Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

IMPLEMENTASI FUZZY EVOLUTIONARY ALGORITHMS UNTUK PENENTUAN POSISI BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) Muhammad Fachrie; Sri Widowati; Ahmad Tri Hanuranto
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2012
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di dalam Teori Evolutionary Computation (EC), dikenal adanya Evolutionary Algorithms (EAs), yakni sekumpulan algoritma yang mengadopsi prinsip ’evolusi’ dan ’genetika’ yang ada di alam nyata. Algoritma Genetika (AG) adalah salah satu algoritma optimasi yang ada di dalam Evolutionary Algorithms (EAs) yang sering digunakan untuk mencari solusi optimal dari suatu permasalahan. Pada penelitian ini, kemampuan AG dalam mencari solusi optimal dari suatu permasalahan, digunakan untuk menentukan posisi-posisi Base Transceiver Station (BTS) pada suatu area agar mampu menghasilkan coverage area dan layanan trafik yang maksimal. Untuk meningkatkan performa AG, digunakan Sistem Fuzzy (SF) untuk mengatur nilai probabilitas rekombinasi (Pc) dan probabilitas mutasi (Pm) selama proses evolusi pada AG berlangsung. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya konvergensi prematur pada AG. Gabungan dari Algoritma Genetika dan Sistem Fuzzy ini bisa disebut Algoritma Fuzzy Evolusi atau Fuzzy Evolutionary Algorithms (Fuzzy EAs). Algoritma Fuzzy Evolusi ini digunakan untuk menentukan posisi BTS di Kota Yogyakarta, dengan ruang solusi sebesar 5.001 x 1034dan menghasilkan nilai coverage area terbaik sebesar 90,57%.
Sistem monitoring denyut jantung berbasis IoT menggunakan protokol XMPP : IoT-based heart rate monitoring system using the XMPP protocol Dany Salsabila; Ahmad Tri Hanuranto; Arif Irawan
JITEL (Jurnal Ilmiah Telekomunikasi, Elektronika, dan Listrik Tenaga) Vol. 2 No. 2: September 2022
Publisher : Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/jitel.v2.i2.2022.171-178

Abstract

Kardiovaskular merupakan suatu penyakit gangguan pada jantung. Penyakit Kardiovaskular dapat didiagnosis menggunakan alat yang bernama Elektrokardiogram (EKG). Dengan menggunakan teknologi revolusi Internet of Things (IoT), tujuan penelitian ini adalah merancang dan menguji sebuah sistem monitoring denyut jantung berbasis IoT menggunakan protokol Extensible Messaging and Presence Protocol (XMPP). Sistem dirancang dengan mengintegrasikan sebuah modul AD8232 yang dihubungkan dengan server XMPP melalui mikrokomputer Raspberry Pi dan akan dihubungkan dengan antarmuka website. Antarmuka ini dapat menampilkan hasil deteksi beat per minute (BPM), waktu pengiriman, dan waktu terima pesan XMPP berdasarkan hasil deteksi sensor AD8232. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran performansi berdasarkan Quality Of Service (QoS) menggunakan Wireshark. Sedangkan untuk nilai BPM digunakan untuk mengukur tingkat akurasi sensor AD8232 yang dibandingan dengan Oximeter sebagai referensi. Hasil implementasi dan pengukuran pada penelitian ini diperoleh delay 342,857 ms dan troughput 0,0009257 bps yang termasuk dalam kategori baik dalam sistem IoT. Hasil akurasi perbandingan data BPM antara sensor AD8232 dan Oximeter 59,918% dengan biaya implementasi yang murah namun dapat diakses di banyak perangkat dengan berbagai macam bentuk sistem monitor.
