Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : eProceedings of Engineering

Implementasi Dan Analisis Platform Horizon Dalam Service Dashboard Berbasis Openstack Devy Febri Fetria; Tody Ariefianto Wibowo; Joko Purnomo
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak - Openstack merupakan sebuah satuan kontrol dalam SDN (Software Define Network) yang dapat menyatukan beberapa blok layanan ke dalam satu kendali. Beberapa blok layanan tersebut antara lain Service Application, Dashboard, Compute, Storage dan Network. Untuk menunjang layanan – layanan tersebut dibutuhkan suatu sistem visualisasi dalam memudahkan user dalam melakukan pengkonfigurasian jaringan agar lebih mudah. Sistem ini dinamakan Dashboard yang berada dalan platform Horizon yang merupakan sebuah web interface bagi user untuk membuat jaringan baru, melakukan konfigurasi, melakukan pemeliharaan dan pengelolaan perangkat jaringan atau dapat dikatakan sebagai cloud administrators. Dari hasil analisis servis Dashboard pada tugas akhir ini dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja dari servis Dashboard dapat dikatakan cukup baik. Dari hasil pengujiannya didapatkan kesimpulan dengan pengujian Click bandwidth maksimum pada server adalah 1100 Kbps dan pada user adalah 1500 Kbps, untuk pengujian Time bandwidth maksimum pada server adalah 2200 Kbps dan pada user adalah 1100 Kbps, dan untuk pengujian Ramp bandwidth maksimum pada server adalah 2200 Kbps dan pada user adalah 1100 Kbps. Kata kunci : OpenStack, Dashboard, Horizon, Cloud Computing.
Implementasi Dan Analisis Game Sebagai Layanan (Gaas) Menggunakan Open - Source Cloud Gaming Server Gaminganywhere Altodia Utomo; Tody Wibowo; Muhammad Iqbal
eProceedings of Engineering Vol 1, No 1 (2014): Desember, 2014
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cloud computing sangat berkembang akhir-akhir ini sebagai software sebagai layanan (SaaS), platform sebagai layanan (PaaS) maupun infrastuktur sebagai layanan (IaaS). Menonton video, mendengarkan music, maupun bermain game dapat kita lakukan tanpa kita harus memiliki infrastruktur yang memenuhi untuk melakukan semua itu berkat adanya cloud computing. Game sebagai layanan (GaaS) adalah sebuah layanan cloud computing yang merupakan pengembangan dari Infrastruktur sebagai layanan pada model layanan cloud computing. Pada Tugas Akhir ini diimplementasikan sebuah game sebagai layanan cloud gaming server menggunakan open-source GamingAnywhere yang diakses oleh sebuah atau beberapa client melalui jaringan lokal kabel (Ethernet) atau jaringan lokal nirkabel (WLAN). Server melakukan capture terhadap frame audio dan frame video kemudian dikodekan dan dikirimkan kepada client. Setelah client mendapatkan frame A/V, client akan mengdekodekan frame- frame yang diterima sehingga user bisa bermain dan melakukan input control . Control dari client yang merupakan input dari keyboard, mouse, maupun joystick dari user akan di transmisikan ke server cloud. Untuk mendapatkan performa dari sistem cloud game yang diimplementasikan ini, dilakukan pengujian dengan tiga jenis game dan beberapa skenario pengujian serta dilakukan pengujian Quality of Experience (QoE). Bermain game dengan menggunakan server render terbukti lebih efisien dalam penggunaan resource seperti CPU, RAM dan GPU. Untuk penggunaan CPU hanya digunakan maksimal 25%, untuk RAM maksimal 150 MB, GPU Memory maksimal sekitar 65 MB, GPU Usage dibawah 20% dan didapatkan frame rate diatas 25 fps. Keyword : GamingAnywhere, GaaS, Cloud computing
