Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Formulasi Shampo Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Elmitra, Elmitra
GRADIEN : Jurnal Ilmiah MIPA Vol 12, No 2 (2016): (Juli 2016)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.338 KB)

Abstract

Pepaya (Carica Papaya L) Merupakan salah satu produk unggulan di kota bengkulu. Sehingga tidak sedikit masyarakat bengkulu yang menggunakan sebagai penambah keuntungan dengan mengelola menjadi shampo untuk di perjualbelikan. Hanya saja  saat pengelolahan berlangsung, biji pepaya sering kali di buang karna masyarakat kadang tidak tahu manfaat  yang terkandung di biji pepaya tersebut. Penelitiaan ini bertujuaan untuk mengetahui sediaan shampo dari ekstrak biji pepaya dengan beberapa variasi konsentrasi ekstrak serta mengetahui apakah variasi konsentrasi ekstrak biji pepaya dapat mempengaruhi sifat fisik pada sediaan shampo. Penelitiaan ini dilakukan dengan membuat shampo dari ekstrak biji pepayadalampembuatan shampo  ekstrak biji pepaya sebagai zat aktif dengan masing masing formula berbeda konsentrasi yaitu F1 5% ,F2 7,5% ,F3 10 %. Evaluasi shampo ekstrak biji pepaya  yang dilakukan adalah uji organoleptis, uji homogenitas, uji ph, uji stabilitas busa, dan uji hedonik.Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa sediaan shampo dengan konsentrasi ekstrak biji pepaya F1 5%, F2 7,5%, F3 10%, dapat diformula dalam bentuk sediaan shampo. Konsentrasi ekstrak biji pepaya  dapat mempengaruhi sifat fisik shampo.
PEMBUATAN SABUNPADAT TRANSPARAN MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA (VCO) DENGAN PENAMBAHAN SARI BERAS MERAH (Oryza sativa. L) Elmitra, Elmitra
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sabun merupakan salah satu sediaan kosmetik yang digunakan untuk perawatan dan  pembersih kulit yang bertujuan agar kulit menjadi lebih bersih dan sehat terlindung dari kekeringan dan sengatan cuaca baik panas maupun dingin. Dalam penelitian ini dibuat suatu sediaan sabun padat transparan menggunakan minyak kelapa (VCO) dengan penambahan sari beras merah (Oryza sativa L) menggunakan metode semi panas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah VCO dan sari beras merah dapat dibuat sabun transparan serta karakteristik fisik sediaan sabun padat transparan dari minyak kelapa(VCO) dengan penambahan sari beras merah. Evaluasi sabun yang dilakukan meliputi uji kadar air, organoleptis, stabilitas busa, uji ph,  dan uji kesukaan konsumen.Formulasi sabun padat transparan sari beras merah adalah zat aktifnya, minyak kelapa (VCO), NaOH, asam stearat, etanol, gliserin, propilen glikol, glukosa, asam sitrat dan aquadest sebagai bahan pembuatan sabun padat transparan. Pertama pembuatan sari beras merah, kemudian diformula menjadi sabun padat transparan sari beras merah dengan F0, F1, F2 dan F3 dengan variasi kadar sari beras merah 0, 0,2 g, 0,4 g, dan 06 g. Dari evaluasi yang dilakukan maka diperoleh bahwa keempat  formula dengan variasi kadar sari beras merah dan minyak kelapa (VCO) dapat dibuat menjadi sabun padat transparan dengan melakukan pemanasan untuk mempercepat proses saponifikasi. Uji sifat fisik pada F0, F1, F2 dan F3 mempengaruhi kesukaan konsumen terhadap sabun.Kata Kunci :Sabun Padat Transparan, Minyak Kelapa (Virgin coconut oil), Sari Beras Merah (Oryza sativa L.)Daftar acuan : 21 (1993-2018)
UJI SIFAT FISIK FORMULASI KRIM TIPE A/M DARI EKSTRAK DAUN SINGKONG (Manihot utilissima) Elmitra, Elmitra
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun singkong dikenal sebagai tanaman yang memiliki senyawa flavonoid, saponin, tanin, dan triterpenoid. Menurut hasil penelitian, daun singkong termasuk sayuran yang banyak mengandung flavonoid. Kandungan utama flavonoid daun singkong adalah rutin yang merupakan glikosida kuersetin dengan disakarida yang terdiri dari glukosa dan shamnosa (Sukrasno dkk, 2007). Senyawa Flavonoid memiliki khasiat sebagai analgetik dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase. Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang memiliki satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau kedalam basis yang cocok. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan mengetahui stabilitas fisik krim dari ekstrak daun singkong dalam berbagai kosentrasi (1%, 1,5%, 2%).Daun singkong dimaserasi dengan pelarut etanol 70%, ekstrak daun singkong kemudian dibuat sedian krim dalam 3 formula dengan perbedaan kosentrasi pada ekstrak. Krim yang telah dibuat diuji sifat fisiknya meliputi : organoleptis, homogenitas, pH, viskositas.Hasil penelitian uji organoleptis menunjukan bahwa bentuk sediaan yang didapat berupa setengah padat, berwarna coklat dan memiliki bau khas oleum citrus. Uji homogenitas menunjukan bahwa ke 3 formula memiliki homogenitas yang baik, uji pH  krim berkisar 6,93-7,25 pH tersebut memenuhi standar pH  krim yang baik, uji viskositas dengan adanya variasi ekstrak secara garis besar mengalami kenaikan tetapi masih dalam range yang diperbolehkan oleh SNI yaitu 4000-40000 cPs.
UJI AKTIVITAS KRIM ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT JERUK PURUT (Citrus hystrix DC) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Elmitra Elmitra
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v8i2.354

