p-Index From 2020 - 2025
5.205
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Karakteristik Teori Antrian Pada Aplikasi Wireless Fidelity Menggunakan Opnet Modeler 14.5 Cahyadi, Eko Fajar; Sakti, Putra Utama Eka; Hikmaturokhman, Alfin
Jurnal Buana Informatika Vol 6, No 4 (2015): Jurnal Buana Informatika Volume 6 Nomor 4 Oktober 2015
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.142 KB)

Abstract

Abstract. Wi-Fi areas are accessible in many places, it makes it easier to access the Internet rather than using LAN cable. On the other hand, the Internet itself is a best effort network, which means it does not provide Quality of Service (QoS) mechanism and no traffic classification. This study evaluates the performance of three scheduling methods, including FIFO, Priority Queuing (PQ), and Weighted Fair Queuing (WFQ), on video conference, VoIP and FTP services, implemented in ST3 Telkom campus networks. The results of packet end-to-end delay and packet delay variation for VoIP in WFQ theory scenario is better than the others, that is 171,717ms and 0,977ms. While in video conference services, the result of packet end-to-end delay and packet delay variation in WFQ theory is better than other queuing theory as well, 32,495ms and 7,207ms respectively. This is because the WFQ scheduling mechanism has bandwidth allocation that adapts well to the requirements of the services.Keywords: Wi-Fi, QoS, FIFO, PQ, WFQ Abstrak. Area Wi-Fi banyak kita jumpai di berbagai tempat, menjadikannya sebagai media akses internet yang lebih mudah untuk digunakan dibandingkan menggunakan kabel LAN. Di lain sisi, internet sendiri merupakan jaringan yang bersifat best effort, yang berarti tidak menyediakan mekanisme Quality of Service (QoS) dan tidak ada klasifikasi trafik layanan. Penelitian ini mengevaluasi mengenai performansi dari tiga metode scheduling, diantaranya FIFO, Priority Queuing (PQ), dan Weighted Fair Queuing (WFQ), pada layanan video conference, VoIP dan FTP, menggunakan topologi Wi-Fi kampus ST3 Telkom. Nilai packet end-to-end delay dan packet delay variation untuk VoIP pada skenario WFQ lebih baik dibandingkan teori antrian lain, yaitu sebesar 171,717ms dan 0,977ms secara berurutan. Pada video conference, nilai packet end-to-end delay dan packet delay variation WFQ juga lebih baik dibandingkan teori antrian lain, yaitu dengan nilai 32,495ms dan 7,207ms secara berurutan. Hal ini dikarenakan pada WFQ memiliki alokasi bandwidth yang disesuaikan dengan kebutuhan.Kata Kunci: Wi-Fi, QoS, FIFO, PQ, WFQ
ANALISIS PENGARUH KECEPATAN MOBILITAS USER TERHADAP QOS DIWLAN MENGGUNAKAN OPNET MODELER Hikmaturokhman, Alfin; Fatonah, Nurul; Cahyadi, Eko Fajar
Proceeding SENDI_U 2015: SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN DAN CALL FOR PAPERS
Publisher : Proceeding SENDI_U

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1128.326 KB)