Performance Analysis Of Artificial Bee-colony Algorithm For Routing And Wavelength Assignment In Dwdm Transport Network Yudhi Suryanto; Arfianto Fahmi; Ahmad Tri Hanuranto
eProceedings of Engineering Vol 4, No 1 (2017): April, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setting up lightpaths for a set of requested connection of wavelength division multiplexing (WDM) network, is by routing and assigning wavelengths to each connection. So as to minimize the use of network resources or maximize the traffic served, is called the routing and wavelength assignment (RWA) problem. A new idea based on Artificial Bee Colony (ABC) algorithm is introduced for solving RWA problem which is known to be an NP-hard problem. In the proposed ABC-RWA approach every food source represents a possible and feasible candidate lightpath between each original and destination node span in demand matrix. The situation of the food source is modified by some artificial bee in the population where the aim is to discover the places of food sources. The food source with the highest nectar value seems to be a solution which is evaluated by the fitness function. This paper proposes solutions to solve the RWA problem using artificial bee-colony algorithm in order to achieve better performance of the network connection to serve a given demand matrix of an optical network to reach RWA global solution. The work will evaluate the path length (propagation delay) for solving RWA problem with ABC algorithm in a real-world optical networks test bench to find optimal routes for connection request in demand matrix and assigning wavelength to them according to objective function and some physical and operational constraints in Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) optical networks. Based on simulation with several generated traffic distribution, ABC algorithm can be used to solve routing and wavelength problem at DWDM transport network as shown that in line with iteration process the path length observed toward minimum value. The number of iteration needed to reach the fitness value depends on several parameter such as number of connection request, number of wavelength and alternative path, the distribution of generated traffic and also population size. Keywords—rwa; bee-colony; path length
Model Tekno Ekonomi Pada Perencanaan Dan Rancang Bangun Teknologi Komunikasi Untuk Early Warning System (ews) Pada Sistem Public Protection And Disaster Relief (ppdr) Aidil Afdan Pananrang; Ahmad Tri Hanuranto; Ratna Mayasari
eProceedings of Engineering Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara rawan bencana. Kerugian akibat buruknya sistem Public Protection and Disaster Relief (PPDR) di Indonesia mencapai $125,569 milyar atau sekitar 1.632 Triliun Rupiah [1]. Angka kerugian ini merupakan yang terbesar jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia. Sehingga harus dilakukan upaya untuk mereduksi kerugian bencana dengan sistem deteksi dini. Pada penelitian ini sistem deteksi dini dirancang menggunakan Wireless Sensor Network (WSN), lalu hubungan antara jumlah Sensor Node terhadap biaya akan dianalisa menggunakan Nett Present Value (NPV) untuk pengimplementasian di beberapa level wilayah tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi dengan kategori green alert level dan yellow alert level (dengan estimasi kerugian minimum) tidak layak untuk pengimplementasian sistem PPDR dikarenakan menghasilkan NPV yang negatif, sedangkan pada wilayah dengan yellow alert level (estimasi kerugian maksimum), orange alert level, dan red alert level layak untuk pengimplementasian sistem PPDR karena menghasilkan NPV yang positif 
Perencanaan Jaringan Public Protection And Disaster Relief (ppdr) Berbasis Teknologi Long Term Evolution (lte) 700 Mhz Dengan Studi Kasus Di Wilayah Bandung Fahrizal Mohamad Fadli; Ahmad Tri Hanuranto; Nachwan Mufti Adriansyah