Abstract

Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen penyebab infeksi yang dapat menyebabkan acne dan frunkolosis pada kulit. Jeruk purut (Citrus hystrix DC) merupakan tanaman dari suku Rutaceae, memiliki kandungan sebagai antibakteri yaitu flavonoid, alkaloid, dan steroid. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrix DC) dalam sediaan krim serta menguji aktivitas krim dengan variasi konsentrasi 14% (F1), 16% (F2), dan 18% (F3) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Evaluasi sediaan krim yang dilakukan yaitu : pemeriksaan organoleptis pada setiap formula didapatkan hasil berbentuk setengah padat, berwarna hijau muda, kehijauan, dan hijau pekat. Homogenitas semua formula homogen, pH setiap formula berkisar antara 6,99-6,22. Daya tercuci setiap formula berkisar antara 22,7-28,6 mL. Tipe krim setiap formula yaitu tipe M/A, viskositas setiap formula berkisar antara 4071-4434 cP. Stabilitas setiap formula yaitu stabil. Hasil analisis data menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri ekstrak dan sediaan krim ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrix DC) mempengaruhi pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan adanya diameter zona hambat pada setiap formula. Pada pengujian aktivitas antibakteri ekstrak dengan metode cakram konsentrasi tertinggi yang memberikan diameter daya hambat terbesar adalah 18% (12,73 mm). Dan pada uji aktivitas antibakteri sediaan krim dengan metode sumuran konsentrasi tertinggi yang memberikan diameter daya hambat terbesar adalah 18% (15,64 mm). Berdasarkan hasil analisis statistik ANOVA satu arah (P<0,05) menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang ditambahkan ke dalam setiap formula krim maka aktivitas antibakteri akan semakin meningkat.
FORMULASI OBAT KUMUR DARI DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indicaL.) DENGAN METODE INFUNDASI Elmitra Elmitra; Nurfijrin Ramadhani
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 1 No 2 (2017): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

