I Made Suyasa
Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PARIWISATA BUDAYA NTB DALAM PERSIMPANGAN JALAN I Made Suyasa; I Wayan Suteja
Journal Of Responsible Tourism Vol 1 No 1: Juli 2021
Publisher : Program Studi S1 Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.982 KB) | DOI: 10.47492/jrt.v1i1.990

Abstract

Perkembangan kepariwisataan Nusa Tenggara Barat yang semakin membaik diharapkan mampu memperbaiki kehidupan masyarakat secara ekonomis, mengingan pariwisata sebagai industri yang berdampak luas terhadap aktivitas kehidupan manusia. Alam NTB yang masih asri dan dengan keragaman pemandangannya selama ini menjadi daya tarik utama, namun daya tarik itu tentu tak sepenuhnya dapat diandalkan mengingat ketergantungan manusia terhadap alam sangat kuat sehingga eksploitasi alam akan menggerus keindahannya. Karena itu suatu saat nanti alam tak lagi menjadi jualan yang menarik untuk kita tawarkan kepada wisatawan sebagai daya tarik. Pemerintah secara serius hendaknya mulai mengalihkan perhatian pada wisata budaya yang potensinya di daerah ini tidak kalah menariknya. Wisata budaya belum tergarap dan terencana dengan baik, selama ini pariwisata budaya dalam persimpangan jalan karena rendahnya perhatian dan adanya dualisme dalam masyarakat terhadap produk budaya (kesenian) yang dianggap menyimpang dari pandangan mereka (sinkretisme dan puritan). Pemerintah NTB harus merencanakannya dengan matang yakni dengan payung aturan yang jelas melalui Perda Pariwisata Budaya agar dapat menjamin pariwisata budaya berkelanjutan.
ANALISIS PENGELOLAAN KAMPUNG SASAK ENDE SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA SENGKOL Lalu Gde Gilang Hidayat; I Made Suyasa; Ida Nyoman Tri Darma Putra
Journal Of Responsible Tourism Vol 1 No 3: Maret 2022
Publisher : Program Studi S1 Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.969 KB) | DOI: 10.47492/jrt.v1i3.1370

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Analisis Pengelolaan Kampung Sasak Ende Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Sengkol. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang menjadi fokus penelitian yaitu model pengelolaan dan bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Kampung Sasak Ende sebagai objek wisata budaya berbasis pemberdayaan masyarakat di desa sengkol. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pengelolaan Kampung Sasak Ende adalah pengelolaan yang sepenuhnya berbasis pada pemberdayaan masyarakat atau community based tourism (CBT) dan diterapkan dalam bentuk partisipasi secara langsung atau masyarakat yang telah menjalankan secara langsung. Kegiatan pariwisata di Kampung Sasak Ende untuk mengambil peran sebagai subjek dan objek adalah sama.
STRATEGI PENGEMBANGAN ISTANA DALAM LOKA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA KOTA SUMBAWA NTB Dova Novita; I Made Suyasa; Agusman Agusman; i Ketut Bagiastra; Rizal Kurniansah
Journal Of Responsible Tourism Vol 2 No 2: Nopember 2022
Publisher : Program Studi S1 Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.74 KB) | DOI: 10.47492/jrt.v2i2.2160