Abstract

Clustering is a technique used to analyze data either in machine learning, data mining, pattern recognition,image analysis and bioinformatics. So as to produce useful information need for an analysis of data usingclustering process because data has a lot of variety and quantity. In this case the researchers will use the KMeansmethod in which these methods into an efficient and effective algorithms to process data with the varietyand number of lots. K-means algorithm has a problem in determining the best number of clusters. So in thispaper the researchers will conduct research to search for the best number of clusters in K-means method. Thereare many ways to determine this, one of them with methods Elebow. The determination of these methods seenfrom the graph SSE (Sum Square Error) of some number of clusters. Results from this study will be the basis fordetermining the number clusters in the process clustering with K-Means method in a case study, and this casestudy will be conducted at the institute STAHN (Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri) Tampung PenyangPalangkaraya.Keywords: clustering, k-means, method elbow, SSE (Sum Square Error)
Simulasi Cell Breathing CDMA 2000 1x Menggunakan DELPHI Perdana, Ilham; Hikmaturokhman, Alfin; Susilawati, Hesti
Jurnal Semesta Teknika Vol 10, No 1 (2007): MEI 2007
Publisher : Jurnal Semesta Teknika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cell breathing is variation of CDMA cell size depends upon the amount of traffic occurs within the cell. This work assume that the cell is in the ideal condition based on  the following assumptions,  each cell is completely isolated from the other cells, with the result that no intercell interference and signals from MS cause no interference within the cell. It makes no intracell interference occurs within the cell. In an ideal condition where is none of interference occurs, cell size and amount of users in a cell depend on several factors such as bitrate, required signal strength that MS must deliver to BS, voice activity factor, power control accuracy factor and Eb/It of the system. The result obtained by change the values of the parameters and based on the result obtained, the impact of the parameter to the cell size and amount of user in a cell could be recognized.
Implementasi Mobile Augmented Reality 3 Dimensi pada Petunjuk Praktikum Drive Test Hikmaturokhman, Alfin; Wiguno, Satrio Adi; Usada, Elisa
Jurnal ECOTIPE Vol 2, No 2 (2015): Jurnal “ECOTIPE” Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas B
Publisher : Jurusan Teknik Eelektro Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5.687 KB)

Abstract

Teknologi dibidang telekomunikasi semakin berkembang. Salah satunya dari segi teknologi seluler, dengan perkembangan teknologi seluler ini masyarakat menuntut untuk mendapatkan pelayanan yang semakin bagus. Untuk menanggulangi masalah ini maka dilakukan kegiatan Drive Test yang berguna untuk mengetahui dan menganalisa kualitas layanan, untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran mengenai Drive Test ini maka dibutuhkan opsi sarana pembelajaran. Hal ini dapat diatasi dengan adanya modul petunjuk praktikum Drive Test dengan aplikasi yang dapat menampilkan visual pendukung yang menarik bagi user. Di dalam aplikasi tersebut akan dirancang materi-materi dasar tentang simulasi seputar Drive Test seperti proses Handover, proses akibat terjadi Drop Call atau kendala sebuah jaringan seluler yang sering muncul pada pengguna handphone, dan langkah dasar Drive Test. Aplikasi modul petunjuk praktikum ini akan dibuat menggunakan teknologi mobile Augmented Reality. Metode yang digunakan untuk pengembangan system menggunakan metode SDLC waterfall (System Development Life Cycle). Pembuatan visualisasi menggunakan aplikasi Blender 2.69 objek 3D.  Aplikasi ini menambah pengalaman user lebih dengan point indeks 90.31 % dari total maksimal 100% yang menandakan bahwa aplikasi ini mudah digunakan dan mudah untuk di pelajari, aplikasi ini bekerja secara optimal jika cahaya pada suatu lokasi tersebut memiliki pancaran minimal 3 Lux untuk outdoor & 6 Lux untuk indoor.Kata kunci : Seluler, Drive Test, Mobile Augmented Reality, Blender
Analisis Karakteristik Teori Antrian Pada Aplikasi Wireless Fidelity Menggunakan Opnet Modeler 14.5 Cahyadi, Eko Fajar; Sakti, Putra Utama Eka; Hikmaturokhman, Alfin
Jurnal Buana Informatika Vol 6, No 4 (2015): Jurnal Buana Informatika Volume 6 Nomor 4 Oktober 2015
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.142 KB) | DOI: 10.24002/jbi.v6i4.464