FORMULASI OBAT KUMUR DARI DAUN ASAM JAWA (Tamarindus indicaL.) DENGAN METODE INFUNDASI MOUTHWASH FORMULATIONS OF LEAF TAMARIND (Tamarindus indica L.) WITH INFUNDATION METHOD Elmitra1,Nurfijrin Ramadhani2 Akademi Farmasi Yayasan Al-Fatah Bengkulu Jl. Indra Giri Gang 3 Serangkai Padang Harapan Kota Bengkulu Email: elmitrarahman@gmail.com ABSTRAK Kesehatan rongga mulut merupakan hal utama dalam pergaulan sehari-hari pada orang-orang yang sehat, karena dengan adanya bau mulut tersebut akan membuat tidak nyaman bagi siapa saja. Daun asam jawa (Tamarindus indica L.) merupakan tanaman yang memiliki kandungan senyawa flavonoid dan tanin yang berfungsi sebagai anti bakteri pada rongga mulut.Tujuan penelitianini adalah memberikan informasi kepada masyarakat tentang penggunaan daun asam jawa dalam bentuk obat kumur serta perbandingan fisik dengan variasi kadar.Formulasi sediaan obat kumur dibuat dalam jumlah 4 formula, dengan zat aktifnya adalah infusa daun asam jawa dengan menggunakan metodeinfundasi yaitu penyarian pada suhu 90ºc selama 15 menit, kemudian obat kumur dibuat dengan kadar infusa yang berbeda yaitu formula 0 tanpa zat aktif, formula1 dengan zat aktif 6%, formula 2 dengan zat aktif 12%, dan formula 3 dengan zat aktif 18%. Evaluasi obat kumur yang dilakukan adalah uji visualisasi, uji pH, uji viskositas, dan uji panelis.Hasilsemua evaluasi obat kumur yang dilakukan maka didapat infusa daun asam jawa dapat dibuat dalam bentuk obat kumur dan dari ke 4 formula memiliki perbedaan sifat fisik dalam bentuk visualisasi yaitu hasilnya dalam perbedaan warna. Kata kunci: Obat Kumur, Infusa Daun Asam Jawa, Infundasi Borneo Journal of Pharmascientech, Vol 01, No. 02, Tahun 2017 ISSN- Print. 2541 – 3651 ISSN- Online. 2548 – 3897 Research Article ABSTRACT Oral health is central to daily life in healthy people, because of the presence of bad breath that will make it uncomfortable for anyone. The leaves of tamarind (Tamarindus indica L.) is a plant that contains flavonoids and tannins that function as anti-bacteria in the oral cavity. The purpose of this recearch is to provide information to the people about the use of tamarind leaves in the form of mouthwash and physical comparison with variations in levels. Formulation of preparations mouthwash was made in the amount of 4 formula, the active ingredient is infusa tamarind leaves using infundation method that is extraction at a temperature of 90ºc for 15 minutes, then mouthwash made with different levels of infusion , that is formula 0 without active ingredient, formula 1 with 6% of active ingredient, 2 formula with 12% active ingredient and formula 3 with 18% active ingredient. Evaluation mouthwash is test visualization, test the pH, viscosity test, and test panelists. The results of all evaluations shows mouthwash then obtained infuse tamarind leaves can be made in the form of mouthwash and from 4 to formula have different physical properties in the form of visualization that results in color differences. Keywords : mouthwash, infuse leaves tamarind, Infundation
OPTIMASI FORMULASI GEL ANTISEPTIK TANGAN HASIL DARI DESIGN EXPERT KOMBINASI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN MIMBA DIATAS 50% DAN EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH DIATAS 50% Elmitra Sepriani Elmitra; Agung Giri Samudra
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Akademi Farmasi Prayoga
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.021 KB)

Abstract

Gel saat digunakan mempunyai efek pendingin, tampilan yang jernih, dan mudah dicuci dengan air. Masyarakat kita menggunakan daun mimba (Azadirachta indica A. Juss )sebagai antibakteri dan daun sirih merah (Piper crocatum )digunakan sebagai antiseptik. Oleh karena itu pada penelitian ini dibuat formula gel antiseptik kombinasi ekstrak daun sirih merah dan daun mimba. Tujuannya untuk mengetahui gel mempunyai kemampuan sebagai antiseptik tangan dan mengetahui konsentrasi formula optimal berdasarkan design expert. Gel diformulasikan menjadi 4 formula (F0, F1, F2, F3) dengan kombinasi ekstrak daun mimba dan daun sirih merah, menggunakan basis Na. CMC, gliserin, nipagin. Dilakukan evaluasi gel meliputi organoleptis, homogenitas, uji daya sebar, uji pH, uji jumlah koloni dengan metode replikasi pada aplikasi design expert. Hasil penelitian kombinasi ekstrak daun mimba dan ekstrak daun sirih merah dapat dibuat dalam bentuk sediaan gel dan mempunyai kemampuan sebagai antiseptik tangan. Konsentrasi formula optimal yang didapatkan berdasarkan hasil prediksi design expert pada formula ekstra daun mimba diatas 50% dan ekstra daun sirih merah dibawah 50%.
FORMULASI SEDIAAN GEL SERUM DARI EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG MENTENG (Baccaurea macrocarpa) SEBAGAI ANTIOKSIDAN Elmitra Elmitra; Revi Yenti; Widiyah Chandra
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 7 No 1 (2022): JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA
Publisher : Akademi Farmasi Prayoga Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai uji aktivitas antioksidan sediaan gel serum ekstrak etanol kulit batang menteng (Baccaurea macrocarpa). Tujuan dari penelitian ini untuk memformulasikan ekstrak etanol kulit batang menteng menggunakan metode eksperimental dengan konsentrasi F0 (0%), F1 (0,5%), F2 (1%), F3 (1,5%) dan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH yang diukur dengan alat spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm. Evaluasi sediaan gel serum meliputi pemeriksaan organoleptis, pH, homogenitas, stabilitas, viskositas, uji iritasi dan uji aktivitas antioksidan. Formulasi sediaan gel serum menggunakan ekstrak etanol kulit batang menteng (Baccaurea macrocarpa) sebagai antioksidan yang dibuat tidak mengalami perubahan selama penyimpanan 6 minggu, sediaan homogen, memiliki rata-rata pH F0= 6,92, F1= 6,86, F2= 6,67, F3= 6,54 dan pembanding= 5,35, viskositas sediaan F0= 2.836 cPs, F1= 2.907 cPs, F2= 2.986 cPs, F3= 3.010 cPs, pembanding = 2.702 cPs, stabil secara fisik dan tidak menimbulkan iritasi. Nilai IC50 gel serum pada F0= 80,21 µg/ml, F1= 33,54 µg/ml, F2= 23,28 µg/ml dan F3= 11,86 µg/ml. Analisis statistik nilai IC50 pada setiap formula menggunakan anova satu arah dengan nilai signifikan 0,000 karena nilai p<0,05. Kesimpulan pada penelitian ini adalah ekstrak etanol kulit batang menteng (Baccaurea macrocarpa) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan gel serum dan aktivitas antioksdian sediaan gel serum ekstrak etanol kulit batang menteng pada F0 tergolong kuat, F1 dan F2 dan F3 tergolong sangat kuat.
UJI AKTIVITAS REPELLENT SPRAY MINYAK ATSIRI DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix) TERHADAP NYAMUK Culex sp. Elmitra; Noni Rahayu Putri; Dedi Nofiandi; Hanifa Sabila Afra
JURNAL KATALISATOR Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Katalisator Volume 8 No. 1, April 2023
Publisher : LLDIKTI X Sumbar, Riau, Jambi, Kepri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.832 KB) | DOI: 10.62769/katalisator.v8i1.2053