eProceedings of Engineering Vol 5, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Wilayah Bandung berdasarkan hasil data BNPB merupakan salah satu daerah rawan bencana alam dan sering terjadi permasalahan sosial. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan Public Protection and Disaster Relief untuk menciptakan keadaan yang aman. Layanan Public Protection and Disaster Relief (PPDR) disediakan oleh instansi yang diakui pemerintah untuk memberikan bantuan langsung dalam situasi yang beresiko terhadap kehidupan. Layanan yang diberikan oleh PPDR berbagai macam mulai dari pengiriman pesan sampai layanan video berkualitas tinggi yang membutuhkan bandwidth yang cukup besar, oleh karena itu European Conference of Postal and Telecommunications Administrations (CEPT) oleh Electronics Communications Committee (ECC) membahas opsi spektrum untuk penerapan layanan PPDR broadband dalam rentang frekuensi 400 dan 700 MHz. Dalam frekuensi ini LTE merupakan kandidat teknologi terbaik yang dapat diaplikasikan dalam frekuensi ini. Teknologi LTE secara teoritis menawarkan kecepatan downlink up to 100 Mbps dan Uplink up to 50 Mbps yang cukup untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan layanan PPDR. Pada Tugas Akhir ini dibahas tentang perencanaan jaringan PPDR berbasis teknologi LTE frekuensi 700 Mhz dengan studi kasus di Wilayah Bandung. Perancangan jaringan menggunakan 12 skenario untuk memilih skenario mana yang paling baik. Perancangan melalui beberapa tahapan yaitu, analisis layanan, perencanaan jaringan berdasarkan daerah cakupan (planning by coverage) dan perencanaan jaringan berdasarkan kebutuhan layanan PPDR, dan terakhir melakukan simulasi hasil perencanaan dengan menggunakan software Atoll yaitu Coverage site, RSRP, SINR & Throughput Kata Kunci : PPDR, APT 700, LTE, Network Planning ABSTRACT Bandung region based on data results BNPB is one of the areas prone to natural disasters and social problems often occur. Therefore it takes the handling of Public Protection and Disaster Relief to create a safe state. The Public Protection and Disaster Relief Service (PPDR) is provided by government-recognized agencies to provide direct assistance in life-risk situations. The services provided by PPDR range from messaging to high-quality video services requiring substantial bandwidth, therefore the European Conference of Postal and Telecommunications Administrations (CEPT) by the Electronics Communications Committee (ECC) discusses the spectrum options for the implementation of the PPDR service broadband in the 400 and 700 MHz frequency bands. In this frequency LTE is the best technology candidate that can be applied in this frequency. LTE technology theoretically offers downlink speeds up to 100 Mbps and up to 50 Mbps of uplink which is sufficient to meet the needs of PPDR services. In this final project discussed about PPDR network planning based on 700 Mhz LTE technology with case study in Bandung Region. The design of the network using 12 scenarios to choose which scenario is the best. The design through several stages namely, service analysis, network planning by coverage and network planning based on service needs of the PPDR, and finally perform the simulation of planning results using Atoll software ie Coverage site, RSRP, SINR & Throughput Keywords: LTE, PPDR, APT700, Software Atoll, Network Planning
Perancangan Dan Analisis Load Balancing As A Service Menggunakan Openstack Untuk Database Gunung Api Reza Nuryati; Ahmad Tri Hanuranto; Ratna Mayasari
eProceedings of Engineering Vol 4, No 2 (2017): Agustus, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan infrastruktur jaringan pada sistem database untuk hasil pengamatan gunung api diperlukan karena Indonesia termasuk negara ring of fire yang memiliki 127 gunung api aktif maupun tidak. Pengamatan gunung api terbagi menjadi dua metode secara visual dan instrumentasi menggunakan sensor analog dan digital. Data hasil metode visual dan instrumentasi menggunakan sensor analog di input melalui web aplikasi. Data hasil metode intrumentasi sensor digital masuk secara otomatis kedalam server database. Semua data hasil pengamatan menggunakan dua metode tersebut masuk ke server database secara bersamaan sehingga menyebabkan down (tidak aktif) pada web aplikasi input data. Hal ini dapat menyebabkan kinerja server database kurang maksimal. Mekanisme sistem antrian dengan menditribusikan beban trafik data ke server dengan teknologi Load Balancing dapat menjadi solusi. Pada penelitian ini dilakukan implementasi Load Balancing pada web server guna mendistribusikan trafik data hasil pengamatan yang masuk kedalam server database. Infrastruktur jaringan sistem database menggunakan platform cloud computing yaitu OpenStack dengan implementasi Load Balancing as a Service. Penelitian ini membandingkan dua algoritma Load