Abstract

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini terkait dengan pengembangan Istana Dalam Loka yang telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Sumbawa dan merumuskan strategi pengembangan yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan sosial Istana Dalam Loka. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dilakukan di Istana Dalam Loka Kecamatan Sumbawa, Kota Sumbawa, NTB. Teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi dengan informan antara lain Kabid. Kebudayaan, Kabid. Pariwisata, juru pelihara, budayawan, wisatawan, dan masyarakat dengan teknik analisis data berupa reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Analisis selanjutnya menggunakan SOAR untuk merumuskan strategi pengembangan Istana Dalam Loka yang tepat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan Istana Dalam Loka belum dilaksanakan secara optimal, khususnya pengembangan pada komponen pengembangan destinasi wisata (4 A). Hal tersebut terjadi karena adanya tumpang tindih dalam pembagian tugas terkait dengan pengelolaan Istana Dalam Loka. Sementara itu, analisis SOAR menunjukkan perumusan strategi berupa perlu adanya peningkatan sinergitas antar-stakeholder,pembangunan sarana prasana, pemberdayaan masyarakat, sosialisasi dan pelatihan, optimalisasi peran DIKBUD dan DISPOPAR, kerjasama dengan pengelola museum, pembentukan organisasi atau kelompok seperti UKM masyarakat dan Pokdarwis. Perumusan strategi ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan oleh stakeholder dalam pengembangan Istana Dalam Loka sebagai daya tarik wisata Kota Sumbawa NTB.
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK EKONOMI KREATIF KAIN TENUN KERE’ ALANG SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI DESA POTO KECAMATAN MOYO HILIR Sahrul Amar; I Made Suyasa; Mahsun Mahsun
Journal Of Responsible Tourism Vol 2 No 2: Nopember 2022
Publisher : Program Studi S1 Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.185 KB) | DOI: 10.47492/jrt.v2i2.2178

Abstract

Kere’ Alang adalah hasil kerajinan tenunan khas Sumbawa dan merupakan salah satu ikon daerah Sumbawa yang perlu dilestarikan. Kata Alang dalam bahasa Melayu Kuno berarti kemilau atau gemerlap, sehingga Kere’ Alang dapat diartikan sebagai kain yang kemilau atau gemerlap. Kain tenun Kere’ Alang bukan sekadar membuat motif dan ornamen, tetapi memiliki filosofi yang mempunyai hubungan timbal balik dengan pola kehidupan agraris warganya, kondisi alam dan lingkungan, representasi bentuk-bentuk kekerabatan dan kebersamaan dalam kehidupan sosial. Namun, kain tenun Kere’ Alang belum optimal dikembangan sebagai daya tarik wisata. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi pengembangan produk ekonomi kreatif kain tenun Kere’ Alang agar menjadi daya tarik wisata dan untuk mendeskripsikan tentang strategi pengembangan produk ekonomi kreatif kain tenun Kere’ Alang sebagai daya tarik wisata di Desa Poto Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriftif dengan pendekatan kualitatif.teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan analisis SWOT untuk merumuskan strategi pengembangan kain tenun Kere’ Alang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kain tenun Kere’ Alang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata seperti sumber daya manusia, pemasaran, daya dukung dari berbagai pihak, nilai filosofi dan nilai budaya serta inovasi, namun potensi-potensi tersebut perlu ditingkatkan melalui berbagai strategi seperti peningkatan kreativitas, membuat inovasi, menjalin kerjasama dengan pelaku pariwisata, mengemas paket wisata dan menjaga generasi penerus.
PELESTARIAN RITUAL NYALAMAQ DILAUQ SEBAGAI FESTIVAL PARIWISATA MASYARAKAT PESISIR DI DESA WISATA TANJUNG LUAR KABUPATEN LOMBOK TIMUR Baiq Niki Cikita Dwi Daya; I Made Suyasa; Ajuar Abdullah
Journal Of Responsible Tourism Vol 2 No 3: Maret 2023
Publisher : Program Studi S1 Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.977 KB) | DOI: 10.47492/jrt.v2i3.2551