Abstract

Abstract. Wi-Fi areas are accessible in many places, it makes it easier to access the Internet rather than using LAN cable. On the other hand, the Internet itself is a best effort network, which means it does not provide Quality of Service (QoS) mechanism and no traffic classification. This study evaluates the performance of three scheduling methods, including FIFO, Priority Queuing (PQ), and Weighted Fair Queuing (WFQ), on video conference, VoIP and FTP services, implemented in ST3 Telkom campus networks. The results of packet end-to-end delay and packet delay variation for VoIP in WFQ theory scenario is better than the others, that is 171,717ms and 0,977ms. While in video conference services, the result of packet end-to-end delay and packet delay variation in WFQ theory is better than other queuing theory as well, 32,495ms and 7,207ms respectively. This is because the WFQ scheduling mechanism has bandwidth allocation that adapts well to the requirements of the services.Keywords: Wi-Fi, QoS, FIFO, PQ, WFQ Abstrak. Area Wi-Fi banyak kita jumpai di berbagai tempat, menjadikannya sebagai media akses internet yang lebih mudah untuk digunakan dibandingkan menggunakan kabel LAN. Di lain sisi, internet sendiri merupakan jaringan yang bersifat best effort, yang berarti tidak menyediakan mekanisme Quality of Service (QoS) dan tidak ada klasifikasi trafik layanan. Penelitian ini mengevaluasi mengenai performansi dari tiga metode scheduling, diantaranya FIFO, Priority Queuing (PQ), dan Weighted Fair Queuing (WFQ), pada layanan video conference, VoIP dan FTP, menggunakan topologi Wi-Fi kampus ST3 Telkom. Nilai packet end-to-end delay dan packet delay variation untuk VoIP pada skenario WFQ lebih baik dibandingkan teori antrian lain, yaitu sebesar 171,717ms dan 0,977ms secara berurutan. Pada video conference, nilai packet end-to-end delay dan packet delay variation WFQ juga lebih baik dibandingkan teori antrian lain, yaitu dengan nilai 32,495ms dan 7,207ms secara berurutan. Hal ini dikarenakan pada WFQ memiliki alokasi bandwidth yang disesuaikan dengan kebutuhan.Kata Kunci: Wi-Fi, QoS, FIFO, PQ, WFQ
ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO Alfin Hikmaturokhman; Ali Muayyadi; Irwan Susanto; Andi Ulva T Wello
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2010
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan telekomunikasi bergerak seluler GSM menuntut adanya optimasi performansi dalam usahameningkatkan kualitas pelayanan. Salah satu indikator mutu pelayanan yang baik adalah penyediaan kebutuhankapasitas yang cukup untuk dapat mendukung kesuksesan panggilan dan pada gilirannya kualitas performansitercapai. Beberapa ukuran acuan baik buruknya kualitas satu jaringan GSM dilihat pada parameter-parameterperformansi GSM antara lain Trafficc Channel (TCH) Assign Success Rate, Call Success Rate, Drop Call Rate,dan Perceive Congestion Rate. Dimana Standar performansi PT.XXX adalah Trafficc Channel (TCH) AssignSuccess Rate > 97 %, Call Success Rate .97 %, Drop Call Rate 1.2 %, dan Perceive Congestion Rate 1.1 %.Apabila nilai dari masing-masing parameter tidak mencapai target maka dikategorikan dalam kondisi kurangBaik. Pada penelitian ini dihasilkan nilai rata-rata TCH Assign Success Rate=98,11% . Call SuccessRate=91,55% , Drop Call Rate=1.24% dan Perceive Congestion Rate=1.09%. Artinya performansi di PT XXXmasih dalam keadaan baik.Kata Kunci : GSM 900/1800, Success Rate, Call Success Rate, Drop Call Rate, Perceive Congestion Rate
ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP SPEECH QUALITY INDICATOR DAN TRAFFIC CHANNEL PADA JARINGAN GSM Alfin Hikmaturokhman; Eka Wahyudi; Okha Frisma Yulistia Umbari
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2012
