptive qualitative method. The data source of the research was the compliance and infraction of the speaking modesty which had happened in the conversation among the characters in the script of drama. The intensity of politeness which was most obeyed was the manners by using maxim of sympathy and the most bad manners which was used was the violation of maxim of deal. Applying speaking politeness can be observed by the relevant teacher from the result of students assignment in writing drama script.Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah penaatan dan pelanggaran terhadap kesantunan berbahasa dan implikasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kesantunan dan ketidaksantunan berbahasa dalam naskah drama. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah penaatan dan pelanggaran kesantunan berbahasa yang terjadi pada percakapan tokoh dalam naskah drama. Data kesantunan yang paling banyak, yakni kesantunan dengan maksim simpati dan ketidaksantunan yang paling banyak, yakni pelanggaran terhadap maksim kesepakatan. Kajian ini dapat diimplikasikan pada pembelajaran menulis naskah drama.Kata kunci: kesantunan, menulis naskah drama, pembelajaran.
en I Wayan Ardi Sumarta
e-Journal of Linguistics Vol 16 No 2 (2022): ejl-July
Publisher : Doctoral Studies Program of Linguistics of Udayana University Postgraduate Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/e-jl.2022.v16.i02.p04

Abstract

The existence of outdoor signs in places of worship not only conveys information, but also has the intention of persuasive invitations or appeals and contains symbolic meanings. This study aims to analyze the outdoor signs that exist in the mosque environment around Denpasar. The source of the data for this research is outdoor signs in mosques around Denpasar. This study uses methods and techniques which are divided into three stages, namely (1) The method of data collection using the method of documentation and observation. Data collection techniques with observation and photography techniques. (2) Data analysis using qualitative methods. The data analysis technique used descriptive analytic technique by describing the facts which were then followed by data analysis; (3) Presentation of the results of data analysis using informal methods and formal methods with the help of deductive techniques. The results show that outdoor signs are not only information elements such as announcements or notifications, but also have persuasive power and meaning.
PENINGKATAN PENGGUNAAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA BAGI GURU-GURU SMK 2 MEI BANDAR LAMPUNG I Wayan Ardi Sumarta; Rahmat Prayogi; Muharsyam Dwi Anantama
Education Language and Arts (ELA) Vol. 1 No. 2 September (2022): Education, Language, and Arts: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk membantu guru-guru dalam menggunakan prinsip kesantunan dalam pembelajaran, menambah wawasan guru-guru mengenai penerapan prinsip-prinsip kesantunan, melatih guru-guru dalam menggunakan prinsip kesantunan berbahasa dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, pelatihan penggunaan prinsip kesantunan ini akan menerapkan maksim dalam kesantunan berbahasa dimana seluruh peserta pelatihan dapat belajar melalui pengalamannya sehingga tujuan yang telah direncanakan dapat diperoleh secara optimal. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan pemberian tugas. Tempat pelatihan ini akan dilaksanakan di SMK 2 Mei Bandarlampung. Evaluasi dalam peatihan ini dilakukan pada tahap awal pelatihan, pada saat proses pelatihan berlangsung, dan ketika pelatihan berakhir. Pada tahap awal pelatihan, para peserta diberikan tes awal. Evaluasi selama proses pelatihan berlangsung dapat diketahui kemampuan guru dalam menggunakan prinsip kesantunan. Pelatihan dianggap berhasil karena lebih dari 90% peserta aktif selama proses pelatihan. Selanjutnya evaluasi pada akhir pelatihan, para peserta diberi tugas membuat bentuk-bentuk percakapan yang melibatkan maksim-maksim dalam prinsip kesantunan berbahasa kemudian dipraktikan dalam bentuk peer teaching. This community service aims to assist teachers in using politeness principles in learning, increase teachers' insight into the application of politeness principles, and train teachers in using politeness principles in learning activities. Furthermore, qualifying on politeness principles will apply maxims in language politeness where all trainees can learn through their experiences to obtain the planned goals optimally. The methods used in this training are lectures, questions and answers, discussions, demonstrations, and assignments. The place of this training will be held at SMK 2 Mei Bandar Lampung. This training is evaluated initially, during the training process, and when the internship ends. In the early stages of the training, the participants were given a pre-test. Evaluation during the training process can be seen in the teacher's ability to use the principle of politeness. The training was successful because more than 90% of the participants were active during the training process. Then in the evaluation at the end of the training, the participants were tasked with making forms of conversation involving maxims in the politeness principle and then practising them in the form of peer teaching.
