Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Konsentrasi Tepung Daun Kelor Terhadap Karakteristik Kimia Dan Sensori Bubur Instan Tepung Jagung Putih Syane Palijama; Gilian Tetelepta; Teodora Emray; La Ega
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 8, No 5 (2023): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jstp.v8i5.44022

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu menentukan konsentrasi tepung daun kelor yang tepat untuk pembuatan bubur instan tepung jagung putih. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktor tunggal yang terdiri dari 4 taraf perlakuan konsentrasi tepung daun kelor (2%, 4%, 6%, 8% dan 10%). Variabel yang diamati pada penelitian ini meliputi uji kimia kadar air, kadar abu, protein, lemak dan karbohidrat serta uji organoleptik meliputi hedonik warna, rasa, tekstur dan overall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bubur instan dengan perlakuan konsentrasi tepung daun kelor 2% menghasilkan kadar air 4,8%, kadar abu 1,6%, lemak 0,9%, protein 4,9% karbohidrat 84,6%, serta karakteristik hedonik warna 2,97 (suka), aroma 2,77 (suka), rasa 2,97 (suka), tekstur 3,1 (suka) dan overall 3,07 (suka).
PELATIHAN PENGOLAHAN TEPUNG SAGU MENJADI PRODUK TURUNAN BERNILAI TAMBAH Febby J. Polnaya; Helen C. D. Tuhumury; Vita N. Lawalata; Syane Palijama; Meitycorfrida Mailoa; Gilian Tetelepta; Erynola Moniharapon; La Ega; Gelora H. Augustyn; Rachel Breemer; Priscillia Picauly; Sophia G. Sipahelut; Cynthia G. C. Lopulalan; Natelda R. Timisela
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 4 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i4.1250-1258

Abstract

Tanaman sagu mampu menghasilkan 20–40-ton pati kering per hektar per tahun. Artinya, 1 juta hektar tanaman sagu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat seluruh rakyat Indonesia. Peningkatan produksi dan diversifikasi produk olahan sagu dapat membuka peluang usaha baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Desa Waesamu di Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat, merupakan salah satu desa yang aktif dalam mengolah sagu. Namun dalam pengolahannya belum optimal, karena hasil olahan dalam bentuk bahan setenga jadi yaitu sagu basah. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengolahan produk-produk turunan dari sagu yang memiliki nilai tambah dan nilai jual. Kegiatan pengabdian masyarakat berlangsung di Desa Waesamu melalui tahapan sosialisasi, pelatihan dan pendampingan kepada ibu-ibu PKK Desa Waesamu. Hasil kegiatan pengabdian yaitu tepung sagu diolah menjadi berbagai produk turunan, seperti kukis sagu keju, kukis sagu kismis, brownies sagu, dan mie sagu. Setiap kelompok mengolah salah satu produk dan mempresentasikan hasilnya kepada seluruh peserta pelatihan. Hasilnya sangat baik dan para peserta bersemangat untuk meningkatkan pengetahuan untuk pengolahan produk sagu menjadi peluang usaha untuk penambahan pendapatan keluarga.