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterbatasan kanal trafik merupakan masalah utama dalam komunikasi selular. Beberapa subscriber harus dapat menempati kanal trafik yang terbatas secara bersamaan sehingga berpengaruh pada Speech Quality Indicator (SQI), untuk mengatasinya maka Traffic Channel (TCH) dibagi menjadi dua yaitu half rate dan full rate, half rate mempunyai bit rate sebesar 6,5 Kbps dan full rate mampunyai bit rate sebesar 13 Kbps. Fitur yang digunakan untuk mengatur besarnya nilai half rate dan full rate adalah Dynamic Half Rate Allocation (DHA) dengan mengatur nilai Adaptif Multi Rate (AMR) dan Non Adaptive Multi Rate (NAMR) dalam kondisi full rate, namun ternyata mengalami kelebihan muatan trafik yang berpengaruh terhadap nilai SQI sehingga masih berada dibawah standar KPI yaitu 80%. Setelah dilakukan eksekusi nilai DHA yaitu dengan menurunkan nilai AMR dan NAMR menjadi 50% dan 80 %, nilai SQI good rate pada cell id 22377 menjadi 79,5%, pada cell id 22378 menjadi 96,42% dan pada cell id 22379 menjadi 94,09%. Nilai SQI accept rate dan nilai SQI bad rate akan menyesuaikan nilai SQI good rate. Eksekusi nilai DHA yang dilakukan tidak merubah nilai dari TCH availability, TCH drop rate dan TCH total traffic, namun berpengaruh terhadap nilai TCH congestion rate pada tiap cell id sehingga menjadi dibawah standar KPI yaitu 1,1%. Parameter AMR dan NAMR merupakan solusi untuk meningkatkan nilai SQI saat terjadi pengubahan kanal dari full rate ke half rate dan dapat mempengaruhi nilai TCH congestion.
Analisa Model Propagasi Cost 231 Multi Wall pada Perancangan Jaringan Indoor Femtocell HSDPA menggunakan Radiowave Propagation Simulator Alfin Hikmaturokhman; Lita Berlianti; Wahyu Pamungkas
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2015
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak—Memuaskan pelanggan pengguna jasatelekomunikasi yang berada di dalam gedung dengan layananjaringan yang bagus dan berkualitas merupakan hal yang sangatpenting. Penulisan Penelitian ini akan melakukan perancanganjaringan indoor HSDPA dan melakukan simulasi dari rancangantersebut dengan menggunakan perangkat lunak yang berupaRadiowave Propagation Simulator (RPS). Sedangkan untukmenganalisa hasil perancangan maka dilakukan studi kasus yangberlokasi di gedung baru Kampus ST3 Telkom Purwokerto.Berdasarkan hasil analisa dan implementasi yang telah didapathasil penelitian yang telah dilakukan maka jumlah FAPberdasarkan perhitungan kapasitas yaitu sebanyak 2 FAP.Sedangkan berdasarkan perhitungan cakupan (coverage)menggunakan Model Propagasi Cost 231 Multi Wallmenghasilkan jumlah FAP sebanyak 2 FAP juga. Namun, darikedua jenis perhitungan tersebut, perhitungan berdasarkankapasitas lebih dipilih dari pada perhitungan berdasarkancakupan untuk perancangan jaringan indoor di ST3 Telkom. Halitu dikarenakan, perhitungan dengan kapasitas memperhitunganjumlah pengguna yang jumlahnya lebih padat yaitu untukruangan kelas T7. Jenis FAP yang digunakan pada penelitian iniialah USC 5310 dengan daya pancar sebesar 20 dBm. Sehinggadidapatkan Maximum Allowable Path Loss nya ialah 248,12 dBdari arah uplink dan 244,12 dB dari arah downlink. Sedangkanhasil dari composite coverage untuk skenario 1 adalah -27,25 dB,lalu pada skenario 2 menghasilkan composite coverage sebesar -26,60 dBm, dan hasil dari composite coverage pada skenario 3yaitu -25,81 dBm. Sehingga dari hasil composite coverage yangdidapat, maka skenario yang dipilih adalah skenario ke 3.Kata Kunci—Jaringan indoor; HSDPA; RadiowavePropagation Simulator, Femtocell, Model Propagasi Cost 231 MultiWall
Analisis Karakteristik Teori Antrian Pada Aplikasi Wireless Fidelity Menggunakan Opnet Modeler 14.5 Eko Fajar Cahyadi; Putra Utama Eka Sakti; Alfin Hikmaturokhman
Jurnal Buana Informatika Vol. 6 No. 4 (2015): Jurnal Buana Informatika Volume 6 Nomor 4 Oktober 2015
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jbi.v6i4.464