Abstract

Tanjung Luar Village is one of the villages in Keruak District, East Lombok Regency. This village is a coastal area so most of the population works as fishermen, therefore their lives are very dependent on the sea. So the people of Tanjung Luar village really care for and protect the sea, conducting a sea rescue ceremony or what is called Nyalamaq Dilauq. The purpose of this study was to determine the procession of the implementation of the Nyalamaq Dilauq ritual in the village of Tanjung Luar, and to determine the form of preserving the Nyalamaq Dilauq ritual as a tourism festival for coastal communities in the village of Tanjung Lua. The method used in this research is descriptive qualitative using data collection techniques in the form of observation, interviews, Focus Group Discussio), and documentation. Meanwhile, to analyze the data, the researcher used descriptive qualitative analysis. The results of this study indicate that in the procession of carrying out the Nyalamaq Dilauq ritual as a tourism festival in the village of Tanjung Luar, includes the determination of the day of implementation, the meaning of symbols in the Nyalamaq Dilauq ceremony and the need for ritual implementation, the stages of implementing the Nyalamaq Dilauq ritual, the end the Nyalamaq Dilauq ritual and the form of preservation of the Nyalamaq Dilauq ritual as a tourism festival for coastal communities in Tanjung Luar village, East Lombok Regency.
POTENSI BUDAYA DI DESA WISATA PENGADANGAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA Nila Apriliana Utami; I Ketut Bagiastra; I Made Suyasa
Journal Of Responsible Tourism Vol 2 No 3: Maret 2023
Publisher : Program Studi S1 Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (963.465 KB) | DOI: 10.47492/jrt.v2i3.2553

Abstract

This study discusses the Potential of Cultural Tourism in Pengadangan Village, East Lombok Regency as a Cultural Tourism Attraction in East Lombok Regency as a Turist Attraction. This research was conducted in order to answer the problems in question, namely to find out the cultural potential possessed and know how tonpreserve the Pengadangan Tourism Village as a cultural tourism attraction as a tourist attraction. This writing is presented in a qualitative descriptive manner to obtain an overview of the cultural potential and efforts to develop the Pengadangan Tourism Village. The techniques used in data collection are observation techniques, interview techniques and documentation techniques. The results of this study indicate that Pengadangan Tourism Village has various cultural potentials in the form of traditions and customs (Ngalu Ujan, Betetulak, Njeleng Oil 1000 Hajat and Nggaro Gareng) handicrafts (Prabot Preaq and woven cloth) traditional foods (sambal raden, rusu lindung, bebetok, later batih) musical arts (slober, rerantok, gamelan beleq and cungklik) and traditional clothing (lambung and pegon). The conclusion that can be drawn regarding the efforts to develop the Pengadangan Tourism Village as a cultural tourism attraction is that the development of cultural potential in the Pengadangan village is needed to maintain and preserve the cultural heritage assets owned. Pengadangan Village still has room to develop and compete in the tourism world of East Lombok Regency.
ANALISIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA WISATA KARANG BAJO Jagat Santosa; I Made Suyasa; I Ketut Bagiastra
Journal Of Responsible Tourism Vol 3 No 1: Juli 2023
Publisher : Program Studi S1 Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jrt.v3i1.2727

Abstract

Dalam penelitian ini membahas tentang Daya Tarik Tradisi Sabuk Belo Sebagai Atraksi Wisata di Desa Lenek Ramban Biak Kabupaten Lombok Timur. Dengan latar belakang daya tarik wisata di Desa Lenek Ramban Biak sangat penting untuk di kembangkan sebagai wisata budaya di Lombok Timur. Hasil penelitian diuraikan dalam beberapa jawaban terhadap rumusan masalah yaitu : Bagaimanakah bentuk dan upaya tradisi Sabuk Belo sebagai atraksi wisata di Desa Lenek Ramban Biak Kabupaten Lombok Timur. Teknik analisis data yang di gunakan oleh peneliti adalah dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menggunakan pendekatan deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Daya Tarik Tradisi Sabuk Belo di fokuskan pada bentuk peninggalan budaya sabuk belo yang berupa tempat dan benda serta upaya pelestarian dengan cara meningkatkan pengetahuan masyarakat dan semua pihak terkait di Desa Lenek Ramban Biak melalui pertunjukan adat serta ikut berparsisipasi dalam prosesi tradisi Sabuk Belo guna meningkatkan daya tarik wisata yang ada serta meningkatkan minat untuk membangun kepariwisataan yang bersifat berkelanjutan dengan penerapan beberapa upaya yaitu membangun kesadaran semesta, penguatan terhadap daya tarik wisata, pemanfaatan teknologi informasi, serta pelibatan pemangku kepentingan di Desa Lenek Ramban Biak Kabupaten Lombok Timur. Kesimpulan dan saran dari Daya Tarik Tradisi Sabuk Belo sebagai atraksi wisata di Desa Lenek Ramban Biak yaitu masih sangat kaya dengan berbagai peninggalan budaya baik dari bentuk hingga sejarahnya, oleh sebab itu keterlibatan Pemerintah dan masyarakat terkait sangat di perlukan.
PENGEMBANGAN POTENSI BUDAYA WAYANG KULIT SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI DESA BONJERUK KABUPATEN LOMBOK TENGAH Zaenun Nasri; I Made Suyasa; Ida Nyoman Tri Darma Putra
Journal Of Responsible Tourism Vol 3 No 1: Juli 2023
Publisher : Program Studi S1 Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jrt.v3i1.2730