Balancing yaitu Round Robin dan Least Connection. Least Connection memiliki performansi yang lebih baik dari Round Robin untuk segi uji parameter Respon Time, Throughput, Transaction Rate dan Failed Transaction pada web server. Hasil pengujian algoritma Least Connection jika dibandingkan dengan algoritma Round Robin dan Single Web Server berdasarkan skenario pengujian memiliki nilai rata-rata Respon Time lebih kecil 8,49% dan 71,37%, Throughput lebih besar 5,07% dan 93,72%, Transaction Rate lebih besar 5,26% dan 50,16% serta untuk Failed Transaction 0%. Algoritma Least Connection yang diimplementasikan pada web server aplikasi input data hasil pengamatan gunung api dapat mendukung kinerja server database yang kurang maksimal. Kinerja server database yang maksimal dapat mempercepat proses keputusan status level gunung api sebelum terjadi bencana. Kata kunci : Gunung Api, Cloud Computing, OpenStack, Load Balancing as a Service
Analisis Performansi Teknologi Tv White Space Untuk Layanan Video Surveillance Pada Kebutuhan Public Protection And Disaster Relief (ppdr) Masriza Kurniawan; Ahmad Tri Hanuranto; Ratna Mayasari
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dalam kehidupan sehari hari banyak kejadian terjadi, termasuk kejadian yang sebenarnya tidak diharapkan terjadi, seperti bencana maupun kecelakaan. Public Protection and Disaster Relief (PPDR) adalah sistem yang dirancang untuk dapat mengurangi, menanggapi, maupun mengatasi dampak kejadian tersebut. Pada area publik yang mengalami suatu kejadian haruslah sangat cepat direspon dan diatasi, oleh karena itu sistem PPDR di beberapa lokasi dibutuhkan kamera pengawasan untuk layanan video surveillance agar kejadian yang terpantau dapat ditanggapi secara cepat maupun untuk mengatasi beberapa kasus tertentu seperti identifikasi pelaku kejahatan di area public. Layanan video surveillance merupakan layanan yang termasuk dalam kategori prioritas tertinggi dalam aplikasi layanan PPDR, layanan video surveillance juga layanan yang membutuhkan konektivitas broadband dengan kebutuhan kecepatan transmisi minimum 384 Kbps. TVWS (TV White Space) merupakan teknologi jaringan nirkabel yang menggunakan frekuensi TV Analog yang “kosong” dikarenakan migrasi dari penggunaan TV analog ke TV digital pada pita 470Mhz-740Mhz untuk digunakan sebagai media transmisi data dengan data rate hingga 13.5Mbps di bandwith kanal 5MHz dan bahkan hingga 54Mbps di bandwidth kanal 20MHz dan dapat digunakan sebagai alternatif infrastruktur untuk layanan video surveillance pada aplikasi PPDR. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan penggunaan kanal frekuensi 46 (674 MHz) dengan konfigurasi 5 MHz memberikan hasil perfomansi terbaik untuk layanan video surveillance pada PPDR dengan nilai interarrival delay 3,89 ms dan nilai PLR 0.41% serta throughput tertinggi hingga 6,33 Mbps dari beberapa skenario yang dilakukan dibanding penggunaan kanal frekuensi lain dimana beberapa hasil menunjukan tidak dapat digunakan sama sekali. Kata Kunci: PPDR, Video Surveillance, TV White Space, White Space Device Abstract In everyday life many events occur, including events that are actually not expected to occur, such as disasters or accidents. Public Protection and Disaster Relief (PPDR) is a system designed to reduce, respond to, and overcome the impact of the incident. In a public area that experiences an event, it must be responded very quickly and overcome, therefore the PPDR system in several locations is required for surveillance cameras for video surveillance services so that the observed events can be responded to quickly and to address certain cases such as identification of criminals in the public area. Video surveillance services are services that are included in the highest priority category in PPDR service applications, video surveillance services are also services that require broadband connectivity with a minimum transmission speed of 384 Kbps. TVWS (TV White Space) is a wireless network technology that uses analog TV frequencies that are "empty" due to the migration from analog TV to digital TV in the 470Mhz-740Mhz band to be used as data transmission media with data rates up to 13.5Mbps in 5MHz channel bandwidth and even up to 54Mbps in 20MHz channel bandwidth and can be used as an alternative infrastructure for video surveillance services in PPDR applications. Based on the tests that have been carried out, the use of 46 frequency channels (674 MHz) with a 5 MHz configuration gives the best performance results for video surveillance services in PPDR with a delay interarrival value of 3.89 ms and PLR value of 0.41% and the highest throughput of 6.33 Mbps a number of scenarios are performed compared to the use of other frequency channels where some results show that they cannot be used at all. Keywords: PPDR, Video Surveillance, TV White Space, White Space Device