Abstract

Abstract. Wi-Fi areas are accessible in many places, it makes it easier to access the Internet rather than using LAN cable. On the other hand, the Internet itself is a best effort network, which means it does not provide Quality of Service (QoS) mechanism and no traffic classification. This study evaluates the performance of three scheduling methods, including FIFO, Priority Queuing (PQ), and Weighted Fair Queuing (WFQ), on video conference, VoIP and FTP services, implemented in ST3 Telkom campus networks. The results of packet end-to-end delay and packet delay variation for VoIP in WFQ theory scenario is better than the others, that is 171,717ms and 0,977ms. While in video conference services, the result of packet end-to-end delay and packet delay variation in WFQ theory is better than other queuing theory as well, 32,495ms and 7,207ms respectively. This is because the WFQ scheduling mechanism has bandwidth allocation that adapts well to the requirements of the services.Keywords: Wi-Fi, QoS, FIFO, PQ, WFQ Abstrak. Area Wi-Fi banyak kita jumpai di berbagai tempat, menjadikannya sebagai media akses internet yang lebih mudah untuk digunakan dibandingkan menggunakan kabel LAN. Di lain sisi, internet sendiri merupakan jaringan yang bersifat best effort, yang berarti tidak menyediakan mekanisme Quality of Service (QoS) dan tidak ada klasifikasi trafik layanan. Penelitian ini mengevaluasi mengenai performansi dari tiga metode scheduling, diantaranya FIFO, Priority Queuing (PQ), dan Weighted Fair Queuing (WFQ), pada layanan video conference, VoIP dan FTP, menggunakan topologi Wi-Fi kampus ST3 Telkom. Nilai packet end-to-end delay dan packet delay variation untuk VoIP pada skenario WFQ lebih baik dibandingkan teori antrian lain, yaitu sebesar 171,717ms dan 0,977ms secara berurutan. Pada video conference, nilai packet end-to-end delay dan packet delay variation WFQ juga lebih baik dibandingkan teori antrian lain, yaitu dengan nilai 32,495ms dan 7,207ms secara berurutan. Hal ini dikarenakan pada WFQ memiliki alokasi bandwidth yang disesuaikan dengan kebutuhan.Kata Kunci: Wi-Fi, QoS, FIFO, PQ, WFQ
ANALISIS PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI FIREWALL DAN TRAFFIC FILTERING MENGGUNAKAN CISCO ROUTER Alfin Hikmaturokhman; Adnan Purwanto; Rendy Munadi
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) Vol 1, No 3 (2010): Network And Security
Publisher : Jurusan Teknik Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cisco Router adalah peralatan utama yang banyak digunakan pada Jaringan Area Luas atau Wide Area Network (WAN). Dengan Cisco Router, informasi dapat diteruskan ke alamat yang berjauhan dan berada di jaringan komputer yang berlainan. Cisco router mempunyai salah satu fungsi yang dapat digunakan sebagai traffic filtering yang apabila diimplementasikan lebih lanjut maka akan menjadi sebuah firewall. Untuk membantu meningkatkan pengamanan suatu jaringan yang ada pada suatu perusahaan/instansi dengan cara yang mudah sehingga jaringan pada suatu perusahaan dapat terlindungi dari ancaman-ancaman yang bersifat merusak, menginfeksi data-data komputer penting di perusahaan tersebut dengan memanfaatkan fungsi dari Cisco Router 1721 series yaitu fungsi Access List. Hasil dari penelitian ini adalah Extended access listyang diterapkan pada Router-router pada jaringan akan membantu menentukan alamat sumber dan tujuan serta protocol dan nomer port yang mengidentifikasikan aplikasi. Dengan menggunakan Aceess List tipe ini akan lebih efisien memperbolehkan user mengakses dan menghentikan pengaksesan host tertentu.
