Gili Trawangan merupakan salah satu destinasi wisata bahari yang terkenal di Indonesia. Pulau ini memiliki keindahan dan keanekaragaman hayati terutama terumbu karang dan beberapa biota laut yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan untuk snorkeling, diving, dan wisata bahari lainnya. Namun, perkembangan pariwisata yang begitu pesat di Gili Trawangan dapat membawa ancaman dan tantangan. Aktivitas wisata yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang dan pencemaran lingkungan. Kerusakan terumbu karang berdasarkan data awal yang disampaikan Koordinator Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Wilayah kerja Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air per 8 Mei 2024 seluas 1.160 meter, namun bisa diprediksi area kerusakannya bisa meluas karena ada yang belum terlihat. Rumusan masalah penelitian ini yaitu, bagaimanakah pengelolaan ekowisata dalam membangun ketahanan ekologi dan sosial untuk mendukung pariwisata berkelanjutan di Gili Trawangan? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan ekowisata dalam membangun ketahanan ekologi dan sosial untuk mendukung pariwisata berkelanjutan di Gili Trawangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekowisata di Gili Trawangan dikelola oleh masyarakat setempat dibantu oleh organisasi peduli lingkungan. Ketahanan ekologi dilakukan dengan melakukan konservasi, pembersihan setiap hari Jum’at, patroli polisi laut, dan pembagian sistem zonasi. Sedangkan ketahanan sosial dilakukan dengan penguatan kelembagaan masyarakat, peningkatan kapasitas masyarakat, dan bermitra dengan berbagai pihak. Novelty dari penelitian ini yaitu penggabungan aspek ekologi dan sosial dalam memecahkan masalah, melibatkan stakeholder dalam semua proses, dan memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan ekowisata di Gili Trawangan.