Rancang Bangun Alat Pendeteksi Dini Penyakit Jantung Koroner Berbasis Internet Of Things (iot) M Restu Ilhami; Ahmad Tri Hanuranto; Sussi Sussi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penyakit Jantung Koroner telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Deteksi sistem aliran darah oleh sistem otomatis menggunakan sensor telah menghadirkan banyak jalan yang menjanjikan di bidang teknologi. Denyut jantung/nadi merupakan indikasi penting dalam bidang kesehatan yang berguna sebagai bahan evaluasi efektif dan cepat serta berfungsi untuk mengetahui kondisi kesehatan pada tubuh seseorang. Metode pengukuran jumlah denyut nadi telah digunakan dokter untuk menentukan stres, relaksasi, tingkat kebugaran fisik, dan kondisi medis. Banyak fitur canggih yang dihasilkan dari smartphone. Smartphone sudah menjadi kebutuhan untuk beberapa orang, karena fiturnya sangat membantu untuk mempermudah untuk beberapa hal. Pada smartphone terdapat aplikasi yang sangat membantu untuk aktivitas mereka. Terutama untuk menemukan sebuah penyakit dalam hal ini adalah penyakit jantung coroner. Penulis menggunakan sensor pulse pada penelitian kali ini untuk mendeteksi aliran darah seseorang yang mempunyai penyakit jantung koroner. Data dari sensor akan di kirimkan ke smartphone yang akan bisa di akses di mobile aplikasi android user guna melihat sinyal keluaran dari aliran darah tersebut. Aplikasi ini akan berguna untuk user melihat aliran darah (jantung) yang berupa sinyal yang dikeluarkan dari sensor pulse dan akan mengklasifikasikan penyakit jantung coroner atau tidaknya seseorang. Kata Kunci : Jantung koroner, sensor pulse, mobile application Abstract Coronary Heart Disease has become the leading cause of death in Indonesia. Detection of the blood flow system by automatic systems using sensors has presented many promising avenues in the field of technology. Heart rate / pulse is an important indication in the health field that is useful as an effective and fast evaluation material and serves to determine the health condition of a person's body. The method of measuring the amount of the pulse has been used by doctors to determine stress, relaxation, physical fitness, and medical conditions. Many advanced features are produced from smartphones. Smartphones have become a necessity for some people, because their features really help to make things easier. On smartphones there is an application that is very helpful for their activities. Especially to find a disease in this case is coronary heart disease. The author uses a pulse sensor in this study to detect the blood flow of someone who has coronary heart disease. Data from the sensor will be sent to a smartphone that will be able to be accessed in the Android user mobile application to see the output signal from the bloodstream. This application will be useful for users to see the blood flow (heart) in the form of a signal released from the pulse sensor and will classify coronary heart disease or not. ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.6, No.2 Agustus 2019 | Page 4736 Keywords : Coronary heart, pulse sensor, mobile application
Implementasi Sistem Monitoring Kualitas Air Kolam Ikan Lele Berbasis Wireless Sensor Network Arief Fadillah; Ahmad Tri Hanuranto; Nyoman Bogi Aditya Karna