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBAHASA MELALUI PEMAHAMAN RANAH KESANTUNAN SEBAGAI UPAYA MENGHINDARI KEJAHATAN BERBAHASA I Wayan Ardi Sumarta; Rahmat Prayogi; Muharsyam Dwi Anantama
Education Language and Arts (ELA) Vol. 2 No. 1 April (2023): Education, Language, and Arts: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk membantu para siswa SMA N 1 Sekampung Udik dalam menerapkan kesantunan berbahasa sebagai upaya menghindari kejahatan berbahasa, mempererat tali persahabatan, dan menghindari bentrok yang berawal dari kesalahan berbahasa. Selanjutnya, pelatihan penerapan kesantunan berbahasa di lingkungan sekolah ini memberikan wawasan dan budaya santun berbahasa baik dengan guru dan utamana bersama teman secara optimal. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, dan demonstrasi. Tempat pelatihan ini akan dilaksanakan di SMA N 1 Sekampung Udik. Evaluasi dalam pelatihan ini dilakukan pada tahap awal pelatihan, pada saat proses pelatihan berlangsung, dan ketika pelatihan berakhir. This community service aims to help students of SMA N 1 Sekampung Udik apply language politeness to avoid language crimes, strengthen friendship ties, and avoid clashes that start from language errors. Furthermore, training in applying politeness in the school environment provides insight and the culture of language politeness both with teachers and especially with friends optimally. The methods used in this training are lectures, questions, and answers, discussions, and demonstrations. The place of this training will be held at SMA N 1 Sekampung Udik. This training is evaluated at the initial stage of the movement, during the training process, and when the activity ends.
EFEK TINDAK TUTUR TERHADAP ELEKTABILITAS DIRI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA Sumarta, I Wayan Ardi; Rusminto, Nurlaksana Eko; Prayogi, Rahmat
J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 12, No 2 Sep (2024): J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study examines the role of speech acts in increasing students' electability during the classroom learning process. A student's electability depends not only on his or her knowledge, but also on his or her ability to communicate effectively through speech acts. Using a descriptive qualitative approach, this research analyzes conversations between lecturers and students or students with other students in lectures at the Indonesian Language and Literature Education Study Program, University of Lampung. The data were collected through conversations and analyzed using relevant speech act theories. The results show that appropriate speech acts, such as the use of subtle commands or praise, can increase students' interest and participation and create a conducive learning atmosphere. Conversely, inappropriate speech acts can reduce the instructor's electability and hinder the achievement of learning goals. This study highlights the importance of understanding and using effective speech acts to improve the quality of learning and the interpersonal relationships between instructors and students.Penelitian ini mengeksplorasi peran tindak tutur dalam meningkatkan elektabilitas mahasiswa selama proses pembelajaran di kelas. Elektabilitas seorang mahasiswa tidak hanya bergantung pada pengetahuan yang dimilikinya, namun juga pada kemampuan berkomunikasi secara efektif melalui tindak tutur. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini menganalisis percakapan antara dosen dan mahasiswa ataupun mahasiswa dengan mahasiswa lainnya dalam perkuliahan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Lampung. Data diperoleh melalui percakapan dan dianalisis menggunakan teori tindak tutur yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak tutur yang tepat, seperti penggunaan perintah secara halus atau memberikan pujian, dapat meningkatkan daya tarik dan partisipasi siswa, serta menciptakan suasana belajar yang kondusif. Sebaliknya, tindak tutur yang kurang sesuai dapat menurunkan elektabilitas dosen dan menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Penelitian ini menyoroti pentingnya pemahaman dan penggunaan tindak tutur yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hubungan interpersonal antara dosen dan mahasiswa.