Analisa Implementasi Voip Berbasis Sip Pada Jaringan Wireless Lan Dengan Kemampuan Auto Authentication Service Muhammad Hasan; Tody Wibowo; Istikmal Istikmal
eProceedings of Engineering Vol 1, No 1 (2014): Desember, 2014
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam komunikasi layanan wireless LAN, autentikasi merupakan hal biasa yang sering kita temui. Autentikasi digunakan untuk membatasi akses hanya kepada pelanggan yang terdaftar. Begitu pula dengan layanan komunikasi VoIP yang juga membutuhkan autentikasi sebelum kita dapat menggunakan layanan tersebut. Pada tugas akhir ini dilakukan pengujian proses auto autentikasi voip. Proses auto autentikasi pada penelitian ini melibatkan server RADIUS sebagai server autentikasi EAP-SIM dan server Asterisk sebagai server VoIP. Agar autentikasi pada RADIUS dapat digunakan secara otomatis sebagai autentikasi pada Asterisk maka baik RADIUS dan Asterisk harus terhubung dengan mysql. Asterisk realtime merupakan metode baru dari Asterisk yang dapat digunakan agar semua data autentikasi disimpan ke dalam tabel database. Dengan menggunakan Trigger SQL pada tabel RADIUS maka setiap perubahan yang terjadi pada tabel RADIUS akan tersalin secara otomatis ke tabel Asterisk. Hasil dari pengujian ini didapat bahwa rata-rata lama waktu proses autentikasi di sisi server voip adalah 1,614 ms. Dan rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh supplicant agar terhubung ke jaringan melalui autentikasi EAP-SIM sampai dengan terhubung ke voip server adalah 0.760699 detik. Kata kunci: EAP-SIM, Challenge-response, Supplicant, RADIUS, Asteris
Analisis Perencanaan Terhadap Performansi Backhaul Berbasis Wi-Fi 802.11N Untuk Mendukung Jaringan Lte Di Daerah Rural Ari Sadewa Yogapratama; Uke Kurniawan Usman; Tody Ariefianto Wibowo
eProceedings of Engineering Vol 2, No 1 (2015): April, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan jaringan LTE umumnya masih dipusatkan pada daerah perkotaan dan tidak menutup kemungkinan beberapa waktu ke depan, daerah rural (pedesaan) juga dapat menikmati layanan data berkecepatan tinggi ini. Namun trafik di daerah pedesaan tidak sebesar perkotaan. Untuk itu penyelenggara atau operator memerlukan backhaul yang tidak hanya handal namun juga efisien dari segi kapasitas, transmisi, maupun implementasi agar dapat mengantarkan layanan LTE ini ke daerah pedesaan. Pada paper ini, dibahas tentang analisis perencanaan pada performansi backhaul berbasis Wi-Fi 802.11n. Backhaul berbasis Wi-Fi dipilih karena dapat beroperasi pada frekuensi unlicensed sehingga lebih cepat dalam pengimplementasiannya dibandingkan microwave maupun fiber optic karena tidak terkendala regulasi. Selain itu, backhaul berbasis Wi-Fi memiliki kapasitas yang cukup untuk menampung kebutuhan trafik di daerah rural. Pada tugas akhir ini juga dibahas mengenai pemilihan skenario yang efektif dalam merancang jaringan LTE di daerah rural. Di sisi backhaul, parameter performansi yang diinginkan yaitu: daya terima -77.23 dBm (untuk memenuhi BER 10-6 dan data rate 50 Mbps), dan availability > 99.99% dengan menggunakan bandwidth 20 MHz. Berdasarkan hasil perhitungan dan simulasi, skenario perancangan LTE di daerah rural yang paling efektif adalah dengan menggunakan frekuensi 900 MHz dan bandwidth 5 MHz. Sedangkan dari perancangan backhaul, diperoleh daya terima >-75 dBm dan availability > 99.99%. Hal ini berarti parameter performansi yang diinginkan dapat tercapai Sehingga dapat disimpulkan bahwa backhaul berbasis Wi-Fi dapat bekerja dengan baik untuk menghubungkan jaringan LTE di daerah rural.