Abstract

Kaffir lime leaf (Citrus hystrix) is a plant that contains aromatic oil. The aroma is not liked by insects, so it can be used as a repellent. Kaffir lime leaf essential oil contains linalool, citronella, and beta-citronellol compounds which have biolarvicidal effects on mosquitoes. This study aims to formulate the essential oil of kaffir lime leaves in the form of a spray repellent against Culex Sp. In this study, the kaffir lime leaf essential oil formula was made with variations in concentration, namely formula 1 (10%), formula 2 (15%), and formula 3 (20%). The test parameters include organoleptic examination, pH test, stability test, viscosity test, skin irritation test and repellent activity test against Culex Sp. The spray formula with concentrations of 10%, 15% and 20% had protection against mosquitoes during 3 hours. Spray repellent formula with a concentration of 10% has a protection power of 50%, a concentration of 15% has a protection power of 75%, and a concentration of 20% has a protective power of 93.30%.The kaffir lime leaf essential oil (Citrus hystrix) can be formulated as an aromatherapy wax and the repellent activity of the kaffir lime leaf essential oil (Citrus hystrix) aromatherapy candle shows that the repellent activity increases along with the increase in the concentration of kaffir lime leaf essential oil.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM BODY SCRUB EKSTRAK ETANOl DAUN KATUK (sauropus androgynus L.) DENGAN METODE DPPH Elmitra Elmitra; Neneng Andespa
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 8 No 1 (2023): JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA
Publisher : Akademi Farmasi Prayoga Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) diketahui memiliki kandungan flavanoid yang berpotensi menjadi salah satu sumber antioksidan, yang tergolong kuat. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan ekstrak daun katuk dalam bentuk sediaan krim body scrub dengan menggunakan 4 formula yaitu F0 (tidak menggunakan ekstrak), F1 (0,08%), F2 (0,17%) dan F3 (0,24%) dan mengetahui aktivitas antioksidan dari krim body scrub esktrak daun katuk (Sauropus androgynus (L.) dengan menggunakan metode DPPH. Hasil evaluasi sediaan untuk 4 formula yaitu uji organoleptis semua sediaan tidak mengalami perubahan selama penyimpanan 6 minggu, sediaan yang homogen, PH sama dengan rentang pH kulit (4,5-5,7), termasuk kedalam tipe krim M/A, mudah tercuci oleh air, memiliki ukuran partikel yang dapat memenuhi syarat ukuran partikel 0,2-50 µm, Stabil secara fisik selama penyimpanan pada suhu yang berbeda dan memiliki nilai viskositas yang memenuhi syarat SNI yaitu 2000- 5000 cP. Uji aktivitas antioksidanekstrak daun katuk 50,62 µg/mL, dan masing masing formula krim body scrub yaitu F0 102, 43 µg/mL, F1 88,88 µg/mL, 82,53 µg/mL dan 80,50 µg/mL. Kesimpulan pada penelitiaan ini adalah ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus (L.) dapat dijadikan sediaan krim dengan aktivitas antioksidan F1, F2, F3 dengan kriteria antioksidan kuat. Abstract Katuk leaves (Sauropus androgynus (L.) Merr.) are known to contain flavanoids which have the potential to be a source of antioxidants, which are quite strong. The purpose of this study was to formulate katuk leaf extract in the form of body scrub cream using 4 formulas, namely F0 (not using extract), F1 (0.08%), F2 (0.17%) and F3 (0.24%) and determine the antioxidant activity of the body scrub cream of katuk leaf extract (Sauropus androgynus (L.) usingthe DPPH method. The evaluation results for the 4 formulas, namely the organoleptic test for all preparations did not change during 6 weeks of storage, the preparations were homogeneous, the pH was the same as the range Skin pH (4.5-5.7), belongs to the type of cream M/A, easily washed off by water, has a particle size that can meet the requirements of particle size 0.2-50 µm, Physically stable during storage at different temperatures and has a viscosityvalue that meets SNI requirements, namely 2000-5000 cP.The antioxidant activity test of katuk leaf extract is 50.62 µg/mL, and each body scrub cream formula is F0 102, 43 µg/mL, F1 88.88 µg/mL , 82.53 µg/mL and 80.50 µg/mL.The conclusion of this research is katuk leaf extract (Sauropus androgynus (L.) can be used as cream preparations with antioxidant activity F1, F2, F3 with strong antioxidant criteria.
Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Puding Hitam (Graptophyllum Pictum (L.) Griff) Elmitra Elmitra; Setya Enti Rikomah
Jurnal Katalisator Vol 3, No 1 (2018): KATALISATOR
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.534 KB) | DOI: 10.22216/jk.v3i1.2297