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kebutuhan ikan dunia menurut FAO, organisasi pangan PBB pada tahun 2018 mengalami pertumbuhan melebihi pertumbuhan populasi penduduk dunia. Menurut direktur jenderal perikanan Budi daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), hal itu harus dimanfaatkan dengan menggenjot produksi ikan lele nasional untuk memperluas pasar ekspor ke beberapa negara. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi dengan menjaga kualitas air sebagai media hidup ikan lele tersebut. Pada tugas akhir ini dibuat sebuah sistem yang digunakan untuk memonitoring kualitas air. Sistem ini berbasis wireless sensor network yang hasil dari pemantauan dapat dilihat pada halaman web. Sistem ini terdiri dari sensor pH dan sensor suhu digunakan pada nodemcu yang akan terhubung ke broker MQTT Berdasarkan hasil pengujian, pengujian pada sensor node 1 didapatkan persentase error untuk sensor ph sebesar 0,683 % dan 0,88027 % untuk sensor suhu. Dan pada sensor node 2 didapatkan persentase error 0,575041% untuk sensor ph dan 0,76137% untuk sensor suhu. Pada pengujian QOS sensor node ke broker MQTT didapatkan nilai delay terbesar pada jarak 30 meter dengan 1 node sebesar 543,3 ms dan terkecil pada jarak 20 meter dengan 4 node dengan delay 4,836 ms. Nilai throughput terbesar didapatkan pada jarak 5 meter dengan 4 node sebesar 1068 Bps dan nilai throughput terkecil pada jarak 30 meter dengan 1 node sebesar 313,5 Bps. Kata kunci : Sensor, Ikan, Air, Wireless Sensor Network. Abstract The need for world fish according to FAO, the UN food organization is experiencing growth beyond the growth of the world population. According to the director general of fisheries Cultivate the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries (KKP) as quoted on the antaranews website on September 29, 2018, this must be utilized by boosting national catfish production to expand the export market to several countries. One way that can be done is to increase production by maintaining water quality as a medium for living catfish. In this final project a system is used to monitor water quality. This system is based on a wireless sensor network that results from monitoring can be seen on web pages. This system consists of a pH sensor and a temperature sensor used on the system that will be connected to the MQTT broker Based on the test results, testing on sensor node 1 obtained the percentage of errors for ph sensors amounted to 0.683% and 0.88027% for temperature sensors. And the sensor node 2 obtained the percentage of errors 0.575041% for ph sensors and 0.76137% for temperature sensors. In testing the QOS sensor node to the MQTT broker the largest delay value is obtained at a distance of 30 meters with 1 node of 543.3 ms and the smallest delay at a distance of 20 meters with 4 nodes with 4,836 ms delay. The greatest throughput value is obtained at a distance of 5 meters with 4 nodes at 1068 Bps and the value of throughput at a distance of 30 meters with 1 node at 313.5 Bps. Keywords: Sensor, Fish, Water, Wireless Sensor Network
Perancangan Dan Analisis Sistem Pada Kontroler Pox,ryu, Dan Opendaylight Pada Software Defined Network Romasenna Edgar; Ahmad Tri Hanuranto; Osphanie Mentari
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak SDN (Software Defined Network) adalah suatu arsitektur yang dapat berkembang, dengan perkembangan jaringan yang cukup signifikan maka SDN akan membuat jauh lebih mudah arsitektur jaringan. Pada SDN kendali jaringan dipusatkan pada kontroller yang diprogram mampu untuk mengatur proses jalannya data ke pusat dan mengirim ke client. Pada penelitian tugas akhir ini, analisa yang akan dilakukan adalah membandingkan QoS (Quality of Service) jaringan yang akan dibangun menggunakan kontroler POX, kontroler Ryu, dan kontroler Opendaylight. Dari kedua kontroler ini akan diuji pada topologi tree dengan jumlah switch 7, 9, dan 11. Dan 6 dari 7 switch memiliki 2 host, 8 dari 9 switch memiliki 2 host, dan 10 dari 11 switch memiliki 2 host. Kata Kunci : Software Defined Network, POX, Ryu, Opendaylight, Mininet, OpenFlow Abstract SDN (Software Defined Network) is an architecture that can develop, with a significant network development, SDN will make network architecture much easier. At SDN network control is centered on the controller programmed to be able to manage the process of running the data to the center and sending it to the client. In this final project research, the analysis that will be carried out is comparing the QoS (Quality of Service) network that will be built using POX controllers, Ryu controllers, and Opendaylight controllers. Of the two controllers will be tested on the tree topology with the number of switches 7, 9, and 11. And 6 of the 7 switches have 2 hosts, 8 of the 9 switches have 2 hosts, and 10 of the 11 switches have 2 hosts. Keywords : Software Defined Network, POX, Ryu, Opendaylight, Mininet, OpenFlow.