Implementasi Dan Analisis Performansi Metode Pfifo Fast Dan Red Pada Jaringan Wireless Ad Hocmenggunakan Protokol B.A.T.M.A.N Raden Bagus Nurhadi Wibowo; Istikmal Istikmal; Tody Ariefianto Wibowo
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jaringan wireless ad hoc merupakan kumpulan node wireless mobile yang secara dinamis keberadaannya tanpa menggunakan infrastruktur yang ada atau administrasi terpusat. Pada jaringan wireless ad hoc ada beberapa permasalahan timbul yang diantaranya adalah pengaruh jumlah node, pengaruh pergerakan node, dan pengaruh besar ukuran paket yang dikirimkan sehingga menyebabkan performansi pengiriman datanya mengalami degradasi atau penurunan. Permasalahan tersebut dapat diminimalisasi dengan cara menggunakan metode antrian (queue) data. Dalam hal ini peneliti menggunakan 2 metode antrian data yaitu PFIFO Fast dan RED. Kedua metode antrian tersebut diimplementasikan dengan menggunakan ruting protokol B.A.T.M.A.N pada perangkat lunak berbasis Linux, yang kemudian dianalisis performansinya menggunakan Simple Adittive Weighted Method (SAW). Proses pengiriman dan penerimaan trafik pada sistem digunakan Distributed Internet Traffic Generator (DITG). Implementasi ini melibatkan 4 nodes dan dilakukan dalam 3 kondisi, yaitu seluruh node dalam kondisi diam (fixed), node receiver bergerak statis, dan node sender bergerak statis. Dari hasil implementasi jaringan ad-hoc dengan menggunakan kedua jenis metode antrian (queue) data tersebut secara menyeluruh dalam tiga kondisi (kondisi 1, kondisi 2, kondisi 3) menunjukkan bahwa met ode RED dapat dinyatakan lebih baik daripada metode PFIFO Fast, dengan nilai rata-rata V untuk RED = 29.145 sedangkan V untuk PFIFO Fast = 25.073. Kata kunci : Wireless ad-hoc, PFIFO Fast, RED, BATMAN, SAW, DITG
Implementasi Dan Analisa Performansi Platform Keystone Dalam Service Identityberbasis Openstack Sandi Purnama; Tody Ariefianto Wibowo; Joko Purnomo
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak OpenStack merupakan suatu sistem operasi SDN (Software Defined Network) yang mengontrol lingkungan komputasi besar, storage, dan sumber daya jaringan di seluruh datacenter. Semua dikelola melalui dashboard yang memberikan kontrol kepada administrator. Sistem ini merupakan perangkat lunak OpenSource yang dirilis di bawah ketentuan Lisensi Apache. OpenStack memiliki arsitektur modular yang terdiri dari beberapa bagian blok yaitu Application, Dashboard, Compute, Storage, dan Network. Pada tugas akhir kali ini hanya akan dibuat service identity pada OpenStack yang berfungsi sebagai penyedia keamanan dalam terselenggaranya pertukaran informasi antar service yang ada. Identity menggunakan platform keystone. Dari hasil perancangan service storage pada tugas akhir ini dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja platform dapat dikatakan berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan setiap permintaan user dapat terlayani dengan baik dari mulai pembuatan user baru, pembuatan instance, dan letak endpoint yang terlihat di sisi client. Dengan adanya sistem OpenStack ini maka sistem cloud computing akan semakin menjadi efektif dan efisien Kata kunci : OpenStack, SDN, Icehouse, Identity, Keystone
Perancangan Dan Emulasi Protokol Routing Epidemic Dan Static Pada Jaringan Dtn Galih Putro Dwi Setyo; Leanna Vidya Yovita; Tody Ariefianto Wibowo