Abstract

Daun puding hitam (Graftophyllum pictum (L.) Griff) oleh masyarakat dimanfaatkan untuk pengobatan antiinflamasi, obat luka dan bisul. Penggunaan daun puding hitam sebagai obat luar masih sangat sederhana dengan cara menghaluskan daun puding hitam dengan air secukupnya kemudian dioleskan sehingga memerlukan waktu untuk membuatnya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat ekstrak etanol daun puding hitam dalam bentuk krim sehingga memudahkan dalam penggunaannya. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 70%. Ekstrak etanol daun puding hitam dilakukan evaluasi ekstrak meliputi organoleptis, pH, Kelarutan, kadar abu dan uji flavonoid. Ekstrak kemudian diformulasi menjadi krim dengan konsentrasi 10%, 15% dan 20% dan dievaluasi selama 3 minggu meliputi sifat fisiknya meliputi warna, bau, konsistensi, pH, homogenitas dan daya sebar. Data yang diperoleh dari uji pH dan daya sebar dianalisis secara statistik dengan ANOVA One way. Hasil uji pH didapat nilai sig 0.000 (<0.05) yang menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak mempengaruhi pH sediaan krim. pH pada penyimpanan stabil dengan nilai sig 0.994 (>0.05). Konsentrasi ekstrak tidak mempengaruhi daya sebar dengan nilai sig 0.910 (>0.05), tetapi mempengaruhi warna. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak semakin pekat warna krim. Krim bersifat homogen, pH 5-6 dan tidak mengiritasi kulit pada 10 orang panelis, tetapi tidak memenuhi syarat daya sebar yang baik.Leaves of puding hitam (Graftophyllum pictum (L.) Griff) is used by the people as anti-inflammatory treatment, cure wounds and ulcers. The us of leaves puding hitam as external medicine is very simply by mixed puding hitam leaves with water then it can be applied but it takes a time to make it. This reseach objective make ethanol extract of puding hitam as a cream so it more easy in using. Making extraction is done by maceration method us ethanol 70%. The ethanol extract of leaves puding hitam is evaluatid includes extracts organoleptic, pH, solubility, ash content and flavonoid test. Then it’s formulated into a cream with 10%, 15% and 20% concentration. The evaluated is done in three weeks include physical properties color, odor, consistency, pH, homogeneity and dispersive power. This data is obtained from the scatter pH test and statistically analyzed by ANOVA One way. The pH test results obtained sig 0.000 (< 0.05), indicating that the concentration of the extract affects the pH of the cream preparations. pH stable on storage with sig 0.994 (> 0.05). The extract concentration did not affect the scatter with sig 0.910 (>0.05), but it can more affects of the color. The higher concentration of extract will be more dark to cream color. Cream is homogeneous, pH 5-6 and does not irritate the skin at the 10 panelists, but did not qualify good dispersive power.