Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

REPRESENTASI FEMINISME SRIKANDI DALAM PERTUNJUKAN WAYANG ORANG LAKON BISMA GUGUR Setyowati, Hery
Catharsis Vol 2 No 1 (2013)
Publisher : Catharsis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Eksistensi Srikandi dalam petunjukan wayang orang lakon Bisma Gugur merupakan representasi dari emansipasi perempuan berbasis kultural Jawa. Fenomena di masyarakat sering muncul persepsi negatif bahwa dalam budaya Jawa dan juga Indonesia cenderung memosisikan perempuan menjadi subordinat laki-laki. Penelitian ini membahas nilai-nilai feminisme  dalam tokoh Srikandi, yang  dapat menjadi sumber inspirasi dan patut diteladani. Metode yang digunakan  kualitatif dengan kajian semiotik interpretatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Tanda dianalisis dengan pendekatan semiotika Van Zoest. Pemaknaan atas tanda dengan konsep Roland Brathes. Hasilnya dapat diformulasikan (1) nilai-nilai feminisme Srikandi bersifat kontradiktif. Kefeminimannya  digunakan sebagai strategi untuk mengalahkan lawan. Hal tersebut merupakan gambaran dari suatu transformasi sosial untuk menciptakan keadaan kesetaraan antara kaum perempuan dan laki-laki sehingga perempuan mendapatkan haknya dalam konteks bela negara. (2) nilai teladan dari tokoh Srikandi adalah: (a) nilai semangat pantang menyerah, (b) nilai keberanian dan tanggung jawab, (c) nilai menghormati dan saling menghargai, (d) nilai realita dan ilmu pengetahuan, dan (e) nilai estetika Srikandi character in a traditional stage performance Bisma Gugur shows a woman emancipation representation which expresses and struggle for woman’s right. A phenomenon which comes in society shows that woman’s existence is less in its part.The problem in this research is how the values of feminism in Srikandi character be an inspiration and model for the public society. The method used is qualitative with interpretative semiotic studies. Techniques of data collection by using interview, observation, and documentation. The sign analyzes with Van Zoest semiotic and its meaning by using Roland Brathes concept.  The result shows (1) there is a contradictive in values of feminism of Srikandi in a traditional stage performance Bisma Gugur. Its feminism is used to as a strategy to against enemy. A contradictive feminism Srikandi value shows a portrait from social transformation to compose the same social status between woman and man, so she can get the same right to depend her country. (2) a good moral value from Srikandi is a) prohibition of surrender spirit , b) brave and responsible, c) respecting, d) reality value and science, and e) aesthetic value.
Nilai-Nilai Moral dalam Film “Luca” dan Relevansinya Terhadap Pendidikan Karakter Anak Pramita, Dian; Setyowati, Hery
Pawiyatan Vol 29 No 1 (2022): PAWIYATAN
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.194 KB)

Abstract

Di zaman yang semakin berkembang seperti sekarang nilai moral sudah dianggap tidak penting oleh masyarakat. Hal ini menyebabkan munculnya perilaku-perilaku amoral yang dilakukan oleh kaum terpelajar, ini terjadi karena akses informasi yang salah oleh mereka. Banyak informasi yang didapatkan dari media massa seperti internet, radio, surat kabar, televisi maupun film secara leluasa. Akan tetapi, tidak semua tayangan tersebut memberikan efek buruk. Salah satunya adalah film Luca. Dalam film tersebut terdapat beberapa nilai-nilai moral yang patut untuk dijadikan contoh anak-anak. Nilai-nilai moral dalam film tersebut sesuai dengan pendidikan karakter anak. Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa Nilai-nilai moral yang terdapat dalam film Luca antara lain: kasih sayang orangtua kepada anaknya, berusaha dengan sungguh-sungguh, orangtua harus memberikan kebebasan kepada anaknya, tolong menolong antar sesama, saling percaya antar teman/sahabat maupun keluarga, dan percaya diri. Relevansi nilai-nilai moral yang terdapat dalam film Luca dengan pendidikan karakter anak terdapat dalam nilai karakter kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif, dan cinta damai. Kata kunci: Pendidikan Karakter, Nilai Moral, Anak
Flashcard Sebagai Media Terapi Wicara Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Di Kelas B Ra Inklusi Zidni Ilma Sukoharjo Maemunah, Siti; Lisnayani, Desy; Setyowati, Hery
Sentra Cendekia Vol 5 No 2 (2024): Juni
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31331/sencenivet.v5i2.3167