Sign Images Politiness in the Film "Miracle in Cell No 7" and Its Implications in Learning Indonesian Language Sumarta, I Wayan Ardi; Rusminto, Nurlaksana Eko; Widodo, Mulyanto; Nuraeni, Intan
J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 11, No 2 Sep (2023): J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Language politeness plays a role in building a good relationship with someone, because language politeness can make interactions run smoothly and effectively. Seeing this phenomenon, the researcher conducted a study with the aim of describing the types of language principles in speaker interactions. This research uses a descriptive qualitative method with a pragmatic approach and is supported by Roland Barthes' semiotic theory. Then in collecting data, the researcher uses three techniques, namely: free listening technique, observation of the phenomenon, and requires sharp researcher instincts. After the data is obtained, then the researcher classifies the data and analyzes it using the concept of politeness principles. The results of this study show that the speakers in the film Miracle in Cell No. 7, which focuses on the meaning of verbal and nonverbal communication conveyed by Mr. Dodo as a person with a disability, that every human being has its own way of communicating, and Mr. Dodo's way can be said to be unique. Therefore, researchers are interested in knowing how Mr. Dodo expresses his feelings as part of semiotics and describes the types of language politeness principles as a pragmatic theory.Kesantunan berbahasa berperan dalam membangun hubungan baik dengan seseorang, karena kesantunan berbahasa dapat membuat interaksi berjalan lancar dan efektif. Melihat fenomena tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis prinsip bahasa dalam interaksi penutur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan pragmatis dan didukung oleh teori semiotika Roland Barthes. Kemudian dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan tiga teknik, yaitu: teknik mendengarkan bebas, observasi terhadap fenomena, dan memerlukan naluri peneliti yang tajam. Setelah data diperoleh, selanjutnya peneliti mengklasifikasikan data dan menganalisisnya dengan menggunakan konsep prinsip kesantunan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemateri dalam film Keajaiban di Sel No. 7 yang menitikberatkan pada makna komunikasi verbal dan nonverbal yang disampaikan oleh Pak Dodo sebagai seorang penyandang disabilitas, bahwa setiap manusia mempunyai caranya masing-masing. berkomunikasi, dan cara Pak Dodo bisa dikatakan unik. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana Pak Dodo mengungkapkan perasaannya sebagai bagian dari semiotika dan menguraikan jenis-jenis prinsip kesantunan berbahasa sebagai teori pragmatis.Keywords: Pragmatics of Politeness Principles, Politeness Strategies, Roland Barthes Semiotics.
PERAN LEGENDA WAI BULOK DALAM PEMBENTUKAN IDENTITAS DAN TRADISI KABUPATEN PRINGSEWU Hilal, Syaiful; Fuad, Muhammad; Sumarta, I Wayan Ardi; Ariyani, Farida
J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 12, No 1 Apr (2024): J-Simbol: Jurnal Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In folklore, particularly legends, play a crucial role in shaping identity and tradition. This is also true for the Wai Bulok legend in Pringsewu Regency. What roles are present in this legend? Thus, the author aims to understand the roles in shaping the identity and traditions of the community found in the Wai Bulok Legend. To achieve this objective, the author employs descriptive qualitative methods and direct observation to gain an in-depth understanding of the role in forming the identity and traditions present in the Wai Bulok Legend. This is also based on interviews with Khaidir Arif (title: Raja Utama), a traditional leader in Lampung and a respected figure in the Lampung Pubian community from Buai Nyukhang, the oldest clan in Pringsewu Regency. The data obtained include identities or traditions occurring in the Wai Bulok Legend. The results indicate that the Wai Bulok Legend possesses several distinctive characteristics that form a unique identity, distinguishing it from other regions. These include the formation of Collective Identity, Cultural Heritage and Local History, Inspiration for Local Traditions and Arts, and Education and Value Learning. Pringsewu Regency has several flowing rivers, one of which is the Wai Bulok River. Through the narrator, a remarkable history is told, one of which reveals that Pringsewu is an ancient city that has existed since the Majapahit era, around 1540. In this article, the author specifically examines the roles in forming identity and tradition found in the Wai Bulok Legend. Dalam cerita rakyat terkhusus legenda biasanya memiliki peranan penting dalam pembentukan identitas dan suatu tradisi demikian halnya dalam legenda wai bulok di Kabupaten Pringsewu. Peranan apakah yang terdapat dalam legenda tersebut? Dengan demikian penulis ingin mengetahui peranan dalam membentuk identitas dan tradisi masyarakat yang terdapat di dalam Legenda Wai Bulok tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan metode deskriptif kualitatip dan observasi langsung sehingga dapat mendapatkan pemahaman mendalam tentang peranan dalam pembentukan identitas dan tradisi yang ada di Legenda Wai Bulok dan juga berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber seorang Khaidir Arif(gelar: Raja Utama) tokoh adat Lampung/Penyimbang dalam masyarakat Lampung khususnya Lampung Pubian dari Buai Nyukhang(buai tertua di Kabupaten Pringsewu) Data yang didapat berupa identitas atau tradisi yang terjadi dalam Legenda Wai Bulok tersebut. Dan hasilnya adalah Legenda Wai Bulok memiliki beberapa ciri yang menjadi identitas yang khas sehingga sangat bereda dengan daerah yang lain, diantaranya membentuk Identitas Kolektif, Warisan Budaya dan Sejarah Lokal, Inspirasi Tradisi dan Kesenian Lokal, Pendidikan dan Pembelajaran Nilai. Kabupaten Pringsewu memiliki beberapa sungai yang mengalir dan salah satunya adalah Sungai/Wai Bulok. melalui narasumber diceritakan sebuah sejarah yang sangat luar biasa salah satunya ternyata Pringsewu adalah kota tua yang sudah ada sejak zaman Majapahit sekitar tahun 1540. Dalam artikel ini, penulis khusus mengkaji tentang Peranan dalam pembentukan identitas dan tradisi yang ada di Legenda Wai Bulok.