Co-Authors Abny Irawan Achmad Kirang Achmad Rizal Danisya Adanti Wido Paramadini Ade Wahyudin Ade Wahyudin Ade Wahyudin, Ade Adhi Hidayatullah Adnan Purwanto Adriyanto, Feri Afifah, Dinda Roshmalia Nur Agustianto, Satya Helfi Ahmad, Izanoordina Aji, Lessy Sutiyono Akbar, Rafli Albion Apta Zaim Ali Muayyadi Amalia, Norma Amelia, Noor Ananda Irsyad Andi Ulva T Wello Anggun Fitrian Isnawati Anto, Novri Ariansyah, Ahmad Arief Rais Bahtiar Aril Apria Susanto Aril Apria Susanto Ariprawira, Galih Asri Wulandari Asri Wulandari Ayudya, Dila Ayudya Azizah, Lutfiani Nur Buchari, Erlin Herlina Chandra, Nungky Awang Dadiek Pranindito Damelia Panggabean Doan Perdana Eka Setia Nugraha Eka Wahyudi Eka Wahyudi Eka Wahyudi Eko Fajar Cahyadi Elisa Usada Elisa Usada Erisa Fresti Fadlillah Fadilah, Moh Lutfi Fauzan, Devindra Aris Febry Setyadillah Febry Setyadillah Feri Adriyanto Figa Aghani Rosyid Goran, Petrus Kerowe Haibah, Wulan Nawwar Hasanah Putri Hasna, Akita Haura Putri, Dwi Hegya Biwana Riswanto Hendri Sulaiman Hesti Susilawati Hesti Susilawati Hesti Susilawati Hunafa, Bintang Ibrahim, Muhammad Ike Lestari Ike Lestari Ilham Erlangga Dwi Putra Sati Ilham Perdana Ilham Perdana Irwan Susanto Ishak Ginting Isnaeni, Novita Ayu Izanoordina Ahmad Jumhur, helni Kaban, Esra Andio Kasmad Ariansyah KHOIRUN NI’AMAH Khoirun Ni’amah Lita Berlianti Lusi Damayanti Luthfiana Luthfiana Luthfiana Luthfiana, Luthfiana Mahardika, Mohamad Fajar Mahargyani, Yasinta Swasti Marsaly, Silvia Van Mayanti, Akita Hasna Melinda Br Ginting Muhamad Alwi Sibro Malisi Muhamad Alwi Sibro Malisi, Muhamad Alwi Sibro Muhammad Ibrahim Muhammad Ihsan Muhammad Rizky Muna, Bunga Laelatul Muntaqo Alfin Amanaf Muzzaki, Muhammad Raihan N, Raviadin N Najmi, Muhammad Nindy Ayu Marthaliana Novanda Alim Setya Nugraha Nugroho, Raviadin Nur Ismy Afiah Ismy Nurul Fatonah, Nurul Nurweni Widiastuti Okha Frisma Yulistia Umbari Pambayun Ikrar Setyawan Pambayun Ikrar Setyawan Pinem, Ebeneser Pradana Ananda Raharja Prasetyo Adi Wibowo, Prasetyo Adi Pratama, Rizal Wahyu Purwono, Adhi Putra Utama Eka Sakti Putra Utama Eka Sakti, Putra Utama Eka Putri , Hasanah Putri, Dea Amelia Radial Anwar, Radial Ramadhani, Eka Hero Ramadhani, Rima Dias Refinda Dwi Cahyani Refinda Dwi Cahyani, Refinda Dwi Rendy Munadi Reza, Deni Alva Rianti, Desi Rinjani, Dewanda Amelia Sahal Fatah, Muhammad Faiq Saputra, Soni Joyo Satrio Adi Wiguna Satrio Adi Wiguno, Satrio Adi Septy Widya Pangestika Septy Widya Pangestika Setiawan, Rehan Nur Shaffan, Ari Nur Sheren Regina Pingkan Shinta Yunita Sari Shinta Yunita Sari Sinta Novanana Solichah Laras Solichah Larasati Solihah, Normahinta Subuh Pramono Sumarsini, Erin Syah Alam Syahbana, Egia M. Tantiningrum Niken Tantiningrum Niken Tody Ariefianto Wibowo Toha Ardi Nugraha Toto Supriyanto Tri Devi Septyani Tri Devi Septyani Upit Herlina Upit Herlina Vanessa Agelliza Veranda, Deni Wahyu Pamungkas Wahyu Pamungkas Wardhana, Satrio Arya Winda Ekaliya Rinanda Yunita Trias Susanti Yunita Trias Susanti