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Delay Tolerant Network (DTN) merupakan konsep yang digunakan untuk komunikasi antarplanet, yang disebut juga sebagai deep space network atau interplanetary internet. Karena peruntukannya untuk komunikasi dengan jarak yang sangat jauh, DTN mampu menghadapi hambatan yang dialami komunikasi antarplanet yang tidak terbatas hanya pada delay. Oleh karena itu istilah Disruption Tolerant Network (dengan singkatan yang sama, DTN) dan Challenged Network juga dapat digunakan. Dilihat dari kemampuannya, aplikasi DTN pada masa depan akan semakin luas, sehingga penelitian di bidang DTN, baik aplikasi maupun pemodelan jaringan akan memberikan kontribusi yang cukup berarti pada pengembangan sistem DTN. Tujuan tugas akhir ini adalah menganalisis routing protocol epidemic dan static mengunakan IBR-DTN. Pada tugas akhir ini dilakukan emulasi dimana node-node DTN pada NS3 akan dihubungkan dengan Virtual Machine sehingga setiap node berfungsi mendekati node real DTN. Alasan pemilihan NS3 dibandingkan dengan network simulator lain didasari pada faktor model kanal yang realistis, update teratur, dan penggunaan network stack. Tujuan utama proyek akhir ini adalah melakukan pengujian kemampuan NS3 sebagai simulator DTN dan menghubungkan lingkungan NS3 dengan jaringan eksternal. Penelitian ini menggunakan IBR-DTN sebagai perangkat lunak serta memiliki tujuan kedua membandingkan kemampuan antara epidemic routing protocol dan static routing protocol dengan membandingkan waktu pengiriman menggunakan TTL, ukuran file, dan ukuran bundle yang berbeda. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah ukuran file dan ukuran bundle yang berbeda mampu memberikan perbedaan hasil yang sangat signifikan dalam pengujian yang dilakukan dengan menggunakan 2 routing protocol yang berbeda. Epidemic routing protocol dan static routing protocol juga memiliki perbedaan yang signifikan jika dibandingkan satu sama lain, baik dari segi waktu pengiriman data serta kemampuan mengirim ukuran file yang berbeda Kata kunci: DTN, NS3, Network Simulator, Epidemic, Static
Analisis Performansi Router Maxprop Pada Vehicular Ad Hoc Network Berbasis Delay Tolerant Network Yasir Ahmad Abdillah; Tody Ariefianto Wibowo; Leanna Vidya Yovita
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada VANET sulit untuk membangun komunikasi end-to-end antara sumber dan tujuan karena cakupan dari node terbatas dan selalu bergerak dengan cepat. Salah satu jaringan yang dapat digunakan sebagai solusi adalah Delay Tolerant Network (DTN). Apabila jaringan terputus saat dalam perjalanan maka data akan disimpan pada node terakhir sehingga tidak diperlukan membangun hubungan dari awal lagi. Pada Delay Tolerant Network, bandwidth dan buffer yang digunakan sangat terbatas. Akibat keterbatasan ini, kinerja jaringan DTN secara keseluruhan ditentukan oleh skema dan jenis routing yang digunakan. Protokol MaxProp menggunakan beberapa mekanisme dalam upaya meningkatkan delivery rate dan meminimalkan latency yang disampaikan oleh paket. MaxProp memberikan prioritas yang lebih tinggi untuk paket baru , dan juga upaya untuk mencegah penerimaan paket yang sama dua kali . MaxProp mempunyai performansi yang buruk dengan buffer yang kecil, bisa dikatakan MaxProp akan lebih baik digunakan pada buffer yang tinggi. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa besar buffer router Maxprop untuk lokasi simulasi yaitu Buah Batu, Bandung paling baik pada nilai buffer 15 MB. Berdasarkan dua skenario pengujian, buffer 15 MB memiliki performansi paling baik dibanding besar buffer 5 MB dan 10 MB. Semakin besar paket data yang dikirimkan akan menghasilkan nilai latency dan packetloss yang semakin besar. Sebaliknya akan menghasilkan nilai packet delivery ratio yang semakin kecil. Kata kunci: Delay Tolerant Network, MaxProp, latency, packetloss, packet delivery ratio Abstract