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang Potensi budaya wayang kulit dan Strategi pengembangan budaya wayang kulit sebagai daya tarik wisata di Desa Wisata Bonjeruk. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi pengembangan budaya wayang kulit sebagai daya tarik wisata dan strategi pengembangan potensi budaya wayang kulit sebagai daya tarik wisata di Desa Wisata Bonjeruk. Penelitian ini disajikan secara deskriptif yaitu menggambarkan dari informasi tentang Budaya Wayang Kulit di Desa Wisata Bonjeruk. Adapun metode pengumpulan data yang diajukan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa, Budaya Wayang Kuli di Desa Bonjeruk sangat menarik dan layak untuk dikembangkan karena masih kuatnya adat dalam mempertahankan wayang dalam melaksanakan aktivitas perwayangan seperti melakukan ritual khusus. Dalam pengembangan Budaya Wayang Kulit di Desa Wisata Bonjeruk ini ternyata masih mengalami berbagai kendala yang ada, antara lain, Kendala dari kualitas sumber daya manusia terutama dalam kaitan regenerasi wayang kulit, dan fasilitas pendukung kegiatan pertunjukan wayang kulit yang masih belum memadai. Kesimpulan yang dapat diambil adalah Potensi Budaya Wayang Kulit di Desa Wisata Bonjeruk sangat layak untuk dikembangkan, agar dapat dikenal oleh khalayak umum dan peran masyarakat setempat khususnya generasi muda dan pihak pengelola wayang kulit dalam strategi pengembangan budaya wayang kulit tersebut sangat diperlukan agar tercipta kawasan wisata yang potensial untuk dikunjungi.
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATABERBASIS BUDAYA SEBAGAI DAYA TARIK DI DESA LENEK LOMBOK TIMUR Rifqi Agung Samudra; I Ketut Bagiastra; I Made Suyasa
Journal Of Responsible Tourism Vol 3 No 1: Juli 2023
Publisher : Program Studi S1 Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jrt.v3i1.2737

Abstract

Lenek Village is one of the villages in East Lombok Regency which is designated as a Tourism Village in West Nusa Tenggara Province. The development of culture-based tourism in this village is expected to provide benefits to the community if it is managed properly and planned. This study aims to obtain recommendations for a strategic plan for the development of culture-based tourism in Lenek village. The analytical method used in this study includes interpretive qualitative descriptive analysis assisted by the SWOT analysis method to determine the development strategy plan. The results show that the priority of the strategic plan for developing culture-based tourism in Lenek village is to develop tourism products in the form of traditions and arts that are still routinely carried out by the local community and have high interest from tourists such as the Ngejot Tradition, Presean, Gagak Mandik Dance, Dara Ngindang Dance, and Pidata Dance as well as by improving management, marketing, and collaboration between the community and the local village government.