Abstract

Latar belakang masalah adalah adanya anak berkebutuhan khusus dengan delay wicara di Kelas B RA Inklusi zidni ilma yang harus terus distimulus perkembangan wicaranya sehingga progres wicaranya akan mengalami peningkatan sebagaimana tujuan Pendidikan Anak Usia Dini salah satunya meningkatnya perkembangan bahasanya, maka media flashcard dipilih peneliti sebagai media terapi wicara yang dapat meningkatkan progres bahasa anak berkebutuhan khusus di kelas B RA inklusi Zidni ilma Sukoharjo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana media flashcard menjadi media terapi wicara bagi anak berkebutuhan khusus di kelas B RA inklusi Zidni ilma Sukoharjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif maka langkah – langkah yang dilakukan adalah observasi, wawancara, kemudian mengecek dokumentasi yang berkaitan, mereduksi dan merefleksi. Subyek penelitian ini adalah anak kelas B RA inklusi Zidni ilma sejumlah 5 anak dengan kebutuhan khusus. Dari hasil penelitian diperoleh, dengan media flashcard anak berkebutuhan khusus di kelas B RA Inklusi Zidni ilma mengalami progress wicara
PENCEGAHAN BULLYING PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN PLALANGAN KECAMATAN GUNUNGPATI Mustika Sari, Ika Tyas; Marini, Marini; Ardi Santoso, Didik; Setyowati, Hery
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 2 No. 2 (2024): April
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v2i2.654

Abstract

Bullying adalah suatu tindakan perilaku yang dilakukan dengan cara menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional psikologis oleh seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih lemah fisik ataupun mental secara berulang-ulang tanpa ada perlawanan dengan tujuan membuat orang menderita. Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tengah sesuai rekap data 15 Maret 2024 terdapat 130 Korban Kekerasan pada anak. Dari banyaknya data kekerasan yang terjadi maka Dosen Prodi PGPAUD IVET yang bekerjasama dengan kelurahan Plalangan di Kecamatan Gunungpati, mengadakan sosialisasi dengan siswa dan guru Sekolah Dasar di Kelurahan Plalangan. Khalayak sasar atau Peserta kegiatan seminar Pencegahan Bullying Pada Anak yang terdiri dari 50 peserta yaitu siswa dan guru Sekolah Dasar. Adapun sosialisasi menggarisbawahi tentang pengertian bullying, pentingnya pencegahan dan antisipasi terhadap bullying. Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini anak-anak memahami apa itu bullying dan faham apa yang harus mereka lakukan jika mengalami bullying di sekolah Kata Kunci: Sexual violance; bullying; Sex education; Domestic violance.
Penerapan Metode Keteladanan Untuk Mengenalkan Kesantunan Berbahasa Pada Anak Usia Dini Muryani, Arlis; Setyowati, Hery; Harlistyarintica, Yora
Sentra Cendekia Vol 6 No 1 (2025): Februari
Publisher : Universitas Ivet

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31331/sencenivet.v6i1.3741

Abstract

Anak usia dini ikut merasakan dampak dari krisis kesantunan berbahasa. Terkait dengan keadaan seputar penggunaan kesantunan pada anak usia dini, sebagian besar temuan kesantunan berbahasa tidak sesuai kondisi ideal. Anak usia dini memiliki ketidakmampuan untuk menggunakan kata-kata "tolong," "maaf," dan "terima kasih" dengan benar. Hal ini merupakan tantangan besar. Penggunaan metode keteladanan dalam upaya untuk menyelesaikan masalah ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran terperinci tentang bagaimana metode keteladanan digunakan untuk mengenalkan kesantunan berbahasa pada anak usai dini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Observasi dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data. Temuan penelitian mendukung penggunaan metode keteladanan sebagai sarana mengajarkan kesantunan melalui pemberian contoh-contoh konkret. Sejak usia dini, anak-anak dapat menggunakan metode keteladanan sebagai bentuk stimulus untuk mendapatkan respons berupa penggunaan Bahasa yang santun.