Kesantunan Berbahasa Tuturan Siswa dan Guru pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA Negeri 13 Depok Tahun Ajaran 2022/2023 Helmiana, Putri Cantika; Sumarti, Sumarti; Sumarta, I Wayan Ardi; Rusminto, Nurlakssana Eko
Jurnal Kata : Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Vol 12, No 1 Apr (2024): JURNAL KATA (BAHASA, SASTRA, DAN PEMBELAJARANNYA)
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The problem in this research is the politeness of language spoken by students and teachers in class X Indonesian language learning at SMA Negeri 13 Depok for the 2022/2023 academic year. Therefore, this research was conducted with the aim of describing language politeness in the form of compliance and violations in the speech of students and teachers in class X Indonesian language learning at SMAN 13 Depok for the 2022/2023 academic year. The research method used is a qualitative descriptive method. The data source in this research is student and teacher speech and their context in Indonesian language learning in class X at SMAN 13 Depok for the 2022/2023 academic year. The data collection technique uses field note techniques. Then, data analysis techniques use heuristic analysis and techniques for presenting data analysis results using informal methods. The results of the research show that there are violations and violations of language politeness. The dominant language politeness observance is the maxim of agreement, while the one that is least frequently found is the maxim of generosity. The dominant violation of language politeness is the maxim of wisdom, while the one that is least found is the maxim of sympathy. The amount of data obtained from the results of this research was 236 data. From the research results, compliance with the principles of language politeness was found to be more common than violations of the principles of language politeness.Masalah dalam penelitian ini ialah kesantunan berbahasa tuturan siswa dan guru pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 13 Depok Tahun Ajaran 2022/2023. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa baik berupa penaatan maupun pelanggaran  dalam tuturan siswa dan guru pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMAN 13 Depok Tahun Ajaran 2022/2023. Metode penelitian yang dipakai ialah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini ialah tuturan-tuturan siswa dan guru beserta konteksnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X SMAN 13 Depok Tahun Ajaran 2022/2023. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik catatan lapangan. Kemudian, teknik analisis data menggunakan analisis heuristik dan teknik penyajian hasil analisis data dengan metode informal. Hasil penelitian menunjukkan adanya penaatan dan pelanggaran kesantunan berbahasa. Penaatan kesantunan berbahasa yang dominan adalah maksim kesepakatan, sedangkan yang paling sedikit ditemukan ialah maksim kedermawanan.  Pelanggaran kesantunan berbahasa yang dominan adalah maksim kearifan, sedangkan yang paling sedikit ditemukan ialah maksim simpati. Jumlah data yang diperoleh dari hasil penelitian ini sebanyak 236 data. Dari hasil penelitian, penaatan prinsip kesantunan berbahasa lebih banyak ditemukan daripada pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa.Keywords: language politeness, obedience and violation, learning
Teachers' Perceptions on the Implementation of Student-Centered Learning in Indonesian Language Learning to Improve 21st Century Skills Among High School Students Widodo, Mulyanto; Sumarta, I Wayan Ardi; Samhati, Siti
DISASTRA: PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Vol 7, No 2 (2025): JULI
Publisher : Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/disastra.v7i2.7698

Abstract

This study aims to describe teachers' knowledge regarding the implementation of Student-Centered Learning (SCL) in Indonesian language instruction to enhance students' 21st-century skills. The research employs a descriptive qualitative-quantitative approach aimed at exploring the perspectives of high school Indonesian language teachers. The research sample consists of 16 Indonesian language teachers from various public and private high schools in Bandar Lampung City. Data were analyzed using descriptive techniques to identify patterns related to socio-demographic factors, teacher knowledge of SCL, implementation practices, and teacher views. This study found that Indonesian language teachers at senior high schools in Bandar Lampung have a good understanding of SCL, including its concept, benefits, challenges, strategies, and implementation. In general, they perceive the implementation of SCL in Indonesian language instruction as quite effective and believe that it can enhance students’ achievement and motivation in developing 21st-century skills.