Analisa Performansi Single & Double Vlan Pada Pengiriman Data Dan Voice Filipi Filipi; Leanna Vidya Yovita; Tody Ariefianto Wibowo
eProceedings of Engineering Vol 3, No 3 (2016): Desember, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada saat ini cukup banyak industri ISP (Internet Service Provider) yang menggunakan teknologi ethernet IEEE 802.1ad sebagai bridge dari ISP untuk sampai kepada pelanggan dikarenakan secara performansi lebih baik dari pada penggunaan wireless. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai implementasi dan analisa performansi Single & Double VLAN. Perangkat yang digunakan adalah 2 buah router, 2 buah switch dan 2 buah notebook sebagai client & server. Software yang digunakan adalah vmware untuk membuat virtual machine, iperf sebagai trafik generator dan wireshark untuk menganilis performansi jaringan. Hasil yang didapatkan pada tugas akhir ini, berturut-turut dari SVLAN, CVLAN dan Double VLAN sebagai berikut. Througput untuk protokol TCP pada ketiga metode adalah 60, 50 dan 46 kbps, untuk UDP adalah 64, 58 dan 56 kbps dan SCTP dengan nilai berikut 56, 44 dan 42 kbps. Hasil delay untuk protokol TCP adalah 0.27, 0.94 dan 1.6 ms, protokol UDP adalah 0.1, 0.5 dan 0.8 ms dan SCTP adalah 0.34, 1.9 dan 2.1ms. Kemudian hasil untuk jitter pada protokol TCP adalah 0.04, 0.1 dan 0.16 ms, protokol UDP dengan nilai 0.02, 0.06 dan 0.08ms dan SCTP adalah 0.05, 0.18 dan 0.24ms. Pada percobaan dengan background trafik dengan bandwidth 85, 90 dan 95mbps dilakukan pada protokol UDP, SCTP dan TCP dengan perolehan packet loss berturut-turut sebagai berikut. UDP dengan nilai 0.34, 1.78 dan 2.106 %; SCTP dengan nilai 0.115, 0.714 dan 0.82%. sedangkan untuk TCP diperoleh nilai delay berikut 117.2, 205.6 dan 290.4 ms.
Implementasi DTN Sebagai Solusi Komunikasi Di Desa Terpencil Poerwantoro , Redaffa Ath Thaariq; Yovita, Leanna Vidya; Wibowo, Tody Ariefianto
eProceedings of Engineering Vol. 12 No. 3 (2025): Juni 2025
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah dengan infrastruktur telekomunikasiyang terbatas sering mengalami kesulitan dalam mengakseslayanan komunikasi yang andal dan efisien. Penelitian inimembahas pengembangan solusi komunikasi berbasis teknologialternatif untuk mengatasi tantangan tersebut. Secara khusus,penelitian ini mengeksplorasi penerapan teknologi DelayTolerant Network (DTN) sebagai metode penyediaankonektivitas di wilayah dengan infrastruktur terbatas.Metodologi yang digunakan mencakup perancangan sistemkomunikasi berbasis DTN serta pengujian performa sistemdalam simulasi lingkungan dengan infrastruktur rendah. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa solusi yang dikembangkanmampu meningkatkan aksesibilitas komunikasi secarasignifikan dengan biaya yang lebih efisien dibandingkan metodekonvensional. Temuan ini memberikan kontribusi pentingdalam mendukung pengembangan infrastrukturtelekomunikasi di daerah terpencil serta menjadi dasar bagiinovasi teknologi lebih lanjut di masa depan. Kata kunci — Konektivitas, Infrastruktur Telekomunikasi, DelayTolerant Network (DTN), Daerah Terpencil, Teknologi Alternatif